Вы находитесь на странице: 1из 29

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN JIWA 1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen Pembimbing :
Khoridatul Bahiyah, S.Kep. Ns., M.Kep, Sp. Kep. J

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas A1 2016

Nikmatush Sholeha 131611133009


Regyana Mutiara Guti 131611133013
Listya Ernissa Mardha 131611133017
Erlina Dwi Kurniasari 131611133028
Alfera Novitasari 131611133029
Ni Putu Neni Indriyani 131611133031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaiakan makalah Keperawatan Jiwa 1 yang berjudul “Asuhan
Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan Diri”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kami berharap makalah ini berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata kata yang kurang berkenan

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan umum ....................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan khusus ...................................................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 Definisi defisit perawatan diri ....................................................................................... 3
2.2 Lingkup defisit perawatan diri ...................................................................................... 3
2.3 Proses dan Penyebab defisit perawatan diri .................................................................. 4
2.3.1 Proses defisit perawatan diri ................................................................................. 4
2.3.2 Penyebab defisit perawatan diri ............................................................................ 4
2.4 Manifestasi klinis defisit perawatan diri ....................................................................... 6
2.5 Penatalaksanaan terapi defisit perawatan diri ............................................................... 7
2.6 Rentang respond dan pohon masalah defisit perawatan diri ......................................... 8
2.6.1 Rentang respon ...................................................................................................... 8
2.6.2 Pohon masalah ...................................................................................................... 9
BAB 3 : KASUS ................................................................................................................. 10
3.1 Format pengkajian ........................................................................................................ 11
3.2 Diagnosa dan intervensi ................................................................................................ 21
BAB 4 : PENUTUP ........................................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 25
4.2 Saran ............................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 26
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan jiwa merupakan suatu pelayanan kesehatan tentang masalah


kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak
maupun lansia. Salah satu pilar model keperawatan professional adalah pelayanan
keperawatan dengan menggunakan system pemberian asuhan keperawatan. Dan
asuhan keperawatan yang diterapkan adalah dengan menerapkan proses
keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah asuhan
keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan masalah defisit perawatan diri.
Pada setiap masalah keperawatan jiwa yang selalu dan bahkan dapat terjadi
pada setiap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yaitu defisit perawatan diri.
Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat
dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakuan intervensi
oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi
isolasi sosial (Nasution, 2013).
Kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, status kesehatan,
sistem keluarga, faktor lingkungan, sosial dan budaya, serta tersedianya sumber-
sumber atau fasilitas. Kebutuhan perawatan diri pada klien skizofrenia lebih besar
dari kemampuannya melakukan aktifitas perawatan diri. Hal ini terjadi karena klien
menderita gejala yang disebabkan penyakit skizofrenia yaitu gangguan pada fungsi
kognitif, afektif, dan perilaku.
Berdasarkan dari kasus yang kami ambil, pada pencatatan Rekam Media
(RM) Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada periode bulan januari sampai maret
2015 ditemukan pada klien rawat inap dan rawat jalan yaitu Halusinasi 4.021 klien,
Resiko Isolasi Sosial 1.871 klien, Defisit perawatan diri 1.754 klien, Harga Diri
Rendah 1.026 klien, Waham 401 klien. Dari data di atas masalah defisit perawatan
diri menempati urutan ke 4.
1. 2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
gangguan masalah defisit perawatan diri

1.2.2 Tujuan Khusus


a) Mengetahui teori dan konsep gangguan defisit perawatn diri
b) Mengetahui dan mampu melakukan pengkajian pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri
c) Mengetahui dan mampu membuat analisa data pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri
d) Mengetahui dan mampu membuat intervensi keperawatan pada klien
dengan gangguan defisit perawatan diri
e) Mengetahui dan mampu melakukan implementasi dan evaluasi
keperawatan pada klien dengan gangguan defisit perawatan diri
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Defisit Perawatan Diri


Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat. Defisit perawatan diri
merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan
dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting).

2.2 Lingkup Defisit Perawatan Diri

1. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.
2. Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir
rambut, atau mencukur kumis.
3. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan
dari piring.
4. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi
atau berkemih tanpa bantuan.
2.3 Proses dan Penyebab Defisit Perawatan Diri
2.3.1 Proses Defisit Perawatan Diri
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan prsoses pikir, sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (buang air besar [BAB] atau buang air kecil
[BAK]) secara mandiri.

2.3.2 Penyebab Defisit Perawatan Diri

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat


adanya perubahan prsoses pikir, sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (buang air besar [BAB] atau buang air kecil
[BAK]) secara mandiri.

Defisit perawatan diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang


terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri
secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing aktivitas dari kelima
perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).

 Etiologi

Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi atau memanjakan klien sehingga perkembangan


inisiatif terganggu

b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang


menyebabkan ketidakpepdulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.


Situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat


menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor antara lain :

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri


misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan


akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, sikat gigi, pasta
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang utntuk
menyediakannya.

d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat oenting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami inndividu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda,
2006).

3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut


Wartonah (2006) sebagai berikut :
a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

b. Gangguan psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan


kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.4 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.

2.5 Penatalaksanaan Terapi Defisit Perawatan Diri

Dalam penatalaksanaan pasien dengan gangguan defisit perawatan diri, dapat


diberikan beberapa macam terapi. Tujuan utama terapi adalah meningkatkan
kualitas hidup, dengan mengurangi kekambuhan, mengurangi gejala dan
memperbaiki fungsi personal atau sosial. Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan
terapi farmakologi dan nonfarmakologi (Keliat, Wiyono, & Susanti, 2011). Terapi
nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping
seperti obat-obatan, karena terapi nonfarmakologi menggunakan proses fisiologis
(Zikria, 2012). Terdapat dua macam jenis terapi yaitu, psikofarmaka atau terapi
dengan mengkonsumsi obat dan psikoterapi atau terapi non-faramakologi.
a. Psikofarmaka atau terapi dengan obat
Obat antidepresan merupakan lini pertama untuk kasus kecemasan,
baik ada gejala depresi atau tidak. SSRI (Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors, misalnya: Sertraline, Escitalporam) dan SNRI (Serotonin-
Norepinephrine Reuptake Inhibitors, misal: Venlafaxine, Duloxetine),
adalah terapi obat untuk kasus gangguan cemas dan depresi. Sedangkan obat
golongan benzodiazepines berguna untuk kasus akut, misalnya saat pasien
terserang panik.
b. Psikoterapi atau terapi non-farmakologi
Tatalaksana non-farmakologi (psikoterapi) berupa konseling,
memberi arah dan suportif (memberi dukungan). Berikut adalah beberapa
contoh psikoterapi pada pasien perawatan diri :
1) Terapi kelompok
Penanganan masalah defisit perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa harus dilakukan secara bersamaan dan butuh keterlibatan langsung dari
pasien, kelompok, keluarga, .dan komunitas. Keterlibatan kelompok berupa
terapi dukungan pada pasien gangguan jiwa yang mengalami defisit
perawatan dapat dilakukan dengan terapi suportif (Stuart & Laraia,1998).
Terapi ini berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial,
atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena masalah sebagian orang merupkan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain.
2) Terapi musik
Gold, Heldal, Dahle, dan Wigram (2005) melakukan penelitian mengenai
efektifitas terapi musik sebagai terapi tambahan pada pasien skizofrenia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik yang diberikan
sebagai terapi tambahan pada perawatan standar dapat membantu
meningkatkan kondisi mental pasien skizofrenia. Penelitian lain juga telah
dilakukan oleh Ulrich, Houtmans, dan Gold (2007) yaitu menggunakan
terapi musik untuk kelompok pasien skizofrenia, didapatkan hasil bahwa
terapi musik dapat mengurangi gejala negatif dan meningkatkan kontak
interpersonal serta meningkatkan kemampuan pasien untuk beradaptasi
dengan lingkungan sosial di masyarakat.

2.6 Rentang Respon dan Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


2.6.1 Rentang Respon
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang
– kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
2.6.2 Pohon Masalah

Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri (Sumber: Keliat, 2016)


BAB 3
KASUS
Ny. A mempunyai seorang anak perempuan Nn. T. Tahun lalu Nn. T telah lulus dari
bangku SMA. Keluarganya menuntut Nn. T untuk masuk di fakultas kedokteran tetapi ia
gagal diterima di fakultas kedokteran yang inginkan, hal itu membuat Nn. T mengalami
depresi berat karena merasa telah mengecewakan seluruh keluarganya. Karena khawatir
dengan kondisi anaknya, Ny. A memutuskan menghubungi dokter untuk berkonsultasi.
Dokter tersebut menyarankan Ny. A membawa Nn T ke rumah sakit jiwa. Setelah dilakukan
pengkajian, klien mengatakan dirinya malu dengan keadaannya yang telah gagal untuk
masuk di Fakultas Kedokteran sehingga klien mengurung diri di kamar dan tidak mau
berkumpul dengan keluarganya. Klien tidak terlalu mementingkan kebersihan diri seperti
mandi, gosok gigi, keramas serta jarang berganti pakaian sehingga tampak sangat kotor.
3.1 Format Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. C
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2018
Umur : 19 tahun
RM No : 35-60-10
Informan : Ny. R
II. ALASAN MASUK
Telah gagal untuk masuk di fakultas kedokteran dan merasa telah
mengecewakan seluruh keluarganya
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa
lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya

berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan krimial

Jelaskan No 1, 2, 3 : klien tidak mempunyai gangguan di masa lalu

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan


jiwa ya tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobata
n
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien gagal untuk masuk ke fakultas kedokteran sedangkan keluarga
memiliki keinginan yang sangat besar kepada Nn. C untuk masuk ke
fakultas kedokteran.
Masalah keperawatan: berduka disfungsional
IV. FISIK
1. Tanda vital: TD: 80/130 N: 70 S: 37°C P: 15
kali/menit
2. Ukur: TB: 152 cm BB: 54 kg

3. Keluhan fisik : ya tidak


Jelaskan : kondisi fisik normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram
Klien merupakan anak tunggal, klien sudah sudah lulu SMA. Klien
mengatakn memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua orang
tuanya. Klien mengatakan saat ini hubungannya dengan keluarganya agak
renggang karena klien merasa telah mengecawakan keluragnya sehingga
klien merasa lemah dan kurang percaya diri. Yang dominan mengambil
keputusan dalam keluarga klien adalah kedua orang tua klien.
Masalah Keperawatan: Ketidakmampuan koping keluarga.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri: klien mengatakan bahwa ia menyukai semua
anggota tubuhnya.
b. Identitas: klien menyatakan anak satu-satunya.
c. Peran: sebagai anak yang lulus SMA, setelah lulus diharapkan dapat
melanjutkan kuliah ke fakultas kedokteran.
d. Ideal diri: klien berharap bisa melanjutkan kuliah ke fakultas
kedokteran.
e. Harga diri: klien merasa bahwa dirinya gagal dan telah
mengecewakan seluruh keluarganya.

Masalah keperawatan: Konsep diri: Harga diri rendah.

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: orang tua (ibu dan bapak).
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien aktif
dalam kegiatan sekolah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: karena merasa
telah mengecawakan keluarganya, maka klien lebih sering
mengurung diri di kamar

Masalah keperawatan: Isolasi Sosial: menarik diri.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: klien menagtakan ia beragama islam dan sholat.
b. Kegiatan ibadah: cukup rajin melakukan ibadah sholat

Masalah keperawatan: tidak ada permasalahan.

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

˅
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai ˅ cara

berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan: kebersihan rambut kurang bersih, terlihat kusut dan agak kotor,
badan dan ekstremitas tampak kotor dan agak berbau, kebersihan gigi
terlihat kotor, kuku pendek. Berpakaian seadanya (baju agak kusut), kurang
minat dalam merawat diri.
Masalah keperawatan: Perawatan diri tidak adekuat.
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis ˅ Lambat Gagap ˅ Tidak mampu memula


pembicaraan
Jelaskan: klien berbicara jelas sesuai dengan topik pembicaraan tetapi agak
lambat, sulit memulai pembicaraan dan menjawab pertanyan dengan
singkat.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
3. Aktivitas motoric

˅ Lesu Teagang Gelisah Agitasi


Tik Grimasem Tremor Kompulsif
Jelaskan: klien lebih banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
4. Alam perasaan

˅ Sedih Ketakutan ˅ Putus asa

Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan: pandangan kososng, berdiam diri, dan tampak ekspresi muka


sedih.
Masalah keperawatan: Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah.
5. Afek

˅ Datar Tumpul Labil Tidak


Sesuai
Jelaskan: klien menunjukkan ekspresi wajah datar, dan tidak mau bicara
apabila ditanya tentang sekolahnya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan ˅ Tidak kooperatif Mudah
tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan: klien mencoba menghindar jika ditanya tentang hal yang tidak
disukai.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
7. Persepsi

˅ Pendengaran Penglihatan Perabaan


Pengecapan Penghidu
Jelaskan: klien sering mendengar suara-suara bisik (kamu gagal dan kamu
tidak berharga).
Masalah keperawatan: gangguan Persepsi sensori: halusinasi
pendengaran.

8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Fight of idea blocking Pengulangan
pembicaraan
Jelaskan: pembicaraan masih cukup terarah, dan nyambung.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilistik Sisip pikir
Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan: tidak ditemukan adanya keyakinan yang salah.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
10. a. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi ˅ Stupor
Jelaskan: sering tidur atau ngantuk, klien dapat bangun dengan tepat jika
dirangsang suara, respon tepat
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
b. Diorientasi

˅ Waktu ˅ Tempat ˅ Orang

Jelaskan: masih bisa mengingat orang, waktu, dan tempat.

Masalah keperawatan: tidak ada masalah.

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan: untuk fungsi memori klien cenderung malas untuk mengingat.

Masalah keperawatan: Harga diri rendah.


12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu
konsentrsi Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: klien cenderung mengabaikan keadaan.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan
bermakna Jelaskan: klien mampu memilih ketika diberi
pilihan.
Masalah keperawatan: tidak ada maslah keperawatan.

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang dideritanya Menyalahkan
hal-hal diluar dirinya
Jelaskan: klien menganggap dirinya tidak berguna
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Jelaskan: Klien tidak bisa mengambil makanan sendiri, makanan

berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

Masalah keperawatan: Defisit perrawatan diri: makan

2. Buang air besar / buang air kecil

Jelasskan: Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan

buang air besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak

membersihakan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

Masalah keperawatan: Defisit perrawatan diri: BAK/BAB


3. Mandi: klien biasanya jarang mandi, gangguan kebersihan diri, rambut

kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor

4. Berpakaian / berhias: klien biasanya jarang mengganti pakaian, biasanya

pakaian tidak sesuai, rambut acak-acakan, pakain kotor dan tidak rapi,

pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien

perempuan tidak berdandan.

5. Istirahat dan tidur: biasanya istirahat dan tidur klien terganggu.

6. Penggunaan obat

˅ Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan Ya ˅ Tidak

Perawatan pendukung ˅ Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya ˅ Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya ˅ Tidak

Mencuci pakaian Ya ˅ Tidak

Pengaturan keuangan Ya ˅ Tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Bekerja Ya ˅ Tidak

Transportasi Ya ˅ Tidak

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan √ Reaksi lambat/berlebih
masalah
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif √ Menghindar
Olahraga √ Mencederai diri
Lainnya √ Lainnya : tidak peduli tentang
kebersihan dirinya
Masalah Keperawatan : deficit perawatan diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik keluarga

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tekanan dari keluarga


√ Masalah dengan pendidikan, spesifik tidak diterima di perguruan tinggi
yang diharapkan
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah dengan perumahan, spesifik
Masalah ekonomi, spesifik
Masalah dengan pelayanan kesehatan. Spesifik

√ Masalah lainnya dengan kebersihan, spesifik tidak merawat diri


Masalah keperawatan : defisit perawatan diri

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :

√ Penyakit jiwa √ System pendukung


√ Faktor presipitasi Penyakit fisik
√ Koping Obat-obatan
Lainnya :

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri: penurunan motivasi

XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa Medis : Depresi

Terapi Medik : ZPZ 0-0-1, Halloperidol 5 mg 1-1-1, becomplek

Penjelasan :
1. Haloperidol (HP)
a. Indikasi : Hendaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam
fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari
b. Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska
sinaptik neuron ditolak khususnya system limbic dan system ekstra
pyramidal
c. Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan otonomik (hipotensi, anti kolinergik,/parasimpatik,
mulut kering, kesulitan miksi dan difikasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung )
d. Kontra Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat penyakit SSP, gangguan kesadaran

2. Clorpromazine (ZPZ)
a. Indikasi :
Untuk syndrome psikosis yaitu hendaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu , daya nilai norma sosial dan
tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b. Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap diotak khususnya
system ekstra pyramidal
c. Efek samping
- Sedasi
- Gangguan otonomik ( hypotonik, antikolinergik/ parasimpatik ,
mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung
tersumbat , mata kabur , tekanan intra okuler meninggi,
gangguan irama jantung
- Gangguan ektrapiramidal ( distonia akut, akatshia, syndrome
Parkinson tremor, bradikinesia regiditas,
- Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomaati)
- Metabolik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang
d. Kontra indikasi
- Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit ssp, ganguan kesadaran
disebabkan CNS depresan

Perawat,

(Ni’matush Sholeha)
3.2 Diagnosa dan Intervensi

Nursing Diagnosis
Nursing Outcomes (NOC) Nursing Interventions (NIC)
(NANDA)
Defisit perawatan diri : Tingkat Kecemasan (1211) Bantuan Perawatan Diri: Mandi/Kebersihan (1801)
mandi dan berpakaian  Distress (5/121104) 1. Menyediakan barang pribadi yang diinginkan (misalnya., deodorant,
berhubungan dengan  Masalah perilaku sikat gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan produk aromaterapi)
penurunan motivasi (5/121111) R : Membantu klien meningkatkan perawatan diri
 Kesulitan dalam 2. Menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
Definisi : penyelesaian masalah kehangatan, suasana rileks, privasi dan pengalaman pribadi
1. Hambatan (5/121114) R : Agar klien merasa nyaman dalam melakukan perawatan diri
kemampuan untuk  Menarik diri 3. Memfasilitasi pasien untk mandi sendiri, dengan tepat
melakukan atau (5/121128) R : Agar klien tidak bergantung pada petugas kesehatan
menyelesaikan Kognisi (0900) 4. Memberikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu merawat diri
aktivitas mandi secara  Pemahaman tentang secara mandiri
mandiri makna situasi R : Agar klien tidak selalu bergantung pada petugas kesehatan
2. Hambatan (5/090013) Manajemen Perilaku (4350)
kemampuan untum  Perhatian (5/090003)  Memberikan pasien tanggung jawab terhadap perilakunya (sendiri)
melakukan atau R : Agar klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

21
menyelesaikan  Konsentrasi  Mengkomunikasikan harapan bahwa pasien dapat tetap mengontrol
aktivitas berpakaian (5/090004) (perilakunya)
secara mandiri Motivasi (1209) R : Agar klien dapat mengontrol perilakunya
 Memperoleh  Menurunkan (motivasi) perilaku pasif-agresif
Domain 4. Aktivitas/Istirahat. dukungan yang R : Agar klien tidak melukai dirinya sendiri dan orang lain
Kelas 5. Perawatan Diri. diperlukan (5/120904)  Memberikan penghargaan apabila pasien dapat mengontrol diri
00108  Memulai perilaku R : Agar klien mempunyai rasa percaya diri tinggi terkait perilakunya
Domain 4. Aktivitas/Istirahat. mecapai target yang Dukungan Emosional (5270)
Kelas 5. Perawatan Diri. diarahkan diri sendiri 1. Mendiskusikan dengan pasien mengenai pengalaman emosi(nya)
00109 (5/120905) R : Membantu klien dalam pengambilan keputusan
 Mempertahankan 2. Membantu pasien untuk mengenali perasaannya, seperti adanya cemas,
harga diri positif marah atau sedih
(5/120907) R : Agar klien dapat menemukan ekspresi terkait dengan dirinya
sendiri
3. Mendengarkan/dorong ekspresi keyakinan dan perasaan
R : Meningkatkan rasa percaya diri klien
4. Memberikan bantuan dalam pembuatan keputusan
R : Membantu klien agar terprogram terkait pembuatan keputusan

22
Bantuan Perawatan Diri (1800)
 Memonitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
R : Mengetahui kemampuan klien terakit perawatan diri
 Memonitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri,
alat bantu untuk berpakaian, berdandan eliminasi dan makan
R : Mengetahui semua kebutuhan pasien terkait perawatan diri
 Membantu pasien menerima kebutuhan (pasien) terkait dengan kondisi
ketergantungan(nya)
R : Agar kebutuhan klien terpenuhi demi keberlangsungan hidupnya
 Mengajarkan orang tua/keluarga untuk mendukung kemandirian
dengan membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan
(perawatan diri)
R : Agar klien tidak ketergantungan terkait perawatan diri kepada
orang tua/keluarga
 Menciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri
R : Agar klien merasa terbiasa dengan perawatan diri yang diberikan
Berpakaian (1630)

23
 Mengidentifikasi area dimana pasien membutuhkan bantuan dalam
berpakaian
R : Memudahkan klien dalam berpakaian
 Memonitor kemampuan pasien utnuk berpakaian sendiri
R : Agar mengetahui kemampuan klien dalam berpakaian
 Mendukung (pasien untuk ber) partisipasi dalam pemilihan pakaian
R : Agar klien dapat mengungapkan perasaannya terkait pemilihan
pakaian
 Mendukung penggunaan perangkat perawatan diri dengan tepat
R : Membantu klien dalam meningkatkan perawatan diri

24
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada setiap masalah keparwatan jiwa yang selalu dan bahkan dapat terjadi
pada setiap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yaitu defisit perawatan
diri. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang dimana
seseorang tersebut mengalami kelemahan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas-aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, BAB atau
BAK. Kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, status
kesehatan, sistem keluarga, faktor lingkungan, sosial dan budaya, serta
tersedianya sumber-sumber atau fasilitas.
Intervensi yang dapat dilakukan pada klien dengan defisit perawatan diri
adalah menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
kehangatan, suasana rileks, privasi dan pengalaman pribadi. Sekaligus juga
dengan memberikan bantuan sampai klien agar benar-benar mampu merawat
diri secara mandiri. Intervensi yang diberikan pada keluarga klien adalah dengan
mengajarkan orang tua/keluarga untuk mendukung kemandirian dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan diri).

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca agar lebih
memahami tentang asuhan keperawatan jiwa pada seseorang yang mengalami
defisit perawatan diri. Agar para pembaca mengetahui tindakan atau intervensi
yang tepat untuk diberikan kepada seseorang yang mengalami defisit perawatan
diri.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dochteran, J. M., & Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classification


(NIC). 6th ed. America: Mosby Elseiver
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.

Khotimah, Khusnul, dkk. (2017). Askep Jiwa Pasien dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diri. Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). 5th ed. United states of America: Mosby Elseiver.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. St. Louise: Mosby Year Book
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

26

Вам также может понравиться

  • Bentuk Kesantunan Lansia
    Bentuk Kesantunan Lansia
    Документ1 страница
    Bentuk Kesantunan Lansia
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Pertanyaan Untuk Alfi
    Pertanyaan Untuk Alfi
    Документ2 страницы
    Pertanyaan Untuk Alfi
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • BHD
    BHD
    Документ1 страница
    BHD
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Keperawatan Komunitas I Tugas Kriteria Skala Prioritas
    Keperawatan Komunitas I Tugas Kriteria Skala Prioritas
    Документ4 страницы
    Keperawatan Komunitas I Tugas Kriteria Skala Prioritas
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Dokumen 1
    Dokumen 1
    Документ1 страница
    Dokumen 1
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Untuk Scribd
    Untuk Scribd
    Документ1 страница
    Untuk Scribd
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Kata Bijak Dan Motivasi
    Kata Bijak Dan Motivasi
    Документ15 страниц
    Kata Bijak Dan Motivasi
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Magelang
    Magelang
    Документ2 страницы
    Magelang
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Bronkomalasia Definisi dan Tanda Gejala
    Bronkomalasia Definisi dan Tanda Gejala
    Документ3 страницы
    Bronkomalasia Definisi dan Tanda Gejala
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • TB dan Etika Batuk
    TB dan Etika Batuk
    Документ6 страниц
    TB dan Etika Batuk
    redi
    Оценок пока нет
  • Definisi Hipertensi
    Definisi Hipertensi
    Документ1 страница
    Definisi Hipertensi
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Soal Kecil
    Soal Kecil
    Документ2 страницы
    Soal Kecil
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • LP Hipertensi
    LP Hipertensi
    Документ14 страниц
    LP Hipertensi
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Untuk Scribd
    Untuk Scribd
    Документ1 страница
    Untuk Scribd
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Scribd
    Scribd
    Документ1 страница
    Scribd
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Revisi Tambahan
    Revisi Tambahan
    Документ1 страница
    Revisi Tambahan
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • NYERI ANAK
    NYERI ANAK
    Документ6 страниц
    NYERI ANAK
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Kata
    Kata
    Документ1 страница
    Kata
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Cucu Eka P
    Cucu Eka P
    Документ1 страница
    Cucu Eka P
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • NYERI ANAK
    NYERI ANAK
    Документ6 страниц
    NYERI ANAK
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Acute Respiratory Distress Syndrome
    Acute Respiratory Distress Syndrome
    Документ9 страниц
    Acute Respiratory Distress Syndrome
    Ariez-nurantika Capucino
    Оценок пока нет
  • Elearn Pak Ferry
    Elearn Pak Ferry
    Документ1 страница
    Elearn Pak Ferry
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Anemia Kasus
    Anemia Kasus
    Документ14 страниц
    Anemia Kasus
    Rizky Jihan
    Оценок пока нет
  • Cucu Eka 131611133007
    Cucu Eka 131611133007
    Документ41 страница
    Cucu Eka 131611133007
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Woc
    Woc
    Документ1 страница
    Woc
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Cucu Eka 131611133007
    Cucu Eka 131611133007
    Документ41 страница
    Cucu Eka 131611133007
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Gamba Rot
    Gamba Rot
    Документ1 страница
    Gamba Rot
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Dokumen 1
    Dokumen 1
    Документ1 страница
    Dokumen 1
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Gambarot
    Gambarot
    Документ2 страницы
    Gambarot
    Cucueka
    Оценок пока нет
  • Patologi Anatomi Slide Kondrosarkoma
    Patologi Anatomi Slide Kondrosarkoma
    Документ12 страниц
    Patologi Anatomi Slide Kondrosarkoma
    Dewi Ayu Astari
    Оценок пока нет