Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk
lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan
sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian
control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang
berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam
rangkaian manual adalah selalu menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik .
Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang
digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan
KONTAKTOR, TIMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain. Komponen paling utama
digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR.
KONTAKTOR
1. Pengertian
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan
cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan
dan pemutusan secara terus menerus / Continue “.
Penerangan
Pemanas
Pengontrolan Motor – motor Listrik
Pengaman Motor – motor Listrik
Pada pengaman motor – motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah. Kontaktor akan
bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 % dari tegangan
permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika
lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar. Kontaktor mempunyai kontak –
kontak UTAMA dan kontak – kontak BANTU yang terdiri dari
NORMALLY OPEN ( NO )
NORMALLY CLOSE ( NC )
13 & 14
23 & 24
33 & 34
63 & 64 <==>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO )
73 & 74
83 & 84
93 & 94
11 & 12
21 & 22
31 & 32
61 & 62 <===>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC )
71 & 72
81 & 82
91 & 92
Simbol Rangkaian :
Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga
ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu :
1. ON DELAY
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan
Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).
Simbol Rangkaian :
2. OFF DELAY
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan
Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).
Simbol Rangkaian :
bentuk fisik timer
Simbol Rangkaian :
2. Push Bottom Normally Close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan tidak bekerja ( OFF ), apabila
dilepas menjadi bekerja ( ON ).
Simbol Rangkaian :
3. Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan apabila dilepas tetap bekerja
( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ).
Simbol Rangkaian :
MINI CIRCUIT BREAKER (MCB)
Pengertian MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada MCB
memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila
daya yang digunakan pada system tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi trip
(jawa “ njeglek”) pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian,
sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat)(konsleting) maka MCB juga akan menjadi
trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung
langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan juga ground/pentanahan. Dalam melakukan
pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman rangkaian control dengan
menggunakan MCB jenis 1 fasa. Tetapi pengaman untuk beban yang digerakkan oleh rangkaian
control tersebut dapat menggunakan MCB jenis 3 fasa, sehingga dalam suatu panel yang
digunakan untuk mengontrol suatu system minimal terdapat 2 MCB yaitu 1 buah MCB jenis 1
fasa dan 1 buah MCB 3 fasa.
Bentuk fisik MCB
Penyambungan Rangkaian Motor On Off (interlock)
Rangkaian ini dikenal juga dengan istilah DOL Starter seperti artikel yang pernah saya
bahas sebelumnnya. Sebelum melihat gambar penyambungan rangkaian motor On Off
ini, anda sebaiknya membaca artikel saya yang berjudul InterLock Kontaktor.. disana
anda akan menemukan penjelasan apa dan bagaimana cara kerja rangkaian ini, berikut
juga wiring diagramnya.
Dalam penyambungan rangkaian motor star delta ini, mungkin sedikit agak berbeda
dari wiring diagram yang ada pada artikel saya sebelumnya yaitu yang berjudul Wiring
Diagram Star Delta dan Pengaplikasian Kerja NO dan NC Proteksi Motor Listrik. Tetapi
tidak akan menjadi masalah, karena prinsip kerjanya tetaplah sama.
Disini saya menggunakan 1 tegangan pada rangkaian pengendalinya.. yaitu 220V untuk
Kontaktor dan Timer. Khusus untuk timer, saya menggunakan Omron H3CR-A8, 220V,
yang mempunyai range 0~30 Jam. Selamat menikmati keruwetan gambarnya.. :)
Pada gambar diatas, secara prinsipanya sama dengan wiring diagram yang terdapat
pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram Motor Bolak Balik
(Forward Reverse), hanya saja disini saya memasang NC dari thermal overload
langsung pada koil kontaktor, dan NC dari K1 dan K2 yang terhubung dari NO tombol
masing-masing. Silahkan untuk membandingkan wiring diagramnya dengan foto
gambar penyambungannya diatas
Prinsip kerjanya adalah, bila tombol fwd ditekan maka motor akan berputar kekanan.
Untuk memutar balik putaran motor kekiri maka perlu ditekan terlebih dahulu tombol
Off, baru bisa memutar kearah sebaliknya (kiri) dengan menekan tombol rev. Dan
untuk mematikannya tekan tombol Off yang sama, karena fungsi tombol Off disini untuk
memutuskan kedua fungsi kerja rangkaian.
Rangkaian ini belum pernah saya bahas sebelumnya, tetapi bila anda jeli untuk
mempelajari artikel-artikel tentang wiring diagram saya yang ada di blog ini, maka anda
pasti akan menemukan prinsip dasar kerjanya.
Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, memutus kerja rangkaian kontaktor sesuai
dengan waktu yang diinginkan secara otomatis dengan timer. Pada rangkaian ini, saya
juga memasang tombol off sebagai pemutus rangkaian manual. Hal tersebut semata-
mata hanya untuk menjaga kalau-kalau kerja rangkaian tersebut tidak sesuai yang
diharapkan atau mengalami masalah (trouble).
Khusus untuk foto gambar rangkaian ini, saya mengadaptasikan kerja rangkaian lampu
flip-flop seperti pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram Rangkaian
Lampu Flip Flop Menggunakan TDR (Timer), dengan hanya menggunakan 2 timer saja
pada kerja rangkaiannya. Rangkaian ini bisa diaplikasikan pada rangkaian kerja motor
sirkulasi, atau kerja motor induksi 3 phasa yang bekerja secara terus menerus. Pada
sistem kerja seperti itulah rangkaian ini sangat dibutuhkan, agar motor induksi dapat
diistirahatkan kerjanya. Karena pemakaian yang terlalu lama bisa juga mengurangi
umur sebuah motor induksi.
Prinsip kerjanya adalah, ketika tombol On ditekan maka motor 1 akan bekerja sesuai
waktu yang diinginkan. Ketika telah mencapai waktunya, maka motor 1 akan mati dan
bersamaan itu juga motor 2 akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dan begitu telah mencapai waktunya, maka motor 2 akan mati dan motor 1 akan
menyala lagi sesuai ketetapan waktunya.. begitu seterusnya. Dan untuk mematikan
kerja rangkaian ini, cukup dengan menekan tombol Off. Rangkaian ini menggunakan
tegangan 220V pada rangkaian pengendalinya, artinya Timer, Relay dan Kontaktor
menggunakan koil bertype 220V (perhatikan pengabelan yang berwarna hijau terang).
* Update....
Kerja rangkaian ini mirip dengan rangkaian lampu flip-flop witth TDR yg sudah dibahas
sebelumnya. Namun dalam pergantian putaran motor saya selipkan Timer 3 sebagai
delay penunda putaran. Timer 1 dan Timer 2 adalah Timer setting waktu lama putaran
motor untuk Kontaktor 1 dan Kontaktor 2 (K1 & K2)
Cara kerja rangkaian adalah, ketika select switch di ON maka T3 menghitung waktu
tunda untuk memulai kerja K1 (misal 10 detik). Setelah K1 bekerja sesuai waktu yang
ditetapkan oleh T1, maka R1 akan bekerja untuk mereset T3 untuk menunda kerja K2.
Setelah waktu tunda selesai maka K2 akan bekerja sesuai waktu yg ditetapkan T2. Dan
ketika waktu kerja K2 selesai, maka T2 akan menghidupkan R2 dan mereset rangkaian
sehingga waktu tunda bekerja lagi untuk menghidupkan K1.
Rangkaian ini akan bekerja terus menerus bergantian memutar balik putaran motor.
Untuk mematikannya cukup memilih off pada select switch. Kesimpulan kerja rangkaian
ini adalah, saat rangkaian di On, 10 detik baru menyala kearah kanan. setelah 10 menit
motor akan berhenti 10 detik. Setelah 10 detik, motor akan berputar ke kiri. Setelah
berputar kearah kiri 10 menit, maka motor akan berhenti 10 detik kembali. Dan setelah
itu, motor akan kembali berputar ke kanan, begitu seterusnya..
.....
Catatan
Motor Induksi 3Ø/380V diatas 5 HP, harus dihubung star delta. (atau baca
dulu penjelasan tentang name plate-nya disini)
Karena penampakan gambar rangkaian diweb browser ini amat terbatas,
Anda disarankan untuk mendownload gambar-gambar yang ada dan
mencetaknya dengan printer berwarna agar lebih jelas mempelajarinya.
Artikel sederhana ini saya tulis sebagai pelengkap dari tulisan-tulisan saya sebelumnya,
dimana saya hanya menggambar wiring diagramnya saja sebagai penjelasan dari
sebuah pembahasan, tanpa melampirkan foto gambar penyambungannya atau
pengabelannya.
Sebelum membahas ini, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu macam-macam
peralatan yang diperlukan berikut juga letak-letak input, NO dan NCnya. Sehingga akan
lebih mudah untuk memahami pengkoneksiannya untuk membuat sebuah rangkaian
kerja kontaktor. Bisa dilihat pada artikel sebelumnya..
Kontaktor
Relay
Timer
Thermal Overload
Tombol
Dalam tulisan ini saya sengaja tidak memasukkan foto-foto asli, dikarenakan hasil yang
diambil pasti mempunyai kualitas gambar yg tidak bagus, sehingga menyulitkan para
pembaca untuk mengenalinya secara detail. Disini Saya mengambil gambar foto yang
telah saya edit dan tambahkan beberapa keterangan yang cukup jelas.
Sebagai permulaan, saya berikan sedikit gambar foto dari masing-masing peralatan
yang akan dibuat rangkaiannya:
Dikarenakan pembahasan ini membutuhkan tulisan yang agak panjang, maka saya
membuatnya menjadi 2 (dua) judul. Dan untuk lebih jelasnya tentang Foto Gambar
Pengkoneksian atau Penyambungan Rangkaian Kontaktor yang dimaksud, Anda dapat
membacanya pada artikel saya berikutnya,yang sudah saya ranngkum menjadi satu.
Berikut judul-judul foto gambarnya..
Komponen utama sebuah MC adalah koil dan kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan
medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole.
Untuk aplikasi yang lebih, MC mempunyai beberapa accessories. Dan yang paling banyak dipergunakan
adalah kontak bantu. Jika kontak bantu yang telah tersedia kurang bisa dilakukan penambahan di
samping atau depan. Pneumatic Timer juga sering dipakai dalam wiring sebuah system, misalnya pada
Star Delta Starter.
Share13
Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay
(Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita
mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja
otomatis.
Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)
Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau
kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya
yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada
kekuatan untuk menekan tombolnya. Klik disini untuk mempelajari Tombol
Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open= Bila coil contactor
atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka
atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open).
Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push
Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan
Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan
penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan
NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai
ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper
dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.
Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik.
Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam?
Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?
Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper
juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi
pengaktifannya saja.
Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja
ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada
potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10
detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer
dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.
Kegunaan NO dan NC
Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut
diatas, maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan
semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.
Relay Contactor
Share
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan
logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru
setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana
ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini
Prinsip Kerja
Relay Contactor pengendali adalah saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian
beban on dan off dengan pemberian energi elektro magnetis yang membuka dan menutup pada
rangkaian. Relay biasanya mempunyai satu kumparan, tetapi Relay dari beberapa tipe lain
dapat mempunyai beberapa kontak, sesuai dengan kegunaannya.
Kontak-kontak atau kutub kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu :
1. Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai
kontak Normally Open (NO).
2. Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut sebagai
Normally Close (NC)
3. Tukar sambung (Change Over / NO), relay jenis ini mempunya kontak tengah yang
normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi dan membuat kontak dengan yang
lain bila relay di aliri listrik.
Relay Contactor berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang bergerak dipasangkan
pada plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally Open ( NO ) dan Normally Close ( NC ).
Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari medan pada
gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan membuka
kontak NC.
Kontak Relay
Level tegangan pada kumparan Relay yang diberi tegangan, menyebabkan penghubungan
kontak yang disebut tegangan pick up ( tegangan tarik ). Setelah Relay diberi energi, level
tegangan pada kumparan Relay dimana kontak kembali pada kondisi tidak dioperasikan disebut
tegangan drop out ( tegangan lepas ). Kumparan Relay dirancang untuk tidak lepas sampai
penurunan tegangan pada penurunan tegangan minimum sekitar 85 % dari tegangan kerja.
Kumparan Relay juga tidak akan menarik (memberi energi ) sampai tegangan meningkat pada
85 % tegangan kerja, tanpa merusakan kumparan. Kumparan Relay sekarang dibuat dari
konstruksi cetakan. Hal ini membantu mengurangi penyerapan kelembaban dan meningkatkan
kekuatan mekanis.
Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan
MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor
dan menggunakan rangkaian elektronik.
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan
AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam
jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang
dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay
akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai
kontak NO atau NC.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai
batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak
NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai
contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah
kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki
4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6.
Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
Fungsi dari Overload relays adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya
sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab
waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman
yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan ,
maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada
jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi
saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban.
Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor
berdaya kecil.
Mekanisme kerja Over load relay: apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa slide ke
kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah terdorong ke kiri dan kontak
NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak NO (97-98) akan terhubung.
Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga
kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya
ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya
baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.
Masih adakah anak listrik didunia ini yang belum tahu cara wiring kontaktor? Perbanyak belajar
dan belajar sampai kalian bisa mengerti cara memasang atau merakit kabel ke kontaktor
sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan kontrol listrik. Kontaktor sendiri sama halnya
dengan relay. Fungsinya sebagai saklar magnetik yang berfungsi untuk mematikan dan
menghidupkan sesuatu misalnya sebuah motor listrik.
Mungkin sebagian anak listrik ada yang belum tahu bagian-bagian kontaktro sehingga saat akan
menggunakan kontaktor mereka akan kebingungan. Maka dari itu saya akan memberitahukan
caranya.
Perlu diketahui, posisi dari bagian-bagian kontaktor berbeda-beda tergantung merk yang
digunakan. Sebagai contoh pembelajaran, saya menggunakan kontaktor Merk Schneider karena
mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal untuk saya pribadi, wkwkkwkw.
Oke cekidot!
Bagian yang saya beri tanda biru adalah bagian Coil kontaktor. Coil ini berfungsi untuk
menyalakan kontaktor. Jadi, jika Coil tersebut mendapatkan arus 220v AC misalnya, kontaktor
akan aktif bekerja. Kesimpulannya, Coil A1 dan A2 adalah terminal untuk kabel power input
yang berfungsi untuk mengaktifkan kontaktor.
Lalu, Bagian yang saya beri tanda merah adalah kontak NO kontaktor. Bagian ini biasanya diberi
petunjuk berupa angka 13 dan 14. Kontak ini aktif jika kontaktor mendapatkan sumber tegangan.
Kesimpulannya, 13 dan 14 adalah kontak NO dari kontaktor yang akan aktif (terhubung) jika
kontaktor aktif.
Satu lagi, bagian yang saya beri tanda kuning adalah kontak NC kontaktor. Bagian ini biasanya
diberi petunjuk berupa angka 21 dan 22. Kontak ini aktif jika kontaktor mendapatkan sumber
tegangan. Kesimpulannya, 21 dan 22 adalah kontak NC dari kontaktor yang akan aktif (terputus)
jika kontaktor aktif. Kebalikan dari kontak NC kan??
Bagian yang saya beri tanda merah adalah L1, L2 dan L3 yakni untuk sumber arus listrik
3 phase yang akan disalurkan ke motor listrik setelah kontaktor aktif.
Lalu, bagian yang saya beri tanda kuning adalah T1, T2 dan T3 yakni bagian yang
langsung terhubung ke motor 3 phase (U, V dan W). Contactor
Sunday, December 14th, 2014 - Komponen Aktuator
Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar yang
dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar dengan jenis
NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik
untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor diberikan sumber
tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau berubah kondisinya, yang
semula FF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF. Untuk memahami
prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema contactor berikut.
Jenis-Jenis Contactor
Contactor yang beredar dipasaran pada umumnya dibedakan berdasarkan kemapuanya dalam
mengontrol tegangan listrik AC. Di pasaran contacctor dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
Contactor 1 Phase
Contactor 3 phase
Contactor 1 phase digunakan untuk mengontrol arus listrik AC 1 phase, sedangkan contactor 3
phase digunakan untuk mengontrol aliran listrik AC 3 phase. Pada contactor 1 phase minimal
terdapat 2 saklar utama, sedangkan pada contactor 3 phase minimal terdiri dari 3 saklar utama.
Aksesoris Contactor
Contactor untuk keperluan khusus pada umumnya dilengkapi dengan beberapa aksesoris
tambahan yang berfungsi untuk memaksimalkan kerja dari contactor tersebut. Beberpa bentuk
aksesoris pada contactor adalah :
Thermal Switch
Timer Switch
Interlock Switch
Latch Block
Transient Voltage Block
Thermal switch pada contactor berfungsi sebagai pengaman contactor dari temperature yang
berlebih, thermal switch ini akan aktif dan mematikan kontaktor apabila suhu pada contactor
melebihi batas minimal temperature yang diseting.
Timer switch berfungsi untuk mengontrol waktu ON suatu contactor. Timer switch pada
contactor ini dapat diseting sesuai kebutuhan, sehingga periode ON suatu contactor dapat
ditentukan secara manual menggunakan timer switch tersebut.
Interlock switch pada contactor pada umumnya digunakan untuk melengkapi contactor pada saat
digunakan pada sistem ATS (Automatic Transfer Switch) yang sering digunakan untuk
memeindahkan sumber daya listrik komersial dan Genset secara otomatis.
Latch Block berfungsi untuk mengunci status contactor, dapat digunakan untuk mengunci agar
selalu ON dan sebaliknya tergantung dari seting yang dilakukan terhadap contactor tersebut.
Transient voltage block berfungsi untuk menahan tegangan transient akibat aktivasi kumparan
atau tegangan induksi disekitar contactor agar tidak mempengaruhi kinerja contactor.
Aplikasi Contactor
Kontrol Lighting, pada sistem lighting daya besar seperti yang digunakan pada konser music atau
sistem penerangan stadion olah raga dengan lampu daya besar selalu menggunakan contactor
sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke lampu lighting tersebut.
Kontrol motor listrik, motor listrik 3 phase daya besar seperti yang digunakan dalam dunia
industri membutuhkan kontactor sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke
motor tersebut. Fungsi contactor sebagai kontrol pada motor listrik ini sering disebut dengan
istilah magnetic starter.
Transfer switch, transfer switch merupakan sistem pada ATS.Bagian ini selalu menggunakan
kontaktor karena diperlukan kapasitas kontrol daya besar dan kecepatan transfer yang cepat
yang dimiliki contactor.
Masih adakah anak listrik didunia ini yang belum tahu cara wiring kontaktor? Perbanyak
belajar dan belajar sampai kalian bisa mengerti cara memasang atau merakit kabel ke
kontaktor sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan kontrol listrik. Kontaktor
sendiri sama halnya dengan relay. Fungsinya sebagai saklar magnetik yang berfungsi
untuk mematikan dan menghidupkan sesuatu misalnya sebuah motor listrik.
Mungkin sebagian anak listrik ada yang belum tahu bagian-bagian kontaktro sehingga
saat akan menggunakan kontaktor mereka akan kebingungan. Maka dari itu saya akan
memberitahukan caranya.
Perlu diketahui, posisi dari bagian-bagian kontaktor berbeda-beda tergantung merk yang
digunakan. Sebagai contoh pembelajaran, saya menggunakan kontaktor Merk Schneider
karena mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal untuk saya pribadi, wkwkkwkw.
Oke cekidot!
Lalu, Bagian yang saya beri tanda merah adalah kontak NO kontaktor. Bagian ini
biasanya diberi petunjuk berupa angka 13 dan 14. Kontak ini aktif jika kontaktor
mendapatkan sumber tegangan. Kesimpulannya, 13 dan 14 adalah kontak NO dari
kontaktor yang akan aktif (terhubung) jika kontaktor aktif.
Satu lagi, bagian yang saya beri tanda kuning adalah kontak NC kontaktor. Bagian ini
biasanya diberi petunjuk berupa angka 21 dan 22. Kontak ini aktif jika kontaktor
mendapatkan sumber tegangan. Kesimpulannya, 21 dan 22 adalah kontak NC dari
kontaktor yang akan aktif (terputus) jika kontaktor aktif. Kebalikan dari kontak NC kan??
Bagian yang saya beri tanda merah adalah L1, L2 dan L3 yakni untuk sumber arus listrik
3 phase yang akan disalurkan ke motor listrik setelah kontaktor aktif.
Lalu, bagian yang saya beri tanda kuning adalah T1, T2 dan T3 yakni bagian yang
langsung terhubung ke motor 3 phase (U, V dan W). Rangkaian Direct On Line (DOL)
Posted on 31 July 2011 by Endi Sopyandi
DOL merupakan metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia kendali-
mengendalikan motor.
Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini:
*rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor bisa 220V, 380V,
660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor ditentukan oleh kondisi anak kontak
dari kontaktor utama.
*rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau menyambung aliran
arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau
mendapatkan tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan
menekan tombol START atau tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di
rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
* Terminal-terminal transformator.
* Terminal-terminal resistor.
* Terminal-terminal induktor.
* Lampu tanda.
KOMPONEN PERALATAN PENUNJANG RANGKAIAN DOL
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai
berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus
nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan
Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan kontak bantu.
3. Push Button
Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan
merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
4. Time Delay
Time Delay adalah saklar penunda waktu yang digunakan sebagai alat bantu sistim pengendali.
Terminal Source terdapat pada nomor 2-7, Kontak NO pada terminal 1-3 dan 6-8 dan kontak NC
terdapat pada terminal 1-4 dan 5-8.
5. Thermal Overload Relay (THOR)
Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan
jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over
Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay.
Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses
pendinginan temperature terlebih dahulu.
CONTOH-CONTOH RANGKAIAN DOL PENGENDALI MOTOR