Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Sifat Fisis dan
Mekanis Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.)
Menggunakan Perekat Isosianat adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Cross Laminated Timber (CLT) adalah produk rekayasa kayu yang disusun
bersilangan antar lamina biasanya direkat dengan perekat atau paku. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat fisis dan mekanis panel CLT
Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) lapisan 2 dan 4 yang dibuat dengan
orientasi sudut 45⁰ dan 90⁰ terhadap serat lapisan permukaan. Panel CLT dibuat
dengan ketebalan 15 cm sebanyak lima lapis dari papan yang berukuran 3 cm x 13
cm x 200 cm. Perekat yang digunakan adalah perekat isosianat dengan berat labur
280 g/m². Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisis (kadar air,
kerapatan, kembang susut, dan delaminasi) dan sifat mekanis (keteguhan rekat
dan uji dinding geser). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis dan
orientasi sudut lamina penyusun sangat berpengaruh dalam uji dinding geser.
Hasil uji dinding geser menginformasikan bahwa kekakuan dinding geser panel
CLT 90⁰ dua kali lebih besar dibandingkan CLT 45⁰ namun berbanding terbalik
pada kekuatannya, dimana panel CLT 45⁰ lebih kuat dibandingkan CLT 90⁰.
Kata kunci: Cross Laminated Timber, Kayu Manii, perekat isosianat, orientasi
sudut
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Hasil Hutan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus: ( )
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala karuniaNya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Kajian
Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis
eminii Engl.) Menggunakan Perekat Isosianat ini dilaksanakan mulai dari awal
September 2013 sampai dengan akhir Januari 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Sucahyo Sadiyo, MS
selaku pembimbing yang berkontribusi besar dalam memberi solusi kepada
penulis, serta Fengky S Yoresta, ST, MT yang telah banyak memberi saran.
Terimakasih kepada Bapak Kadiman dan Suhada selaku laboran yang setia
membantu dalam pengerjaan penelitian. Terimakasih kepada yang terkasih teman-
teman THH 47. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama,
Adik-adik, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Penelitian 2
Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Pembahasan 8
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 20
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Pola susunan lamina panel CLT Manii 90⁰ (a) dan 45⁰ (b) 3
2 Pengambilan contoh uji sifat fisis dan mekanis serta uji dinding geser
panel CLT Manii 4
3 Delaminasi rendaman air panas (a) dan rendaman dingin (b) 6
4 Contoh uji geser rekat (a) dan pengujian keteguhan geser rekat (b) 6
5 Grafik prosedur uji dinding geser terhadap waktu 7
6 Kadar air panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 9
7 Kerapatan panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 9
8 Kembang dan susut volume panel CLT Manii menurut orientasi sudut
lamina 10
9 Delaminasi air panas dan air dingin panel CLT Manii menurut orientasi
sudut lamina 11
10 Keteguhan rekat panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina 12
11 Displacement stiffness panel CLT Manii 45⁰ 14
12 Displacement stiffness panel CLT Manii 90⁰ 14
13 Displacement strength test panel CLT Manii 45⁰ 15
14 Displacement strength test panel CLT Manii 90⁰ 15
15 Posisi tranduser (titik-titik tinjauan deformasi) pada panel CLT Manii 15
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Kayu dari hutan alam dewasa ini semakin sulit diperoleh karena tidak
seimbangnya antara pemanfaatan hutan dengan pelestariannya. Masalah
kehutanan yang semakin kompleks membuat timbulnya pemikiran mengenai
bagaimana mempertahankan nilai hutan tetap lestari, namun tetap dapat
dimanfaatkan. Teknologi rekayasa kayu merupakan salah satu cara memodifikasi
kayu agar dapat mengurangi pemanfaatan kayu dari hutan alam.
Cross laminated timber (CLT) merupakan salah satu produk rekayasa
kayu yang dibuat dengan cara menyusun sejumlah lapisan kayu (lamina) secara
bersilangan satu dengan yang lainnya dan kemudian direkat. Keunggulan dari
produk CLT adalah dimensinya yang stabil, kuat, dan sifatnya yang seragam
sehingga mampu menyalurkan beban secara merata (Wood Naturally Better 2010).
Kayu Manii termasuk kelas awet V dengan kelas kuat III/IV yang banyak
dimanfaatkan sebagai sumber kayu bakar, bahan bangunan, pulp, papan partikel,
tiang lantai, dan bangunan kapal (Orwa et al. 2009).
Teknologi rekayasa kayu yang semakin berkembang diharapkan dapat
menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang sepadan. Orientasi sudut antar
lamina CLT merupakan salah satu cara pengembangan kualitas panel CLT.
Perbedaan orientasi sudut antar lamina diduga akan memberikan informasi ilmiah
mengenai sifat-sifat panel CLT Kayu Manii, sehingga dapat memberikan nilai
tambah pada pemanfaatan Kayu Manii dari hutan rakyat.
Perumusan Masalah
Kayu Manii merupakan salah satu kayu cepat tumbuh dapat berasal dari
hutan rakyat dan digunakan sebagai bahan bangunan. Kekuatan yang rendah dari
jenis kayu ini karena berat jenisnya rendah sehingga membatasi kualitas
penggunaannya untuk menahan beban yang sangat besar. Rekayasa kayu menjadi
panel CLT merupakan suatu teknologi kayu dengan menyusun serta merekatkan
papan-papan dengan arah yang bersilangan sehingga dapat mendistribusi kekuatan
panel CLT secara merata pada keempat sisinya. Papan-papan pada panel CLT
disusun bersilangan dengan orientasi sudut lamina 45⁰ dan sudut lamina 90⁰.
Panel CLT yang akan menjadi komponen konstruksi harus diketahui
karateristiknya sehingga perlu dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanis pada
panel CLT.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kayu Manii dan perekat
isosianat. Kayu Manii diperoleh dari daerah Tancik RT 04 RW 03, Desa Petir,
Kecamatan Dramaga Bogor. Perekat dengan tipe PI BOND 120 dan hardener H3
diperoleh dari PT. Polychemie Asia Pasifik Permai dengan perbandingan base
dengan resinnya adalah 100 : 15.
Alat
Prosedur Penelitian
Prosedur pembuatan panel CLT dari Kayu Manii secara garis besar diawali
dengan persiapan bahan baku berupa penyiapan sortimen papan yang dikeringkan
mencapai kadar air (±14%). Tahap selanjutnya adalah pemotongan, penyerutan,
penyusunan lamina, perekatan, pengempaan, pengkondisian, pembuatan contoh
uji, dan terakhir pengujian panel CLT. Panel CLT dibuat sebanyak 2 panel dengan
3
ukuran tebal x lebar x panjang adalah 15cm x 90cm x 150cm dan masing-masing
dengan orientasi sudut lamina 45⁰ dan 90⁰ pada lapisan 2 dan 4.
Sortimen papan Kayu Manii dibuat dengan ukuran tebal x lebar x panjang
adalah 3cm x 13cm x 200cm untuk lapisan lamina yang ganjil (1,3, dan 5).
Sedangkan untuk lapisan genap (2 dan 4) pada sudut 90⁰ ukuran tebal x lebar x
panjang adalah 3cm x 13cm x 90cm dan lapisan genap sudut 45⁰ ukurannya
menyesuaikan luasan lapisan.
Penyusunan lamina
a b
Gambar 1 Pola susunan lamina panel CLT Manii 90⁰(a) dan 45⁰(b)
Lembaran lamina dilabur dengan perekat isosianat dengan berat labur 280
g/m² (double spread) secara merata menggunakan sendal jepit. Perekatan CLT
dilakukan bertahap dengan menyelesaikan lapisan demi lapisan kemudian
dilakukan penggabungan 5 lapisan lamina.
Contoh uji dinding geser dibuat dengan memotong panel CLT menjadi
panel dengan ukuran tebal x lebar x panjang sebesar 15cm x 90cm x 150cm
diambil dari bagian tengah panel CLT. Contoh uji sifat fisis dan mekanis diambil
dari sisa pemotongan panel uji dinding geser. Gambar 2 menunjukkan pola
pengambilan contoh uji dinding geser, uji sifat fisis, dan uji sifat mekanis.
keterangan :
a1-4 : contoh uji sifat fisis (kadar air, kerapatan, dan kembang-susut) dengan ukuran dimensi 5cm x 5cm x 15cm
bx1-4: contoh uji sifat fisis (delaminasi air panas) dengan ukuran dimensi 10cm x 10cm x 15cm
by1-4: contoh uji sifat fisis (delaminasi air dingin) dengan ukuran dimensi 10cm x 10cm x 15cm
c1-4 : contoh uji sifat mekanis (keteguhan rekat) dengan ukuran dimensi 5cm x 5cm x 15cm
d : contoh uji sifat mekanis (uji dinding geser panel CLT) dengan ukuran dimensi 15cm x 90cm x 150cm
Gambar 2 Pengambilan contoh uji sifat fisis dan mekanis serta uji dinding geser
panel CLT Manii
Pengujian Sifat Fisis
Kerapatan
B KU
Kerapatan (g/cm³) =
VKU
5
Kadar Air
Kadar air merupakan hasil pembagian kandungan berat air terhadap berat
kering tanurnya dinyatakan dalam persen. Berat air adalah selisih antara berat
contoh uji pada kondisi kadar air kering udara dengan berat contoh uji setelah
dioven (berat kering tanurnya). Contoh uji kerapatan di gunakan sebagai contoh
uji untuk menentukan kadar air. Contoh uji ditimbang terlebih dahulu untuk
mendapatkan berat kering udara (BKU), kemudian dioven dalam suhu (103 ± 2) ºC
sampai berat konstan (± 2 hari oven) untuk mendapatkan berat kering tanurnya
(BKT). Nilai kadar air dihitung dengan rumus :
B KU - B KT
Kadar air (%) = x 100
B KT
Kembang Susut
DB - DA
Pengembangan volume (%) = x 100
DA
Pengujian susut kayu dinyatakan sebagai selisih antara dimensi awal (DA)
dengan dimensi akhir (DB) dibandingkan dengan dimensi awalnya (DA). Contoh
uji kerapatan dan kadar air digunakan dalam menentukan nilai susut kayu. Contoh
uji diukur dimensinya pada panjang, lebar, dan tebal pada kondisi titik jenuh serat
sehingga diperoleh dimensi awal (DA). Contoh uji dioven pada suhu (103 ± 2ºC)
sampai berat konstan. Contoh uji dikeluarkan dan diukur dimensinya untuk
mengetahui dimensi akhir (DB). Nilai susut volume dihitung dengan rumus:
DA - DB
Susut volume (%) = x 100
DA
Delaminasi
(a) (b)
Gambar 3 Delaminasi rendaman air panas (a) dan rendaman air dingin (b)
Sifat mekanis yang diuji adalah keteguhan rekat menggunakan standar JAS
(2007) dan uji dinding geser berdasarkan international standard ISO/DIS 22452
tentang Timber Structures – Structural Insulated Panel Walls – Test Methods.
Keteguhan Rekat
1 ¾″
2″
¾″
(a) (b)
Gambar 4 Contoh uji geser rekat (a) dan pengujian keteguhan geser rekat (b)
7
Dinding Geser
Analisis Data
Keterangan:
F1 = pembebanan dari 0.1 x Fmax, est (Newton) ;V01 = deformasi(mm)
F4 = pembebanan dari 0.4 x Fmax, est (Newton) ; V04= deformasi(mm)
F21 = pembebanan dari 0.1 x Fmax, est (Newton) ;V21=deformasi(mm)
F24 = pembebanan dari 0.4 x Fmax, est (Newton) ;V24=deformasi(mm)
2. Kekuatan racking (racking strength), yaitu berupa nilai maksimum beban
racking (F max) yang diperoleh pada uji kekuatan.
3. Rekaman displacement dan kerusakan komponen pada panel shearwall
Sebaran data rataan sifat fisis dan mekanis dinding geser panel CLT
menggunakan perekat isosianat ditampilkan dalam bentuk histogram. Analisis
data pengamatan dilakukan dengan menggunakan metoda deskripsi kuantitatif.
8
Hasil
Pembahasan
Kadar Air
Kadar air merupakan berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu
bebas air atau kering tanur (Haygreen dan Bowyer 1996) sedangkan menurut
USDA (1974), kadar air didefinisikan sebagai berat air dalam kayu yang
dinyatakan dalam pecahan, biasanya dalam persen dari berat kering kayu. Sebaran
nilai kadar air panel CLT 45⁰ berkisar dari 18.01 – 19.62 % sedangkan panel CLT
90⁰ berkisar dari 17.75 – 20.78 %. Nilai rata-rata kadar air panel CLT 45⁰ dan
CLT 90⁰ masing-masing adalah 18.68 % dan 19.76%. Sifat mekanis kayu banyak
dipengaruhi perubahan kadar air kayu dibawah titik jenuh serat. Apabila diatas
titik jenuh serat, perubahan kadar air tidak mempengaruhi sifat kayu karena
perubahan kadar air belum terjadi pada dinding sel (Mardikanto et al. 2011).
9
25
18.68 19.76
20
kadar air (%)
15
10
5
0
CLT 45⁰ CLT 90⁰
Gambar 6 Kadar air panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina
Kerapatan
Kembang dan susut kayu terjadi karena kayu memiliki sifat yang mampu
melepaskan dan mengikat air (higroskopis). Menurut Tsoumis (1991)
pengembangan dan penyusutan volume kayu dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kadar air, kerapatan, struktur anatomi, ekstraktif, dan komposisi kimia.
Nilai rata-rata pengembangan volume panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰ masing-
masing adalah 6 % dan 5.56 % sedangkan nilai rata-rata penyusutan volumenya
masing-masing adalah 2.8 % dan 2.63 % (Gambar 8).
8
5
kembang volume (%)
7 6
5.56
susutvolume (%)
6 4
5 2.8 2.63
4 3
3 2
2
1 1
0 0
CLT 45 CLT 90 CLT 45 CLT 90
Gambar 8 Kembang dan susut volume panel CLT Manii menurut orientasi sudut
lamina
dan 32 % sedangkan pada delaminasi air dingin, nilainya adalah 8.87 % dan
3.75%.
45 20
38.75
40
35 32 15
30
25 10 8.87 JAS
20
15 3.75
10 5
5 JAS
0 0
CLT 45⁰ CLT 90⁰ CLT 45⁰ CLT 90⁰
Gambar 9 Delaminasi air panas dan air dingin panel CLT Manii menurut orientasi
sudut lamina
Keteguhan Rekat
Uji keteguhan rekat bertujuan untuk mengetahui besarnya kekuatan perekat
per satuan luas. Hasil rata-rata keteguhan rekat panel CLT 45⁰ dan CLT 90⁰
masing-masing adalah 32.55 kg/cm² dan 20.45 kg/cm² (Gambar 10).
100
80
60
40 32.55
20.45
20
0
CLT 45 CLT 90
Gambar 10 Keteguhan rekat panel CLT Manii menurut orientasi sudut lamina
Kisaran data panel CLT 45⁰ berkisar dari 22.58 kg/cm² sampai dengan
46.23 kg/cm² sedangkan panel CLT 90⁰ berkisar dari 15.53 kg/cm² sampai
dengan 23.99 kg/cm². Sugiarti (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keteguhan rekat antara lain adalah kadar zat ekstraktif kayu,
keadaan permukaan yang direkat, kadar air kayu, tekanan, dan waktu kempa.
Keseluruhan faktor tersebut perlakuannya sama kecuali pada keadaan permukaan
yang direkat. Keadaan permukaan yang direkat diberi perlakuan berbeda pada
penyusunan lamina yaitu sudut 45⁰ dan 90⁰. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh orientasi sudut lamina terhadap nilai keteguhan rekat. Nilai
keteguhan rekat panel CLT 45⁰ lebih besar dibanding panel CLT 90⁰ diduga
karena panel CLT 45⁰ menghasilkan koefisien gesek statis (µs) yang lebih besar
dibanding panel CLT 90⁰. Hasil nilai keteguhan rekat panel CLT Manii sejalan
dengan penelitian Tjondro (2013) yang menyatakan kuat geser perekat dengan
bidang kontak arah serat yang saling sejajar lebih besar dibandingkan jika kontak
dengan arah serat saling tegak lurus. Nilai keteguhan rekat memiliki hubungan
berbanding lurus dengan nilai uji dinding geser sehingga apabila semakin teguh
nilai perekatannya maka semakin besar nilai rackingnya karena dibutuhkan beban
yang semakin besar untuk menggeser lamina-lamina penyusun panel CLT Manii.
Racking Stiffness
Racking Strength
load cell (arah beban datang) sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar karena
ada hubungannya dengan kekuatan tekan sejajar serat.
Displacement
6 TR 1 Koreksi
Beban (tf)
4 12.5 mm TR 5
2 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 5 10 15
Deformasi (mm)
6
TR 1 Koreksi
Beban (tf)
4 9.2 mm
TR 5
2
TR 6 Koreksi
0
TR 8
0 2 4 6 8 10
Deformasi (mm)
15 52.8 mm TR 1 Koreksi
Beban (tf)
10 TR 5
5 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 20 40 60
Deformasi(mm)
Gambar 13 Displacement strength test panel CLT Manii 45⁰
15 TR 1 Koreksi
Beban (tf)
10 31.8 mm
TR 5
5 TR 6 Koreksi
0 TR 8
0 10 20 30 40
Deformation (mm)
Gambar 14 Displacement strength test panel CLT Manii 90⁰
TR 3
TR 1 TR 4
TR 2
TR 1 koreksi TR 5
TR10
TR5
TR7 TR9
TR11
TR 6 TR8
TR10
TR 6 koreksi TR 8
Gambar 15 Posisi tranduser (titik-titik tinjauan deformasi) pada panel CLT Manii
umumnya mengalami deformasi maksimal pada titik TR 5 (gambar 15). Hal ini
disebabkan karena titik TR 5 memperoleh beban yang tersalurkan dari titik TR 1
koreksi tanpa ada penahan plat baja seperti pada titik TR 6 koreksi dan TR 8
sehingga mengakibatkan deformasi lebih besar pada titik TR 5. Berdasarkan
ISO/DIS (2009) hubungan antara F maksimum dengan F maksimum estimasi
adalah ketercapaian F maksimum apabila terjadi deformasi sebesar 100 mm.
Deformasi yang terjadi pada panel CLT kedua orientasi sudut belum mencapai
100 mm namun sudah terjadi kerusakan pada rangka panel CLT. Apabila ditinjau
berdasarkan nilai deformasi, nilai F maksimum estimasi belum sesuai dengan F
maksimum yang seharusnya mampu ditahan oleh panel CLT Manii.
Rekaman Kerusakan
Simpulan
Panel CLT Manii memiliki kekuatan racking yang sangat besar karena
kerusakan terjadi pada sistem pendukungnya dan bukan pada komponen utama
dinding geser panel CLT Manii. Sifat fisis berpengaruh terhadap nilai uji dinding
geser panel CLT Manii. Nilai kekuatan racking panel CLT 45⁰ lebih besar
dibandingkan panel CLT 90⁰ namun bertolak belakang dengan nilai kekakuannya,
dimana panel CLT 90⁰ hampir dua kali lebih kaku dibandingkan dengan panel
CLT 45⁰. Kerusakan terjadi pada rangka pendukung dan tidak terjadi kerusakan
yang berarti pada kedua panel CLT Manii.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astika IM. 2012. Analisa delaminasi pada glass fiber reinforced polymer
komposit laminat dengan pembebanan fatigue. Jurnal Dinamika Teknik
Mesin. 2 (1): 7-14
[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2005. Annual Book of
ASTM Standards Volume 04-10, Wood. D143 (2005). Standard Test
Methods for Small Clear Specimen of Wood. USA.
Hansen AT. 1985. Shear Resistance of Wood Frame Walls. Ottawa Canada (US):
National Research Council Canada.
Haygreen JG dan Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Sutjipto AH,
penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
Jang SS. 2000. Racking resistance of shear walls with various sheating materials
and openings. Journal Departement Forest Product : 305 - 764
Pambayun IS. 2011. Pengujian Dinding Geser Dengan Variasi Batang Pengaku
(Bresing) Untuk Rumah Tahan Gempa [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Sugiarti. 2010. Kekuatan Lentur Glulam Struktural yang Terbuat dari Papan
Sambung Kayu Tusam dan Kayu Manis [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Tjondro JA. 2011. Dinding geser papan kayu tahan gempa. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat : Universitas Katolik Parahyangan.
18
Tjondro JA. 2013. Kuat lentur dan rigiditas balok dan lantai papan kayu laminasi
silang dengan perekat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat : Universitas Katolik Parahyangan. III/LPPM/2013-03/20-P
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP