Вы находитесь на странице: 1из 9

Laporan Praktikum Genetika

Simulasi Persilangan Monohibrid

Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Bagas Tri Nugroho (4401416009)
2. Silmi Aulia Ramadhani (4401416051)
3. Nida Falahati (4401416082)

Pendidikan Biologi 2016


Rombel 1

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
A. TUJUAN
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1.
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square dalam analisis genetika Mendel.

B. LANDASAN TEORI
Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang
dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini berasal dari induk jantan dan induk
betina. Gen satu pasang ini disebut sebagai gen satu alela. Menurut Mendel, gen satu alela
akan memisah pada saat pembentukan gamet yang kemudian dikenal dengan prinsip
segregasi secara bebas dan gen akan berpasangan kembali pada waktu fertilisasi
sehingga setiap individu akan diploid (Widianti, 2018).
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifat
secara genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum ini didapat dari hasil
penelitian Gregor Johann Mendel, seorang biarawan Austria. Hukum tersebut terdiri
dari dua bagian :
1. Hukum Pertama Mendel (hukum pemisahan atau segregation).
Pada saat berlangsungnya pembentukan gamet, setiap pasang gen akan
disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
2. Hukum Kedua Mendel (hukum berpasangan secara bebas atau
independent assortment)
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi
pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas.
Hukum Mendel adalah salah satu hukum terpenting dalam perkembangan ilmu
genetika di dunia. Namun, tidak banyak orang yang menyadari bahwa penelitian
Mendel didasari pada ilmu Matematika Diskrit (Fransisca, 2010).

Hukum Segregasi
Jika model percampuran dari pewarisan sifat adalah benar, hibrid F1 dari
persilangan antara ercis berbunga ungu dan berbunga putih seharusnya memiliki
bunga ungu pucat, sifat intermediet antara sifat-sifat pada generasi P. Namun ternyata
semua keturunan F1 memiliki bunga yang seungu induk berbunga ungu. Ketika Mendel
membiarkan tanaman F1 menyerbuk sendiridan menanam biji yang dihasilkan, sifat
bunga putih muncul kembali pada generasi F2.
Mendel menggunakan ukuran sampel yang sangat besar dan mencatat hasilnya dengan
akurat. Mendel mendeskripsikan empat konsep terkait yang menyusun model Mendel.
1. Versi alternatif gen menyebabkan variasi dalam karakter yang diwarisi.
2. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua alel, satu dari masing-
masing induk.
3. Jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya, alel dominan,
menentukan kenampakan organisme dan satu lagi alel resesif, tidak
memiliki efek pada kenampakan organisme.
4. Hukum segregasi, dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi
(memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-
gamet yang berbeda (Campbell, 2010).
Perbandingan fenotip yang ditemukan dalam persilangan monohibrid tidak
sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam kejadian nyata terdapat
penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan
berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu perlu diadakan
evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-square test (χ2)
(Suryo, 1984).

C. ALAT DAN BAHAN


Kancing genetika dua macam warna, masing-masing berjumlah 50.

D. CARA KERJA
Mengambil 2 warna kancing yang berbeda, masing-masing 50 buah.

Menentukan simbol-simbol gen dan sifat yang diwakili oleh tiap warna.

Memisahkan 50 kancing warna menjadi 2 bagian (25 untuk gamet jantan dan 25 untuk
gamet betina).

Memasukkan 25 kancing warna A dan B ke dalam satu kantong sebagai gamet jantan.

Memasukkan 25 kancing warna A dan B ke dalam kantong yang lain sebagai gamet
betina.

Mengambil secara acak 1 kancing dari kantong per-1 dan ke-2, kedua kancing
dipertemukan dan ditabulasikan.

Melakukan hal yang sama sampai kancing-kancing tersebut habis.

Menghitung perbandingan yang diperoleh (genotip dan fenotip).

Menguji hasil perbandingan dengan rumus Chi-kuadrat.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Data kelompok :
Dimisalkan terjadi persilangan antara Mangifera indica berbuah manis dengan
Mangifera indica berbuah asam.
M = Rasa manis
M = Rasa asam

Kombinasi Fenotip Tally Frekuensi Frekuensi


kancing I II Genotip Fenotip
(Kombinasi
gen)
Kuning- Manis 12 14 26 74
Kuning
(MM)
Kuning-Hijau Manis 26 22 48
(Mm)
Hijau-hijau Asam 12 14 26 26
(mm)
2. Data kelas :
Kelompok Homozigot Heterozigot Homozigot
Dominan Resesif
1 24 52 24
2 24 52 24
3 27 45 28
4 25 50 25
5 26 48 26
6 27 46 27
7 26 48 26
Rata-rata 25,57 48,71 25,71
Genotip
Rata-rata 74,28 24,71
Fenotip

F. ANALISIS DATA
Menggunakan analisa Chi-Square. Dan hipotesis dalam percobaan kali ini adalah:
Ho : tidak ada perbedaan antara teori dengan praktikum.
Ha : ada perbedaan antara teori dengan praktikum.
1. Analisis Genotip

 Analisis Genotip Kelompok


|𝒇𝟎 − 𝒇𝒉|𝟐
Genotip 𝒇𝒉 𝒇𝟎 |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 | |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 |2
𝒇𝒉
MM 25 26 1 1 0,04
Mm 50 48 2 4 0,08
Mm 25 26 1 1 0,04
𝟐
𝒙 hitung 0,16
*Db = n-1 α = 0,05
= 3-1
=2
*𝑥 2 tabel = 5,99
𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
0,16 ≤ 5,99
Jadi H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan antara teori dengan
praktikum.
 Analisis Genotip Kelas
|𝒇𝟎 − 𝒇𝒉|𝟐
Genotip 𝒇𝒉 𝒇𝟎 |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 | |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 |2
𝒇𝒉
MM 25 25,57 0,57 0,33 0,01
Mm 50 48,71 1,29 1,66 0,03
Mm 25 25,71 0,71 0,50 0,02
𝟐
𝒙 hitung 0,06
*Db = n-1 α = 0,05
= 3-1
=2
2
*𝑥 tabel = 5,99
𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
0,06 ≤ 5,99
Jadi H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan antara teori dengan
praktikum.
2. Analisis Fenotip
 Analisis Fenotip Kelompok
|𝒇𝟎 − 𝒇𝒉|𝟐
Genotip 𝒇𝒉 𝒇𝟎 |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 | |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 |2
𝒇𝒉
Dominan 75 74 -1 1 0,013
(Manis)
Resesif 25 26 1 1 0,040
(Asam)
𝒙𝟐 hitung 0,053
*Db = n-1 α = 0,05
= 2-1
=1
*𝑥 2 tabel = 3,84
𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
0,053 ≤ 3,84
Jadi H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan antara teori dengan
praktikum.
 Analisis Fenotip Kelas
|𝒇𝟎 − 𝒇𝒉|𝟐
Genotip 𝒇𝒉 𝒇𝟎 |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 | |𝒇𝟎 − 𝒇𝒉 |2
𝒇𝒉
Dominan 75 74,28 -0,72 0,52 0,0069
(Manis)
Resesif 25 24,71 0,29 0,08 0,0032
(Asam)
𝒙𝟐 hitung 0,0101
*Db = n-1 α = 0,05
= 2-1
=1
2
*𝑥 tabel = 3,84
𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
0,0101 ≤ 3,84
Jadi H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan antara teori dengan
praktikum.
G. PEMBAHASAN DAN JAWABAN PERMASALAHAN
Tujuan percobaan kali ini adalah untuk membuktikan adanya prinsip segregasi
secara bebas, membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrid
dengan perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1, serta dapat
menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika Mendel.
Pengambilan secara acak dan mempertemukannya merupakan salah satu
prinsip dari Hukum Mendel I (segregasi) yang menyatakan bahwa dua alel untuk
suatu sifat yang terwariskan akan memisah (segregasi) selama pembentukan gamet
dan akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda. Berikut adalah diagram
persilangannya:
P1 : MM >< mm
(Jantan) (Betina)
Manis ↓ Asam
F1 : Mm
(Merah)
P2 : Mm >< Mm
(Jantan) (Betina)
Manis ↓ Manis
G : M, m M, m
F2 : Tabel persilangan
M m
M MM Mm
m Mm mm
Rasio Genotip = MM : Mm : mm
=1:2:1
Rasio Fenotip = Manis : Asam
=3:1
Setiap individu bersifat haploid, yakni ditandai dengan memiliki sepasang alel
untuk satu sifat. Misalnya dalam hal ini Mangifera indica yang memiliki sepasang
alel untuk sifat rasa buah. Alel itu ada yang dominan (M) dan ada yang resesif (m).
Ketika proses pembentukan gamet, dua alel ini memisah. Masing-masing alel berada
pada gamet yang berbeda. Karena gamet bersifat haploid maka gamet hanya memiliki
satu alel untuk rasa buah (M-saja atau m-saja). Ketika gamet jantan dan betina bersatu
dalam proses fertilisasi akan membentuk individu baru yang bersifat diploid. Individu
ini mewarisi sifat rasa buah dengan alel yang diwariskan dari induknya. Dari hasil
persilangan parental Mangifera indica buah manis homozigot dominan (MM) dengan
Mangifera indica buah asam yang homozigot resesif akan menghasilkan F1
heterozigot (Mm) dengan fenotip rasa manis. Ketika persilangan sesama F1 dilakukan
maka kami mendapatkan perbandingan fenotip F2 Manis : Asam sebesar 74 : 26
atau bila disederhanakan menjadi 2,85 : 1. Sedangkan perbandingan genotipnya MM : Mm :
mm adalah 26 : 48 : 26 atau bila disederhanakan menjadi 1 : 1,85 : 1. Persilangan ini
dilakukan 2 kali pengulangan. Sehingga jumlah individu F2 yang kami dapatkan
adalah 100 individu. Bila dilihat perbandingan yang kami dapatkan mendekati
perbandingan Mendel meskipun tidak tepat sama. Untuk perbandingan fenotip kami
mendapatkan 2,85 : 1 sedangkan pada Mendel adalah 3 : 1. Dan untuk perbandingan
genotip kami mendapatkan 1 : 1,85 : 1 sedangkan pada Mendel 1: 2 : 1. Maka kami
melakukan uji Chi-Square untuk mengetahui validitas data yang kami peroleh.
Dari Uji Chi-Square untuk genotip kami mendapatkan kesimpulan bahwa
prcobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Mendel I. 𝑥 2 hitung yang kami
dapatkan sebesar 0,16 sedangkan 𝑥 2 tabel dengan α = 0,05 dan Db = 2 adalah 5,99.
Karena 𝑥 2 hitung lebih kecil dari 𝑥 2 tabel maka Ho diterima. Jadi kami menarik
kesimpulan bahwa persilangan yang kami lakukan sesuai dengan Hukum Mendel I.
Kami juga melakukan uji Chi-Square untuk fenotip, kami mendapatkan
kesimpulan bahwa prcobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Mendel I.
𝑥 2 hitung yang kami dapatkan sebesar 0,053 sedangkan 𝑥 2 tabel dengan α = 0,05 dan
Db = 1 adalah 3,84. Karena 𝑥 2 hitung lebih kecil dari 𝑥 2 tabel maka Ho diterima. Jadi
kami juga menarik kesimpulan bahwa persilangan yang kami lakukan sesuai dengan
Hukum Mendel I. Perbandingan yang kami dapatkan memang tidak persis dengan
perbandingan Mendel. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah
kurang homogennya kancing dalam kantong saat melakukan persilangan.
Selain itu kami juga mengumpulkan data dari 6 kelompok lain. Dari data ini
kami juga melakukan Uji Chi-Square untuk genotip dan fenotip. Dari hasil Chi-
Square genotip kami mendapatkan 𝑥 2 hitung yang kami dapatkan sebesar 0,06
sedangkan 𝑥 2 tabel dengan α = 0,05 dan Db = 2 adalah 5,99. Maka kami menarik
kesimpulan bahwa persilangan yang dilakukan oleh 1 kelas sesuai dengan Hukum
Mendel I. Begitupula dengan fenotipnya, hasil perhitungan dari Uji Chi-Square Ho-
nya diterima sehingga praktikum yang dilakukan sesuai dengan teorinya.

H. SIMPULAN
1. Prinsip segregasi bebas memang terbukti adanya dengan dilakukannya persilangan
secara acak dan menghasilkan keturunan F1 dan F2 dengan perbandingan tertentu
dan cenderung stabil.
2. Perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida yang diperoleh yaitu
genotip mendekati 1 : 2 : 1 dan fenotip mendekati 3 : 1.
3. Uji Chi-Square dalam analisis genetika Mendel membuktikan bahwa H0 diterima,
artinya tidak ada perbedaan antara teori dengan praktikum.

I. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2010. Biologi Jilid 1. Alih bahasa oleh Damaring Tyas W. Jakarta :
Erlangga.
Fransisca C. 2010. Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel. Makalah II2092
Probabilitas dan Statistik – Sem. 1 Tahun 2010/2011.
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Widianti, Tuti, Noor Aini dan Ulung Anggraito. 2018. Buku Ajar Genetika.
Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Widianti, Tuti, Noor Aini dan Ulung Anggraito. 2018. Petunjuk Praktikum Genetika.
Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Isi dari Hukum Mendel I adalah pada saat pembentukan gamet akan terjadi
segregasi (pemisahan) alel-alel. Jadi pada masing-masing persilangan, satu
karakteristik parental akan hilang pada F1 dan akan muncul kembali pada F2.
Berarti bahwa F1 mempunyai dua bentuk alel. Contohnya saja persilangan antara
biji kuning (KK) dengan biji hijau (kk) yang nantinya akan menghasilkan
keturunan biji kuning dengan genotip Kk. Sifat dominan pada biji kuning (KK)
akan menutupi ekspresi sifat yang lain. Sifat kuning adalah sifat yang dominan
terhadap sifat hijau, jadi sifat kuning inilah yang nanti akan muncul pada F1. Dan
kita bisa melihat pada persilangan monohibrid.
2. Ya sesuai, karena perbandingan fenotip dan genotip pada saat percobaan dengan
perbandingan fenotip dan genotip Hukum Mendel I hampir sama. Dan ketika
dilakukan uji chi-square Ho-nya pun diterima, hal ini membuktikan bahwa
percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.
3. Diperoleh derajat bebas 2 untuk genotip dan derajat bebas 1 untuk fenotip.
LAMPIRAN

25 kancing kuning (sifat manis) 25 kancing kuning (sifat manis)


sebagai gamet jantan. sebagai gamet betina.

25 kancing hijau (sifat asam) 25 kancing hijau (sifat asam)


sebagai gamet jantan. sebagai gamet betina.

50 kancing gamet jantan 50 kancing gamet betina

Hasil persilangan

Вам также может понравиться