Вы находитесь на странице: 1из 11

MENERAPKAN SISTEM BELAJAR YANG MENYENANGKAN

INTAN PANDINI

2021116232

Email: intaniintan14@gmail.com

Abstrak
Dunia pendidikan mengalami perkembangan yang begitu pesat dari tahun
ke tahun, pendidikan sangatlah penting untuk anak- anak, maka dari itu peran
guru sangatlah penting dalam proses belajar siswa, salah satu kemampuan dan
keahlian yang harus di miliki oleh para pendidik adalah kemampuan bidang
pendidikan dan keguruan, khususnya terkait dengan strategi pembelajaran.
Seorang guru atau dosen, tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang studi yang
akan diajarkannya saja tetapi juga mampu mengajarkan pengetahuan dan
keterampilannya pada peserta didik. Dan suasana kelas yang nyaman menjadikan
proses belajar yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat
diciptakan melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran. Semisal seorang
guru menyelingi proses pembelajaranya dengan strategi humor, Sehingga peserta
didik dapat menikmati pembelajaran menyenangkan. Jika lingkungan fisiknya
kondusif untuk belajar. Pembelajaran yang menyenangkan akan tercipta apabila
suasananya betul-betul dapat dinikmati secara nyaman. peserta gurunya penuh
keakraban, salaing menghargai, dan penuh tawa.

Kata Kunci : Peran guru dalam proses belajar, Strategi pembelajaran.

PENDAHULUAN

Hasil penelitian dalam pembelajaran pada dekade terakhir mengungkapkan


bahwa belajar akan efektif, jika peserta didik dalam keadaan gembira.
Kegembiraan dalam belajar telah terbukti memberikan efek yang luar biasa
terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik. Ketika peserta didik mendapat
rangsangan menyenangkan dari lingkunganya, akan terjadi berbagai “sentuhan
tinggi” pada diri peserta didik yang membuat mereka lebih aktif dan kreatif secara
mental dan fisik. Ketika mereka tersenyum atau tertawa, aliran darahnya akan
semakin lancar “menjalar” ke seluruh tubuh yang membuatnya semakin aktif.
Otak mereka akan lebih memadai, ketika mereka lebih banyak tersenyum, akan
memudahkan menyimpan informasi. Kenyamanan yang mereka nikmati ketika
mereka tertawa, akan memberikan kesempatan otak emosi (memori) untuk
menyimpan informasi. Baik memori dalam jangka pendek, maupun memori
dalam jangka panjang. Artinya, Kenyamanan dan kesenangan yang dinikmati
oleh peserta didik itu sangat membantu mereka untuk mencapai keberhasilan
belajarnya secara optimal. Semisal guru memberikan pertanyaan atau tugas,
mereka akan senang untuk menjawab dan mengerjakan. Dan mereka akan
merasakan bahwa pembelajaran yang mereka alami begitu cepat. Bahkan pada
pertemuan yang selanjutnya selalu dinanti- nanti oleh para siswa. Gurunya pun
mnjadi idola bagi mereka. Begitu pula sebaliknya suasana membosankan atau
tidak menyenangkan yang mereka terima justru kebosanan didalam kelas. Reaksi
yang terlihat dari setiap individu bisanya muncul stres, bosan, megantuk, hilang
semangat dalam belajar, dan berbahaya nya mereka sampai membolos. Ketidak
senangan itu akan berdampak negatif terhadap pencapaian kualitas proses,
maupun hasil belajar peserta didik. Masalah ini perlu di hindari, guru juga harus
mampu mencari solusi terbaik agar peserta didik tidak mengalami kebosanan yang
berlebih. Mengapa guru perlu menggunakan suatu strategi dalam kegiatan
belajar?

Peran guru dalam proses belajar

Setiap guru pasti berbeda dalam pengalaman pengetahuan, kemamapuan


menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun wawasanya.
Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam memilih strategi belajar
menajar yang digunkan dalam progam pengajaran.

Banyak peran yang diperlukan oleh seorang guru sebagai pendidik, semua
yang diharapkan dari peranan guru yakni, (1) guru sebagai korektor, harus bisa
membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk, semua nilai yang baik
harus dipertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari sifat atau watak
dari anak yang di didiknya. (2) guru sebagai inspirator, guru juga harus bisa
menginspirasi anak didiknya. (3) guru sebagai motivator, guru harus mendorong
anak supaya bergairah untuk belajar membimbing anak supaya tidak mudah
maalas dalam belajar. (4) guru sebagai pembimbing, didalam kelas perlu
bimbingan dari guru, tanpa bimbingan, anak didik mengalami kesulitan dalam
belajar.1

Namun biasanya para murid sering mengalami kebosanan saat proses


pembelajaran berlangsung, terkadang para guru kebingungan, dengan cara yang
bagaimana supaya kelas dapat terkondisikan, guru memiliki banyak kesempatan
untuk menciptakan interaksi menyenangkan melalui interaksinya. Satu hal yang
belum banyak tersentuh selama ini dan dapat membantu guru dalam menciptakan
kegembiraan di dalam kelas adalah, selingan humor.

Humor memiliki kemampuan menggelitik tawa siswa yang tidak kalh dengan
cara-cara lain jika dipilih secara tepat. Menggunakan sisipan humor dala
pembelajaran dapat menggungah siswa secara emosional yang memacu mereka
untuk tertawa. Proses pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
pemhamann yang tinggi bagi para siswa untuk memungsikan otak memori, dan
otak brpikirnya secar optimal. Penggunaan humor dalam proses belajar sudah
banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian para ahli. Humor mrmiliki
pengaruh yang sangat baik terhadap efektivitas pembelajaran, selingan humor
sangat membantu peserta didik meningkatkan kegairahan belajar, terutama saat
mereka sedang mengalami penurunan konsentrasi, jenuh, bosan, kehilangan
motivasi belajar. Bahkan, humor dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan
memahami pelajaran yang lebih abstrak sekalipun.

Namun, para guru sering mengalami kesulitan dalam menerapkan strategi


pembelajarn menyenangkan melalui sisipan humor. Kenyataanya, tidak semua
guru memiliki sifat humoris, sehingga sulit bagi mereka untuk menciptakan
suasana kelas yang menyenagkan.

1
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak didik dalam interaksi Edukatif, PT RINEKA CIPTA,
Jakarta,2000,hlm,43-45.
Bagi para guru yang tidak memiliki sifat sense of humor, sebenarnya
sisipan humor dalam pembelajaran masih bisa dilakukan. Hambatan tersebut
bukan lagi menjadi masalah karena da upaya yang lain yang dapat dilakukan
untuk mengatsinya. Guru dapat memilih hunor yang biasa disebut Planed humor.
Humor ini adalah humor yang direncanakan dengan memanfaatkan berbagai
sumber yang daat memungkinkan seperti, karikatur, kartun, cerita singkat/
anekdot humor, dan laim-lain. Humor ini dapat ditayangkan, diceritakan ulang
kepada siswa, didialogkan oleh dua orang siswa atau lebih, dan sebagainya. 2

Oleh karena itu, peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya
sekedar menjalankan proses belajar mengajar secara teknis mekanis menurut
ketentuan-ketentuan yang ada, tetapi ialah orang yang melaksanakan tugas yang
bertanggung jawab. Guru sebagai penolong yang berusaha memberi bantuan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh berdasarkan
kasih yang membarui.3

Strategi Pembelajaran

(Made Wena 2009: 2) Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran


sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran, sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran
tidak akan terarah. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit
tercapai secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung
secara efektif dan efesien. Stertegi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru
maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak
yang sisematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa pengguna strategi
pembelajaran, dapat

Strategi pembelajaran juga termasuk komponen penting dalam sistem


pembelajaran. Penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan

2
Darmansyah, S.T, M.Pd., Strategi pembelajaran menyenangka dengan humor, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2010 hlm. 11-13
3
W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002 hlm. 22
menggunakan barbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk
mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Metode apa
yang tepat untuk menyampaikan matrei pembelajaran tersebut. Menerapkan
strategi pembelajaran menyenangkan merupakan upaya guru untuk menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi para murid
dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif.

Bila guru mampu merancang strategi yang tepat, maka ruang kelas dapat menjadi
“rumah” tempat siswa tidak hanya terbuka terhadap umpan balik, tetapi juga
mencari tempat mereka belajar, mengakui dan mendukung orang lain, tempat
mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar
dan tumbuh. Inilah yang dinamakan strategi pembelajaran yang menyenangkan
untuk para murid. (Dryden dan Vos (2000) ).

Nasution,dalam buku Darmansyah, S.T., M.Pd. (1982: 53) mengimformasikan


tentang guru ideal di mata siswa, menyatakan bahwa ada 10 sifat dan sikap guru
yang paling disukai, yaitu swbagai berikut :

1. Suka memmbantu dalam pekerjaan sekolah, menerangkan pelajarab dan


tugas dengan jelas serta mendalam dan menggunakan contoh-contoh
sewaktu mengajar.
2. Riang, gembira, mempunyai perasaan humor, dan suka menerima lelucon
atas dirinya.
3. Bersikap akrab seperti sahabat, merasa serang anggota dalam kelompok
kelas.
4. Menunjukan perhatian pada murid dan memahami mereka.
5. Berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, membangkitkan keinginan
belajar.
6. Tegas, sanggup menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat pada guru.
7. Tidak pilih kasih, tidak mempunyai anak kesayangan.
8. Tidak suka mengomel, mencela, mengejek ataupun menyindir.
9. Betul-betul mengajarkan sesuatu kepada murid yang berharga bagi
nmereka.
10. Mempunyai kepribadian yang menyenangkan.

Namun dari semua itu, masih ada 10 sifat guru yang tidak disukai para siswa,
yaitu sebagai berikut:

1. Terlampau sering marah, tak pernah senyum saat masuk kelas, sering
mencela dan mengancam.
2. Tidak suka membantu murid melakukan pekerjaan sekolah, tak jelas
dalam menerangkan pelajaran dan tugas, tidak membuat persiapan.
3. Pilih kasih, menekan murid-murid tertentu.
4. Sombong, tidak mau mengenal muridnya.
5. Terlampau menyeramkan bagi muridnya.
6. Tidak adil dalam memberi niai.
7. Tidak menjaga perasaan anak, membentak bentak murid dihadapan
teman-teman sekelasnya.
8. Tidak menaruh perhatian pada murid, tidak memahami murid.
9. Memberi pekerjaan rumah yang tak sepantsnya.
10. Tidak dapat mengontrol situasi kelas.

Perbedaan posisi ini memberikan arti bahwa guru yang mampu


meyisipkan humor dalam pembelajaran, ditempatkan peringkat kedua dari
guru yang disukai. Namun sebaliknya, guru yang tidak mampu
menciptakan suasana gembira, tidak pernah senyum dan membuat kelas
menjadi tegang, merupakan sifat guru yang paling tidak disukai oleh para
siswa. Ketidaksukaan inilah yang sering mengganggu hubungan interaksi
guru dan siswa. Keenggangan siswa utuk berinteraksi dengan guru
disebabkan oleh ketidaksenangan siswa terhadap guru. Ketidaksenangan
ini dapat menurunkan motivasi belajar siswa, meningkatkan ketegangan,
mendapatkan kejenuhan, menumpuk kebosanan, menghilangkan gairah
siswa untuk belajar, dan akan menimbulkan ketidakberhasilan guru dalam
pembelajaran.

Ada beberapa hasil kajian yang membuktikan bahwa humor


memang disukai oleh para peseta didik. Bahwa humor itu sangat
menyenangkan, suasana kelas menjadi ramai dan asik, sehingga proses
pembelajaran tidak membosankan. Dan guru yang mereka sukai adalah
guru yang mempunyai sifat humoris.

Darmansyah(2002) Humor memberi manfaat yang sangat banyak bagi


proses pembelajaran berlangsung.

Pertama, humor sebagai pemikat perhatian siswa, dalam proses


pembelajaran perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan
cenderung mengalami fluktuasi. Biasanya diawal pembelajaran
berlangsung, siswa memilikindaya ingat lebih tinggi, dan otak siap
menerima informasi pembelajaran yang akan diajarkan oleh gurunya.
Artinya penerapan humor secara tepat dari seorang guru dapat lebih
mengarahkan fokus terhadap materi pembelajaran.

Kedua, humor sangat membantu mengurangi kebosanan dalam belajar.


kebosanan merupakan suasana batin yang sering dialami siswa saat proses
pembelajaran, munculnya rasa bosan ini dapat dipicu oleh berbagai sebab.
Misalnya karena terlalu letih, jam pelajaran yang terlalu panjang,
kebosanan ini dapat berakibat fatal terhadap keberhasilan siswa.
Dampaknya yang paling besar adalah lemahnya aktivitas siswa dalam
melakukan pross pembelajaran di dalam kelas. Banya cara yang dapat
dilakukan guru untuk dapat menjaga suasana kelas agar tidak
membosankan, di antaranya adalah kemampuan guru untuk menciptakan
keriangan di dalam kelas melalui sisipan humor yang berkualitas. Sisipan
humor inilah yang menurut penelitian dapat menghilagkan kebosanan di
dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
Ketiga, humor dapat mencairkan ketegangan di dalam kelas, ketegangan
kapan saja dan di mana saja termasuk di lingkungan kelas saat proses
pembelajaran berlangsung. Munculnya ketegangan dapat disesbabkan oleh
berbagai hal. Namun yang perlu mendapat perhatian kita adalah bahwa
ketegangan yang terjadi akan mengakibatkan tergnggunya proses
pembelajaran para siswa, apalagi kalau ketegangan yang terjadi antara
guru dan siswa, maka proses pembelajaran akan sulit untuk mencapai hasil
yang optimal.

Keempat, humor membantu mengatasi kelelahan fisik dan mental dalam


belajar. gejala yang paling umum ditemukan pada siswa yang mengalami
kelelahan fisik dan mental adalah rasa mengantuk yang berlebih dan
kurang semangat dalam belajar. Misalnya, kegitan praktik atau olah raga
akan banyak menguras tenaga dan pikiran, sehingga stamina siswa
menjadi berkurang, kalau tidak segera diatasi maka siswa tidak akan
mampu menyerap informasi dari guru secara baik. Sebagaimana uraian
yang sudah dijelaskan terdahulu, bahwa humor dapat membantu mengatasi
kelelahan fisik dan mental yang dihadapi siswa. Orang yang sedang
tertawa itu akan melepaskan semua gangguan yang terjadi, baik secara
fisik maupun mental dalam dirinya. Setelah tertawa ia akan menjadi segar
kembali dari kelelahan yang dideritanya. Dengan demikian, diperlukan
kemampuan seorang guru untuk mengamati kondisi siswanya yang sedang
mengalami kelelahan dengan indikasi yang telah dijelaskan di atas.

Kelima, humor memudahkan komunikasi dan interaksi. Berkomunikasi


dan berinteraksi denngan siswa merupakan modal utama dalam
pembelajaran. Tanpa kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik,
guru tidak akan mampu mencapai keberhasilan dalam tugasnya sebagai
pengajar. Karena itu, diperlukan kemampuan tambahan bagi seorang guru
untuk menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik dengan siswa.
Perlu diingat, bahwa humor bukan hanya mampu mendukung terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan, melainkan juga dapat dijadikan
sebagai alat untuk meningkatkan kecerdasan emosional. Semakin banyak
seseorang bergelut dengan humor, maka terlatih ia menerima berbagai
“perilaku humor” dalam lingkunganya dan semakin tinggi kualitas
kecerdasan emosional. Dalam penelitian Darmansyah (2007), terungkap
bahwa siswa yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan sisipan
humor, ternyata kecerdasan emosionalnya lebih tinggin dibnadingkan
dengan hasil belajar yang dilaksanakan secara normal. Meskipun
terciptanya pembelajaran meyenangkan itu ditentukan oleh banyak faktor,
tetapi gurlah yang seharusnya senantiasa berupaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaranya, agar peserta didik dapat menikmati pembelajaran
secara menyenangkan. Namun humor tentu saja tidak mungkin terus-
menerus digunakan sepanjang pembelajaran berlangsung. Para guru juga
harus merancang waktu yang tepat untuk menyisipkan humor dalam
proses pembelajaran. Jika guru merancang humor pada waktu yang tidak
tepat, bisa jadi menimbulkan masalah . kelas akan menjadi gaduh
sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Materi pembelajaran tidak
tersampaikan secara baik, tujuan pembelajaran tidak tecapai, dan tentu saja
menggangu kelas yang lain. Waktu yang tepat untuk menggunakan humor
dala proses belajar dibagi dalam tiga kesempatan :

(1) Pertemuan awal, langkah pertama yang harus dilakukan oleh para
guru pada pertemuan pertama adalah menceritakan dirinya sebagai
orang yang tidak pemarah, mudah diajak bicara, tidak mudah
trsinggung, mau mendengar dan menerima saran dari para siswa, dan
lain sebagainya. Artinya guru harus mampu membawa siswa ke
suasana yang betul-betul “ bebas hambatan” dalam interaksinya.
Citrakan diri anda sebagai guru yang memiliki kecerdasan emosional
tinggi sehingga mampu memasuki dunia siswanya lebih dalam.
(2) Saat jeda strategis, mungkin istilah yang baru yang didengar, tetapi
sudah seringb kita lakukan dalam pembelajaran. Para guru atau dosen
mungkin terkadang kurang menyadari bahwa pembelajaran yang
dilakaukan dari awal, sampai berakhirnya pembelajaran di kelas
aman-aman saja tanpa ada masalah, biasanya saja terus berbicara,
menjelaskan materi tanpa adanya istirahat. Di sisi lain, peserta didik
akan mengalami masalah, jika harus menerima informasi terus
menerus dalam waktu yang panjan, tanpa adanya istirahat. Mereka
akan mengalami penurunan konsentrasi belajar, siswa memiliki daya
tahan terbatas dalam soal berpikir dan mengingat. Salah satu cara
terbaik untuk menghindarinya adalah melaksanakan istirahat sejenak
dalam periode waktu tertentu yang disebut jeda strategis. Jeda
strategis adalah istirahat sejenak (kurang lebih 3-5 menit) jeda
strategis sangat diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi peserta
didik ketika konsentrasinya mengalami penurunan.
(3) Di akhir sesi pembelajaran, menutup pembelajaran dengan
menyisipkan humor adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh para
guru. Mengakhiri pembelajaran dengan suasana senang membuat
peserta didik tidak memiliki beban dalam pertemuan selanjutnya.
Bahkan, dalam kondisi tertentu peserta didik menjadi sangat antusias
dan menunggu pembelajaran selanjutnya dengan penuh harapan4.

Terjadinya suasana menyenangkan itu, juga tergantung pada bagaimana


guru menuup pertemuan di akhir pembelajaran. Guru berperan penting
dalam menciptakan suasana menyenangkan di kala pembelajaran akan
segera berakhir. Guru dapat memilih metode atau bentuk interaksi sesuai
dengan situasi dan kondisi peserta didik.

Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk menyisipkan


metode humor dalam proses belajar, seperti yang sudah saya jelaskan di atas.

4
Ibid hal 102-105
Semoga dengan selingan humor, dapat menjadikan siswa lebih nyaman saat
proses pembelajaran berlangsung, siswa menjadi makin aktif dalam belajar, tidak
mudah bosan didalam kelas, dan semoga para guru dapat melaksanakan tugasnya
secara sempurna.

PENUTUP

proses belajar menyenangkan sangat pnting diterapkan saat proses belajar


mengajar berlangsung, sehingga para anak merasa nyaman ketika berada didalam
kelas, karena ada guru yang mengajarnya itu asik. Silahkan para guru berkreasi
dalam menutup pembelajaran dengan humor. Misalnya meniru ucapan-ucapan
para penyiar televisi, radio, dan para presenter lainya, Atau berpantun jenaka.

DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah, 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bahri, Syiful Djamarah. 2002. Guru Dan Anak Didik Dalam Edukasi Interaktif.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Wena, Made.2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grasindo.

Вам также может понравиться