Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Kelas : D
Oleh Kelompok 5 :
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak dan ibu dosen pengampu yang menuntun kami dalam penyelesaian
makalahini.
2. Orang tua yang ikut menyemangati dalam penyelesaian makalah.
3. Teman teman kami yang turut bekerja sama dan membantu dalam pembuatan
makalah.
Kami harap makalah ini dapat membantu atau bermanfaat bagi pembaca terutama
bagi mahsiswa Universitas Jember dalam mempelajari atau memahami tentang
“Kewirausahaan Koperasi”.
Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan agar makalah kami selanjutnya
dapat lebih baik dan sempurna.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Koperasi merupakan Badan Usaha yang didirikan dengan asas kekeluargaan dan
memiliki tujuan mensejahterakan masyarakat pada umumnya dan kesejahteraan anggota
pada khususnya. Seiring dengan berdirinya koperasi, memberikan dampak positif
terhadap perekonomian di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan ketika terjadi krisis
ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, koperasi ikut mengambil bagian untuk tetap
menjadi Badan Usaha yang mmpertahankan eksistensi tujuannya bagi masyarakat tanpa
tenggelam oleh krisis moneter yang melanda Indonesia.
Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama
dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas
tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
perkumpulan-perkumpulan Koperasi.
1
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki banyak koperasi yang tersebar
hampir di seluruh bagian Indonesia, yang semuanya tersebar di berbagai daerah. Karena
adanya koperasi yang turut serta menyokong perputaran roda perekonomian negara
tanpa bertujuan menarik keuntungan dari anggotanya maupun masyarakat, tak heran
apabila koperasi inilah yang banyak dipilih dan digunakan oleh masyarakat untuk
mendukung kegiatan ekonomi di Indonesia.
Koperasi memiliki kendala dan resiko yang lebih kecil, dibanding dengan
bentuk badan usaha lainnya yang berkecenderungan untuk mencari laba. Jadi banyak
dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang mudah tetapi dapat menjadi
pondasi yang kuat dalam pembangunan. Seiring berjalannya waktu, di era globalisasi ini
persaingan dalam perekonomian makin ketat, sehingga diperlukan jiwa – jiwa
wirausaha dalam pembangunan koperasi agar tetap lestari dan utuh.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Elemen-Elemen Dalam Koperasi
2. Untuk Mendefinisikan Kewirausahaan Koperasi
3. Untuk Menjabarkan Perlunya Kewirausahaan Koperasi
4. Untuk Menjelaskan Klasifikasi Kewirausahaan Dalam Koperasi
5. Untuk Mengetahui Kendala-Kendala Dalam Wirausaha Koperasi
6. Untuk Mengetahui Cara-Cara Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Dalam Koperasi
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasi-informasi
yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat.
Sedangkan kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha
komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan nyata,serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
Suatu bangsa yang memiliki wirausaha yang besar akan lebih mudah untuk maju
dan lebih tahan terhadap gangguan krisis. Soko Guru perekonomian Indonesia adalah
koperasi, maka kebutuhan akan wirausaha koperasi menjadi penting, antara lain :
6
a. Pembangunan koperasi diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi
badan usaha yang semakin efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang
tangguh dan berakar pada masyarakat.
b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional
c. Pemberian kemampuan yang seluas – luasnya disegala sektor kegiatan ekonomi
dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan kemudahan memperoleh
permodalan
d. Kerjasama antar koperasi, usaha negara dan usaha swasta sebagai mitra usaha
dikembangkan secara lebih nyata.
Secara umum, berdasar jenis usaha, koperasi terdiri atas Koperasi Simpan
Pinjam (KSP), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Konsumsi, dan Koperasi
Produksi.
7
umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota
mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.
Selain tiga jenis koperasi tersebut, sesuai keanggotaannya masih banyak jenis
lainnya. Misalnya koperasi yang anggotanya para pedagang di pasar dinamakan
Koperasi Pasar, koperasi yang anggotanya para nelayan dinamakan Koperasi Nelayan.
1. Kewirakoperasian anggota
Dalam kewirakoperasian anggota, anggota itu sendiri merupakan pemilik
koperasi. Tetapi tipe ini masih sangat lemah mengingat kebanyakan kemampuan
anggota dalam inovasi masih sangat rendah, karena dalam bertindak harus
memperhatikan anggota lainnya.
8
2. Kewirakoperasian manajer
Dalam kewirakoperasian manajer, manajer diangkat sebagai pelaksana dan
penanggung jawab kegiatan operasional. Tetap dalam tipe ini kendala yang
dihadapi oleh manajer adalah keterbatasan untuk bertindak.
3. Kewirakoperasian birokrat
Dalam kewirakoperasian birokrat melibatkan birokrat, birokrat adalah pihak
yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan gerakan
koperasi.
4. Kewirakoperasian katalis
Dalam kewirakoperasian katalis, katalis diartikan sebagai pihak yang
berkompeten terhadap pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai
hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis mempunyai
kemampuan yang tinggi dan motivasi yang tinggi, ia juga mempunyai kebebasan
bertindak karena berada diluar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-
aturan koperasi tersebut.
9
2.6 Cara Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan dalam Koperasi
Pertama, perlu terlebih dahulu disadari bahwa dalam koperasi, pengurus bukan
pengusaha. Kalaupun pengusaha, layaknya adalah di bidang yang tak terkait dengan
bidang yang ditangani koperasinya. Koperasi konsumen, koperasi produsen, atau
koperasi kredit, memiliki mekanisme usaha spesifik yang harus dikelola secara
profesional agar berkembang.
10
2.6.1 Membangun Kultur Jejaring
Untuk berkembang dengan daya saing memadai, wawasan global
dibutuhkan oleh segenap elemen pembentuk koperasi. Trend pola usaha global
yang terkoneksi dengan system bisnis dan ekonomi yang lebih luas
mengharuskan koperasi untuk mengembangkan kerjasama, baik dengan sesame
koperasi maupun nonkoperasi sepanjang memiliki visi yang sesuai.
Konsekuensinya, dibutuhkannya kemampuan dan kultur manajemen jejaring
yang akan menjadikan unit usaha koperasi menjadi fleksibel. Semakin disadari
bahwa perencanaan bisnis yang terpusat di puncak manajemen kian menjadi
tidak efektif. Sebagai gantinya, perencananan strategis yang mencakup proses-
proses yang melibatkan semua anggota yang memberi masukan pemikiran
sehingga merupakan perspektif bersama (shared) semakin diminati.
Melalui kebersamaan dalam kerjasama tim berjaringan kerja dapat
digalang daya juang dan daya saing yang dapat diandalkan. Jaringan kerja yang
ditata dari bawah membuat koperasi dapat memacu sumber dana yang berasal
dari anggota-ang-gota secara lebih baik. Tanpa adanya pengaturan sumber dana,
terutama yang datang dari para anggota, bangunan cooperative network
cenderung rapuh. Karena itu ditekankan, bahwa sumber dana dari yang berasal
dari luar, hanya sebagai pelengkap dan jumlahnya tak melebihi 30% dari seluruh
dana-dana yang berasal dari para anggotanya.
Pemekaran jaringan koperasi diupayakan untuk membentuk sinergi
untuk secara kolektif mengantisipasipengaruh dari asosiasi pengusaha setempat
yang biasanya melindungi kepentingan pengusaha-pengusaha yang hanya
bermotif mencari keuntungan, di samping itu tersedianya jaringan koperasi yang
memadai secara vertikal maupun horizontal akan membantu meningkatkan
bargain position koperasi terhadap institusi dan lembaga keuangan swasta
maupun pemerintah yang dapat menentukan kebijakan yang berdampak bagi
kelangsungan usaha koperasi.
Memacu perkembangan gerakan koperasi tanpa membangun jaringan
koperasi yang memadai, akan menyebabkan gerakan koperasi tetap tumbuh, tapi
kerdil. Memadainya jaringan koperasi merupakan permulaan bisnis yang efisien,
agar menghasilkan sinergi yang memadai dalam lingkup keterkaitan bisnis
11
antara koperasi-koperasi primer dan sekunder serta koperasi tingkat atas dalam
jaringan koperasi.
Fleksibilitas diperlukan untuk menyambut tantangan bahwa tidak ada
koperasi primer, sekunder, dan tersiernya yang persis kongruen satu dengan
yang lain. Ada beragam faktor yang membedakan satu dengan yang lain. Hal ini
dikarenakan fakta keragaman dalam hal sumberdaya dan keahlian, pengalaman,
daya dukung dan kondisi eksternal, latar belakang kebiasaan dan kultur
organisasi setempat, faktor geografis, akses komunikasi dan transportasi,serta
kapasitas permodalan. Karena itu melalui simbiosis interdependen dalam
interaksi organisasi dapat dicarikan harmoni. Harmoni itu bisa diukur dalam
beberapa hal, seperti penghematan biaya, pemanfaatan sumberdaya modal dan
tenaga kerja, serta kesempatan ber usaha yang lebih baik. Melalui jaringan
koperasi sangat dimungkinkan terjadinya transfer sumber daya, sumber dana,
pengalaman, serta keterampilan teknis terkait.
12
Kesadaran bahwa perkembangan yang cepat dalam intensitas
ketersediaan informasi (informasi pasar, pesaing dan lingkungan berbisnis)
merupakan stimulans bagi koperasi untuk semakin profesional, berjiwa
kewirausahaan, dan tidak statis dalam proses kegiatan manajerial. Sumberdaya
manusia sebagai pelaksana inti budaya dalam organisasi, yakni manifestasi dan
nilai-nilai dalam organisasi. Siap atau atak siap, bahwa budaya berpengaruh
dalam cara orang berhubungan dengan orang lain baik dalam internal maupun
keluar organisasi.
Secara sederhana budaya organisasi (organizational culture) adalah
norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi dan
lebih spesifik sebagai suatu kerangka kerja yang meliputi sikap, nilai-nilai
norma perilaku, dan ekspektasi yang disumbangkan anggota organisasi secara
keseluruhan. Koperasi tak perlu dibebani dengan misi-misi yang berada di luar
jangkauannya.Kewirausahaan dikembangkan melalui unit yang independen
dengan manajemen yang khusus difungsikan untuk itu dan dengan fokus tetap
untuk kepentingan anggota.
13
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi memiliki dua nilai, kekeluargaan dan kewirausahaan. Dalam
praktiknya, keduanya tak mudah untuk diharmonisasikan. Tanpa etos
kekeluargaan yang meniscayakan dimensi sosial, koperasi kehilangan spiritnya.
Tanpa kultur wirausaha yang kuat, koperasi lumpuh. Menempatkan usaha secara
independen, merupakan salah satu langkah yang perlu ditempuh agar koperasi
fokus pada profesionalitas kinerja. Untuk itu, diperlukan pemisahan antara kultur
kekeluargaan dan kewirausahaan di tangan yang berbeda, dengan tetap melayani
sebuah visi yang sama dan sebangun yakni melayani kepentingan anggota pada
khususnya agart tercipta suatu peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
secara luas.
3.2 Saran
Demi terciptanya suatu organisasi yang mandiri dalam berbagai aspek
maka koperasi juga perlu menerapkan suatu konsep kewirausahaan. Konsep
kewirausahaan dalam koperasi yang terarah dan terorganisir dalam
pelaksanaannya akan memungkinkan terciptanya suatu ide dan inovasi yang dapat
menjadikan koperasi lebih bias bersaing dengan badan usaha lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta:
Jakarta.
Hendrojogi. 2002. Koperasi (Asas-asas, Teori dan Praktek. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga:
Jakarta.
15