Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INTAN PANDINI
2021116232
Email: intaniintan14@gmail.com
Abstrak
Dunia pendidikan mengalami perkembangan yang begitu pesat dari tahun
ke tahun, pendidikan sangatlah penting untuk anak- anak, maka dari itu peran
guru sangatlah penting dalam proses belajar siswa, salah satu kemampuan dan
keahlian yang harus di miliki oleh para pendidik adalah kemampuan bidang
pendidikan dan keguruan, khususnya terkait dengan strategi pembelajaran.
Seorang guru atau dosen, tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang studi yang
akan diajarkannya saja tetapi juga mampu mengajarkan pengetahuan dan
keterampilannya pada peserta didik. Dan suasana kelas yang nyaman menjadikan
proses belajar yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat
diciptakan melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran. Semisal seorang
guru menyelingi proses pembelajaranya dengan strategi humor, Sehingga peserta
didik dapat menikmati pembelajaran menyenangkan. Jika lingkungan fisiknya
kondusif untuk belajar. Pembelajaran yang menyenangkan akan tercipta apabila
suasananya betul-betul dapat dinikmati secara nyaman. peserta gurunya penuh
keakraban, salaing menghargai, dan penuh tawa.
PENDAHULUAN
Banyak peran yang diperlukan oleh seorang guru sebagai pendidik, semua
yang diharapkan dari peranan guru yakni, (1) guru sebagai korektor, harus bisa
membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk, semua nilai yang baik
harus dipertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari sifat atau watak
dari anak yang di didiknya. (2) guru sebagai inspirator, guru juga harus bisa
menginspirasi anak didiknya. (3) guru sebagai motivator, guru harus mendorong
anak supaya bergairah untuk belajar membimbing anak supaya tidak mudah
maalas dalam belajar. (4) guru sebagai pembimbing, didalam kelas perlu
bimbingan dari guru, tanpa bimbingan, anak didik mengalami kesulitan dalam
belajar.1
Humor memiliki kemampuan menggelitik tawa siswa yang tidak kalh dengan
cara-cara lain jika dipilih secara tepat. Menggunakan sisipan humor dala
pembelajaran dapat menggungah siswa secara emosional yang memacu mereka
untuk tertawa. Proses pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
pemhamann yang tinggi bagi para siswa untuk memungsikan otak memori, dan
otak brpikirnya secar optimal. Penggunaan humor dalam proses belajar sudah
banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian para ahli. Humor mrmiliki
pengaruh yang sangat baik terhadap efektivitas pembelajaran, selingan humor
sangat membantu peserta didik meningkatkan kegairahan belajar, terutama saat
mereka sedang mengalami penurunan konsentrasi, jenuh, bosan, kehilangan
motivasi belajar. Bahkan, humor dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan
memahami pelajaran yang lebih abstrak sekalipun.
1
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak didik dalam interaksi Edukatif, PT RINEKA CIPTA,
Jakarta,2000,hlm,43-45.
Bagi para guru yang tidak memiliki sifat sense of humor, sebenarnya
sisipan humor dalam pembelajaran masih bisa dilakukan. Hambatan tersebut
bukan lagi menjadi masalah karena da upaya yang lain yang dapat dilakukan
untuk mengatsinya. Guru dapat memilih hunor yang biasa disebut Planed humor.
Humor ini adalah humor yang direncanakan dengan memanfaatkan berbagai
sumber yang daat memungkinkan seperti, karikatur, kartun, cerita singkat/
anekdot humor, dan laim-lain. Humor ini dapat ditayangkan, diceritakan ulang
kepada siswa, didialogkan oleh dua orang siswa atau lebih, dan sebagainya. 2
Oleh karena itu, peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya
sekedar menjalankan proses belajar mengajar secara teknis mekanis menurut
ketentuan-ketentuan yang ada, tetapi ialah orang yang melaksanakan tugas yang
bertanggung jawab. Guru sebagai penolong yang berusaha memberi bantuan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh berdasarkan
kasih yang membarui.3
Strategi Pembelajaran
2
Darmansyah, S.T, M.Pd., Strategi pembelajaran menyenangka dengan humor, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2010 hlm. 11-13
3
W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002 hlm. 22
menggunakan barbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk
mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Metode apa
yang tepat untuk menyampaikan matrei pembelajaran tersebut. Menerapkan
strategi pembelajaran menyenangkan merupakan upaya guru untuk menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi para murid
dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif.
Bila guru mampu merancang strategi yang tepat, maka ruang kelas dapat menjadi
“rumah” tempat siswa tidak hanya terbuka terhadap umpan balik, tetapi juga
mencari tempat mereka belajar, mengakui dan mendukung orang lain, tempat
mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar
dan tumbuh. Inilah yang dinamakan strategi pembelajaran yang menyenangkan
untuk para murid. (Dryden dan Vos (2000) ).
Namun dari semua itu, masih ada 10 sifat guru yang tidak disukai para siswa,
yaitu sebagai berikut:
1. Terlampau sering marah, tak pernah senyum saat masuk kelas, sering
mencela dan mengancam.
2. Tidak suka membantu murid melakukan pekerjaan sekolah, tak jelas
dalam menerangkan pelajaran dan tugas, tidak membuat persiapan.
3. Pilih kasih, menekan murid-murid tertentu.
4. Sombong, tidak mau mengenal muridnya.
5. Terlampau menyeramkan bagi muridnya.
6. Tidak adil dalam memberi niai.
7. Tidak menjaga perasaan anak, membentak bentak murid dihadapan
teman-teman sekelasnya.
8. Tidak menaruh perhatian pada murid, tidak memahami murid.
9. Memberi pekerjaan rumah yang tak sepantsnya.
10. Tidak dapat mengontrol situasi kelas.
(1) Pertemuan awal, langkah pertama yang harus dilakukan oleh para
guru pada pertemuan pertama adalah menceritakan dirinya sebagai
orang yang tidak pemarah, mudah diajak bicara, tidak mudah
trsinggung, mau mendengar dan menerima saran dari para siswa, dan
lain sebagainya. Artinya guru harus mampu membawa siswa ke
suasana yang betul-betul “ bebas hambatan” dalam interaksinya.
Citrakan diri anda sebagai guru yang memiliki kecerdasan emosional
tinggi sehingga mampu memasuki dunia siswanya lebih dalam.
(2) Saat jeda strategis, mungkin istilah yang baru yang didengar, tetapi
sudah seringb kita lakukan dalam pembelajaran. Para guru atau dosen
mungkin terkadang kurang menyadari bahwa pembelajaran yang
dilakaukan dari awal, sampai berakhirnya pembelajaran di kelas
aman-aman saja tanpa ada masalah, biasanya saja terus berbicara,
menjelaskan materi tanpa adanya istirahat. Di sisi lain, peserta didik
akan mengalami masalah, jika harus menerima informasi terus
menerus dalam waktu yang panjan, tanpa adanya istirahat. Mereka
akan mengalami penurunan konsentrasi belajar, siswa memiliki daya
tahan terbatas dalam soal berpikir dan mengingat. Salah satu cara
terbaik untuk menghindarinya adalah melaksanakan istirahat sejenak
dalam periode waktu tertentu yang disebut jeda strategis. Jeda
strategis adalah istirahat sejenak (kurang lebih 3-5 menit) jeda
strategis sangat diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi peserta
didik ketika konsentrasinya mengalami penurunan.
(3) Di akhir sesi pembelajaran, menutup pembelajaran dengan
menyisipkan humor adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh para
guru. Mengakhiri pembelajaran dengan suasana senang membuat
peserta didik tidak memiliki beban dalam pertemuan selanjutnya.
Bahkan, dalam kondisi tertentu peserta didik menjadi sangat antusias
dan menunggu pembelajaran selanjutnya dengan penuh harapan4.
4
Ibid hal 102-105
Semoga dengan selingan humor, dapat menjadikan siswa lebih nyaman saat
proses pembelajaran berlangsung, siswa menjadi makin aktif dalam belajar, tidak
mudah bosan didalam kelas, dan semoga para guru dapat melaksanakan tugasnya
secara sempurna.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syiful Djamarah. 2002. Guru Dan Anak Didik Dalam Edukasi Interaktif.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.