Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di ruang anak RSUD Jayapura. Waktu

pengambilan data di ruang anak pada tanggal 24 Januari 2018.

4.2. Hasil Penelitian

Populasi pada penelitian ini berjumlah 87 orang yang memenuhi kriteria

sebagai sampel yaitu 35 orang yang terkena diare pada balita di ruang anak

RSUD Jayapura periode Oktober – Desember 2017.

4.2.1. Berdasarkan Jenis Diare

Berdasarkan jenis diare penderita, didapatkan distribusi kejadian

diare seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Kejadian Diare berdasarkan Jenisnya di


Ruang Anak RSUD Jayapura Periode Oktober – Desember 2017.

Jumlah
No Diare
Frekuensi Persentase %
1 Akut 35 100
2 Kronis - -
Jumlah 35 100
Berdasarkan data tabel 4.1. diatas, menunjukan bahwa kejadian

diare pada balita berdasarkan jenisnya akut, sebanyak 35 anak

(100%), dan diare kronis tidak ada.

24
25

4.2.2. Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasarkan kelompok umur, didapatkan distribusi kejadian

diare seperti tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Kejadian Diare berdasarkan Umur di Ruang


Anak RSUD Jayapura Periode Oktober – Desember 2017.

Jumlah
No Usia Balita Frekuensi Persentase (%)
1 1-2 tahun 27 77.1
2 2-3 tahun 4 11.4
3 5 tahun 4 11.4
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.2. diatas, menunjukan bahwa kejadian diare

pada balita terbanyak pada usia 1–2 tahun yaitu 27 anak (77,1%),

sedangkan pada kelompok usia 2–3 tahun dan 5 tahun ditemukan

jumlah yang sama yaitu 4 anak (11,4%).

4.2.3. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan distribusi kejadian diare

seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Distribusi Kejadian Diare berdasarkan Jenis Kelamin


di Ruang Anak RSUD Jayapura Periode Oktober – Desember
2017.

Jumlah
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 17 48.5
2 Perempuan 18 51.5
Jumlah 35 100

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa kejadian diare berdasarkan jenis

kelamin, anak perempuan lebih banyak terkena diare yaitu 18 anak

(51.5%) dibanding anak laki-laki yang berjumlah 17 anak (48.5%).


26

4.2.4. Berdasarkan Tempat Tinggal

Berdasarkan kelompok tempat tinggal, didapatkan distribusi

kejadian diare seperti tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Kejadian Diare berdasarkan Distrik Kota


Jayapura di Ruang Anak RSUD Jayapura Periode Oktober-
Desember 2017.

Jumlah
No Alamat Frekuensi Persentase
(%)
1 Jayapura Utara 16 45.7
2 Jayapura Selatan 17 48.5
3 Abepura - -
4 Muara Tami - -
5 Heram 2 5.7
Jumlah 35 100

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa berdasarkan distrik kota Jayapura,

jumlah terbanyak di wilayah distrik Jayapura Selatan yaitu 17

orang (48.5%), sedangkan untuk wilayah distrik Jayapura Utara

yaitu 16 orang (45.7%), dan paling sedikit di wilayah distrik Heram

yaitu 2 orang (5.7%).

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan diatas, maka penulis akan

membahas hasil penelitian yang dilakukan dengan teori yang ada.

4.3.1. Jenis Diare

Berdasarkan jenis diare (tabel 4.1) terlihat kejadian diare di ruang

anak RSUD Jayapura periode Oktober-Desember 2017, semua anak


27

terkena diare akut yaitu 35 anak (100%) dan yang terkena diare kronis

tidak ada. Menurut penelitian Handayani (2013:14) dikatakan bahwa

lebih banyak yang mengalami diare akut karena masyarakat sering

mengeluh balitanya terkena diare sudah 2-3 hari baru membawa

balitanya ke tenaga kesehatan.

4.3.2. Kelompok Umur

Berdasarkan kelompok umur (tabel 4.2) terlihat kejadian diare di

ruang anak RSUD Jayapura periode Oktober-Desember 2017, pada

kelompok umur 1-2 tahun lebih tinggi yaitu 27 anak (77.1%)

dibanding kelompok umur 3-5 tahun yaitu 4 anak (11.4%) dan

kelompok umur 5 tahun yaitu 4 anak (11.4%). Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa semakin muda umur balita semakin besar

kemungkinan terkena diare, karena semakin muda umur balita

keadaan integritas mukosa usus masih belum baik sehingga daya

tahan tubuh masih belum sempurna. Insiden diare terbanyak pada

anak usia 7-24 bulan. Hal ini terjadi karena, bayi usia 7 bulan ini

mendapat MMP-ASI dimana resiko ikut sertanya kuman pada

makanan tambahan adalah tinggi (terutama jika sterilisasinya kurang).

Kemudian produksi ASI mulai berkurang yang berarti antibody yang

masuk bersama dengan ASI juga ikut berkurang. Hasil penelitian

Shintamurniaawaty dalam Fatkhiyah, (2016:40) menyebutkan bahwa

umur balita antara 0-24 bulan mempunyai resiko lebih tinggi terkena

diare.
28

4.3.3. Jenis Kelamin

Berdasarkan data jenis kelamin (tabel 4.3), menunjukkan bahwa

kejadian diare pada anak balita lebih banyak pada anak perempuan

sebanyak 18 (51.5%) sedangkan anak laki-laki sebanyak 17 (48.5%).

Menurut penelitian Handayani (2013:18) kejadian diare berdasarkan

jenis kelamin laki-laki lebih banyak didapat karena laki-laki lebih

berani kotor dan lebih aktif dibanding perempuan, ini berbanding

terbalik dengan yang peneliti dapatkan. Menurut penelitian Yusuf

(2011) dalam Aman (2015:505) pada kasus tertentu jenis kelamin

mempengaruhi terjadinya penyakit akan tetapi pada kasus diare jenis

kelamin tidak mempengaruhi kejadian diare.

4.3.4. Tempat Tinggal

Berdasarkan data tempat tinggal (4.4), menunjukkan bahwa

kejadian diare terbanyak ada di wilayah distrik Jayapura Selatan

sebanyak 17 (48.5%), dan paling sedikit di wilayah distrik Heram

yaitu 2 (5.7%), sedangkan di wilayah Jayapura Utara sebanyak 16

(45.7%). Menurut penelitian Kasman (2013) dalam Maidartati

(2017:117-118) bahwa faktor lingkungan proporsi terbesar balita yang

menderita diare adalah sanitasi lingkungannya buruk. Menurut

Adisasmito (2011) dalam Maidartati (2017:118) mengemukakan

bahwa penyebab diare bisa karena kondisi lingkungan buruk yang

menjadi habitat dari patogen, sanitasi dan kebersihan rumah tangga

yang buruk, kurang minum air yang aman, pajanan pada sampah yang

padat.

Вам также может понравиться