Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
id
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
NUR HIDAYAH Y.N,
NIM I0108125
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
kesanggupannya (QS.2:286).
You know what? This is not over. We will play you again, and we will
win, and you will lose, and you will beg, and we will laugh, and we will
take every last dime you have, and you will hate yourselves forever
(monica geller, friends).
Waktu anda terbatas, jadi jangan sia siakan dengan hidup dalam
kehidupan orang lain. Jangan terperangkap oleh dogma – dimana anda
hidup dengan apa yang orang lain pikirkan. Jangan biarkan suara dari
pendapat orang lain menenggelamkan suara batin anda sendiri. Dan
yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti hati dan intuisimu.
Mereka terkadang sudah tahu akan menjadi apa anda sebenarnya. Yang
lainnya hanyalah tambahan (Steve Jobs).
Semua mimpi kita akan menjadi nyata – jika kita punya keberanian
untuk mengejarnya (Walt Disney).
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Nur Hidayah Y.N. 2013. Kajian Angkutan Sedimen Pada Sungai Bengawan
Solo (Serenan-Jurug). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Permasalahan sedimen merupakan hal yang esensial bagi suatu sungai. Sebagian
besar permasalahan sedimen merupakan hasil campur tangan manusia. Sedimen
mempunyai karakteristik yang berbeda tergantung dengan letak sungainya.
Banyak teori yang dapat digunakan untuk memperkirakan angkutan sedimen
tetapi pemilihan teori atau pendekatan yang tepat untuk angkutan sedimen di
sungai masih cukup sulit.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data debit dan sedimen secara
langsung pada Serenan dan Jurug di Bengawan Solo. Sedimen kemudian diuji di
laboratorium dan hasil akhir mendapatkan parameter angkutan sedimen dan
gradasi butiran. Angkutan sedimen dari laboratorium kemudian dibandingkan
dengan hasil hitungan menggunakan metode angkutan sedimen yaitu Ackers-
White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan Yang.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
This study was done by taking the data flow and sediment directly on Serenan and
Jurug in Bengawan Solo. Sediments were then tested in the laboratory and the
final gain parameter sediment transport grading. Sediment transport from the
laboratory is compared with the results of a calculation using the method of
sediment transport Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller,
Toffaleti and Yang.
The test results indicate that the sediments in Serenan is belong to Coarse Silt size
classes with a range from 0,032 to 0,0625 grains while sediments in Serenan is
belong to Very Fine Sand size classes with a range from 0,0625 to 0,125 grains.
Of the many methods being tested, Meyer Peter Muller method can be used to
estimate the discharge of sediment transport on the river Bengawan Solo
precisely on Serenan while in Jurug there is no method that can be used to
estimate the discharge of sediment transport. The method of Meyer Peter Muller
occurred error rate of 4.12%.
commit to user
Keyword : sediment transport, Bengawan Solo, Serenan, Jurug.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan
judul ” Kajian Angkutan Sedimen Pada Sungai Bengawan Solo (Serenan-
Jurug)” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penyusunan tugas akhir ini dapat berjalan lancar tidak lepas dari bimbingan,
dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Segenap Pimpinan serta karyawan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Dr.Ir. Mamok Suprapto, M.Eng selaku dosen pembimbing I.
3. Ir. Suyanto, MM selaku dosen pembimbing II.
4. Ir. JB Sunardi Widjaja, Msi selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ir. Susilowati, M.Si dan Ir. Siti Qomariyah, M.Sc selaku dosen penguji skripsi.
6. Segenap bapak dan ibu yang ada di Balai Besar Wilayah Sungai yang telah
memberikan data sekunder sehingga terlaksananya penulisan skripsi ini.
7. Rekan 1 tim skripsi serta Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik Sipil
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
di masa mendatang dan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
GLOSSARY
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Sungai merupakan salah satu sumber air untuk kehidupan makhluk hidup. Disisi
lain, sungai memiliki karakter dan morfologi yang berbeda. Karakter dan
morfologi sungai akan stabil bila di sepanjang alur dan diseluruh DAS tidak
mengalami perubahan, termasuk hujan yang jatuh di permukaan DAS. Akan tetapi
kondisi stabil tersebut tidak akan bisa dipertahankan bila aktivitas manusia
disepanjang sungai maupun alur sungai masih terus berlangsung. Contohnya
adalah penyempitan sungai yang terjadi di sungai Brantas diakibatkan adanya
endapan tanah longsor. Peristiwa itu terjadi karena adanya bangunan yang berada
di sekitar bantaran sungai (http://surabaya.okezone.com,2007).
Aktivitas manusia dapat menyebabkan erosi permukaan yang akan terbawa aliran,
dalam bentuk sedimen. Sedimen tersebut akhirnya akan diendapkan pada tempat–
tempat tertentu ketika aliran tidak mampu mengangkut sedimen. Sedimen akan
mengurangi fungsi infrastruktur air yang telah terbangun.
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
1. Bagaimana kriteria sedimen pada ruas sungai Bengawan Solo dari jembatan
Serenan sampai jembatan Jurug ?
2. Apa metode analisis angkutan sedimen yang paling cocok untuk analisis
angkutan sedimen pada ruas sungai Bengawan Solo dari jembatan Serenan
sampai jembatan Jurug?
Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas,
maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut:
1. Sampel sedimen diambil pada musim hujan di bulan Desember, di lokasi
jembatan Serenan dan jembatan Jurug.
2. Menggunakan cross section dan long profile dari Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo.
3. Metode yang digunakan untuk perhitungan sedimen adalah metode Ackers-
White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan Yang.
4. Sampel sedimen yang diteliti berupa sedimen melayang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.1 Aliran
Aliran air dikatakan steady flow apabila besarnya debit aliran yang melewati suatu
cross section konstan terhadap waktu. Jika perubahan debit aliran berubah sesuai
dengan waktu, maka aliran tersebut dikatakan unsteady flow. Aliran steady flow
membutuhkan besaran debit inflow dan outflow yang konstan dan sama.
Steady flow masih dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu non-uniform flow dan
uniform flow. Non-uniform flow adalah aliran air dimana kecepatan dan
kedalaman bervariasi dalam jarak lintasan air, sementara ketika konstan disebut
uniform flow. Uniform flow hanya terjadi pada suatu saluran berpenampang tetap
yang mempunyai kekasaran, kemiringan dan arah alirannya yang konstan. Adapun
non-uniform flow hanya terjadi di saluran alami dengan variabel yang bervariasi
(Nhartman, 2008).
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
2.1.2 Sedimen
Sedimen merupakan bagian integral, esensial, dan dinamis dari daerah aliran
sungai. Sedimen berasal dari pelapukan erosi material organik mineral dan tanah
di daerah hulu serta erosi di tepi sungai (Jos Brils, 2004).
Menurut Mulyanto (2007), ada tiga macam angkutan sedimen yang terjadi di
dalam alur sungai yaitu wash load, suspended load, dan bed load. Dari ketiga
jenis angkutan sedimen, jenis suspended load dan bed load sangat berpengaruh
terhadap jumlah sedimen yang ada di dasar sungai.
Untuk mengetahui karakter butiran sedimen yang terdapat pada aliran sungai
diperlukan sampel sedimen. Sampel yang diperoleh dari lapangan diuji di
laboratorium, meliputi konsentrasi sedimen melayang, berat jenis sedimen
(specify gravity), hidrometer, dan saringan.
Robin Major, dkk. (2008) melakukan penelitian tentang sedimen melayang yang
ada di sungai St. Croix dengan menentukan 4 titik pengambilan menggunakan
metode filter. Hasilnya menunjukkan bahwa pada besaran debit 5600 cfs,
konsentrasi sedimen melayang mencapai puncaknya.
Keterangan:
D = kedalaman penampang sungai
y = kedalaman pias penampang sungai
Dalam penelitian ini laju sedimen melayang di salah satu ruas sungai Bengawan
Solo diprediksi dengan metode Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-
Peter Muller, Toffaleti dan Yang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
2V22 1V12
Y2 Z 2 Y1 Z 1 he (2.1)
2g 2g
dengan,
Y1, Y2 = kedalaman aliran (m)
Z1, Z2 = elevasi dasar saluran (m)
V1, V2 = kecepatan rata-rata (debit dibagi luas tampang basah) (m²/s)
α1, α2 = koefisien bobot kecepatan
g = percepatan gravitasi (m/s2)
he = kehilangan tinggi energi (m)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Q
qi (2.2)
x
qi
qqi (2.3)
2
x
S qi qi q qi (2.4)
i 1
dengan,
Q = debit di suatu penampang melintang sungai (m³/s)
qi = debit pada setiap sub penampang ke i (m³/s)
qqi = debit tengah pada setiap sub penampang melintang ke i (m³/s)
Sqi = debit pada seksi ke i (m³/s)
i = 1, 2, 3, 4, 5,................. x, i tanda adalah bagian penampang
x = jumlah vertikal pengambilan di suatu penampang melintang
gs = k.C.Q (2.6)
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
k = faktor yang sama besarnya, tergantung dari satuan setiap unsur (= 0,0864)
C = konsentrasi sedimen (mg/l)
Q = debit aliran sungai (m3/dt)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Kekasaran Manning
Kondisi dan tipe alur
Min Normal Maks
B. Bantaran Banjir
Kekasaran Manning
Kondisi dan tipe alur
Min Normal Max
2.2.2 Sedimen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Ws
C x10 6 (2.7)
Vas
dengan,
C = konsentrasi sedimen (mg/lt)
Ws = berat sedimen kering (gr)
Vas = volume air sampel (ml)
dengan,
Gs = berat jenis butiran sampel
W1 = berat piknometer kosong (gram)
W2 = berat piknometer + sampel sedimen kering (gram)
W3 = berat piknometer + sampel sedimen kering + aquades (gram)
W4 = berat piknometer + aquades (gram)
T1 = suhu pada W4 (0C)
T2 = suhu pada W3 (0C)
2.2.3.3 Hidrometer
Pengujian ini untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah yang memiliki
diameter kurang dari 0,075 mm (lolos saringan no 200 ASTM) dengan cara
pengendapan. Rumus yang digunakan:
L 30.
d x (2.9)
t 980(Gs - w )
dengan,
d = diameter butiran (mm)
L = panjang pelampung yang berada didalam air dihitung dari titik berat
sampai permukan air (mm)
commit to user
t = waktu ke-i (menit)
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
2.2.3.4 Saringan
Wtertahan
prosentase tanah tertahan (% tertahan) = x 100 % (2.10)
Wtotal
prosentase tanah lolos (% lolos) =100% - % tertahan (2.11)
2.2.4.1.1 Ackers-White
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
G = debit angkutan sedimen (lb/s)
w = berat jenis air (lb/ft3)
Q = debit aliran sungai (ft3/s)
C = konsentrasi sedimen (ppm)commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
2.2.4.1.2 Englund-Hansen
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
G = debit angkutan sedimen (lb/s)
w = berat jenis air (lb/ft3)
Gs = berat jenis sedimen
V = kecepatan aliran rata-rata untuk saluran (ft/s)
g = percepatan gravitasi (ft/s2)
τo = tegangan geser saluran rata-rata (ft/s)
dsi = diameter butiran (mm)
B = lebar saluran (ft)
Metode ini digunakan untuk memprediksi sedimen total, berasal dari kombinasi
analisis kualitatif, percobaan asli, dan data tambahan. Transportasi sedimen
berdasarkan karakteristik hidrolik kecepatan rata-rata saluran, kedalaman aliran,
gradien energi, dan pada karakteristik gradasi sedimen dan kecepatan jatuh.
Coupeland memperluas jangkauan penerapan
commit to useruntuk kerikil berukuran sedimen.
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
w = berat jenis air (lb/ft3)
Q = debit aliran sungai (ft3/s)
RRP = parameter jari-jari radius
TFP = parameter tegangan geser
= parameter rasio kecepatan sedimen
2.2.4.1.4 Toffaleti
Metode Toffaleti adalah hasil modifikasi dari fungsi sedimen total Einstein yang
mememacahkan sedimen melayang menjadi zona vertkal, menggandakan 2
dimensi gerakan sedimen. Empat zona yang digunakan untuk distribusi sedimen
adalah zona atas, zona tengah, zona bawah, dan zona dasar. Transportasi sedimen
dihitung secara independen untuk setiap zona dan dijumlahkan untuk sampai pada
angkutan sedimen total.
Metode ini dikembangkan dengan menggunakan data lengkap dari data saluran
dan data lapangan. Percobaan saluran menggunakan partikel sedimen dengan
diameter rata-rata berkisar 0,3-0,93 mm, namun kesuksesan aplikasi dari metode
Toffaleti menunjukkan bahwa diameter partikel rata-rata serendah 0,095 mm
dapat diterima. Persamaan transportasi umum untuk fungsi Toffaleti untuk ukuran
butiran diwakili oleh:
1 nv 0, 756z
R
2d m
1 nv 0, 756z
11,24 (2.16)
g ssL C
1 nv 0,765 z
R
0, 244z
R 1 nv z R 1 nv z
11,24 2,5 11, 24 (2.17)
g ssM C
1 nv z
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
R
0.244z
R 1 n 1,5 z R 1 nv 1,5 z
0,5 z
R v
11,24 2,5 2,5 (2.18)
g ssU C
1 nv 1,5z
g sb C2d m
1 nv 0, 756z
(2.19)
dengan,
gssL = debit angkutan sedimen melayang di zona bawah (ton/hari)
gssM = debit angkutan sedimen melayang di zona tengah (ton/hari)
gssU = debit angkutan sedimen melayang di zona atas (ton/hari)
gsb = debit angkutan sedimen dasar (ton/hari)
gs = debit angkutan sedimen total (ton/hari)
C = konsentrasi sedimen (mg/lt)
CL = konsentrasi sedimen di zona bawah (mg/lt)
R = jari-jari hidrolis (m)
dm = diameter rerata butiran (mm)
z = koefisien hubungan antara sedimen dan karakteristik hidrolis
nv = koefisien suhu
Fungsi angkutan sedimen yang digunakan dalam analisis ini adalah fungsi Meyer-
Peter Müller. Fungsi angkutan bed load Meyer-Peter Müller didasarkan pada
data eksperimen telah diuji secara luas dan digunakan untuk sungai dengan
sedimen yang relatif kasar. Tingkat angkutan adalah sebanding dengan perbedaan
antara tegangan geser rerata yang bekerja pada butiran dan tegangan geser kritis.
Ukuran partikel yang berlaku berkisar 0,4-29 mm dengan berbagai berat jenis
sedimen 1,25 gram/cc sampai lebih dari 4.0 gram/cc. Persamaan angkutan umum
untuk fungsi Meyer-Peter Müller adalah:
1/3 2/3
Gs - w 2/3
MPM DS = 0.047(Gs - w ) d m + 0.25 g s (2.22)
g Gs
⁄
⁄
[ ] (2.23)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
γw = berat air (gr/cc)
Gs = berat jenis sedimen
g = percepatan grafitasi (m/s2)
dm = diameter partikel rata-rata (mm)
R = radius hidrolik (m)
S = energi gradien
D = kedalaman sungai (m)
μMPM = harga ripple faktor untuk MPM
d90 = diameter partikel (m)
n = koefisien Manning
2.2.4.1.6 Yang
.d si u
6,681 0,633. log 4,816. log * ........
.d si u
log C 2,784 0,305. log 0,282. log * (2.27)
. log V .S i Vcr .S i
Rumus angkutan sedimen metode Yang’s sebagai berikut:
w .Q.C
G (2.28)
1000000
86400
gs .G (2.29)
2000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
dengan,
gs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
G = debit angkutan sedimen (lb/s)
C = konsentrasi sedimen (ppm)
= kecepatan endap (ft/s)
dsi = diameter butiran (mm)
v = viskositas kinematik (ft2/s)
u* = kecepatan geser (ft/s)
Si = kemiringan
V = kecepatan aliran (ft/s)
Vcr = kecepatan kritis (ft/s)
( s 1) gd
0,001 d 0,1mm (2.15)
18V
10V 0,01( s 1) gd 3
0,5
1 1 0,1 d 1mm (2.16)
d V2
dengan,
w = kecepatan jatuh partikel(m/s)
V = kecepatan kinematik (m/s)
Gs = berat jenis partikel (gram/cc)
d = diameter partikel (mm)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
Lokasi pengambilan sampel pada ruas tengah sungai Bengawan Solo tepatnya
antara jembatan Serenan sampai jembatan Jurug. Lebar ruas sungai sebesar 78,82
m dan panjangnya sebesar 16,203 km. Pemilihan ruas sungai Bengawan Solo
dilakukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang mewakili sungai
Bengawan Solo hulu. Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada 2 titik yaitu
pada AWLR di Serenan dan AWLR Jurug ditampilkan pada Gambar 3.1.
Keterangan :
A= Lokasi Pengambilan Sampel
Serenan
B= Lokasi Pengambilan Sampel
Jurug
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder
17. Menentukan kecepatan rerata seluruh penampang dengan cara membagi debit
seluruh penampang dengan luas penampang.
18. Menentukan tinggi muka air rerata dengan cara rerata hitung atau rerata
timbang.
19. Menghitung lamanya putaran propeler sesudah pengukuran di tempat yang
bebas dari pengaruh angin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
1. Nouzel
2. Lubang udara
3. Tongkat pemegang
4. Botol sampel
5. Pengunci/pengait botol sampel
6. Lubang penempatan tongkat pemegang
commit to user
Gambar 3.3. Sediment Sampling
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Alat yang digunakan untuk mencari besarnya konsentrasi sedimen adalah sebagai
berikut:
1. Cawan aluminium
2. Neraca dengan ketelitian sekurang-kurangnya 0,01 gram
3. Oven listrik dengan pengatur suhu konstan sampai 110 oC
Gambar alat ditampilkan pada Gambar 3.4.
commit to user
Gambar 3.5. Alat Uji Berat Jenis Butir Tanah
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
3.3.2.3 Hidrometer
Sampel sedimen yang digunakan telah dioven selama 24 jam pada suhu 110 oC.
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Pelampung hidrometer
3. Aquades
4. Stopwatch
5. Termometer
6. Cairan sodium silikat
7. Corong
8. Kompor pemanas
Gambar alat ditampilkan pada Gambar 3.6.
3.3.2.4 Saringan
6. Cawan alumunium
7. Sampel tanah yang digunakan pada analisis hidrometer
Gambar alat ditampilkan pada Gambar 3.7.
3.4 Pengujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Langkah pengerjaan:
1. Membersihkan dan mengeringkan piknometer kosong lalu ditimbang
2. Mengambil sedikit contoh tanah yang telah kering oven dan telah didinginkan
dalam desikator serta telah terurai, kemudian masukkan dalam piknometer
kemudian ditutup dan ditimbang Mengisikan air destilasi ke dalam
piknometer kira-kira sebanyak 10 cc, sehingga tanah terendam seluruhnya
lalu dibiarkan terendam selama 24 jam.
3. Setelah itu, menambahkan aquades sampai penuh lalu ditutup dengan hati-
hati dan bagian luarnya dikeringkan dengan kain. Selanjutnya menimbang
piknometer berisi tanah dan air, lalu mengukur suhunya dengan thermometer.
4. Mengosongkan dan membersihkan piknometer lalu diisi penuh dengan air
destilasi dan ditutup dan keringkan bagian luarnya dengan kain, selanjutnya
menimbang dan mengukur suhunya dengan thermometer.
5. Dari setiap satu tabung sampel diambil 3 (tiga) contoh tanah yang
diperlakukan sama seperti langkah-langkah tersebut di atas untuk
mendapatkan nilai berat jenis rerata.
3.4.1.3 Hidrometer
Langkah pengerjaan:
1. Memberi aquades pada sampel tanah secukupnya dan memanaskan sampai
mendidih.
2. Mencampur sampel tanah dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga
merata.
3. Memasukkan campuran ke dalam gelas ukur dan menambahkan aquades
hingga volumenya menjadi 1000 ml dan mendiamkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam mengocok sampel hingga homogen lalu memasukkan
pelampung hidrometer dan termometer, menghidupkan stopwatch dan
memulai pengukuran.
5. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel terhadap pelampung hidrometer serta
mengamati suhu pada termometer dan waktu pengamatan pada menit ke-1, 2,
commit to user
5, 15, 30, 60, 240, dan 1440.
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
6. Penentuan menit ke-0 adalah pada saat tabung gelas ukur tegak lurus pada
meja kerja (saat mulainya proses pengendapan) sebelum pelampung
hidrometer masuk.
7. Mengulangi langkah 1 sampai 6 untuk sampel yang lain.
3.4.1.4 Saringan
Langkah pengerjaan:
1. Mencuci sampel tanah dari percobaan hidrometer dengan saringan no 200
sampai bersih.
2. Meletakkan Sampel tanah yang tertahan dalam saringan no 200 di cawan dan
dioven selama 24 jam pada suhu 110 oC.
3. Menimbang Sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam bersama
cawannya.
4. Memasukkan sampel tanah ke dalam susunan saringan kemudian digetarkan
dengan alat penggetar.
5. Menimbang sampel tanah yang tertinggal pada setiap saringan.
Dalam analisis ini dilakukan simulasi tentang kajian ruas sungai Bengawan Solo
dengan bantuan software HEC-RAS versi 4.1. Fungsi yang digunakan adalah
Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan
Yang, serta kecepatan endap dihitung dengan teori Van Rijn (1993).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.8. Diagram Alir Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Debit total (Qtotal) dibagi menjadi beberapa pias (Qi) yaitu 1/6Q, 3/6Q, dan 5/6Q
kemudian dicari letak besaran debit tersebut dalam cross section pada Lampiran
B-1 dan B-2. Cross section sungai pada jembatan dipilih menghadap hilir sungai.
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Besarnya konsentrasi sedimen untuk setiap titik lokasi pengambilan dapat dilihat
pada Tabel 4.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B-III.
Besarnya berat jenis sedimen untuk setiap titik lokasi pengambilan dapat dilihat
pada Tabel 4.4. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B-IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Butiran sedimen melayang pada semua sampel sedimen merupakan butiran yang
lolos saringan 0,075 mm sehingga dilakukan pengujian menggunakan hidrometer.
Hasil pengujian hidrometer selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B-V – B-X.
Setelah analisis hidrometer, kemudian dicari ukuran butiran yang akan digunakan
dalam analisis angkutan sedimen yang disajikan pada Tabel 4.5.
Dari D50 terlihat bahwa ukuran butiran sedimen di Serenan berkisar antara 0,032 –
0,0625 sedangkan ukuran butiran sedimen di Jurug berkisar antara 0,0625 –
0,125. Menurut American Geophysical Union sedimen di Serenan termasuk
butiran Coarse Silt sedangkan untuk Jurug termasuk butiran Very Fine Sand.
Data yang diperlukan dalam analisis steady flow berupa data geometri long profile
dari jembatan Serenan sampai jembatan Jurug serta cross section di ruas sungai
tersebut sebanyak 7 buah dengan STA awal (6) merupakan letak jembatan
Serenan sedangkan STA akhir (0) merupakan letak jembatan Jurug. Koefisien
manning yang digunakan adalah 0,08 sesuai dengan Tabel 2.1. pada row C-I-2.
Data debit digunakan data debit pengukuran aktual yaitu di jembatan Serenan
sebesar 67,04 m3/s dan di jembatan Jurug sebesar 133,42 m3/s. Batas hulu
menggunakan tinggi muka air yang telah diketahui sebesar 1,61 m sedangkan
pada batas hilir menggunakan critical depth.
Selanjutnya hasil analisis steady flow ditampilkan dalam Tabel 4.6. dan dapat
dilihat profil dari ruas sungai Bengawan Solo seperti yang ditampilkan pada
Gambar 4.1.
EG PF 1
86 WS PF 1
Crit PF 1
Ground
84
82
Elevation (m)
80
78
76
74
72
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
Main Channel Distance (m)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Kecepatan Aliran
T
Luas Tampang
Angka Froude
A
El. Critical
El. Normal
Muka Air
Muka Air
Muka Air
El. Min
Basah
S
Q Slope
u
n
g
ai
(m3/s) (m) (m) (m) (m) (m/s) (m2) (m)
6 67,04 84,15 86,06 85,12 86,10 0,0043 0,93 71,94 58,83 0,27
5 67,04 81,23 83,80 82,22 83,82 0,00062 0,47 141,38 73,50 0,11
4 67,04 78,14 81,70 79,07 81,71 0,00022 0,34 198,04 78,16 0,07
3 67,04 78,50 81,12 79,11 81,13 0,00030 0,36 189,48 94,94 0,08
2 67,04 77,66 80,71 78,43 80,72 0,00034 0,40 169,21 73,92 0,08
1 67,04 72,94 80,40 74,29 80,40 0,000055 0,27 256,62 59,60 0,04
0 133,4 77,40 79,07 79,07 79,55 0,0640 3,09 43,11 44,37 1,00
Data yang diperlukan dalam analisis debit angkutan sedimen adalah data hasil
analisis steady flow, data analisis butiran sedimen dari analisis hidrometer, berat
jenis butiran sedimen rerata sebesar 3,12, suhu air sebesar 270 C, kecepatan jatuh
menggunakan Van Rijn dan data geometri sungai.
Pada Tabel 4.7. dapat dilihat hasil analisis debit angkutan sedimen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
4.5 Pembahasan
Dari hasil output analisis debit angkutan sedimen diambil angka yang paling
mendekati dengan hasil perhitungan di Tabel 4.3. pada gs rerata yaitu untuk
Serenan menggunakan metode MPM dan Jurug menggunakan metode Toffaleti.
Perbandingan hasil debit angkutan sedimen perhitungan dengan pengukuran debit
angkutan sedimen dapat dilihat pada Tabel 4.8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran
yang bertujuan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut. Adapun saran-
saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:
commit to user
36