Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
oleh
Laely Anggraeni, S.Kep.
NIM 142311101093
Jember,
Mahasiswa
Ns. Jon Hafan S., M. Kep., Sp. Kep. MB Ns. Umayanah, S. Kep
NIP 19840102 201504 1 002 NIP 19770611 200604 2 020
A. Anatomi Fisiologi
1. Otak
Otak bertanggung jawab dalam mengurus organ dan jaringan yang terdapat di
kepala. Otak terdiri atas otak besar atau serebrum (cerebrum), otak kecil atau
cerebelum (cerebellum) dan batang otak (trunkus serebri). Jaringan otak
dibungkus oleh tiga selaput otak (meninges) yang dilindungi oleh tulang
tengkorak dan mengapung dalam suatu cairan yang berfungsi menunjang otak
yang lembek dan halus sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar
terhadap kepala (Syaifuddin, 2004).
a. Histologi Susunan Saraf Pusat
Bila dibuat penampang melintang bagian-bagian dari susunan
saraf pusat, akan terlihat adanya jaringan dengan warna berbeda. Sebagian
tampak berwarna putih dan sebagian lagi berwarna agak gelap (kelabu).
Atas dasar itu, susunan saraf pusat dibagi menjadi substansia grisea yang
berwarna kelabu dan substansia alba yang berwarna putih. Warna kelabu
ini disebabkan oleh banyaknya badan sel saraf di bagian tersebut,
sedangkan warna putih ditimbulkan oleh banyaknya serabut saraf yang
bermielin, sel saraf yang terdapat dalam susunan saraf pusat juga dapat
dibagi menjadi sel saraf dan sel penunjang. Sel penunjang merupakan sel
jaringan ikat yang tidak berfungsi untuk menyalurkan impuls. Pada sel
saraf serabut dengan diameter besar ditandai dengan nama serabut alpha
atau A, beta atau B untuk yang lebih kecil dan gamma untuk yang lebih
kecil lagi pada ujung-ujung saraf yang membentuk sinaps, ternyata
terdapat gelembung yang menghasilkan macam-macam zat kimia. Karena
demikian banyaknya sinaps yang terdapat di otak, secara keseluruhan otak
dapat dianggap sebagai sebuah kelenjar yang sangat besar (Mardjono,
2009).
b. Anatomi Selaput Otak
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningea yang
melindungi struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan
sekresi cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
1) Lapisan Luar (Durameter): Durameter disebut juga selaput otak keras
atau pachymeninx. Durameter dapat dibagi menjadi durameter
cranialis yang membungkus otak dan durameter spinalis yang
membungkus medula spinalis. Di samping itu, durameter masih dapat
dibagi lagi menjadi 2 lapisan yaitu lapisan meningeal yang lebih dekat
ke otak (lapisan dalam) dan lapisan endostium yang melekat erat pada
tulang tengkorak. (Wibowo, 1994).
2) Lapisan Tengah (Araknoid), Disebut juga selaput otak, merupakan
selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter,
membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat. Ruangan di antara durameter dan
araknoid disebut ruangan subdural yang berisi sedikit cairan jernih
menyerupai getah bening. Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah
arteri dan vena yang menghubungkan sistem otak dengan meningen
serta dipenuhi oleh cairan serebrospinal, bagian ini dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan cairan otak yang disebut lumbal
fungsi (Syaifuddin, 2009).
3) Lapisan dalam (Piameter), Lapisan piameter merupakan selaput tipis
yang kaya akan pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke otak
dalam jumlah yang banyak dan lapisan ini melekat erat pada
permukaan luar otak atau medula spinalis (Wibowo, 1994). Ruangan
di antara araknoid dan piameter disebut subaraknoid. Pada reaksi
radang ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir cairan
serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang (Suwono, 1996).
Gambar 1. Bagian Otak
B. Tumor Otak
1. Definisi
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak (Smeltzer & Bare, 2001). World Health
Organization (2007) dalam Tanto, dkk (2014) menyembutkan beberapa
klasifikasi tumor otak, salah satunya adalah tumor meninges. Meningioma
adalah tumor pada meninx, yang merupakan selaput pelindung yang
melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat
manapun di bagian otak maupun, medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di
hemisphere otak di semua lobusnya.
Tumor meninges (Meningioma) merupakan tumor yang berasal dari
meningen, sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan
dura. Sebagian besar tumor bersifat jinak dan tidak menginfiltrasi jaringan
sekitarnya, tetapi agak menekan struktur yang berada dibawahnya.
Pertumbuhan tumor ini lambat sehingga gejala kurang diperhatikan dan dapat
menyebabkan diagnosis yang salah (Price& Wilson, 2005).
2. Penyebab Tumor Otak
Sebenarnya, penyebab tumor otak masih belum diketahui tetapi masih ada
faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu:
a. Herediter Sindrom herediter seperti von Recklinghausen’s Disease,
tuberous sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma bisa
meningkatkan resiko tumor otak. Gen yang terlibat bisa dibahagikan pada
dua kelas iaitu tumor –suppressor genes dan oncogens. Selain itu,
sindroma seperti Turcot dapat menimbulkan kecenderungan genetik untuk
glioma tetapi hanya 2%. ( Mehta, 2011)
b. Radiasi. Radiasi jenis ionizing radiation bisa menyebabkan tumor otak
jenis neuroepithelial tumors, meningiomas dan nerve sheath tumors.
Selain itu, paparan therhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko
tumor otak.( Keating, 2001)
c. Substansi-substansi Karsinogenik Penyelidikan tentang substansi
karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada
substansi yang karsinogenik seperti nitrosamides dan nitrosoureas yang
bisa menyebabkan tumor system saraf pusat ( Petrovich, et al., 2003.,
Mardjono, 2000)
d. Virus. Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak.
Contohnya, virus Epseien-barr. (Kauffman, 2007) Universitas Sumatera
Utara
e. Gaya Hidup penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti
makanan yang diawetkan, daging asap atau acar tampaknya berkorelasi
dengan peningkatan risiko tumor otak. Di samping itu, risiko tumor otak
menurun ketika individu makan lebih banyak buah dan sayuran. (Stark-
Vance, et al., 2011)
Gambar 1. Meningioma
a) Terapi Medikamentosa
Antikonvulsan untuk kejang dan kortikosteroid seperti dexametason
untuk mengurangi peningkatan tekanan intra kranial. Steroid juga dapat
memperbaiki defisit neurologis fokal sementara dengan mengobati
edema otak (Gisenberg, 2005)
b) Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama pada penatalaksanaan semua jenis
meningioma. Tujuan dari reseksi meningioma adalah menentukan
diagnosis definitif, mengurangi efek massa, danmeringankan gejala-
gejala. Reseksi harus dilakukan sebersih mungkin agarmemberikan hasil
yang lebih baik. Sebaiknya reseksi yang dilakukan meliputijaringan
tumor, batas duramater sekitar tumor, dan tulang kranium apabilaterlibat.
Reseksi tumor pada skull base sering kali subtotal karena lokasi
danperlekatan dengan pembuluh darah (Modha & Gutin, 2005).
c) Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Radioterapi memiliki banyak peranan
pada berbagai jenis tumor otak. Radioterapi diberikan pada pasien
dengan keadaan inoperabel, sebagai adjuvant pasca operasi, atau pada
kasus rekuren yang sebelumnya telah dilakukan tindakan operasi.Pada
dasarnya teknik radioterapi yang dipakai adalah 3D conformal
radiotherapy, namun teknik lain dapat juga digunakan untuk pasien
tertentu seperti stereotactic radiosurgery/radiotherapy (Kemenkes RI,
2015).
d) Chemotherapy
Kemoterapi pada kasus tumor otak saat ini sudah banyak digunakan
karena diketahui dapat memperpanjang survival rate dari pasien terutama
pada kasus oligodendroglioma. Kemoterapi pada tumor otak tidak
bersifat kuratif, tujuan utama dari kemoterapi adalah untuk menghambat
pertumbuhan tumor dan meningkatkan kualitas hidup (quality of life)
pasien selama mungkin (Kemenkes RI, 2015).
2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Anamnesis
Anamnesis pada klien dengan tumor otak dapat dilakukan sebagai berikut
1) Data demografi
nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat,
penanggung jawab, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
register, diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta
pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan peningkatan
TIK dan adanya gangguan fokal sepeti nyeri kepala hebat, muntah-
muntah, kejang dan penurunan tingkat kesadaran.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji bagaimana terjadi nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan
penurunan tingkat keasadaran dengan pendekatan PQRST.Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan
dengan perubahan didalam intrakranial.Keluhan perubahan perilaku
juga umum terjadi.Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi
letargi, tidak responsif dan koma.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya.Pengkajian riwayat ini
dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit saat ini dan
merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga sebelumnya apakah
ada yang memiliki riwayat tumor otak atau tidak
6) Pemeriksaan Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Dikaji apakah klien mengerti tentang penyakitnya dan
bagaimana pengambilan keputusan saat sakit
b) Pola nutrisi metabolik
Nafsu makan hilang, adanya mual muntah selama fase akut,
kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan, kesulitan
menelan gangguan pada refleks palatum dan faringeal
c) Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih dan buang air besar
d) Pola aktifitas dan latihan
Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan
tingkat kesadaran, resiko trauma karena epilepsi, hemiparesis,
ataksia, gangguan penglihatan dan merasa mudah lelah
e) Pola tidur dan istirahat
Susah untuk beristirahat atau mudah tertidur
f) Pola persepsi kognitif dan sensori
Pusing, sakit kepala, kelemahan, tinitus, afasia motorik,
gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan,
penurunan memori, pemecahan masalah, kehilangan
kemampuan masuknya rangsang visual, menurunan kesadaran
sampai dengan koma, tidak mampu merekam gambar, tidak
mampu membedakan kanan/kiri
g) Pola persepsi dan konsep diri
Perasaan tidak berdaya dan putus asa, emosi labil dan kesulitan
untuk mengekspresikan
h) Pola peran dan hubungan dengan sesama
Masalah bicara dan ketidakmampuan dalam berkomunikasi
(kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo)
i) Reproduksi dan seksualitas
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
atau pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
j) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Adanya perasaan cemas, takut, tidak sabar ataupun marah,
perasaan tidak berdaya, putus asa, respon emosional klien
terhadap status saat ini, mudah tersinggung, mekanisme koping
yang biasa digunakan dan orang yang membantu dalam
pemecahan masalah
k) Sistem kepercayaan
Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu atau
tidak.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali bertemu
dengan pasien dilanjutkan mengukur TTV, kesadaran pasien diamati
sadar sepenuhnya (komposmentis, apatis, somnolen, delirium semi
koma, koma, keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau
tampak tidak sakit. Pengukuran tingkat kesadaran bisa dlakukan
dengan Gasglow Coma Scale
Pengukuran Respon Skor
Eye Spontan Membuka mata 4
(Respon Membuka mata dengan perintah (suara, sentuhan) 3
membuka Membuka mata dengan rangsang nyeri. 2
mata)
Tidak membuka mata dengan rangsang apapun 1
Verbal Berorientasi baik 5
(Respon Bingung , berbicara mengacau, disorientasi tempat 4
verbal / dan waktu)
bicara) Bisa membentuk kata tetapi tidak bisa membentuk 3
kalimat
Bisa mengeluarkan suara tanpa arti (mengerang) 2
Tidak bersuara 1
Motor Mengikuti perintah 6
(respon Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan 5
motoric) stimulus saat diberi rangsang nyeri)
Withdraw (menghindar / menarik extremitas atau 4
tubuh menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri
Menjauhi rangsang nyeri 3
Extensi spontan 2
Tidak ada gerakan 1
Nilai Normal GCS 15
f. Angiografi Serebral
Tujuan memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak
tumor serebral.
g. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapat memungkinkan untuk megevaluasi lobus temporal
pada waktu kejang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan tumor
meningeal atau meningioma adalah sebagai berikut:
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kompresi pada pusat
pernapasan di medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan,
kegagalan fungsi pernapasan.
b) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ penekanan jaringan otak dan
peningkatan tekanan intrakranial
c) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan muntah dan peningkatan tekanan intrakranial
d) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan oklusi vena sentral dan
peningkatan tekanan intrakranial
e) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi terkait
penyakit
f) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
gangguan suplai darah ke otak
g) Risiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan dan
papiledema
3. Perencanaan Keperawatan
5. Discharger Planning
Pemberian informasi pada klien dan keluarga tentang:
a. Obat
Beritahu klien dan keluarga tentang daftar nama obat, dosis, cara, dan
waktu pemberian obat
b. Diet yang dianjurkan
Klien disarankan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung Omega-3 (salmon, tuna dan tenggiri) yang bermanfaat dalam
menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga membantu
mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi
proses pengobatan tumor otak seperti kemotrapi. Omega-9 yang ada di
minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus
mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat pengobatan tumor
otak.Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-
kacangan membantu mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung
mengkonsumsi gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin
meradang. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 bisa mencegah
menyebarnya sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian
lainnya. Vitamin B9 dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua
(bayam, asparagus dan daun selada), kacang polong, kuning telur dan biji
bunga matahari. Antioksidandikenal sebagai salah satu senjata untuk
membantu pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di
keluarga beri (strawberi, rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli,
jeruk, persik, apricot, bawang putih, gandum, telur, ayam, kedelai dan
ikan. Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak
adalah gula dan karbohidrat harus dihindari karena merupakan makanan
utama sel kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Batticca FB. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Dorland, W.A.N. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Modha, A., dan Gutin, P.H. 2005. Diagnosis and Treatment of Atypical
Analplastic Meningioma: A Review. Neurosurgery 57: 538-550
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, Sylvia A., dan Wilson L. M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius