Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari
17.480 pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
lautan (Lautan Hindia dan Lautan Pasifik). Indonesia berada pada pertemuan 3
lempeng dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, yang
berpotensimenimbulkan gempa bumi apabila lempeng-lempeng tersebut
bertumbukan. Selainitu, Indonesia juga mempunyai 127 gunungapi aktif, 76 di
antaranya berbahaya,bencana alam lainnya seringkali melanda Indonesia adalah
tsunami, angin topan,banjir, tanah longsor, kekeringan, serta bencana akibat ulah
manusia sepertikegagalan teknologi, konflik sosial, kebakaran hutan, dan lahan.
Dampak kejadianbencana tersebut secara keseluruhan mengakibatkan kerugian
harta benda dan korban jiwa yang tidak sedikit. Hampir seluruh provinsi di
Indonesia merupakan daerah rawan bencana.
Indonesia merupakan Negara yang rawan mengalami bencana. Bencana
merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan
factor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana yangdiakibatkan oleh faktor alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunungmeletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Sedangkan bencana yangdiakibatkan oleh faktor non alam antara lain berupa
gagal teknologi, gagalmodernisasi, epidemik, dan wabah penyakit.
Mengingat dampak yang luar biasa tersebut, maka penanggulangan bencana
alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain
itu, penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat
terjadi tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitasi serta
rekronstruksi setelah terjadi bencana. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar

1
bencana alam tidak terlalu banyak menimbulkan dampak buruk lagi bagi korban
bencana alam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bencana alam?
2. Apa saja jenis-jenis bencana dapat terjadi di laut?
3. Apa saja penanganan dari bencana?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian bencana alam.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bencana yang terjadi di laut.
3. Untuk mengetahui penanganan dari bencana.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat
menimbulkan penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bahkan,
bencana alam tertentu dapat menimbulkan banyak korban cedera maupun
meninggal dunia.
Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik,
tetapi juga dapat menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan. Hilangnya
harta benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya membuat sebagian
korban bencana alam mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal tersebut
akan sangat berbahaya terutama bagi anak-anak yang dapat terganggu
perkembangan jiwanya.
Berdasarkan Undang–undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, didefinisikan bahwa bencana sebagai peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau factor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

2.2 Jenis-jenis Bencana yang Dapat Terjadi di Laut


a. Tsunami
Indonesia terletak pada zona batas empat lempeng bumi yang
sangat aktif sehingga memiliki aktivitas tektonik dan vulkanik yang
sangat tinggi, oleh karena itu indonesia mempunyai banyak zona-zona
patahan aktif dan sebaran gunung api. Selain dua sumber utama
tsunami ini, peristiwa longsoran bawah laut yang sering dipicu oleh

3
kejadian gempa dan letusan gunung api juga dapat menimbulkan
tsunami.
Tsunami adalah serangkaian gelombang panjang yang timbul
karena adanya perubahan dasar laut atau perubahan badan air yang
terjadi secara tiba-tiba dan impulsif, akibat gempa bumi, erupsi
gunung api bawah laut, longsoran bawah laut, ekstrusi gas dari
volcanic mud, runtuhan gunung es, ledakan nuklir, bahkan akibat
terjangan benda-benda angkasa luar ke permukaan laut.
kecepatan tsunami bergantung pada kedalaman perairan, akibatnya
gelombang tersebut mengalami percepatan atau perlambatan sesuai
dengan bertambah atau berkurangnya kedalaman perairan.
Dengan proses ini arah pergerakan arah gelombang
juga berubah dan energi gelombang bisa menjadi
terfokus atau juga menyebar. Di perairan dalam, tsunami
mampu bergerak dengan kecepatan 500 sampai 1000 kilometer per
jam. Sedangkan di perairan dangkal, kecepatannya melambat hingga
beberapa puluh kilometer per jam, demikian juga ketinggian tsunami
juga bergantung pada kedalaman perairan. Amplitudo tsunami yang
hanya memiliki ketinggian satu meter di perairan dalam bisa
meninggi hingga puluhan meter di garis pantai.

Upaya Penyelamatan Diri dari Tsunami

Ketika menghadapi suatu bencana, ada beberapa sikap yang


sebaiknya kita lakukan. Sikap tersebut haruslah tepat karena jika tidak
maka akibatnya akan fatal. Terlebih apabila bencana alam yang terjadi
merupakan bencana alam yang besar. Sikap yang tepat ini disebut juga
dengan sikap penyelamatan diri. Setiap jenis bencana alam
mempunyai sikap penyelamatan diri yang berbeda- beda. Hal ini
karena resiko dan bahaya yang ditimbulkan juga berbeda- beda pula.
Demikian dengan bencana tsunami. Ketika kita sudah melihat tanda-

4
tanda akan terjadinya tsunami, maka langkah yang harus segera kita
ambil adalah melakukan upaya penyelamatan diri.

Salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah berlari jauh
meninggalkan bibir pantai dan segera mencari tempat yang dirasa
tinggi. dengan demikian kita memberikan kesempatan kepada diri kita
untuk menyelamatkan diri dari gelombang tsunami.

Dampak dari Bencana Tsunami, antara lain adalah:

1. Terjadi kerusakan dimana- mana.


Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik
bangunan dan non bangunan. Gelombang besar yang timbul
karena tsunami ini dapat menyapu area daratan, baik daerah pantai
maupun daerah- daerah di sekitarnya. Kerusakan yang terjadi ini
adalah di daerah yang terkena sapuan ombak. Gelombang ombak
yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan
bangunan, menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan
persawahan masyarakat, merusak tambak dan ladang perikanan.
Kerusakan yang terjadi ini akan menimbulkan banyak kerugian,
terutama kerugian berupa material.
2. Lahan pertanian dan perikanan rusak.
Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu
menyapu bersih apa saja yang ada di daratan. Jangankan tanaman
yang ada di sawah, bahkan bangunan pun banyak sekali yang
roboh. Selain itu ikan- ikan yang ditanam di kolam perikanan juga
akan tersapu oleh air dari gelombang tsunami tersebut.
3. Menghambat kegiatan perekonomian
Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang
tsunami akan melumpuhkan kegiatan perekonomian sampai
beberapa waktu. Tidak hanya itu saja, namun kerugian yang

5
disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan
produksi dan perdagangan dalam waktu tertentu.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang
bersifat materiil, termasuk juga gelombang tsunami. Kerugian
material diantaranya karena robohnya bangunan, rusak lahan
pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta bendanya.
5. Kerugian spiritual
Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian
yang tidak berupa harta benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana
seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami bencana alam
yang besar, apalagi ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal
itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak
tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari
traumanya itu. Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak
kecil saja, namun juga orang dewasa dan bahkan lanjut usia.
6. Menimbulkan bibit penyakit
Ketika gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan,
maka yang akan kitemukan adalah benda- benda kotor, tanah yang
berlumpur. Lingkungan yang tidak bersih akan meimbulkan bayak
sekali bibit penyakit. Apalagi jika ditambah dengan jasad- jasad
makhluk hidup yang meninggal, maka lingkungan akan semakin
tidak sehat. Disamping itu, apabila tinggal di pengungsian maka
yang akan terjadi adalah timbulnya bibit penyakit karena
kurangnya saranan dan pra sarana.

6
b. Gelombang Badai
Gelombang badai terjadi menyusul terjadinya badai atau tiupan
angin yang sangat kencang di lautan (fenomena meteorology), tinggi
gelombangnya dapat mencapai belasan meter di daerah dekat sumber
angin dan gelombang terus berlangsung selama angina bertiup dan
reda bersama dengan redanya tiupan angina. Fenomena ini hanya
terjadi pada waktu-waktu tertentu yang berkaitan dengan musim
angina tertentu dan hanya akan melanda lokasi-lokasi tertentu pula.
Mengenai sifat merusak dari gelombang badai ini, kemampuan
nya memang kecil bila dibandingkan dengan tsunami. Seperti yang
terjadi di pantai Nobbys, Newcastle, Australia pada 11 Juni 2007
gelombang badai yang terjadi di kawasan pesisir itu mampu
mengkandaskan kapal yang memuat batu bara seberat 30.000 ton ke
pantai.
c. El- nino dan La-nino
El-nino adalah fenomena dimana terjadi peningkatan suhu
permukaan laut yang biasanya dingin yang menyebabkan upwelling
dan biasanya kita indikasikan dengan kekeringan pada daerah
tersebut. Sedangakan La-nino adalah fenomena dimana terjadi
pendinginan suhu permukaan laut akibat menguapnya upwelling dan
biasanya kita indikasikan dengan banjir pada daerah tersebut.
Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.
Dampak dari El-nino dan La-nino, adalah sebagai berikut:
Dampak yang paling nyata dari fenomena El-nino adalah
kekeringan di Indonesia yang menyebabkan langkahnya air di
sejumlah daerah dan kemudian berakibat pada penurunan produksi
pertanian karena tertundanya masa tanam. Selain itu, meluasnya
kebakaran hutan yang dampak dari fenomena El-nino tersebut. Untuk
La-nino dampak yang paling terasa adalah hujan deras yang juga
menyebabkan gagal panen pada pertanian karena sawah tergenang.

7
Cara penanggulangan El-nino dan La-nino, adalah:

Seperti yang kita ketahui El-nino adalah peristiwa alam, maka


dari itu El-nino tidak bisa dicegah maupun dihentikan. Maka kita
hanya bisa mencoba mengurangi dampak yang dihasilkan dari El-nino.
Seperti memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dari
jau-jauh hari. Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan segala
upaya untuk mencegah besarnya akibat yang dihasilkan oleh El-nino,
seperti membuat gerakan hemat air karena El-nino bisa membuat
kemarau yang berkepanjangan, mengatur tata penggunaan air, irigasi.

Untuk menanggulangu La-nina hal yang harus dilakukan


adalah pembuatan waduk, restorasi atau reboisasi hutan yang gundul
untuk memperluas resapan air dan penertiban pembuangan sampah di
daerah sungai.

2.3 Penanganan Bencana


a. Kesiapsiagaan .
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna (UU 24/2007). Contohnya penyiapan sarana komunikasi,
poskomando, penyiapan lokasi evakuasi, rencana kontinjensi dan
sosialisasi peraturan dan pedoman penanggulangan bencana.
b. Tanggap Darurat (response).
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan
korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

8
c. Bantuan Darurat (relief).
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, tempat tinggal
sementara, kesehatan, sanitasi dan air bersih.
d. Pemulihan (recovery).
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena musibah
bencana dengan mementingkan kembali prasarana dan pelayanan dasar (
jalan, listrik, air bersih, pusat puskesmas).
e. Rehabilitasi (rehabilitation).
Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk
membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan
fasilitas social penting dan menghidupi kembali roda perekonomian.
f. Rekonstruksi (reconstruction).
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik,
social dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada
kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga


jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
2. Bencana alam klimatologis
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Sedangkan macam- macam bencana alam yang ada di sekitar kita adalah
sebagai berikut:
1. Pemanasan Global
2. Gempa bumi
3. Gunung meletus
4. Kebakaran liar
5. Banjir
6. Tsunami
7. Bencana alam terkait cuaca
8. Tornado
9. Kemarau
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai

10
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
3.2 Saran

Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui
jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencanadan akibat-akibat
yang ditimbulkannya. Kami sampaikan kepada semua pihak untuk
mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.

1. Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan


penanggulangan bencana.
2. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin
yang lebih tinggi yaitu setingkat menteri untukmengantisipasi dan
penanggulangan bencana.
3. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat
yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang
terjadi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Munaya. 2006. Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC

Dzikron , Muhammad. 2006. Tragedi Tsunami. Yogyakarta: DEEPUBLISH

Ruwanto, Bambang. 2008. Tsunami. Yogyakarta: KANISIUS

12

Вам также может понравиться