Вы находитесь на странице: 1из 23

DAFTAR JENIS TENAGA KESEHATAN DAN ORGANISASI PROFESI

DI INDONESIA

Kelompok
Tenaga Jenis Tenaga
NO Kesehatan Kesehatan Organisasi Profesi

IDI (Ikatan Dokter


Indonesia) didirikan ,
Tenaga tepatnya pada tanggal
1 Medis DOKTER IDI 24 Oktober 1950.

Persatuan Dokter
Tenaga Gigi
2 Medis DOKTER GIGI PDGI Indonesia(PDGI)

Persatuan Perawat
Tenaga Nasional
3 Keperawatan PERAWAT PPNI Indonesia(PPNI)

Tenaga Ikatan Bidan


4 Keperawatan BIDAN IBI Indonesia(IBI)

Persatuan Perawat
Tenaga Gigi
5 Keperawatan PERAWAT GIGI PPGI Indonesia(PPGI)

Tenaga Ikatan Apoteker


6 Kefarmasian APOTEKER IAI Indonesia(ISFI)

Persatuan Ahli
Tenaga ASISTEN Farmasi
7 Kefarmasian APOTEKER PAFI Indonesia(PAFI)

Tenaga Perhimpunan Ahli


Kesehatan EPIDEMIOLOG Epidemiolog
8 Masyarakat KESEHATAN PAEI Indonesia(PAEI)
Perhimpunan
Tenaga Entomolog
Kesehatan ENTOMOLOG Kesehatan
9 Masyarakat KESEHATAN PEKI Indonesia(PEKI)

Himpunan Ahli
Tenaga Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
10 Masyarakat SANITARIAN HAKLI Indonesia(HAKLI)

NUTRISIONIS Persatuan Ahli Gizi


11 Tenaga Gizi DAN DIETISIEN PERSAGI Indonesia(PERSAGI)

Tenaga
Keterampilan Ikatan Fisioterapi
12 Fisik FISIOTERAPIS IFI Indonesia(IFI)

Tenaga Ikatan Okupasi


Keterampilan OKUPASI Terapi
13 Fisik TERAPIS IOTI Indonesia(IOTI)

Tenaga Ikatan Terapi


Keterampilan TERAPIS Wicara
14 Fisik WICARA IKATWI Indonesia(IKATWI)

Tenaga Persatuan Ahli


Keteknisian Radigrafer
15 Medis RADIOGRAFI PARI Indonesia(PARI)

Tenaga Persatuan Teknik


Keteknisian Gigi
16 Medis TEKNISI GIGI PTGI Indonesia(PTGI)

Tenaga Ikatatan Teknik


Keteknisian TEKNISI Elektromedik
17 Medis ELEKTROMEDIS IKATEMI Indonesia(IKATEMI)

Persatuan Ahli
Tenaga ANALIS
Teknik
18 Kefarmasian FARMASI PATELKI
Laboratorium
Kesehatan
Ind(PATELKI)

Tenaga Ikatan Refraksionis


Keteknisian REFRAKSIONIS Optisien
19 Medis OPTISIEN IROPIN Indonesia(IROPIN)

Perhim Profesi
Tenaga Perekam Medis &
Keteknisian PEREKAM Informasi Kes
20 Medis MEDIS PORMIKI Ind(PORMIKI)

Ikatan Perawat
Tenaga PERAWAT Anestesi
21 Keperawatan ANASTESI IPAI Indonesia(IPAI)

Perkumpuln
Tenaga Promosi &
Kesehatan PENYULUH Pendidikan Kes
22 Masyarakat KESEHATAN PPKMI Masy Ind(PPKMI)

Himpunan
AKUPUNKTUR Akupunktur Terapi
23 THERAPI HAKTI Indonesia(HAKTI)

Tenaga Ikatan Ortotik


Keteknisian ORTOTIK Prostetik
24 Medis PROSTETIK IOPI Indonesia(IOPI)

Ikatan Ahli Fisika


AHLI FISIKA Medik
25 MEDIK IKAFMI Indonesia(IKAFMI)

Tenaga PARAMEDIK Ikatan Paramedik


Keteknisian TRANSFUSI Teknologi Transfusi
26 Medis DARAH IPPTDI Darah Ind(IPPTDI)
Perhimpunan
Tenaga Sarjana Kesehatan
Kesehatan Kesehatan Masyarakat
27 Masyarakat Masysrakat PERSAKMI Indonesia

1.IDI (Ikatan Dokter Indonesia) didirikan sekitar 62 tahun yang lalu , tepatnya pada tanggal 24
Oktober 1950. IDI adalah satu-satunya organisasi Profesi bagi dokter di seluruh wilayah Indonesia
seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran No.29 tahun 2004.

Organisasi kedokteran tersebut awalnya bermula dari perhimpunan yang bernama Vereniging van
lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua
dari perkumpulan ini. Perkumpulan tersebut kemudian berubah menjadi Vereniging van
lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG. Nama-nama seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan
dr Tjipto Mangunkusumo ikut bergerak dalam bidang sosial dan politik di sini.

Pada tahun 1948 lahir perkumpulan dokter Indonesia yang berfungsi sebagai organisasi perjuangan
kemerdekaan. Dengan dasar semangat persatuan dan kesatuan, akhirnya dua organisasi
kedokteran tersebut meleburkan diri dan membentuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pada 24
Oktober 1950, Dr. R. Soeharto atas nama Pengurus IDI menghadap notaries R. Kadiman guna
mencatatkan pembentukan IDI yang disepakati berdasarkan Muktamar Dokter Warga Negara
Indonesia. Sejak saat itu tanggal tersbut ditetapkan sebagai ulang tahun IDI.

Organisasi ini hadir di berbagai wilayah di Indonesia. Sampai saat ini anggota IDI berjumlah 74.502
Dokter yang tersebar di 32 Wilayah dan 343 Cabang. IDI juga menaungi 35 Perhimpunan Dokter
Spesialis (PDSp), 42 Perhimpunan Dokter Seminat (PDSm), 1 Perhimpunan Dokter Pelayanan
Kedokteran Tingkat Pertama (PDPP), 2 Perhimpunan Dokter Penunjang Pengembangan Profesi
Kedokteran (PDP3K) dan 1 Perhimpunan Dokter Se-Okupasi (PDsO).

IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh Indonesia, menjaga dan
meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan profesi kedokteran, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk
menuju masyarakat sehat dan sejahtera.

2.PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun
dokter gigi di indonesia yang didirikan di Bandung pada tanggal 22 Januari 1950 Pengurus Besar PDGI
berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Saat ini PDGI telah memiliki 18 Pengurus Wilayah di
tingkat Provinsi dan 243 Pengurus cabang ditingkat kabupaten/kota ditambah 2 calon cabang PDGI yang
baru. Berdasarkan pendataan dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), jumlah dokter gigi yang telah
melakukan registrasi ulang Surat Tanda Registrasi (STR) sampai dengan 1 Maret 2015 mencapai kurang lebih
18.000 orang ditambah sekitar kurang lebih 8.000 dokter gigi yang baru lulus

VISI

Menjadi satu-satunya organisasi profesi dokter gigi yang profesional dan berwibawa.

MISI

Menjalin kerjasama yang harmonis dengan pemangku kepentingan dalam upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut.

Memperkuat tata kelola organisasi dengan memberdayakan struktur yang ada.

Memajukan ilmu kedokteran gigi melalui penyempurnaan sistem pendidikan kedokteran gigi, P3KGB, dan
penelitian.

Membina profesionalisme, memberikan perlindungan hukum, dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

PROGRAM

Menstandarisasi peran PDGI (Pengwil dan Cabang) dalam proses kredensialing.

Mengoptimalkan satgas JKN.

Menyempurnakan e-PDGI.

Menyegerakan Panduan Praktek Klinis pada fasilitas pelayanan primer.

Mendorong penelitian berbasis bukti (unit cost, utilisasi, kepuasan. dll

1.Dokter

“Dokter” adalah Dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran tertuang juga tentang pengertian dokter.
Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dokter adalahseseorang yang
telah lulus pendidikan kedokteran yang oleh hukum diberi kewenangan untuk melakukan praktik
kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan.

Dokter atau dokter gigi menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis
penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh,
paripurna, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya,
dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung
jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya adalah sebatas
kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran.
Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter meliputi tujuh area kompetensi atau kompetensi utama
yaitu:

1. Keterampilan komunikasi efektif.

2. Keterampilan klinik dasar.

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi
dalam praktik kedokteran.

4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada indivivu, keluarga ataupun masyarakat denga cara
yang komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinasi dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan
Kesehatan Primer.

5. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.

6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat.

7. Menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.

Ketujuh area kompetensi itu sebenarnya adalah “kemampuan dasar” seorang “dokter” yang menurut
WFME (World Federation for Medical Education) disebut “basic medical doctor”.

Tugas seorang “dokter” adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat dan
memberikan terapi secara cepat dan tepat.

b. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.

c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit.

d. Menangani penyakit akut dan kronik.

e. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

f. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.

g. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS dan
memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

h. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

i. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan sakit.

j. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang harus komprehensif,
mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dokter berhak dan juga berkewajiban
melakukan tindakan tersebut untuk kesehatan pasien. Tindakan promotif misalnya memberikan
ceramah, preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat/ tindakan operasi,
rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

k. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.
l. Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukan penelitian untuk
mengembangkan ilmu kedokteran.

m. Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat Keterangan
Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.

Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja Susila
Kedokteran Indonesia.
Dan sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu adalah Kode Etik Kedokteran Internadional
yang telah disempurnakan pada tahun 1968 melalui Muktamar Ikatan Dokter Sedunia ke 22, yang
kemudian disempurnakan lagi pada MuKerNas IDI XIII, tahun 1983.

KEWAJIBAN UMUM
Pasal1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.

Pasal2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standard profesi
yang tertinggi.

Pasal3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan
untuk kepentingan
dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Pasal6
Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan
tehnik atau pengobatan
baru yang belum diuji kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya..

Pasal7a
Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten
dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan penghormatan atas
martabat manusia.
Pasal7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dansejawatnya, dan berupaya
untuk mengingatkan
sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau
penggelapan, dalam menangani pasien.

Pasal7c
Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan
lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.

Pasal7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup mahluk insani.

Pasal8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan semua
aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ), baik fisik
maupun psiko-sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar benarnya.

Pasal9
setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat, harus
saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN


Pasal10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk
kepentingan pasien.
Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan
pasien, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Pasal12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah
pasien itu meninggal dunia.

Pasal13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada
orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT


Pasal14
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau
berdasarkan
prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI


Pasal16
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
kedokteran/kesehatan.

2.Perawat

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam
batas-batas kewenangan yang dimilikinya. (PPNI, 1999 ; Chitty, 1997).

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat 1)

Tugas Perawat

1) Care Giver

Perawat harus :

a) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien
berdasarkan kebutuhan significant dari klien.

b) Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mulai dari
masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah psikologis

c) Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana
sampai yang kompleks.
2) Client Advocate

Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.

3) Conselor

a) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.

b) Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam merencanakan metoda untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.

c) Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan


pengalaman yang lalu.

d) Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi)

4) Educator

a) Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik secara spontan (sat
interaksi) maupun formal (disiapkan).

b) Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.

c) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.

5) Coordinator

Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota
team kesehatan. Karena klien menerima pelayanan dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi.
Aspek yang harus diperhatikan adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara
memberikan, monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya.

6) Collaborator

Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentifikasi
pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan
klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi
pelayanan kesehatan.

7) Consultan

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang
berkaitan dengan kondisi spesifik klien.

8) Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan denan
klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.

Fungsi Perawat

Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanaan perannya, yaitu;

1) Fungsi Independent

Dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain.

Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap aanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuahn dasar manusia (bio-psiko-sosial/kultural dan spiritual), mulai dari tingkat indiovidu utuh,
mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang jua tercermin pada tidak
terpenuhinya kebutuhan daar p[ada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler.

Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertangungjawab serta
beranggung gugat ats rencana dan keputusan tindakannya.

2) Fungsi Dependent

Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau intruksi dari orang lain.

3) Fungsi Interdependent

Fungsi ini berupa “kerja tim”, sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan maupun
kesehatan.

Etika Perawat

1 tanggung jawab perawat terhadap Tanggung jawab Perawat terhadap klein untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat
dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

2.Tanggung jawab Perawat terhadap tugas

3.Tanggung jawab Perawat terhadap Sejawat Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan
profesi kesehatan lain

4.Tanggung jawab Perawat terhadap Profesi

5.Tanggung jawab Perawat terhadap Negara


Hak Perawat

1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.

2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai dengan latar
belakang pendidikannya.

3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan serta standard dan kode etik profesi

4. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya tentang keluhan
kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.

5. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus menerus.

6. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun
klien.

7. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional

8. Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan
kesehatan.

9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien dan
atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.

10. Perawat berhak untuk menolak di pindahkan ketempat tugas yang lain, baik melalui anjuran
maupun pengumuman tertulis karna diperlukan, untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya.

11. Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang
bersangkutan.

12. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan klien sesuai dengan bidang
profesinya.

Kewajiban Perawat

1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.

2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
dan batas kegunaannya.

3. Perawat wajib menghormati hak klien.


4. Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.

5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan keluarganya,
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.

6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien yang lainnya.

7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.

8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan
kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.

9. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan bersinambungan.

10. Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus

11. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.

12. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang.

13. Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja.

3. Bidan

Menurut sejarah, bidan merupakan profesi tertua sepanjang peradaban manusia. Bidan merupakan
petugas kesehatan perempuan yang terlatih secara formal dalam membantu kelahiran bayi dan
proses yang punya kaitan dengan kesehatan reproduksi wanita.

Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk
dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh
mana peran dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai
peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Praktek profesional bidan yaitu suatu pelayanan kebidanan yang diberikan secara profesional dan
menyeluruh di pelayanan kesehatan diberikan kepada ibu dalam kurun waktu masa reproduksi dan bayi
baru lahir.
1. Peran Bidan

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat. Peran bidan yang diharapkan yaitu sebagai pelaksanaSebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, peneliti, sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi dan tugas ketergantungan.

a) Tugas Mandiri/ Primer

Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai kewenangannya, meliputi:

(1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

(2) Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai klien.

(3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.

(4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien
/keluarga.

(5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

(6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /keluarga.

(7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB.

(8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam
masa klimakretium dan menopause.

(9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga :

b) Tugas Kolaborasi

Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan, meliputi :

(1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga

(2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.

(3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarganya.

(4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan
keluarga.

(5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat
daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
atau ibudari bayi dan keluarga.
(6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

c) Tugas Ketergantungan / Merujuk

Ini adalah tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan
kesehatan lain secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya

3. Peran Dan Fungsi Bidan Di Rumah Bersalin

Peran dan fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan praktek swasta pada
umumnya yaitu salah satunya peran Bidan di RB sebagai Pelaksana meliputi:

a) Tugas Mandiri, meliputi:

Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan

Memberikan pelayananan dasar dan asuhan kebidanan kepada klien sesuai kewenangannya

Melakukan dokumentasi kegiatan

b) Tugas Kolaborasi

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga

Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

Melakukan dokumentasi kegiatan

c) Tugas Ketergantungan / Merujuk

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
ketergantungan dengan melibatan klien dan keluarga.

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan resiko tinggi dan
kegawatdaruratan

Melakukan dokumentasi kegiatan

4. Fungsi bidan di RB

a) Fungsi Pelaksana

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

Memberikan imunisasi pada bayi dan ibu hamil

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas


Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

4. Apoteker

Apoteker adalah orang yang meracik obat untuk diberikan kepada orang sakit sesuai dengan resep
yang diberikan oleh dokter. Untuk menjadi apoteker, Anda harus menjadi sarjana farmasi yang
sekolah selama empat tahun, dan ditambah satu tahun untuk pendidikan apoteker.

Dari peraturan perundang-undangan tersebut Peran dan Fungsi Apoteker di Apotik yang melayani
langsung pasien adalah sebagai :
- PELAYAN
- MANAJER

Sebagai Pelayan adalah :


1. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus dan menempatkan obat
dalam wadah / bungkus yang cocok dan memeriksa serta memberi etiket dengan teliti.
2. Memberikan informasi / konsultasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan masyarakat.
Sebagai Manajer adalah :
- Menyusun prosedur tetap.
- Mengelola obat, sumber daya manusia, peralatan dan uang di Apotik.

Sebagai Pelayan sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan adalah :
1. Melayani resep dan non resep.
2. Promosi dan edukasi.
3. Pelayanan residensial ( home care ).

1. Sebagai Pelayan Resep melakukan :


a. Skrining / pembacaan resep, melakukan :
- Pemeriksaan persyaratan administrative resep :
a. Nama dokter, alamat, SIP.
b. Tanggal penulisan
c. Paraf / tanda tangan.
d. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, berat badan.
e. Signa ( cara pakai ) yang jelas.
f. Informasi lainnya.
- Kesesuaian farmasetik :
a. Bentuk sediaan.
b. Dosis.
c. Potensi.
d. Stabilitas.
e. Inkomptabilitas.
f. Cara dan lama pemberian.
- Pertimbangan klinis :
a. Alergi.
b. Efek samping.
c. Interaksi.
b. Penyiapan obat ( buat protap – protap )
- Peracikan ( hitung, sediakan, campur, kemas, label )
- Penyerahan obat.
- Pemberian informasi dan konseling.
- Monitoring penggunaan obat ( penyakit CVS, DM, TBC ).
2. Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan :
a. Swa medikasi ( dengan medication record ).
b. Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.

3. Sebagai tenaga Pelayanan Residensi ( home care ) :


Untuk penyakit kronis ( dengan medication record ).

Sebagai manajer :
- Mengelola sumber daya ( resources ) di Apotik secara efektif dan efisien.
- Membuat prosedur tetap untuk masing – masing pelayanan.

Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah Sakit


Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu
penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan
mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi
penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.
Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai :
Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai
perkembangan baru dalam bidang obat
harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang
dilakukan para dokter tetap rasional.
Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatan
Fungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital Pharmacist)
adalah sebagai berikut :
a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakit
b. Membuat obat yang sederhana
c. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasi
d. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien
maupun bagian Rumah Sakit
e. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian
Rumah Sakit.
f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan darurat
g. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventory
h. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika,
biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakit
i. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat
dan lain-lain orang yang berkepentingan
j. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas
kedokteran/perawat
k. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic

5. Ahli Gizi

Ahli gizi ternyata juga merupakanprofesi penting di dunia medis. Apalagi saat ini ilmu gizi sejalan
dengan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan. Tugas ahli gizi adalah melakukan studi tentang gizi dan
pengunaan diet khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit. Dalam tugasnya, ahli gizi bisa
melakukan penyuluhan dan memberikan konsultasi

Selain di rumah sakit, ahli gizi juga banyak dibutuhkan di perusahaan makanan, terutama soal
perencanaan makanan dan pengadaan bahan-bahan untuk pembuatan makanan tersebut.

Untuk menjadi ahli gizi, Anda harus menempuh pendidikan di bidang gizi terlebih dahulu, baik di
jenjang D3 mau pun S1. Jangan ragu menjadi ahli gizi, karena profesi ini tetap akan dibutuhkan
selama manusia masih butuh makan.

6. Radiografer

Teknisi radiologi adalah orang yang melakukan pemeriksaan diagnostic misalnya dengan teknik sinar -
X, computed tomography 9CT Scan), dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk membantu
dokter mendiagnosa penyakit yang diderita pasien.

Sebagai teknisi radiologi, Anda tidak hanya harus mampu mengoperasionalkan alat radiologi, tetapi
juga mengerti tentang anatomi tubuh manusia dan bisa membuat pasien merasa nyaman.

Untuk bisa bekerja dengan profesi ini Anda diharuskan mengikuti pendidikan selama empat tahun
dibidang radiografi selain pelatihan-pelatihan spesialisasi lain seperti perawatan atau teknik
diagnostik.

7. Perekam Medis

Perekam medis adalah orang yang membuat catatan yang berisi rekaman mengenai hasil pengobatan
pasien, termasuk identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan dan lain-lain.
Rekam medis ini sangat penting karena akan membantu dokter dalam memberikan pelayanan.

Untuk menjadi perekam medis Anda harus menempuh pendidikan rekam medis selama tiga tahun
minimalnya di akademi pendidikan kesehatan.

Kedepannya profesi ini akan semakin diperlukan terutama karena makin banyaknya tuntutan hukum
terhadap dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Pengertian Informed Consent


Informed Consent teridiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti informasi atau keterangan dan
“consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. jadi pengertian Informed Consent adalah suatu
persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian Informed Consent dapat di
definisikan sebagai pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas
rencana tindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah menerima informasi yang cukup untuk
dapat membuat persetujuan atau penolakan. Persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter
harus dilakukan tanpa adanya unsur pemaksaan.

Istilah Bahasa Indonesia Informed Consent diterjemahkan sebagai persetujuan tindakan medik yang
terdiri dari dua suku kata Bahasa Inggris yaitu Inform yang bermakna Informasi dan consent berarti
persetujuan. Sehingga secara umum Informed Consent dapat diartikan sebagai persetujuan yang
diberikan oleh seorang pasien kepada dokter atas suatu tindakan medik yang akan dilakukan, setelah
mendapatkan informasi yang jelas akan tindakan tersebut.

Informed Consent menurut Permenkes No.585 / Menkes / Per / IX / 1989, Persetujuan Tindakan Medik
adalah Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.18

2.1.2 Dasar Hukum Informed Consent

Persetujuan tindakan Kedokteran telah diatur dalam Pasal 45 Undang – undang no. 29 tahun 2004
tentang praktek Kedokteran. Sebagaimana dinyatakan setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
Persetujuan sebagaimana dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap,
sekurang-kurangnya mencakup : diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang
dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya,risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.20 Persetujuan tersebut dapat diberikan baik secara tertulis
maupun lisan. Disebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan.

Fungsi dan Tujuan Informed Consent

Fungsi dari Informed Consent adalah :9

1. Promosi dari hak otonomi perorangan; 2. Proteksi dari pasien dan subyek;

3. Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan;

4. Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan

introspeksi terhadap diri sendiri;

5. Promosi dari keputusan-keputusan rasional;

6. Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi sebagai suatu nilai social dan
mengadakan pengawasan dalam penyelidikan biomedik.

Informed Consent itu sendiri menurut jenis tindakan / tujuannya dibagi tiga, yaitu:15

a. Yang bertujuan untuk penelitian (pasien diminta untuk menjadi subyek


penelitian).

b. Yang bertujuan untuk mencari diagnosis.

c. Yang bertujuan untuk terapi.

Tujuan dari Informed Consent menurut J. Guwandi adalah : 13

a. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien;

b. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat
negatif, misalnya terhadap risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan walaupun dokter sudah
mengusahakan semaksimal mungkin dan bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti.

4 Bentuk Persetujuan Informed Consent

A. Ada 2 bentuk Persetujuan Tindakan Medis, yaitu :16

1. Implied Consent (dianggap diberikan)

Umumnya implied consent diberikan dalam keadaan normal, artinya dokter dapat menangkap
persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang diberikan/dilakukan pasien. Demikian pula pada
kasus emergency sedangkan dokter memerlukan tindakan segera sementara pasien dalam keadaan
tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan
tindakan medik terbaik menurut dokter.

2. Expressed Consent (dinyatakan)

Dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis. Dalam tindakan medis yang bersifat invasive dan
mengandung resiko, dokter sebaiknya mendapatkan persetujuan secara tertulis, atau yang secara umum
dikenal di rumah sakit sebagai surat izin operasi. 14

B. Persetujuan tertulis dalam suatu tindakan medis dibutuhkan saat:

1. Bila tindakan terapeutik bersifat kompleks atau menyangkut resiko atau efek samping yang
bermakna.

2. Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi.

3. Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi kedudukan kepegawaian
atau kehidupan pribadi dan sosial pasien.

4. Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian.

5 Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan


Pemberi informasi dan penerima persetujuan merupakan tanggung jawab dokter pemberi perawatan
atau pelaku pemeriksaan/ tindakan untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara
benar dan layak. Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan
persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi untuk memastikan
bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak.8

Seseorang dokter apabila akan memberikan informasi dan menerima persetujuan pasien atas nama
dokter lain, maka dokter tersebut harus yakin bahwa dirinya mampu menjawab secara penuh
pertanyaan apapun yang diajukan pasien berkenaan dengan tindakan yang akan 15

dilakukan terhadapnya–untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut dibuat secara benar dan layak.8

2.1.6 Pemberi Persetujuan

Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. Ditinjau dari segi usia, maka seseorang dianggap
kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah pernah menikah. Sedangkan anak-anak
yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan
kedokteran tertentu yang tidak berrisiko tinggi apabila mereka dapat menunjukkan kompetensinya
dalam membuat keputusan. Alasan hukum yang mendasarinya adalah sebagai berikut:8

1) Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maka seseorang yang berumur 21 tahun atau
lebih atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan oleh karenanya dapat memberikan
persetujuan.

2) Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak maka setiap orang yang berusia 18
tahun atau lebih dianggap sebagai orang yang sudah bukan anak-anak. Dengan demikian mereka dapat
diperlakukan sebagaimana orang dewasa yang kompeten, dan oleh karenanya dapat memberikan
persetujuan.

3) Mereka yang telah berusia 16 tahun tetapi belum 18 tahun memang masih tergolong anak menurut
hukum, namun dengan menghargai hak individu untuk berpendapat sebagaimana juga diatur dalam UU
No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maka mereka dapat diperlakukan seperti orang dewasa
dan dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran

16

tertentu, khususnya yang tidak berrisiko tinggi. Untuk itu mereka harus dapat menunjukkan
kompetensinya dalam menerima informasi dan membuat keputusan dengan bebas. Selain itu,
persetujuan atau penolakan mereka dapat dibatalkan oleh orang tua atau wali atau penetapan
pengadilan.

Sebagaimana uraian di atas, setiap orang yang berusia 18 tahun atau lebih dianggap kompeten.
Seseorang pasien dengan gangguan jiwa yang berusia 18 tahun atau lebih tidak boleh dianggap tidak
kompeten sampai nanti terbukti tidak kompeten dengan pemeriksaan. Sebaliknya, seseorang yang
normalnya kompeten, dapat menjadi tidak kompeten sementara sebagai akibat dari nyeri hebat, syok,
pengaruh obat tertentu atau keadaan kesehatan fisiknya. Anak-anak berusia 16 tahun atau lebih tetapi
di bawah 18 tahun harus menunjukkan kompetensinya dalam memahami sifat dan tujuan suatu
tindakan kedokteran yang diajukan. Jadi, kompetensi anak bervariasi bergantung kepada usia dan
kompleksitas tindakan.

2.1.7 Penolakan Pemeriksaan/ Tindakan

Pasien yang kompeten (dia memahami informasi, menahannya dan mempercayainya dan mampu
membuat keputusan) berhak untuk menolak suatu pemeriksaan atau tindakan kedokteran, meskipun
keputusan pasien tersebut terkesan tidak logis. Kalau hal seperti ini terjadi dan bila konsekuensi
penolakan tersebut berakibat serius maka keputusan tersebut 17

harus didiskusikan dengan pasien, tidak dengan maksud untuk mengubah pendapatnya tetapi untuk
mengklarifikasi situasinya. Untuk itu perlu dicek kembali apakah pasien telah mengerti informasi tentang
keadaan pasien, tindakan atau pengobatan, serta semua kemungkinan efek sampingnya.8

Kenyataan adanya penolakan pasien terhadap rencana pengobatan yang terkesan tidak rasional bukan
merupakan alasan untuk mempertanyakan kompetensi pasien. Meskipun demikian, suatu penolakan
dapat mengakibatkan dokter meneliti kembali kapasitasnya, apabila terdapat keganjilan keputusan
tersebut dibandingkan dengan keputusan-keputusan sebelumnya. Dalam setiap masalah seperti ini
rincian setiap diskusi harus secara jelas didokumentasikan dengan baik.8

HAK dan Kewajiban Pasien


Hak Pasien yang tertuang dalam UU No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32 UU 44/2009)
menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak sebagai berikut:
-Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
-Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
-Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
-Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional.
-Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
-Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
-Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion) yang
memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
-Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
-Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya.
-Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
-Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya.
-Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. -
Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
-Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
-Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
-Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak
dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

kewajiban yang perlu dipenuhi oleh pasien dan keluarga pasien

Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.

Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.

Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.

Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Menghormati privasi orang lain dan barang milik Rumah sakit

Tidak membawa alkohol, obat-


obat yang tidak mendapat persetujuan dan senjata ke dalam Rumah Sakit

Menghormati bahwa Rumah Sakit adalah area bebas rokok

Mematuhi jam kunjungan dari Rumah Sakit

Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-


barang yang penting selama tinggal di Rumah Sakit

Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi sebagaimana kebijakan Rumah Saki
t

Tidak melepaskan gelang tanda pengenal hingga waktu kepulangan Anda dari rumah sakit.

Bertanggungjawab atas tindakan-


tindakannya sendiri bila mereka menolak pengobatan atau advis dari Dokter.

Вам также может понравиться

  • Skema
    Skema
    Документ1 страница
    Skema
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Sitsem Kesehatan
     Sitsem Kesehatan
    Документ4 страницы
    Sitsem Kesehatan
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • TUGAS
    TUGAS
    Документ16 страниц
    TUGAS
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Materi Makalah Agama
    Materi Makalah Agama
    Документ8 страниц
    Materi Makalah Agama
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Laporan Tutor Blok 10 Modul 5
    Laporan Tutor Blok 10 Modul 5
    Документ7 страниц
    Laporan Tutor Blok 10 Modul 5
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • KomunikasiEfektif
    KomunikasiEfektif
    Документ40 страниц
    KomunikasiEfektif
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Jadwal KRLN
    Jadwal KRLN
    Документ13 страниц
    Jadwal KRLN
    triehmn1983
    Оценок пока нет
  • Ibu Padmi RSGM
    Ibu Padmi RSGM
    Документ3 страницы
    Ibu Padmi RSGM
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema Queen
    Skema Queen
    Документ1 страница
    Skema Queen
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Indeks Kesgimul
    Indeks Kesgimul
    Документ10 страниц
    Indeks Kesgimul
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema Si Oca
    Skema Si Oca
    Документ1 страница
    Skema Si Oca
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema Si Oca
    Skema Si Oca
    Документ1 страница
    Skema Si Oca
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema
    Skema
    Документ1 страница
    Skema
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • LO o
    LO o
    Документ19 страниц
    LO o
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Materi Modul 1 Blok 10
    Materi Modul 1 Blok 10
    Документ50 страниц
    Materi Modul 1 Blok 10
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan Kel.5 (3A)
    Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan Kel.5 (3A)
    Документ32 страницы
    Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan Kel.5 (3A)
    Elis Listiawati
    Оценок пока нет
  • Manajemen Puskesmas
    Manajemen Puskesmas
    Документ29 страниц
    Manajemen Puskesmas
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • MANAJEMEN TEORI
    MANAJEMEN TEORI
    Документ31 страница
    MANAJEMEN TEORI
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Tindakan Awal Jika Terjadi Avulsi
    Tindakan Awal Jika Terjadi Avulsi
    Документ3 страницы
    Tindakan Awal Jika Terjadi Avulsi
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Manajemen Puskesmas
    Manajemen Puskesmas
    Документ29 страниц
    Manajemen Puskesmas
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema MODUl 1 BL 10
    Skema MODUl 1 BL 10
    Документ1 страница
    Skema MODUl 1 BL 10
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Prosedur Identifikasi Korban
    Prosedur Identifikasi Korban
    Документ28 страниц
    Prosedur Identifikasi Korban
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Materi Lo Modul 2 Blok 10
    Materi Lo Modul 2 Blok 10
    Документ29 страниц
    Materi Lo Modul 2 Blok 10
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Materi Modul 5 Blok 9
    Materi Modul 5 Blok 9
    Документ40 страниц
    Materi Modul 5 Blok 9
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Materi Tutor Blok 7
    Materi Tutor Blok 7
    Документ45 страниц
    Materi Tutor Blok 7
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Skema MODUl 1 BL 10
    Skema MODUl 1 BL 10
    Документ1 страница
    Skema MODUl 1 BL 10
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • MATERI Lo
    MATERI Lo
    Документ21 страница
    MATERI Lo
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • 2.3 Cairan Tubuh
    2.3 Cairan Tubuh
    Документ26 страниц
    2.3 Cairan Tubuh
    NatashaRifdahSalviana
    Оценок пока нет
  • Cara Identifikasi Jenazah Secara Ilmiah
    Cara Identifikasi Jenazah Secara Ilmiah
    Документ27 страниц
    Cara Identifikasi Jenazah Secara Ilmiah
    Anugrah Aztri
    Оценок пока нет
  • Gangguan Tumbuh Kembang Pada Gigi
    Gangguan Tumbuh Kembang Pada Gigi
    Документ88 страниц
    Gangguan Tumbuh Kembang Pada Gigi
    Ustriyani
    Оценок пока нет