Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPERAWATAN JIWA 1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : DEFISIT PERAWATAN DIRI
Dosen Pembimbing :
Khoridatul Bahiyah, S.Kep. Ns., M.Kep, Sp. Kep. J
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas A1 2016
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaiakan makalah Keperawatan Jiwa 1 yang berjudul “Asuhan
Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan Diri”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kami berharap makalah ini berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata kata yang kurang berkenan
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan umum ....................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan khusus ...................................................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 Definisi defisit perawatan diri ....................................................................................... 3
2.2 Lingkup defisit perawatan diri ...................................................................................... 3
2.3 Proses dan Penyebab defisit perawatan diri .................................................................. 4
2.3.1 Proses defisit perawatan diri ................................................................................. 4
2.3.2 Penyebab defisit perawatan diri ............................................................................ 4
2.4 Manifestasi klinis defisit perawatan diri ....................................................................... 6
2.5 Penatalaksanaan terapi defisit perawatan diri ............................................................... 7
2.6 Rentang respond dan pohon masalah defisit perawatan diri ......................................... 8
2.6.1 Rentang respon ...................................................................................................... 8
2.6.2 Pohon masalah ...................................................................................................... 9
BAB 3 : KASUS ................................................................................................................. 10
3.1 Format pengkajian ........................................................................................................ 11
3.2 Diagnosa dan intervensi ................................................................................................ 21
BAB 4 : PENUTUP ........................................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 25
4.2 Saran ............................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 26
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi.
2. Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir
rambut, atau mencukur kumis.
3. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan
dari piring.
4. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi
atau berkemih tanpa bantuan.
2.3 Proses dan Penyebab Defisit Perawatan Diri
2.3.1 Proses Defisit Perawatan Diri
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan prsoses pikir, sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (buang air besar [BAB] atau buang air kecil
[BAK]) secara mandiri.
Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri
d. Sosial
2. Faktor presipitasi
a. Body image
b. Praktik sosial
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, sikat gigi, pasta
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang utntuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat oenting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.
b. Gangguan psikososial
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan krimial
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Klien merupakan anak tunggal, klien sudah sudah lulu SMA. Klien
mengatakn memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua orang
tuanya. Klien mengatakan saat ini hubungannya dengan keluarganya agak
renggang karena klien merasa telah mengecawakan keluragnya sehingga
klien merasa lemah dan kurang percaya diri. Yang dominan mengambil
keputusan dalam keluarga klien adalah kedua orang tua klien.
Masalah Keperawatan: Ketidakmampuan koping keluarga.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: klien mengatakan bahwa ia menyukai semua
anggota tubuhnya.
b. Identitas: klien menyatakan anak satu-satunya.
c. Peran: sebagai anak yang lulus SMA, setelah lulus diharapkan dapat
melanjutkan kuliah ke fakultas kedokteran.
d. Ideal diri: klien berharap bisa melanjutkan kuliah ke fakultas
kedokteran.
e. Harga diri: klien merasa bahwa dirinya gagal dan telah
mengecewakan seluruh keluarganya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: orang tua (ibu dan bapak).
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien aktif
dalam kegiatan sekolah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: karena merasa
telah mengecawakan keluarganya, maka klien lebih sering
mengurung diri di kamar
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: klien menagtakan ia beragama islam dan sholat.
b. Kegiatan ibadah: cukup rajin melakukan ibadah sholat
1. Penampilan
˅
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai ˅ cara
Jelaskan: kebersihan rambut kurang bersih, terlihat kusut dan agak kotor,
badan dan ekstremitas tampak kotor dan agak berbau, kebersihan gigi
terlihat kotor, kuku pendek. Berpakaian seadanya (baju agak kusut), kurang
minat dalam merawat diri.
Masalah keperawatan: Perawatan diri tidak adekuat.
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Jelaskan: klien mencoba menghindar jika ditanya tentang hal yang tidak
disukai.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
7. Persepsi
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Fight of idea blocking Pengulangan
pembicaraan
Jelaskan: pembicaraan masih cukup terarah, dan nyambung.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilistik Sisip pikir
Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan: tidak ditemukan adanya keyakinan yang salah.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
10. a. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi ˅ Stupor
Jelaskan: sering tidur atau ngantuk, klien dapat bangun dengan tepat jika
dirangsang suara, respon tepat
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
b. Diorientasi
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
1. Makan
buang air besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
pakaian tidak sesuai, rambut acak-acakan, pakain kotor dan tidak rapi,
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Bekerja Ya ˅ Tidak
Transportasi Ya ˅ Tidak
Penjelasan :
1. Haloperidol (HP)
a. Indikasi : Hendaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam
fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari
b. Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska
sinaptik neuron ditolak khususnya system limbic dan system ekstra
pyramidal
c. Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan otonomik (hipotensi, anti kolinergik,/parasimpatik,
mulut kering, kesulitan miksi dan difikasi, hidung tersumbat, mata
kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung )
d. Kontra Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat penyakit SSP, gangguan kesadaran
2. Clorpromazine (ZPZ)
a. Indikasi :
Untuk syndrome psikosis yaitu hendaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu , daya nilai norma sosial dan
tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b. Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap diotak khususnya
system ekstra pyramidal
c. Efek samping
- Sedasi
- Gangguan otonomik ( hypotonik, antikolinergik/ parasimpatik ,
mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung
tersumbat , mata kabur , tekanan intra okuler meninggi,
gangguan irama jantung
- Gangguan ektrapiramidal ( distonia akut, akatshia, syndrome
Parkinson tremor, bradikinesia regiditas,
- Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomaati)
- Metabolik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang
d. Kontra indikasi
- Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit ssp, ganguan kesadaran
disebabkan CNS depresan
Perawat,
(Ni’matush Sholeha)
3.2 Diagnosa dan Intervensi
Nursing Diagnosis
Nursing Outcomes (NOC) Nursing Interventions (NIC)
(NANDA)
Defisit perawatan diri : Tingkat Kecemasan (1211) Bantuan Perawatan Diri: Mandi/Kebersihan (1801)
mandi dan berpakaian Distress (5/121104) 1. Menyediakan barang pribadi yang diinginkan (misalnya., deodorant,
berhubungan dengan Masalah perilaku sikat gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan produk aromaterapi)
penurunan motivasi (5/121111) R : Membantu klien meningkatkan perawatan diri
Kesulitan dalam 2. Menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
Definisi : penyelesaian masalah kehangatan, suasana rileks, privasi dan pengalaman pribadi
1. Hambatan (5/121114) R : Agar klien merasa nyaman dalam melakukan perawatan diri
kemampuan untuk Menarik diri 3. Memfasilitasi pasien untk mandi sendiri, dengan tepat
melakukan atau (5/121128) R : Agar klien tidak bergantung pada petugas kesehatan
menyelesaikan Kognisi (0900) 4. Memberikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu merawat diri
aktivitas mandi secara Pemahaman tentang secara mandiri
mandiri makna situasi R : Agar klien tidak selalu bergantung pada petugas kesehatan
2. Hambatan (5/090013) Manajemen Perilaku (4350)
kemampuan untum Perhatian (5/090003) Memberikan pasien tanggung jawab terhadap perilakunya (sendiri)
melakukan atau R : Agar klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
21
menyelesaikan Konsentrasi Mengkomunikasikan harapan bahwa pasien dapat tetap mengontrol
aktivitas berpakaian (5/090004) (perilakunya)
secara mandiri Motivasi (1209) R : Agar klien dapat mengontrol perilakunya
Memperoleh Menurunkan (motivasi) perilaku pasif-agresif
Domain 4. Aktivitas/Istirahat. dukungan yang R : Agar klien tidak melukai dirinya sendiri dan orang lain
Kelas 5. Perawatan Diri. diperlukan (5/120904) Memberikan penghargaan apabila pasien dapat mengontrol diri
00108 Memulai perilaku R : Agar klien mempunyai rasa percaya diri tinggi terkait perilakunya
Domain 4. Aktivitas/Istirahat. mecapai target yang Dukungan Emosional (5270)
Kelas 5. Perawatan Diri. diarahkan diri sendiri 1. Mendiskusikan dengan pasien mengenai pengalaman emosi(nya)
00109 (5/120905) R : Membantu klien dalam pengambilan keputusan
Mempertahankan 2. Membantu pasien untuk mengenali perasaannya, seperti adanya cemas,
harga diri positif marah atau sedih
(5/120907) R : Agar klien dapat menemukan ekspresi terkait dengan dirinya
sendiri
3. Mendengarkan/dorong ekspresi keyakinan dan perasaan
R : Meningkatkan rasa percaya diri klien
4. Memberikan bantuan dalam pembuatan keputusan
R : Membantu klien agar terprogram terkait pembuatan keputusan
22
Bantuan Perawatan Diri (1800)
Memonitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
R : Mengetahui kemampuan klien terakit perawatan diri
Memonitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri,
alat bantu untuk berpakaian, berdandan eliminasi dan makan
R : Mengetahui semua kebutuhan pasien terkait perawatan diri
Membantu pasien menerima kebutuhan (pasien) terkait dengan kondisi
ketergantungan(nya)
R : Agar kebutuhan klien terpenuhi demi keberlangsungan hidupnya
Mengajarkan orang tua/keluarga untuk mendukung kemandirian
dengan membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan
(perawatan diri)
R : Agar klien tidak ketergantungan terkait perawatan diri kepada
orang tua/keluarga
Menciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri
R : Agar klien merasa terbiasa dengan perawatan diri yang diberikan
Berpakaian (1630)
23
Mengidentifikasi area dimana pasien membutuhkan bantuan dalam
berpakaian
R : Memudahkan klien dalam berpakaian
Memonitor kemampuan pasien utnuk berpakaian sendiri
R : Agar mengetahui kemampuan klien dalam berpakaian
Mendukung (pasien untuk ber) partisipasi dalam pemilihan pakaian
R : Agar klien dapat mengungapkan perasaannya terkait pemilihan
pakaian
Mendukung penggunaan perangkat perawatan diri dengan tepat
R : Membantu klien dalam meningkatkan perawatan diri
24
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada setiap masalah keparwatan jiwa yang selalu dan bahkan dapat terjadi
pada setiap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yaitu defisit perawatan
diri. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang dimana
seseorang tersebut mengalami kelemahan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas-aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, BAB atau
BAK. Kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, status
kesehatan, sistem keluarga, faktor lingkungan, sosial dan budaya, serta
tersedianya sumber-sumber atau fasilitas.
Intervensi yang dapat dilakukan pada klien dengan defisit perawatan diri
adalah menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
kehangatan, suasana rileks, privasi dan pengalaman pribadi. Sekaligus juga
dengan memberikan bantuan sampai klien agar benar-benar mampu merawat
diri secara mandiri. Intervensi yang diberikan pada keluarga klien adalah dengan
mengajarkan orang tua/keluarga untuk mendukung kemandirian dengan
membantu hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan diri).
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca agar lebih
memahami tentang asuhan keperawatan jiwa pada seseorang yang mengalami
defisit perawatan diri. Agar para pembaca mengetahui tindakan atau intervensi
yang tepat untuk diberikan kepada seseorang yang mengalami defisit perawatan
diri.
25
DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, Khusnul, dkk. (2017). Askep Jiwa Pasien dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diri. Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). 5th ed. United states of America: Mosby Elseiver.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. St. Louise: Mosby Year Book
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
26