Вы находитесь на странице: 1из 20

Kepemimpinan dalam Organisasi

Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu :“Rike Selviasari SE, MM”

Disusun Oleh :
Kevin Aditya Ernanto 931320816
Hayu Wijayanti 931325316
Desi Purwati 931311716
Ibnu Chasim Ramadhan 931300416
Liza Zakiyatul Fikkiyah 931302717
Hendik Setiawan 931302017

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah perilaku organisasi dengan judul
“Kepemimpinan dalam Organisasi” ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunannya, kami sampaikan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah hukum perilaku organisasi, Ibu Rike Selviasari SE, MM
yang telah memberikan banyak bimbingan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga tidak lupa
kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan langkah yang baik lagi bagi kami dan teman-teman kedepannya.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari mungkin terdapat
beberapa kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Kediri, 28 April 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian tujuan dalam suatu organisasi sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,
kerja sama tim melalui motivasi, dan komitmen bersama untuk
memperoleh hasil yang terbaik. Namun, keberhasilan sebuah organisasi
tidak terbatas pada kemampuan yang dikelola, peran pemimpin sebagai
pengarah dan pengendali juga sangat menentukan.
Pentingnya pemimpin dalam sebuah organisasi yakni untuk
menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu
kelompok bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Tanpa kepemimpinan yang efektif
(baik formal maupun informal), individu-individu maupun kelompok
cenderung tidak memiliki arah, tidak puas, dan kurang termotivasi.
Kajian mengenai teori-teori dan prinsip kepemimpinan akan sangat
membantu dalam menemukan kepemimpinan yang efektif. Pada bagian
ini, pembahasan diawali dengan pemahaman tentang kepemimpinan,
fungsi, sifat kemudian secara khusus mengenai teori-teori kepemimpinan,
dll.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan proposal ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian, fungsi, dan sifat pemimpin dalam teori
kepemimpinan?
2. Apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan jalur–tujuan?
3. Bagaimana hasil penelitian dari Ohio State University mengenai
Leadership Studies?
4. Apa itu kekuasaan dalam teori kepemimpinan?
5. Apa itu wewenang dalam teori kepemimpinan?
6. Bagaimana penerapan teori kepemimpinan dalam praktiknya?

3
C. Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya proposal ini sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian, fungsi, dan sifat pemimpin dalam teori
kepemimpinan.
2. Untuk memahami teori kepemimpinan jalur–tujuan.
3. Untuk mengetahui hasil penelitian dari Ohio State University
mengenai Leadership Studies.
4. Untuk memahami pengertian kekuasaan dalam teori kepemimpinan.
5. Untuk memahami pengertian kekuasaan dalam teori kepemimpinan.
6. Untuk memahami penerapan teori kepemimpinan dalam praktiknya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi, Fungsi, dan Sifat Pemimpin


1. Definisi
Dalam membahas tentang kepemimpinan, ada beberapa definisi
yang diberikan oleh beberapa ahli, antara lain:
a. Fiedler (1967) , pemimpin adalah seseorang yang berada dalam
kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan
pengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relavan, serta sebagai
penanggungjawab utama.
b. Davis (1981) mendefinisikan pemimpin sebagai kemampuan untuk
membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
srcara antusias. Dengan demikian kepemimpinan merupakan
kecakapan atau kemampuan seseorang untuk membujuk orang lain
agar bersedia bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
c. Terry dan Frankin (1982) mendifinisikan kepemimpinan dengan
hubungan dimana sesorang pemimpin mempengaruhi orang lain
untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas-tugas yang saling
berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Definisi tersebut
menekankan pada permasalahan hubungan antara orang yang
mempengaruhi (pemimpin) dengan orang yang dipengaruhi
(bawahan).
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
pemimpin merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk
memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain (bawahan) dengan melalui pola hubungan
yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.1

1
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi , (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 122-124

5
2. Fungsi dan sifat
Salah satu kriteria dalam menilai efektifitas kepemimpian
adalah kemampuannya dalam mengambil keputusan. Tetapi kriteria itu
tidaklah cukup, menurut Sandang P.Siagian (1999) terdapat lima
fungsi kepemimpinan yang hakiki, yaitu:
a. Fungsi penentu arah
Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah,
ataupun kecil semuanya pasti dibentuk dalam rangka dalam
mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut bersifat jangka panjang,
menengah, dan jangka pendek yang harus dicapai dengan melalui
kerja sama yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Keterbatasan
sumber daya organisasi mengharuskan pemimpin untuk
mengolahnya dengan efektif., dengan kata lain arah yang hendak
dicapai organisasi menju tujuannya harus sedemikian rupa
sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan
prasarana yang ada. Yang dimaksud yakni tentang taktik dan
strategi yang disusun pemimpin dalam sebuah organisasi.
b. Fungsi juru bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan
sebagai penghubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar
yang berkepentingan seperti pemilik saham, pemasok, penyalur,
lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang terkait. Peran ini
sangat penting karena disadari bahwa tidak ada satupun organisasi
yang dapat hidup tanpa bantuan dari pihak lain.
c. Fungsi komunikator
Berkomunikasi pada hakikatnya adalah mengalihkan suatu
pesan dari satu pihak kepihak lain, suatu komuniaksi dapat
dikatakan berlangsung dengan efektif apabila pesan yang ingin
disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan
oleh penerima pesan. Fungsi pemimpin sebagai komunikator dalam
hal ini lebih ditekankan pada kemampuannya untuk

6
mengkomunikasikan sasaran-sasaran, strategi, dan tindakan yang
harus dilakukan oleh bawahan.
d. Fungsi mediator
Konflik-konflik yang tejadi karena adanya perbedaan-
perbedaan kepentingan dalam organisasi menuntut kehadiran
seorang pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Sangat mudah membayangkan bahwa tidak aka nada pemimpin
yang membiarkan hal ini terjadi dalam organisasi yang
dipimpinnya dan segera berusaha keras untuk menanggulanginya.
Sifat demikian pasti akan diambil oleh pemimpin. Sebab jika tidak,
citranya sebagai pemimpin akan rusak. Kepercayaan terhadap
pemimpin akan berkuran bahkan hilang. Jadi, kemampuan
menjalankan fungsi mediator yang rasional, objektif, dan netral
merupakan salah satu indicator efektifitas kepemimpinan sesorang.
e. Fungsi sebagai indicator
Fungsi-fungsi pemimpin dala organisasi antara lain:
 Pengambilan keputusan, seperti mengambil suatu tindakan
ketika terjadi penurunan jumlah konsumen dipasar. Pemimpin
dapat meninjau terlebih dahulu apa penyebab menurunnya
jumlah konsumen dipasar lalu baru mengambil suatu keputusan
atau tindakan.
 Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi,
hal ini dilakukan agar karyawan tetap berkomitmen bekerja
pada perusahaan kita dan merasa betah dan tidak menginginkan
pekerjaan diprusahaan lain.
 Memberi dorongan dan semangat kerja kepada bawahan, hal ini
dapat dilakukan dengan memotivasi para karyawan.
 Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas organisasi kepada
masyarakat, misalnya tidak membuang limbah didekat
pemukiman masyarakat.

7
 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas yang
didelegasikan, hal ini bertujuan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan yang mana dapat merugikan perusahaan
maupun karyawan sendiri.
3. Sifat kepemimpinan
Sifat-sifat dan ciri kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Watak dan kepribadian yang terpuji, agar para bawahan maupun
orang luar organisasi mempercayainya, seorang pemimpin harus
mempunyai watak dan kepribadian yang terpuji. Karena pemimpin
merupakan cerminan bawahan, sumber identifikasi, motivasi, dan
moral para bawahan.
b. Keinginan untuk melayani bawahan, seorang pemimpin harus
mempercayai bawahan, mau mendengarkan pendapat bawahan dan
berkeinginan untuk membantu mereka menibulkan dan
mengembankan keterampilan mereka agar karir meningkat.
c. Memahami kondisi lingkungan, seorang pemimpin harus
menyadariapa yang sedang terjadi disekitarnya serta dapat
mengevaluasi keadaan kondisi organisasi dan para karyawan.
d. Intelegensi yang tinggi, seorang pemimpin harus mempunyai
kemampuan berpikir pada taraf yang tinggi. Pemimpi dituntut
untuk mampu menganalisa problem dengan efektif.
e. Berorientasi ke depan, seseorang pemimpin harus memiliki intuisi,
kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui
sejaka awal tentang kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat
mempengaruhi organisasi yang dikelolanya.
f. Sikap terbuka dan lugas, sanggup mempertimbangkan fakta-fakta
dan inovasi baru. Lugas namun konsisten pendiriannya. Bersedian
mengganti cara kerja lain dengan cara kerja yang baru yang

8
dipandang mampu memberi nilai guna yang efisisen dan efektif
bagi organisasi.2
B. Teori kepemimpinan jalur–tujuan
Teori jalur-tujuan(path goal ladership theory) adalah teori yang
menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin memberi motivasi
kepada bawahanya dalam mencapai prestasi dalam situasi yang berbeda-
beda. Dinamakan teori kepemimpinan jalan-tujuan karena teori ini
memusatkan perhatian pada cara pemimpin memengaruhi prestasi kerja
bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalan
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Dasar dari teori ini adalah teori motivasi harapan yang menyatakan
bahwa motivasi seseorang tergantung harapan akan imbalan dan valensi.
Pokok-pokok penting dalam teori path goal menyebutkan bahwa
perilaku pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahan apabila:
1. Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenaan dengan
dengan efektifitas pekerjaan.
2. Pemimpin memberikan latihan, bimbingan,dan dukungan yang
dibutuhkan oleh bawahannya,
Dalam teori ini terdapat empat pola perilaku kepemimpinan yaitu:
1. Pemimpin yang direktif
Dalam pola perilaku ini bawahan mengetahui dengan pasti apa
yang diinginkan oleh pemimpin, pengarahan yang di berikan, dan
bawahan tidak di beri kesempatan berpartisipas dalam mengemukakan
pendapat.
2. Pemimpin yang suportif
Adalah pemimpin yang ramah, mudah ditemui dan menunjukan
sikap perhatian kepada bawahannya.
3. Pemimpin partisipatif

2
Rois Arifin, Amirullah, dkk. Budaya dan Perilaku Organisasi, Empat Dua, 2017, hal.
126-130

9
Pemimpim yang mengharapkan pendapat dari bawahan. Tetapi
masih masih memerlukan dalam membuat keputusan.
4. Pemimpin yang berorientasi prestasi
Pemimpin yang berorientasi prestasi yaitu pemimpin yang
memberikan kepercayaan pada bawahan untuk mencapai tujuan atau
hasil dan presentasi.
Dalam teori path-goal, diperhatikan dua jenis variabel situasional
dan variabel komtingensi. Dua variabel tersebut adalah ciri perorangan
dari bawahan dan tekanan serta tuntutan lingkungan yang harus
ditanggulangi oleh bawahan supaya dapat mencapai tujuan pekerjaan dan
memperoleh kepuasan.
Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena efek positif
yang mereka berikan terhadap motivasi para pengikur, kinerja dan
kepuasan. Teori ini dianggap sebagai path-goal karena terfokus pada
bagaimana pemimpim mempengaruhi persepsi dari pengikutnya tentang
tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.3
C. Ohio State Leadership Studies
Penelitian mengenai kepemimpinan dimulai pada tahun 1945, yang
diprakasai oleh Biro Urusan dan Penelitian pada Ohio state University.
Mereka mencoba mengenal bermacam-macam dimensi dari tingkah laku
pemimpin yang efektif. Penilaian dilakukan dengan mengembangkan
pertanyaan uraian kelakuan pemimpin. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan, akhirnya diperoleh gambaran mengenai perilaku pemikiran
pemimpin yaitu ditemukan dua dimensi utama dari perilaku pemimpin
yang di kemudian dikenal sebagai pertimbangan orientasi tugas.
Pertimbangan menggambarkan derajat dan corak hubungan
seorang pemimpin dengan bawahannya, yang ditandai adanya saling

3
Muhammad Rifa’I & Muhammad Fadhli, Manajemen Organisasi, (Bandung: Cita
Pustaka, 2013), hal. 89-90

10
percaya, penghargaan terhadap bawahannya dan penenggangan terhadap
perasaan bawahan.
Orientasi tugas menggambarkan sejauh mana seseorang pemimpin
memberi batasan dan memberi struktur terhadap peranannya dan peran
bawahannya untuk tercapainya tujuan kelompok. Dengan dua dimensi
pertimbangan dan orientasi tugas, dapat dibedakan adanya empat gaya
kepemimpinan, yaitu:
1. Pertimbangan rendah, struktur rendah.
2. Pertimbangan, struktur rendah.
3. Pertimbangan tinggi,struktur tinggi.
4. Pertimbangan rendah, struktur tinggi
Berdasarkan empat gaya kepemimpinan tersebut, Stogdil(1976)
mengadakan penelitianulang akhirnya dengan hati-hati menyimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah kuadran dimana skor untuk
pertimbangan tinggi dan skor untuk struktur juga tinggi.4
D. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain
untuk mencapai sesuatu dengan cara yang di inginkan. Kekuasaan
berhubungan erat dengan wewenang. Tetapi, keduanya konsep ini harus
dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang
merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit.
1. Basis Kekuasaan
a. Kekuasaan antar pribadi
John R.P French dan Bertram Raven mengajukan lima
basis kekuasaan antarpribadi sebagai berikut : kekuasaan
legitimasi, imbalan, paksaan, ahli, dan panutan.
b. Kekuasaan Struktural dan Situasional
Struktur organisasi dipandang sebagai mekanisme
pengendalian yang mengatur organisasi. Kebijakan pengambilan

4
Rois Arifin, Amirullah, dkk. Budaya dan Perilaku Organisasi, Empat Dua, 2017, hal.
137-138

11
keputusan dialokasikan ke berbagai posisi. Jadi, struktur otganisasi
menciptakan kekuasaan dan wewenang formal, dengan
mengkhususkan orang-orang tertentu untuk menjalankan tugas
pekerjaan dan mengambil keputusan tertentu.
c. Pengambilan keputusan
Derajat seseorag dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan akan menentukan kadar kekuasaan. Seseorang yang
memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses
pengambilan keputusan.
d. Kekuasaan Informasi
Memiliki akses atas informasi yang relevan dan penting
merupakan kekuasaan. Kekuasaan seseorang tidak hanya
disediakan oleh penguasaan orang yang bersangkutan, tetapi juga
oleh penguasaan orang yang bersangkutan atas informasi yang
relevan.
Situasi organisasi juga dapat berfungsi sebagai sumber
kekuasaan atau ketidakkekuasaan. Manajer yang sangat berkuasa
muncul karena ia mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan,
mengambil keputusan yang penting dan memiliki jangkauan
informasi yang penting.
2. Bentuk kekuasaan
a. Kekuasaan pribadi ialah kekuasaan yang didapat dari para pengikut
dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi dan
terikat pada pemimpin
b. Kekuasaan posisi ialah kekuasaan yang didapat dari wewenang
formal organisasi.
3. Faktor-faktor yang mendasari adanya kekuasaan
a. Kekuasaan menghargai
Kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari seseorang yang
posisinya memungkinkan dirinya untuk memberikan penghargaan
orang-orang yang berada di bawahnya.

12
b. Kekuasaan memaksa
Kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan
atau sisi negatif dari reward .power
c. Kekuasaan sah
Kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari suatu
legitimasi tertentu
d. Kekuasaan keahlian
Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau kepakaran yang
muncul pada dirinya.
e. Kekuasaan rujukan
Kekuasaan yang muncl akibat adanya karakteristik yang
diharapkan oleh seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang
memiliki pengaruh terhadap seseorang atau sekolompok orang
tersebut.5
E. Wewenang
1. Pengertian wewenang
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu. Peranan pokok wewenang dalam fungsi
pengorgansasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metode formal,
dimana manajer menggunakan untuk mencapai tujuan individu
maupun organisasi. Menejer perlu menggunakan lebih dari wewenang
resminya untuk mendapatkan kerja sama dengan bawahan mereka.
Unsur yang ada dalam wewenang :
a. Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang.
b. Wewenang tersebut diterima oleh bawahan.
c. Wewenang digunakan vertical
2. Macam-macam wewenang
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang secara formal:

5
Akhmad Subakhi & Mohammad Jauhar, Pengantar Teroti & Perilaku Organisasi, (Jakarta:
Prestasi Mulya) Hlm, 220-223

13
a. Pandangan Klasik
Wewenang datang dari tingkat yang paling atas, kemudian
secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah.
b. Pandangan Penerimaan
Sudut pandang wewenang adaah penerima perintah,
bukannya pemberi perintah. Menurut Chester I. Bernard seseorang
akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat kondisi berikut:
1. Dia dapat memahami komunikasi.
2. Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan
tujuan organisasi.
3. Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara
keseluruhan.
4. Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
3. Pelimpahan/Pendelegasian Wewenang
Pelimpahan wewewnang adalah proses pengalihan tugas
kepada orang lain yang sah dalam melakukan berbagai aktivitas yang
ditujukan untuk oencapaian tujuan organisasi yang jika tidak
dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.
Adapun manfaat pelimpahan wewenang :
a. Memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu
yang baru.
b. Mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai
hal.
c. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Terdapat kendala dalam pelimpahan wewenang, diantaranya:
a. Kapasitas staff yang terbatas
b. Kurangnya tanggung jawabnya atasan akibat pelimpahan
wewenang
Sedangkan kunci pelimpahan wewenang agar efektif adalah :
a. Kepercayaan atasan kepada bawahan
b. Komunikasi terbuka antara atasan dengan bawahan

14
c. Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan
pekerjaaan dan kemampuan bawahan.
Ada beberapa tindakan wewenang menjadi efektif, antara lain:
a. Penentuan hal-hal yang dapat didelegasikan
b. Penentuan orang yang layak menerima delegasi
c. Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
d. Pelimpahan tugas yang akan diberikan
e. Intervensi pada saat diperlukan6
F. Kepemimpinan dalam praktik
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk memengaruhi para
bawahan agar mereka mampu bekerja sama, sehingga membentuk jalinan
kerja sama yang harmonis dengan pertimbangan aspek efisiensi dan
efektivitas untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang
telah ditetapkan.
Seorang pemimpin adalah orang yang merasa dirinya terpanggil
untuk memimpin suatu masyarakat besar atau kecil, sedang sejumlah atau
sebagian dari unsur-unsur bawahannya merasakan pula bahwa oramg
tersebut adalah pemimpin mereka. Ini berarti bahwa menjadi seorang
pemimpin harus dimulai dari kesadaran diri untuk memimpin anggotanya.
Konsep manajemen modern memberikan pemahaman yang sangat
sederhana terhadap pemimpin. Pemimpin diartikan sebagai proses
memengaruhi dan mengarahkan aktivitas tugas dari anggota dan bawahan
yang dipimpin. Pemimpin mempunyai kekuasaan (power) yang lebih besar
dibandingkan dengan yang dipimpin.
1. Pemimpin efektif
Pemimpin dikatakan efektif manakala bawahan merespons
karena ingin melakukan tugas dan menemukan kompensasinya, lalu
bawahan menghormati, mematuhi dan menaati pemimpin, serta
dengan senang hati bekerja sama dengannya. Kepemimpinan yang
efektif banyak bergantung pada beberapa variabel, seperti budaya

6
Ibid.,hal. 223-226

15
organisasi, sifat dari tugas dan aktivitas kerja, dan nilai serta
pengalaman kepemimpinan. Sementara itu, batasan yang
mempengaruhi efektivitas kepemimpinan itu mencakup kepribadian,
pengalaman masa lampau, dan harapan dari pemimpin yang
bersangkutan; harapan dan perilaku atasan;karakteristik, harapan dan
perilaku bawahan; persyaratan tugas; kultur dan kebijakan organisasi;
dan harapan serta perilaku rekan kerja.
2. Indikator pemimpin efektif
Banyak cara yang dapat dilakukan orang untuk melihat apakah
pemimpin itu efektif atau tidak. Sebagian melihatnya dari hasil
(kinerja) yang diperoleh selama masa tugas kepemimpinannya, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Cara seperti itu biasanya sedikit
lebih sulit mengingat cakupan penilaiannya yang sangat luas. Cara
lainnya adalah membandingkan antara keberhasilan atau kemajuan
organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya, walaupun
terdapat perbedaan tingkat kerumitan dan skala usaha yang berbeda.
Salah satu pendekatan yang dianggap tepat dalam melihat indikator
pemimpin yang efektif adalah dengan melihat peran-peran yang
dimainkan oleh seorang pemimpin. Apabila pemimpin itu telah
melaksanakan tugas sesuai dengan peran dan tugasnya, maka
pemimpin itu dikatakan sudah efektif. Adapun peran-peran dari
seorang pemimpin yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Sebagai figure
Seorang pemimpin dituntut untuk dapat berperan sebagai
simbol organisasi yang dipimpinnya.
b. Sebagai pemimpin
Tugas sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab untuk
memotivasi dan mengaktifkan bawahan; bertanggung jawab untuk
mengisi posisi yang kosong, melatih dan tugas-tugas yang terkait.
c. Sebagai penghubung

16
Keberadaan pemimpin sebagai penghubung, baik dengan
pihak di dalam organisasi maupun dengan pihak di luar organisasi
sangat diperlukan untuk menunjang kemajuan organisasi dan
bawahan. Tugas utama yang dilakukan pemimpin sebagai
penghubung adalah memelihara suatu jaringan yang berkembang
sendiri yang memberikan dukungan dan informasi.
d. Sebagai pengamat
Peran sebagai monitor menuntut seorang pemimpin untuk
selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk
organisasi.
e. Sebagai pembagi informasi
Sebagai kelanjutan dari perannya sebagai monitor,
pemimpin perlu meneruskan informasi yang diterima dari pihak
luar atau dari bawahan kepada anggota organisasi.
f. Sebagai juru bicara
Peran juru bicara memposisikan pemimpin sebagai wakil
organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar.
g. Sebagai wirausaha
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup
organisasi, pemimpin perlu bertindak sebagai wirausaha. Yaitu
mencari kesempatan-kesempatan dalam organisasi dan
lingkungannya serta memprakarsai proyek-proyek perbaikan
untuk menimbulkan perubahan-perubahan.
3. Menjadi pemimpin yang efektif
Thomas Gordon memberikan beberapa panduan bagi pemimpin
untuk dapat mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan. Beberapa
panduan tersebut adalah:
a. Mendengerkan sampai memahami; bersedia membahas; terbuka
terhadap gagasan orang lain; menyediakan waktu untuk
mendengarkan.

17
b. Mau mendukung dan membantu; mau menyokong; mau berpihak
kepada bawahan dan mau mengingat masalah bawahan.
c. Menggunakan pendekatan kelompok; membantu kelompok
mencapai keputusan yang lebih baik; memudahkan kerja sama.
d. Menghindari supervise terlalu dekat; tidak terlalu ngebos; tidak
mendikte atau mengikuti petunjuk buku secara kaku.
e. Mendelegasikan wewenang; mempercayai kelompok; tidak
menolak dinilai oleh kelompok; memperbolehkan kelompok
mengambil keputusan; mempercayai kreatifitas orang lain.
f. Berkomunikasi secara terbuka dan jujur; tidak merahasiakan
pendapatnya; perkataan dapat dipercaya.
g. Mengusahakan yang terbaik buat bawahannya, dan bersedia
solider terhadap bawahannya.7

7
Rois Arifin, Amirullah, dkk. Budaya dan Perilaku Organisasi, Empat Dua, 2017, hal.
143-146

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya pemimpin dalam sebuah organisasi yakni untuk
menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi. Pemimpin
merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk memberi tugas,
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui pola
hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kepemimpinan adalah suatu faktor kemanusiaan, mengikat suatu
kelompok bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Untuk menjadi seorang pemimpin
sudah sepatutnya mengerti fungsi dan sifat dari pemimpin itu sendiri.
Ada beberapa teori mengenai kepemimpinan secara khusus, salah
satunya yakni teori jalur-tujuan. Teori ini menerangkan bagaimana
perilaku seorang pemimpin memberi motivasi kepada bawahanya dalam
mencapai prestasi dalam situasi yang berbeda-beda. Terdapat macam-
macam dimensi dari tingkah laku pemimpin yang efektif. Dari beberapa
penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University, akhirnya diperoleh
gambaran mengenai perilaku pemikiran pemimpin yaitu ditemukan dua
dimensi utama dari perilaku pemimpin yang di kemudian dikenal sebagai
pertimbangan orientasi tugas.
Dalam teori kepemimpinan, kekuasaan berhubungan erat dengan
wewenang tetapi, keduanya konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan
melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari
kekuasaan yang cakupannya lebih sempit.
Dalam praktiknya, pemimpin sendiri harus memiliki sikap dan
perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja
sama, sehingga membentuk kerja sama yang harmonis dengan
pertimbangan aspek efisiensi dan efektivitas untuk mencapai angka
produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Subakhi, Akhmad & Jauhar, Mohammad. Pengantar Teroti & Perilaku
Organisasi. Jakarta: Prestasi Mulya.
Rifa’I, Muhammad & Fadhli, Muhammad. 2013. Manajemen Organisasi.
Bandung: Cita Pustaka.
Umam, Khaerul. 2012. Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Rois , Amirullah, dkk. 2017. Budaya dan Perilaku Organisasi. Empat
Dua.

20

Вам также может понравиться