Вы находитесь на странице: 1из 30

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PANEL CROSS

LAMINATED TIMBER KAYU MANII (Maesopsis eminii Engl.)


MENGGUNAKAN PEREKAT ISOSIANAT

AGNES SAMUEL LUMBANRAJA

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Sifat Fisis dan
Mekanis Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.)
Menggunakan Perekat Isosianat adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Agnes Samuel Lumbanraja


NIM E24100001
ABSTRAK
AGNES SAMUEL LUMBANRAJA. Kajian Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross
Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Perekat
Isosianat. Dibimbing oleh SUCAHYO SADIYO.

Cross Laminated Timber (CLT) adalah produk rekayasa kayu yang disusun
bersilangan antar lamina biasanya direkat dengan perekat atau paku. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat fisis dan mekanis panel CLT
Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) lapisan 2 dan 4 yang dibuat dengan
orientasi sudut 45⁰ dan 90⁰ terhadap serat lapisan permukaan. Panel CLT dibuat
dengan ketebalan 15 cm sebanyak lima lapis dari papan yang berukuran 3 cm x 13
cm x 200 cm. Perekat yang digunakan adalah perekat isosianat dengan berat labur
280 g/m². Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisis (kadar air,
kerapatan, kembang susut, dan delaminasi) dan sifat mekanis (keteguhan rekat
dan uji dinding geser). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis dan
orientasi sudut lamina penyusun sangat berpengaruh dalam uji dinding geser.
Hasil uji dinding geser menginformasikan bahwa kekakuan dinding geser panel
CLT 90⁰ dua kali lebih besar dibandingkan CLT 45⁰ namun berbanding terbalik
pada kekuatannya, dimana panel CLT 45⁰ lebih kuat dibandingkan CLT 90⁰.

Kata kunci: Cross Laminated Timber, Kayu Manii, perekat isosianat, orientasi
sudut

ABSTRACT

AGNES SAMUEL LUMBANRAJA. Study of Physical and Mechanical


Properties Cross Laminated Timber Panels made from Manii Wood (Maesopsis
eminii Engl.) Using Isocyanate. Supervised by SUCAHYO SADIYO.

Cross Laminated Timber (CLT) is a wood engineering product with cross


laminae which bonded by adhesive or nails. The aim of this research was to
compare the physical and mechanical properties of CLT panels made from Manii
wood (Maesopsis eminii Engl.) layers 2 and 4 were made with laminae orientation
angle of the fiber 45⁰ and 90⁰ toward surface layer. The CLT panel was made in
15 cm thickness with five layers from the board with 3 cm x 13 cm x 200 cm in
size. Adhesive used was isocyanate with surface weight 280 g/m2. Testing
conducted were physical properties (moisture content, density, thickness swelling,
and delamination test) and mechanical properties (bonding strength and racking
test). Physical properties and angle orientation of CLT were affected significantly
in racking test. Results of racking test showed that CLT with 90⁰ orientation angle
were higher twice in stiffness than CLT with orientation angle 45⁰. In vice- versa,
the strength of CLT 45⁰ higher than 90⁰.

Keywords: Cross Laminated Timber, Manii wood, isocyanate, angle orientation


KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PANEL CROSS
LAMINATED TIMBER KAYU MANII (Maesopsis eminii Engl.)
MENGGUNAKAN PEREKAT ISOSIANAT

AGNES SAMUEL LUMBANRAJA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Kajian Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross Laminated Timber
Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Perekat
Isosianat
Nama : Agnes Samuel Lumbanraja
NIM : E24100001

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Sucahyo Sadiyo, MS


Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS


Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ( )
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala karuniaNya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Kajian
Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis
eminii Engl.) Menggunakan Perekat Isosianat ini dilaksanakan mulai dari awal
September 2013 sampai dengan akhir Januari 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Sucahyo Sadiyo, MS
selaku pembimbing yang berkontribusi besar dalam memberi solusi kepada
penulis, serta Fengky S Yoresta, ST, MT yang telah banyak memberi saran.
Terimakasih kepada Bapak Kadiman dan Suhada selaku laboran yang setia
membantu dalam pengerjaan penelitian. Terimakasih kepada yang terkasih teman-
teman THH 47. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama,
Adik-adik, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Agnes Samuel Lumbanraja


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Penelitian 2
Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Pembahasan 8
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 20
DAFTAR TABEL

1 Hasil Rata-rata Pengujian Sifat Fisis panel CLT Manii 8


2 Hasil Uji Dinding Geser panel CLT Manii 8

DAFTAR GAMBAR

1 Pola susunan lamina panel CLT Manii 90⁰ (a) dan 45⁰ (b) 3
2 Pengambilan contoh uji sifat fisis dan mekanis serta uji dinding geser
panel CLT Manii 4
3 Delaminasi rendaman air panas (a) dan rendaman dingin (b) 6
4 Contoh uji geser rekat (a) dan pengujian keteguhan geser rekat (b) 6
5 Grafik prosedur uji dinding geser terhadap waktu 7
6 Kadar air panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 9
7 Kerapatan panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 9
8 Kembang dan susut volume panel CLT Manii menurut orientasi sudut
lamina 10
9 Delaminasi air panas dan air dingin panel CLT Manii menurut orientasi
sudut lamina 11
10 Keteguhan rekat panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 12
11 Displacement stiffness panel CLT Manii 45⁰ 14
12 Displacement stiffness panel CLT Manii 90⁰ 14
13 Displacement strength test panel CLT Manii 45⁰ 15
14 Displacement strength test panel CLT Manii 90⁰ 15
15 Posisi tranduser (titik-titik tinjauan deformasi) pada panel CLT Manii 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rekaman data sifat fisis panel CLT Manii 18


2 Rekaman data uji delaminasi panel CLT Manii 18
3 Rekaman data uji keteguhan rekat panel CLT Manii 19
4 Rekaman kegiatan persiapan dan pengujian racking test 19
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kayu dari hutan alam dewasa ini semakin sulit diperoleh karena tidak
seimbangnya antara pemanfaatan hutan dengan pelestariannya. Masalah
kehutanan yang semakin kompleks membuat timbulnya pemikiran mengenai
bagaimana mempertahankan nilai hutan tetap lestari, namun tetap dapat
dimanfaatkan. Teknologi rekayasa kayu merupakan salah satu cara memodifikasi
kayu agar dapat mengurangi pemanfaatan kayu dari hutan alam.
Cross laminated timber (CLT) merupakan salah satu produk rekayasa
kayu yang dibuat dengan cara menyusun sejumlah lapisan kayu (lamina) secara
bersilangan satu dengan yang lainnya dan kemudian direkat. Keunggulan dari
produk CLT adalah dimensinya yang stabil, kuat, dan sifatnya yang seragam
sehingga mampu menyalurkan beban secara merata (Wood Naturally Better 2010).
Kayu Manii termasuk kelas awet V dengan kelas kuat III/IV yang banyak
dimanfaatkan sebagai sumber kayu bakar, bahan bangunan, pulp, papan partikel,
tiang lantai, dan bangunan kapal (Orwa et al. 2009).
Teknologi rekayasa kayu yang semakin berkembang diharapkan dapat
menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang sepadan. Orientasi sudut antar
lamina CLT merupakan salah satu cara pengembangan kualitas panel CLT.
Perbedaan orientasi sudut antar lamina diduga akan memberikan informasi ilmiah
mengenai sifat-sifat panel CLT Kayu Manii, sehingga dapat memberikan nilai
tambah pada pemanfaatan Kayu Manii dari hutan rakyat.

Perumusan Masalah

Kayu Manii merupakan salah satu kayu cepat tumbuh dapat berasal dari
hutan rakyat dan digunakan sebagai bahan bangunan. Kekuatan yang rendah dari
jenis kayu ini karena berat jenisnya rendah sehingga membatasi kualitas
penggunaannya untuk menahan beban yang sangat besar. Rekayasa kayu menjadi
panel CLT merupakan suatu teknologi kayu dengan menyusun serta merekatkan
papan-papan dengan arah yang bersilangan sehingga dapat mendistribusi kekuatan
panel CLT secara merata pada keempat sisinya. Papan-papan pada panel CLT
disusun bersilangan dengan orientasi sudut lamina 45⁰ dan sudut lamina 90⁰.
Panel CLT yang akan menjadi komponen konstruksi harus diketahui
karateristiknya sehingga perlu dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanis pada
panel CLT.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besar pengaruh orientasi sudut


lamina 45º dan 90º terhadap sifat fisis dan mekanis panel CLT Kayu Manii
(Maesopsis eminii Engl.).
2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai


pengaruh orientasi sudut lamina terhadap sifat fisis dan mekanis panel CLT Kayu
Manii sehingga bermanfaat bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan
penggunaan panel CLT sebagai komponen dinding geser.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan mulai Bulan September 2013 - Januari 2014.


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengerjaan Kayu Bagian Teknologi
Peningkatan Mutu Kayu (TPMK) dan Laboratorium Pengujian Bahan Bagian
Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu (RDBK), Departemen Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor serta di Badan Penelitian dan
Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kayu Manii dan perekat
isosianat. Kayu Manii diperoleh dari daerah Tancik RT 04 RW 03, Desa Petir,
Kecamatan Dramaga Bogor. Perekat dengan tipe PI BOND 120 dan hardener H3
diperoleh dari PT. Polychemie Asia Pasifik Permai dengan perbandingan base
dengan resinnya adalah 100 : 15.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah Universal Testing


Machine (UTM) merek Instron series IX version 8.27.00 dengan kapasitas 5 ton
untuk uji sifat mekanis berupa keteguhan geser rekat serta UTM dengan load cell
kapasitas 100 ton untuk uji dinding geser. Pengujian sifat fisis (kadar air,
kerapatan, dan kembang-susut) menggunakan alat berupa kaliper, timbangan,
oven, dan desikator. Pada pengujian delaminasi digunakan alat-alat berupa water
bath, wadah penampungan, gegep, dan penggaris. Selain peralatan utama
digunakan juga peralatan pendukung diantaranya circular saw sebagai alat
pemotong contoh uji, sendal jepit sebagai alat pelabur perekat, mesin ketam serta
mesin kempa dingin (cold press).

Prosedur Penelitian

Prosedur pembuatan panel CLT dari Kayu Manii secara garis besar diawali
dengan persiapan bahan baku berupa penyiapan sortimen papan yang dikeringkan
mencapai kadar air (±14%). Tahap selanjutnya adalah pemotongan, penyerutan,
penyusunan lamina, perekatan, pengempaan, pengkondisian, pembuatan contoh
uji, dan terakhir pengujian panel CLT. Panel CLT dibuat sebanyak 2 panel dengan
3

ukuran tebal x lebar x panjang adalah 15cm x 90cm x 150cm dan masing-masing
dengan orientasi sudut lamina 45⁰ dan 90⁰ pada lapisan 2 dan 4.

Persiapan bahan baku

Sortimen papan Kayu Manii dibuat dengan ukuran tebal x lebar x panjang
adalah 3cm x 13cm x 200cm untuk lapisan lamina yang ganjil (1,3, dan 5).
Sedangkan untuk lapisan genap (2 dan 4) pada sudut 90⁰ ukuran tebal x lebar x
panjang adalah 3cm x 13cm x 90cm dan lapisan genap sudut 45⁰ ukurannya
menyesuaikan luasan lapisan.

Penyusunan lamina

Pada penyusunan lamina, tahap awal yang dilakukan adalah pembentukan


lembaran lapisan lamina yang dibuat sesuai ukuran panel CLT. Lamina disusun
berdasarkan orientasi sudut 45⁰ dan 90⁰ pada lapisan yang genap dan orientasi
sudut 0⁰ atau sejajar untuk lapisan yang ganjil (Gambar 1).

a b

Gambar 1 Pola susunan lamina panel CLT Manii 90⁰(a) dan 45⁰(b)

Perekatan Cross Laminated Timber

Lembaran lamina dilabur dengan perekat isosianat dengan berat labur 280
g/m² (double spread) secara merata menggunakan sendal jepit. Perekatan CLT
dilakukan bertahap dengan menyelesaikan lapisan demi lapisan kemudian
dilakukan penggabungan 5 lapisan lamina.

Pengempaan dan Pengkondisian Cross Laminated Timber

Pengempaan panel CLT dilakukan dengan mesin kempa dingin dengan


tekanan kempa 10kg/cm² dan lama waktu kempa selama 3 jam. Setelah dikempa
panel CLT dibiarkan selama ± 1 minggu untuk pengkondisian pada kelembaban
udara relatif berkisar 60% - 70% dan suhu ruangan 25oC - 32oC. Pengujian sifat
fisis dan mekanis panel CLT dilakukan setelah panel mengalami kondisi
kesetimbangan dengan RH dan suhu ruangan.
4

Pembuatan Contoh Uji

Contoh uji dinding geser dibuat dengan memotong panel CLT menjadi
panel dengan ukuran tebal x lebar x panjang sebesar 15cm x 90cm x 150cm
diambil dari bagian tengah panel CLT. Contoh uji sifat fisis dan mekanis diambil
dari sisa pemotongan panel uji dinding geser. Gambar 2 menunjukkan pola
pengambilan contoh uji dinding geser, uji sifat fisis, dan uji sifat mekanis.

keterangan :
a1-4 : contoh uji sifat fisis (kadar air, kerapatan, dan kembang-susut) dengan ukuran dimensi 5cm x 5cm x 15cm
bx1-4: contoh uji sifat fisis (delaminasi air panas) dengan ukuran dimensi 10cm x 10cm x 15cm
by1-4: contoh uji sifat fisis (delaminasi air dingin) dengan ukuran dimensi 10cm x 10cm x 15cm
c1-4 : contoh uji sifat mekanis (keteguhan rekat) dengan ukuran dimensi 5cm x 5cm x 15cm
d : contoh uji sifat mekanis (uji dinding geser panel CLT) dengan ukuran dimensi 15cm x 90cm x 150cm

Gambar 2 Pengambilan contoh uji sifat fisis dan mekanis serta uji dinding geser
panel CLT Manii
Pengujian Sifat Fisis

Pengujian sifat fisis dinding geser panel CLT dilakukan berdasarkan


modifikasi ASTM D 143 tahun 2005 tentang standard methods of testing small
clear specimen of timber yang dimodifikasi dengan ukuran contoh uji 5cm x 5cm
x 15cm. Berdasarkan standar tersebut, sifat fisis yang diuji adalah kerapatan,
kadar air, delaminasi dan kembang susut.

Kerapatan

Kerapatan merupakan pembagian antara massa contoh uji dengan


volumenya dalam satuan g/cm³. Contoh uji ditimbang massanya (BKU)
ditimbangan serta diukur dimensinya (tebal,lebar, dan panjang) untuk
mendapatkan volume (VKU). Nilai kerapatan dihitung dengan rumus :

B KU
Kerapatan (g/cm³) =
VKU
5

Kadar Air

Kadar air merupakan hasil pembagian kandungan berat air terhadap berat
kering tanurnya dinyatakan dalam persen. Berat air adalah selisih antara berat
contoh uji pada kondisi kadar air kering udara dengan berat contoh uji setelah
dioven (berat kering tanurnya). Contoh uji kerapatan di gunakan sebagai contoh
uji untuk menentukan kadar air. Contoh uji ditimbang terlebih dahulu untuk
mendapatkan berat kering udara (BKU), kemudian dioven dalam suhu (103 ± 2) ºC
sampai berat konstan (± 2 hari oven) untuk mendapatkan berat kering tanurnya
(BKT). Nilai kadar air dihitung dengan rumus :

B KU - B KT
Kadar air (%) = x 100
B KT
Kembang Susut

Pengujian pengembangan dapat dirumuskan sebagai selisih antara dimensi


akhir (DB) dengan dimensi awal (D A) dibandingkan dengan dimensi awalnya (DA).
Contoh uji diukur tebal, lebar, dan panjang dengan menggunakan kaliper sehingga
diperoleh dimensi awal(DA) kondisi kering udara. Contoh uji direndam dalam air
selama ± 1 minggu. Contoh uji dikeluarkan dari air kemudian diukur kembali
dimensinya(DB). Nilai pengembangan volume dihitung dengan rumus:

DB - DA
Pengembangan volume (%) = x 100
DA

Pengujian susut kayu dinyatakan sebagai selisih antara dimensi awal (DA)
dengan dimensi akhir (DB) dibandingkan dengan dimensi awalnya (DA). Contoh
uji kerapatan dan kadar air digunakan dalam menentukan nilai susut kayu. Contoh
uji diukur dimensinya pada panjang, lebar, dan tebal pada kondisi titik jenuh serat
sehingga diperoleh dimensi awal (DA). Contoh uji dioven pada suhu (103 ± 2ºC)
sampai berat konstan. Contoh uji dikeluarkan dan diukur dimensinya untuk
mengetahui dimensi akhir (DB). Nilai susut volume dihitung dengan rumus:

DA - DB
Susut volume (%) = x 100
DA
Delaminasi

Uji delaminasi dilakukan dengan mengambil bagian panel CLT ukuran


10cm x 10cm x 15cm. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu rendaman
panas dan rendaman dingin. Metode rendam panas dilakukan dengan merendam
contoh uji selama 4 jam dalam suhu ±100ºC kemudian dilanjutkan dengan
perendaman selama 1 jam pada air suhu ruangan, dan terakhir dioven pada suhu
70 ± 3 ºC selama 18 jam. Metode rendam dingin dilakukan dengan merendam
contoh uji pada suhu ruangan selama 6 jam dan dilanjutkan dengan mengoven
contoh uji pada suhu 40 ± 3ºC selama 18 jam. Ukur persentase lepasnya bidang
rekat antar lamina dari kedua metode dengan :
6

panjang garis rekat yang terbuka (cm)


Rasio delaminasi (%) = x 100
panjang garis rekat yang direkat (cm)

(a) (b)
Gambar 3 Delaminasi rendaman air panas (a) dan rendaman air dingin (b)

Pengujian Sifat Mekanis

Sifat mekanis yang diuji adalah keteguhan rekat menggunakan standar JAS
(2007) dan uji dinding geser berdasarkan international standard ISO/DIS 22452
tentang Timber Structures – Structural Insulated Panel Walls – Test Methods.

Keteguhan Rekat

Pengujian keteguhan rekat merupakan perbandingan antara beban


maksimum dibandingkan dengan luas bidang rekat. Nilai keteguhan geser rekat
dapat dihitung dengan rumus :
Beban maksimum (kg)
Keteguhan rekat (kg/cm2) =
Luas permukaan yang direkat (cm 2 )
¼″

1 ¾″

2″

¾″

(a) (b)

Gambar 4 Contoh uji geser rekat (a) dan pengujian keteguhan geser rekat (b)
7

Dinding Geser

Dinding panel CLT diuji berdasarkan standar ISO/DIS 22452 (Timber


structural insulated panel walls – Test methods) yaitu uji dinding geser dengan
pembebanan horizontal sebesar 0,1 Fmax,est terhadap waktu. Pembebanan
horizontal pada panel dilakukan dengan tiga langkah, yaitu : (1) stabilizing load
cycle berupa pembebanan selama 120 detik sebesar 0,1 Fmax, est dengan kecepatan
pembebanan (2±0,5) mm/min, (2) stiffness load cycle berupa penambahan beban
sebesar 0,4 Fmax, est dengan (2±0,5) mm/min selama 300 detik, dan (3) strength
test berupa pembebanan sampai mencapai Fmax dengan kecepatan pembebanan
(4±1) mm/min.

(1) (2) (3)


Sumber:Pambayun(2011)

Gambar 5 Grafik prosedur uji dinding geser terhadap waktu

Analisis Data

Hasil penelitian pengujian komponen struktur dinding geser (shearwall)


ini adalah nilai ketahanan gempa hasil uji lateral Kayu Manii berupa :
1. Kekakuan racking (racking stiffness) panel (Rk ), dihitung dengan rumus :

Keterangan:
F1 = pembebanan dari 0.1 x Fmax, est (Newton) ;V01 = deformasi(mm)
F4 = pembebanan dari 0.4 x Fmax, est (Newton) ; V04= deformasi(mm)
F21 = pembebanan dari 0.1 x Fmax, est (Newton) ;V21=deformasi(mm)
F24 = pembebanan dari 0.4 x Fmax, est (Newton) ;V24=deformasi(mm)
2. Kekuatan racking (racking strength), yaitu berupa nilai maksimum beban
racking (F max) yang diperoleh pada uji kekuatan.
3. Rekaman displacement dan kerusakan komponen pada panel shearwall
Sebaran data rataan sifat fisis dan mekanis dinding geser panel CLT
menggunakan perekat isosianat ditampilkan dalam bentuk histogram. Analisis
data pengamatan dilakukan dengan menggunakan metoda deskripsi kuantitatif.
8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil rata-rata pengujian kadar air, kerapatan, kembang-susut volume, dan


delaminasi panel CLT Kayu Manii disajikan pada Tabel 1. Hasil uji dinding geser
panel CLT Manii disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 Hasil Rata-rata Pengujian Sifat Fisis panel CLT Manii

Uji Sifat Fisis CLT 45 CLT 90

Kadar Air (%) 18.68 19.76


Kerapatan (g/cm³) 0.45 0.43
Kembang volume (%) 6.00 5.65
Susut volume (%) 2.80 2.63
Delaminasi Air Panas (%) 39.50 28.75
Delaminasi Air Dingin (%) 8.87 2.00

Tabel 2 Hasil uji dinding geser panel CLT Manii

Contoh uji CLT Racking Racking Displacement Displacement


strength stiffness stiffness (mm) max (mm)
(N) (N/mm)
CLT Manii 45⁰ 130634 3685 12.49 52.84

CLT Manii 90⁰ 105742 6157 9.22 31.82

Pembahasan

Kadar Air

Kadar air merupakan berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu
bebas air atau kering tanur (Haygreen dan Bowyer 1996) sedangkan menurut
USDA (1974), kadar air didefinisikan sebagai berat air dalam kayu yang
dinyatakan dalam pecahan, biasanya dalam persen dari berat kering kayu. Sebaran
nilai kadar air panel CLT 45⁰ berkisar dari 18.01 – 19.62 % sedangkan panel CLT
90⁰ berkisar dari 17.75 – 20.78 %. Nilai rata-rata kadar air panel CLT 45⁰ dan
CLT 90⁰ masing-masing adalah 18.68 % dan 19.76%. Sifat mekanis kayu banyak
dipengaruhi perubahan kadar air kayu dibawah titik jenuh serat. Apabila diatas
titik jenuh serat, perubahan kadar air tidak mempengaruhi sifat kayu karena
perubahan kadar air belum terjadi pada dinding sel (Mardikanto et al. 2011).
9

Kadar air akan berpengaruh terhadap sifat mekanis laminasi yang


mensyaratkan kadar air ≤ 15% (JAS 2007). Hal ini didukung karena semakin
kering kayu maka sel kayu akan mengeras dan kayu menjadi lebih kuat
(Mardikanto et al. 2011). Berdasarkan sebaran data yang diperoleh (gambar 6),
nilai masing-masing kadar air setiap sampel tidak jauh berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada standar deviasinya yang sebaran nilainya tidak
jauh dari nilai rata-rata masing-masing kadar air.

25
18.68 19.76
20
kadar air (%)

15
10
5
0
CLT 45⁰ CLT 90⁰
Gambar 6 Kadar air panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina

Kerapatan

Menurut Tsoumis (1991) kerapatan kayu merupakan massa yang


terkandung dalam satuan volume kayu tersebut. Kayu Manii merupakan kayu
cepat tumbuh dengan nilai kelas kuat III/IV dengan kerapatan berkisar 0.38-0.48
g/cm³ (Orwa et al. 2009). Nilai rata-rata kerapatan panel CLT 45⁰ adalah 0.45
g/cm³ dengan kisaran data dari 0.42 g/cm³ sampai dengan 0.47 g/cm³. Nilai rata-
rata kerapatan panel CLT 90⁰ adalah 0.43 g/cm³ dengan kisaran data dari 0.41
g/cm³ sampai dengan 0.5 g/cm³.
Nilai rata-rata kerapatan panel CLT Kayu Manii berada pada kisaran nilai
kerapatan Kayu Manii yang mengacu pada pernyataan sebelumnya. Nilai
kerapatan memiliki hubungan dengan nilai uji dinding geser karena semakin
tinggi kerapatan panel CLT, maka kekuatan rackingnya akan semakin bertambah
karena kayu semakin kuat. Nilai kerapatan panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ dianggap
sama karena relatif tidak berbeda nilainya.
kerapatan (g/cm³)

0.5 0.45 0.43


0.4
0.3
0.2
0.1
0
CLT 45 CLT 90
Gambar 7 Kerapatan panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina
10

Pengembangan dan Susut Volume

Kembang dan susut kayu terjadi karena kayu memiliki sifat yang mampu
melepaskan dan mengikat air (higroskopis). Menurut Tsoumis (1991)
pengembangan dan penyusutan volume kayu dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kadar air, kerapatan, struktur anatomi, ekstraktif, dan komposisi kimia.
Nilai rata-rata pengembangan volume panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ masing-
masing adalah 6 % dan 5.56 % sedangkan nilai rata-rata penyusutan volumenya
masing-masing adalah 2.8 % dan 2.63 % (Gambar 8).

8
5
kembang volume (%)

7 6
5.56

susutvolume (%)
6 4
5 2.8 2.63
4 3
3 2
2
1 1
0 0
CLT 45 CLT 90 CLT 45 CLT 90
Gambar 8 Kembang dan susut volume panel CLT Manii menurut orientasi sudut
lamina

Gambar 8 memperlihatkan bahwa pengembangan volume panel CLT Manii


lebih besar dibandingkan dengan penyusutannya. Disamping itu nilai
pengembangan dan penyusustan volume panel CLT 45⁰ lebih besar dibandingkan
dengan panel CLT 90⁰. Hal ini disebabkan oleh sifat anisotropis pada kayu
dimana kayu dapat mengalami perubahan dimensi akibat perubahan kelembaban
udara pada tiga arah orientasinya (Dumanauw 1982). Penyusunan lamina yang
saling tegak lurus mengakibatkan susut dan pengembangan volume antar lamina-
lamina yang berdekatan pada panel CLT Manii menjadi lebih kecil karena susut
dan pengembangan volume kearah transversal dari lamina-lamina sejajar ditahan
sepenuhnya oleh lamina-lamina yang tegak lurus dari arah longitudinalnya.

Delaminasi Air Panas dan Dingin

Astika (2012) menyatakan, delaminasi merupakan salah satu dari model


kerusakan kritis yang terjadi pada komposit lamina. Mahdi dan Rinaldi (2007)
menyatakan bahwa delaminasi merupakan pengujian untuk mengetahui
kemampuan atau keutuhan garis perekat dari papan atau balok lamina terhadap
pengaruh air dingin/normal.
Delaminasi terjadi karena beberapa faktor seperti tegangan interlaminar
yang tinggi pada sudut-sudutnya dan konsentrasi tegangan pada lokasi retak atau
kerusakan lain pada lamina. Berdasarkan uji delaminasi, nilai rata-rata delaminasi
air panas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan air dingin. Nilai rata-rata
delaminasi air panas panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ masing-masing adalah 38.75 %
11

dan 32 % sedangkan pada delaminasi air dingin, nilainya adalah 8.87 % dan
3.75%.

Delaminasi air dingin (%)


Delaminasi air panas (%)

45 20
38.75
40
35 32 15
30
25 10 8.87 JAS
20
15 3.75
10 5
5 JAS
0 0
CLT 45⁰ CLT 90⁰ CLT 45⁰ CLT 90⁰

Gambar 9 Delaminasi air panas dan air dingin panel CLT Manii menurut orientasi
sudut lamina

Uji delaminasi air dingin dianggap memenuhi standar apabila nilai


delaminasi rata-rata tidak lebih dari 10% (JAS 2007). Hal ini menunjukkan bahwa
hasil delaminasi pada panel CLT Manii memenuhi standar pada perlakuan
delaminasi air dingin. Berbeda dengan delaminasi air panas, delaminasi tidak
memenuhi standar karena berdasarkan JAS (2007) delaminasi pada rendaman
panas tidak boleh melebihi 5%. Hasil uji delaminasi yang cukup besar
kemungkinan disebabkan oleh zat ekstraktif yang dimiliki kayu. Menurut Tsoumis
(1991) ketika kayu dipanaskan (sebelum suhu BKT) maka dimensi kayu akan
bertambah karena sel kayu membesar dan demikian sebaliknya. Delaminasi air
panas jauh lebih besar dibandingkan delaminasi air dingin karena sel kayu yang
semakin membesar membuat antar sel dalam kayu saling berdesakan sehingga
terjadi delaminasi yang besar akibat perlakuan rendam panas. Hal lain yang
mengakibatkan delaminasi yang cukup besar adalah sifat pengembangan perekat
akibat perlakuan panas yang membuat perekat tidak tahan terhadap perubahan
suhu yang ekstrim.
Berdasarkan orientasi sudut, panel CLT 45⁰ memiliki delaminsasi lebih
besar dibandingkan dengan panel CLT 90⁰. Hal ini ada hubungannya dengan
pengujian kembang-susut dimana tingginya kembang-susut pada panel CLT 45⁰
akan memudahkan contoh uji terdelaminasi akibat perendaman. Nilai delaminasi
juga memberi pengaruh terhadap nilai racking karena semakin besar bagian yang
terdelaminasi akan menyebabkan kecilnya nilai uji dinding geser yang diperoleh.
Bagian yang terdelaminasi tersebut mengurangi luasan bidang rekat sehingga
dapat melemahkan kekuatan racking pada panel CLT Manii.
12

Keteguhan Rekat
Uji keteguhan rekat bertujuan untuk mengetahui besarnya kekuatan perekat
per satuan luas. Hasil rata-rata keteguhan rekat panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰
masing-masing adalah 32.55 kg/cm² dan 20.45 kg/cm² (Gambar 10).

keteguhan rekat (kg/cm²)

100

80

60

40 32.55
20.45
20

0
CLT 45 CLT 90

Gambar 10 Keteguhan rekat panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina

Kisaran data panel CLT 45⁰ berkisar dari 22.58 kg/cm² sampai dengan
46.23 kg/cm² sedangkan panel CLT 90⁰ berkisar dari 15.53 kg/cm² sampai
dengan 23.99 kg/cm². Sugiarti (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keteguhan rekat antara lain adalah kadar zat ekstraktif kayu,
keadaan permukaan yang direkat, kadar air kayu, tekanan, dan waktu kempa.
Keseluruhan faktor tersebut perlakuannya sama kecuali pada keadaan permukaan
yang direkat. Keadaan permukaan yang direkat diberi perlakuan berbeda pada
penyusunan lamina yaitu sudut 45⁰ dan 90⁰. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh orientasi sudut lamina terhadap nilai keteguhan rekat. Nilai
keteguhan rekat panel CLT 45⁰ lebih besar dibanding panel CLT 90⁰ diduga
karena panel CLT 45⁰ menghasilkan koefisien gesek statis (µs) yang lebih besar
dibanding panel CLT 90⁰. Hasil nilai keteguhan rekat panel CLT Manii sejalan
dengan penelitian Tjondro (2013) yang menyatakan kuat geser perekat dengan
bidang kontak arah serat yang saling sejajar lebih besar dibandingkan jika kontak
dengan arah serat saling tegak lurus. Nilai keteguhan rekat memiliki hubungan
berbanding lurus dengan nilai uji dinding geser sehingga apabila semakin teguh
nilai perekatannya maka semakin besar nilai rackingnya karena dibutuhkan beban
yang semakin besar untuk menggeser lamina-lamina penyusun panel CLT Manii.

Uji dinding geser

Menurut Hansen (1985) uji dinding geser bertujuan untuk mengukur


ketahanan dari dinding terhadap angin dan gaya yang dihasilkan oleh gempa bumi.
Nilai uji dinding geser pada pengujian dinding geser panel CLT Manii adalah
untuk mengetahui nilai racking strength, racking stiffness, dan displacement, serta
rekaman kerusakan pada dinding yang disebabkan oleh pembebanan yang
diberikan saat pengujian.
13

Racking Stiffness

Pengujian racking stiffness bertujuan untuk menguji kekakuan dari kedua


panel CLT Manii. Mardikanto et al. (2011) menyatakan bahwa kekakuan
(stiffness) merupakan kemampuan batang untuk menahan terjadinya defleksi
akibat momen lentur. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai racking stiffness
panel CLT 45⁰ sebesar 3685 N/mm dan 6157 N/mm pada panel CLT 90⁰. Nilai
racking stiffness panel CLT 90⁰ lebih besar hampir dua kali dibandingkan dengan
panel CLT 45⁰. Hal ini menunjukkan bahwa panel CLT 90⁰ lebih kaku
dibandingkan panel CLT 45⁰ karena menurut Dumanauw (1982) kekakuan
merupakan suatu ukuran yang mampu menahan perubahan bentuk dan
lengkungan. Besarnya nilai racking stiffness pada dinding geser menunjukkan
besarnya beban yang dibutuhkan untuk menggeser panel dinding geser sejauh satu
milimeter. Nilai racking panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ menunjukkan bahwa
dibutuhkan gaya sebesar 3685 N dan 6157 N untuk menggeser panel CLT Manii
sejauh satu milimeter. Tahap racking stiffness adalah tahap suatu benda uji masih
dalam batas proporsional karena dalam tahap ini panel CLT Manii tidak
mengalami kerusakan dan perubahan bentuk akibat pembebanan yang diberikan.
Pembebanan yang diberikan pada tahap ini mengakibatkan panel CLT akan
mengalami deformasi namun setelah pembebanan dihilangkan, panel CLT akan
kembali ke bentuk semula.
Menurut Gagnon dan popovski (2011) hampir semua studi kasus di Eropa
sejauh ini berfokus terutama pada prediksi kekakuan dan bukan pada kekuatan
dari panel CLT. Berdasarkan hal tersebut, orientasi panel CLT Manii sudut 90⁰
lebih baik dibanding sudut 45⁰ karena kekakuannya dua kali lebih besar sehingga
lebih sukar mengalami deformasi. Kekakuan berhubungan dengan ketahanan
terhadap perubahan bentuk karena sama-sama menerima gaya dari luar. Menurut
Jang (2008) ketahanan panel CLT sangat berhubungan erat dengan lebar panel
CLT. Dimensi panel CLT dalam hal ini memiliki ukuran yang sama sehingga
jelas bahwa, orientasi penyusunan lamina memberi pengaruh pada sifat kekakuan
panel CLT Manii.

Racking Strength

Pengujian racking strength bertujuan untuk mengetahui kekuatan


maksimum yang dapat ditahan oleh panel CLT sebelum mengalami kerusakan
namun sudah mengalami perubahan bentuk tetap. Nilai racking strength panel
CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ masing-masing adalah 130634 N dan 105742 N. Nilai
racking strength panel CLT 45⁰ lebih besar dibandingkan dengan panel CLT 90⁰.
Kekuatan maksimum panel CLT Kayu Manii lebih kuat apabila dibandingkan
dengan penelitian Tjondro (2011) yang menyatakan bahwa kekuatan maksimum
pengujian dinding gesernya berkisar 13260 N – 17700 N. Nilai racking strength
berbanding lurus dengan nilai keteguhan rekatnya karena nilai racking strength
dan keteguhan rekat panel CLT 45⁰ memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan panel CLT 90⁰. Biasanya tingginya nilai racking strength sejalan dengan
tingginya nilai kekakuannya. Berbeda dengan panel CLT Manii yang berbanding
terbalik, hal ini disebabkan karena arah serat sudut 45⁰ panel CLT mengarah pada
14

load cell (arah beban datang) sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar karena
ada hubungannya dengan kekuatan tekan sejajar serat.

Displacement

Displacement adalah perubahan dan perpindahan benda uji akibat adanya


gaya luar atau pembebanan yang diberikan kepada benda tersebut. Nilai
displacement panel CLT 45⁰ baik pada tahap stiffness maupun maksimum lebih
besar dibandingkan panel CLT 90⁰. Nilai displacement maksimum pada pengujian
panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ masing-masing sebesar 52.8 mm dan 31.8 mm.
Sedangkan pada tahap stiffness, 12.5 mm untuk panel CLT 45⁰ dan 9.2 mm untuk
panel CLT 90⁰. Hasil ini menunjukkan deformasi panel CLT 45⁰ lebih besar
dibandingkan dengan panel CLT 90⁰.

6 TR 1 Koreksi
Beban (tf)

4 12.5 mm TR 5
2 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 5 10 15
Deformasi (mm)

Gambar 11 Displacement stiffness panel CLT Manii 45⁰

6
TR 1 Koreksi
Beban (tf)

4 9.2 mm
TR 5
2
TR 6 Koreksi
0
TR 8
0 2 4 6 8 10
Deformasi (mm)

Gambar 12 Displacement stiffness panel CLT Manii 90⁰


15

15 52.8 mm TR 1 Koreksi
Beban (tf)
10 TR 5
5 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 20 40 60
Deformasi(mm)
Gambar 13 Displacement strength test panel CLT Manii 45⁰

15 TR 1 Koreksi
Beban (tf)

10 31.8 mm
TR 5
5 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 10 20 30 40
Deformation (mm)
Gambar 14 Displacement strength test panel CLT Manii 90⁰

TR 3
TR 1 TR 4
TR 2

TR 1 koreksi TR 5
TR10

TR5

TR7 TR9

TR11
TR 6 TR8
TR10

TR 6 koreksi TR 8

Gambar 15 Posisi tranduser (titik-titik tinjauan deformasi) pada panel CLT Manii

Gambar 11 – 14 menunjukkan deformasi yang terjadi ditinjau berdasarkan


4 titik pada panel CLT Manii (Gambar 15) yang menggambarkan perubahan
bentuk panel CLT secara keseluruhan. Displacement yang ditunjukkan pada
gambar adalah displacement arah horizontal karena arah vertikal perubahannya
sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Titik yang ditinjau pada panel CLT
16

umumnya mengalami deformasi maksimal pada titik TR 5 (gambar 15). Hal ini
disebabkan karena titik TR 5 memperoleh beban yang tersalurkan dari titik TR 1
koreksi tanpa ada penahan plat baja seperti pada titik TR 6 koreksi dan TR 8
sehingga mengakibatkan deformasi lebih besar pada titik TR 5. Berdasarkan
ISO/DIS (2009) hubungan antara F maksimum dengan F maksimum estimasi
adalah ketercapaian F maksimum apabila terjadi deformasi sebesar 100 mm.
Deformasi yang terjadi pada panel CLT kedua orientasi sudut belum mencapai
100 mm namun sudah terjadi kerusakan pada rangka panel CLT. Apabila ditinjau
berdasarkan nilai deformasi, nilai F maksimum estimasi belum sesuai dengan F
maksimum yang seharusnya mampu ditahan oleh panel CLT Manii.

Rekaman Kerusakan

Kerusakan terjadi pada struktur pendukung kekuatan dibagian bawah panel


CLT Manii yang merupakan bagian penyangga dekat plat baja. Kerusakan berupa
pemadatan pori pori kayu menjadi berwarna hitam serta rusak pada bagian rangka
penyangga. Kerusakan tidak terjadi pada bagian tengah panel CLT Manii (utuh
atau tidak terjadi kerusakan yang berarti). Perubahan sedikit bentuk pada bagian
bawah panel CLT diakibatkan oleh panas yang disalurkan oleh plat baja sebagai
penyangga kepanel CLT Manii.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Panel CLT Manii memiliki kekuatan racking yang sangat besar karena
kerusakan terjadi pada sistem pendukungnya dan bukan pada komponen utama
dinding geser panel CLT Manii. Sifat fisis berpengaruh terhadap nilai uji dinding
geser panel CLT Manii. Nilai kekuatan racking panel CLT 45⁰ lebih besar
dibandingkan panel CLT 90⁰ namun bertolak belakang dengan nilai kekakuannya,
dimana panel CLT 90⁰ hampir dua kali lebih kaku dibandingkan dengan panel
CLT 45⁰. Kerusakan terjadi pada rangka pendukung dan tidak terjadi kerusakan
yang berarti pada kedua panel CLT Manii.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan panel CLT


Manii dengan terlebih dahulu mendesain rangka pendukung yang cukup kuat
dibandingkan dengan panel CLT tersebut sehingga F estimasi menggambarkan F
sebenarnya. Pengembangan penelitian panel CLT manii dari hutan rakyat
sebaiknya menggunakan uji siklik sehingga dapat menggambarkan kemampuan
atau kekuatan dalam menahan beban angin atau gempa.
17

DAFTAR PUSTAKA

Astika IM. 2012. Analisa delaminasi pada glass fiber reinforced polymer
komposit laminat dengan pembebanan fatigue. Jurnal Dinamika Teknik
Mesin. 2 (1): 7-14

[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2005. Annual Book of
ASTM Standards Volume 04-10, Wood. D143 (2005). Standard Test
Methods for Small Clear Specimen of Wood. USA.

Dumanauw JF. 1982. Mengenal Kayu. Jakarta (ID): Gramedia.

Gagnon S and Popovski M. 2011. CLT Handbook. Canada (US): FPInnovations.

Hansen AT. 1985. Shear Resistance of Wood Frame Walls. Ottawa Canada (US):
National Research Council Canada.

Haygreen JG dan Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Sutjipto AH,
penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

[ISO] International Organization for Standardization. 2009. Timber Structures –


Structural Insulated Panel Wall – Test Methods. ISO/DIS 22452.
Geneva.

Jang SS. 2000. Racking resistance of shear walls with various sheating materials
and openings. Journal Departement Forest Product : 305 - 764

[JAS] Japanese Agricultural Standard. 2007. Japanese Agricultural Standard for


Glued Laminated Timber. Notification No. 1152
Mardikanto TR, Karlinasari L, Bahtiar ET. 2011. Sifat Mekanis kayu. Bogor (ID):
IPB Press.
Mahdi MF dan Rinaldi A. 2007. Pengaruh pola susunan laminasi balok bambu tali
(Gigantochloa apus Kurz) terhadap kerapatan, delaminasi, dan keteguhan
patah. Jurnal Ilmu Kehutanan 1 (2): 22-29

Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R, Anthony S. 2009. Maesopsis eminii


Engl – tree reference and selection. Agroforestry database 4.0

Pambayun IS. 2011. Pengujian Dinding Geser Dengan Variasi Batang Pengaku
(Bresing) Untuk Rumah Tahan Gempa [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.

Sugiarti. 2010. Kekuatan Lentur Glulam Struktural yang Terbuat dari Papan
Sambung Kayu Tusam dan Kayu Manis [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.

Tjondro JA. 2011. Dinding geser papan kayu tahan gempa. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat : Universitas Katolik Parahyangan.
18

Tjondro JA. 2013. Kuat lentur dan rigiditas balok dan lantai papan kayu laminasi
silang dengan perekat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat : Universitas Katolik Parahyangan. III/LPPM/2013-03/20-P

Tsoumis G. 1991. Science and Technology of wood (Structure, Properties,


Utilization). New York (US): Van Nostrand Reinhold.

[USDA] United State Department of Agricultural. 1974. Wood Handbook : Wood


as an Engineering Material. Agriculture Handbook No. 72 USDA, USA.

Wood Naturally Better. 2010. (www.timber.org.au/structural timber). [05 Agustus


2010]

LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekaman data sifat fisis panel CLT Manii


Kadar Air Kerapatan Kembang Susut
Contoh Uji
(%) (g/cm³) (%) (%)
a 45 1 18.69 0.47 6.95 2.55
a 45 2 18.40 0.42 5.92 3.09
a 45 3 19.62 0.44 5.23 3.25
a 45 4 18.01 0.47 5.93 2.32
a 90 1 20.59 0.42 5.05 1.44
a 90 2 20.78 0.41 6.05 4.72
a 90 3 19.92 0.50 6.95 1.28
a 90 4 17.75 0.41 4.58 3.10

Lampiran 2 Rekaman data uji delaminasi panel CLT Manii


Contoh Uji Delaminasi Air Contoh Uji Delaminasi Air
delaminasi Air dingin (%) Delaminasi Air Panas (%)
dingin Panas
by 90 1 3 bx 90 1 30
by 90 2 3 bx 90 2 35
by 90 3 4 bx 90 3 28
by 90 4 5 bx 90 4 35
Rata-rata (B90) 3.75 Rata-rata (A90) 32
by 45 1 10 bx 45 1 38
by 45 2 8 bx 45 2 35
by 45 3 10 bx 45 3 42
by 45 4 7.5 bx 45 4 40
Rata-rata (B45) 8.87 Rata-rata (A45) 38.75
Rata-rata 6.312 Rata-rata 35.375
keseluruhan keseluruhan
19

Lampiran 3 Rekaman data uji keteguhan rekat panel CLT Manii


Contoh Uji Keteguhan Contoh Uji Keteguhan
Keteguhan Rekat 45⁰ Keteguhan Rekat 90⁰
Rekat 45⁰ (kg/cm²) Rekat 90⁰ (kg/cm²)
c 45 2 32.68 c 90 2 15.53
c 45 1 35.26 c 90 1 23.99
c 45 2 26.04 c 90 2 20.54
c 45 1 22.58 c 90 1 21.09
c 45 2 46.23 c 90 2 21.13
Rata-rata 32.55 Rata-rata 20.45

Contoh uji panel CLT Manii Persiapan pengujian racking test

Pengujian racking test Rekaman kerusakan panel CLT Manii

Lampiran 4 Rekaman kegiatan persiapan contoh uji dan pengujian


racking test
20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Porsea pada tanggal 18 Januari 1992 sebagai anak


pertama dari lima bersaudara pasangan Bapak Pahala Lumbanraja dan Ibu Betaria
Sinaga. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi
dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur undangan resmi
(USMI). Penulis memilih program studi Teknologi Hasil Hutan pada bagian
Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas
Kehutanan, IPB Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis menjadi anggota Himpunan
profesi Mahasiswa Hasil Hutan sebagai anggota Bagian Rekayasa dan Desain
Bangunan Kayu pada tahun 2011-2012. Penulis juga aktif pada organisasi UKM
PMK IPB komisi diaspora tahun 2011-2012 dan menjadi koordinator umum
komisi diaspora PMK IPB pada tahun 2012-2013. Pada tahun 2013-2014 penulis
menjadi Badan Peneliti dan Pengembangan UKM PMK IPB (BALITBANG PMK
IPB) dan aktif dalam berbagai kepanitiaan dikegiatan kampus IPB.
Penulis telah mengikuti beberapa kegiatan praktek lapang, antara lain
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) pada tahun 2012 di Taman
Nasional Gunung Ciremai – Indramayu dan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH)
pada tahun 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi Jawa Barat.
Penulis juga telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PGT SUKUN
Ponorogo Jawa Timur pada tahun 2013.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan
skripsi dengan judul Kajian Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross Laminated
Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Perekat Isosianat
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Sucahyo Sadiyo, MS.

Вам также может понравиться