Вы находитесь на странице: 1из 6

Interferometer Michelson

Muhammad Alman.G1), Nurhikmah2), Fatriani3), Fenchy Yani Kambora4), Nur


Ilmi Wahyuni5)
Muh. Zauki

LaboratoriumFisika Modern UniversitasNegeri Makassar


Email:1muhammadalman1814@gmail.com, 2Hikmahn729@gmail.com,
3
fatrianiruslang@gmail.com, 4Enchy.fenchy@gmail.com, 5wnurilmi.32@gmail.com

Abstrak –. Eksperimen Interferometer Michelson Bertujuan untuk memahami prinsip


kerja Interferometer Michelson dan mengukur panjang gelombang laser He-Ne.
Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan pola interferensi yang terjaid pada 2 buah
gelombang cahaya yang berasal dari sumber cahaya monokromatik. Sumber cahaya
ini awalnya ditembakkan ke interferometer dan akan mengalami pemfokusan melalui
lensa cembung. Selanjutnya akan diteruskan ke beam splitter atau pemecah cahaya
sehingga cahaya akan terbagi 2 yakni sebagian dipantulkan dan sebagian diteruskan.
Dua hasil pemecahan ini kemudian dipantulkan kembali dan menyatu pada sebuah
layar sehingga terjadi pola interferensi yang terjadi karena adanya perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut.
Jika merujuk pada teori, maka nilai panjang gelombang pada sumber cahaya yakni
laser He-Ne adalah 650 nm. Namun pada eksperimen ini diperoleh nilai│658
±0.5│nm dengan besar kesalahan 3,9%.Letak kesalahan yang mungkin terjadi yang
mengakibatkan adanya selisih 3,9 % ini adalah kurang telitinya praktikan untuk
menyesuaikan antara ketepatan mengubah frinji dan pemutaran sklaa mirometer.
Kata Kunci: Interferometer Michelson, Interferensi, Panjang Gelombang, Frinji

A. PENDAHULUAN berbagai metode dan pada percobaan


Interferomter Michelson adalah ini kita akan menggunakan metode
sebuah alat yang digagas oleh A.A. interforemeter Michelson, yang
Michelson yang pada awalnya dikembangkan oleh A.A. Michelson
digunakan untuk mengukur kecepatan pada tahun 1881 menggunakan prinsip
eter sebagai medium perambatan membagi amplitudo gelombang
cahaya. Alat ini memanfaatkan salah cahaya menjadi dua bagian yang
satu sifat cahaya yakni berintensitas sama. Pembelahan
interferensi yang merupakan amplitudo gelombang menjadi dua
hasil penggabungan secara superposisi bagian dilakukan dengan
dua gelombang atau lebih yang menggunakan pemecah sinar (beam
bertemu pada satu titik ruang. Untuk splitter).
mendapatkan pola interferensi ada
Praktikum ini dibutuhkan untuk B. TEORI SINGKAT
memahami konsep pola interferensi Tahun 1881, A.A. Michelson
yang terjadi pada interferometer membangun interferometer
mishelson sekaligus mengukur nilai berdasarkan prinsip percobaan young.
panjang gelombang dari sumber Interferometer ini akan digunakan
cahaya, dalam hal ini adalah laser He- untuk menguji keberadaan “eter” yaitu
Ne. Pola interferensi sebagaimana sebuah media hipotetik yang di anggap
diketahui dan telah disebutkan pada medium perambatan cahaya. Bersama
paragraf pertama pendahuluan ini morley, hasil percobaan Michelson
adalah pola yang terbentuk dari menunjukkan bahwa hipotesis eter
perpaduan. Melalui prinsip ini, tidak dapat diterima. Pengamatan
sehingga michelson dapat melakukan gejala interferensi pertama kali
berbagai eksperimen berkaitan dengan dilakukan oleh Thomas Young.
hal tersebut termasuk salah satunya Percobaan ini menegaskan sebuah
adalah menentukan panjang bukti penting bahwa cahaya pada
gelombang sebuah sumber cahaya. hakikatnya merupakan sebuah
Salah satu keberhasilan beliau bersama gelombang (prinsip Huygens). [4]
alat ini adalah sebagai orang pertama Michelson melihat bahwa
yang dapat mengukur diamter sudut interferometer dapat digunakan untuk
sebuah bintang. Jika pada awalnya menuntukan panjang meter standar
eksperimen ini dilakukan untuk untuk panjang gelombang tertentu.
menemukan kecepatan eter, namun Pada tahun 1960, standar itu dipilih
saat ini telah banyak memiliki nilai sebagai garis jingga tertentu pada
guna dengan salah satunya adalah spektrumkripton-86 (atom krypton
menyelidiki sifat-siffat dari dengan masa atom 86). Pengukuran
gelombang, sehingga sangat penting yang teliti dari meter Standar yang
bagi seorang fisikawan, termasuk lama ( jarak antara dua tanda platinum-
mahasiswa, untuk mempelajarinya. iridium yang disimpan diparis)
Pada awalnya untuk membentuk dilakukan untuk menentukan 1 meter
pola interferensi dan kemudian sebesar 1.650.763,73 panjang
mengukur panjang gelombang dari gelombang cahaya ini, yang
sumber cahaya, maka berkas cahaya didefinisikan sebagai meter. Pada
monokromatik (Laser He-Ne) akan tahun 1963, meter didefinisikan
ditembakkan ke interferometer dan kembali dalam laju cahaya.[1]
akan melewati lensa pemokus dan Interferometer
kemudian akan terpecah dua, yakni Michelson merupakan seperangkat
sebagian dipantulkan dan diteruskan peralatan yang memanfaatkan gejala
sehingga dua hasil pemecahan ini akan interferensi. Prinsip interferensi adalah
kembali betemu pada sebuah layar kenyataan bahwa beda lintasan
sehingga akan terbentuk pola optik (d) akan membentuk suatu
interferensi yang ditandai terbentuknya frinji.[2]
frinji. Pada interferensi, apabila dua
gelombang yang berfrekuensi dan
berpanjang gelombang sama tapi berinterferensi secara saling menguatkan
berbeda fase bergabung, maka (interferensi konstruktif). Sedangkan
gelombang yang dihasilkan merupakan amplitudonya sama dengan penjumlahan
gelombang yang amplitudonya amplitudo masing-masing gelombang.
tergantung pada perbedaan fase. Jika perbedaan fasenya 180° atau bilangan
Perbedaan fase antara dua gelombang ganjil kali 180°, maka gelombang yang
sering disebabkan oleh adanya dihasilkan akan berbeda fase dan
perbedaan panjang lintasan yang berinterferensi secara saling melemahkan
ditempuh oleh kedua gelombang. (interferensi destruktif). Amplitudo yang
Perbedaan lintasan satu panjang dihasilkan merupakan perbedaan
gelombang menghasilkan perbedaan amplitudo masing-masing gelombang.
fase360°, yang ekivalen dengan tidak
ada perbedaan fase 180°. C. METODE EKSPERIMEN
Interferensi gelombang dari Pada eksperimen
dua sumber tidak teramati kecuali Interferometer Michelson dilakukan
sumbernya koheren, atau perbedaan dengan menggunakan serangkaian alat
fase di antara gelombang konstan yang terdiri dari perangkat alat
terhadap waktu. Karena berkas cahaya interferometer, sumber sinar laser dan
pada umumnya adalah hasil dari jutaan laser aligment bench, yang disusun
seperti pada gambarberikut:
atom yang memancar secara bebas,
dua sumber cahaya biasanya tidak
koheren (Laud, 1988). Koherensi
dalam optika sering dicapai dengan
membagi cahaya dari sumber tunggal
menjadi dua berkas
atau lebih, yang kemudian dapat
digabungkan
untuk menghasilkan pola
interferensi. Pada tujuan pertama
Pembagian ini dapat dicapai dengan memahami prinsip kerja
memantulkan cahaya dari dua Interferometer Michelson, maka pada
permukaan yang terpisah .[3] pada percobaan ini akan dilakukan
dengan menggunakan prinsip kerja
Apabila dua gelombang yang
interferometer
berfrekuensi dan berpanjang gelombang
Michelson yaitu seberkas cahaya
sama tapi berbeda fase bergabung, maka
monokromatik yang dipisahkan di
gelombang yang dihasilkan merupakan
suatu titik tertentu (beam splitter)
gelombang yang amplitudonya tergantung
sehingga masing-masing berkas dibuat
pada perbedaan fasenya. Jika perbedaan
melewati dua panjang lintasan yang
fasenya 0 atau bilangan bulat kelipatan
berbeda, dan kemudian disatukan
360°, maka gelombang akan sefase dan
kembali melalui pantulan dari dua dilakukan pengukuran dm dengan
cermin yang letaknya saling tegak memutar secara perlahan-lahan skrup
lurus dengan titik pembagi berkas mikrometer pada M2 berlawanan
tersebut (viewing screen), setelah jarum jam sebanyak 20 frinji (20 pola
berkas cahaya monokromatik tersebut gelap yang melewati titik acuan),
disatukan maka akan terlihat pola mencatat penunjukkan mikrometer
interferensi akibat penggabung antara pada posisi ini sebagai dm. Kegiatan ini
dua buah gelombang dan akan teramati dilakukan 10 kali dimana setiap 20 kali
pola lingkaran gelap, terang. frinji dicatat penunjukkan
Pola interferensi itu terjadi mikrometernya.
karena adanya perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh dua berkas
gelombang cahaya yang telah D. HASIL DAN PEMBAHASAN
disatukan tersebut. Jika panjang Dari percobaan yang telah
lintasan dirubah dengan diperpanjang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
maka yang akan terjadi adalah pola- Nst mikrometer: 0.5µm
pola frinji akan masuk ke pusat
pola. Jarak lintasan yang lebih panjang TABEL 1. Hubungan antara Jumlah
akan mempengaruhi fase gelombang Frinji (N) dengan Pergeseran Cermin (dm)
yang jatuh ke layar. Bila pergeseran No N dm (x 10-6) m
beda panjang lintasan gelombang 1 20.00 │7.0 ±0.5│
cahaya mencapai λ maka akan terjadi 2 40.00 │14.0 ±0.5│
interferensi konstruktif yaitu terlihat
3 60.00 │20.5 ±0.5│
pola terang, namun bila pergeserannya
4 80.00 │26.5 ±0.5│
hanya sejauh l/4 yang sama artinya
dengan berkas menempuh lintasan l/2 5 100.00 │32.5 ±0.5│
maka akan terlihat pola gelap. 6 120.00 │38.5 ±0.5│
Tujuan kedua mengukur 7 140.00 │45.0 ±0.5│
panjang gelombang sumber cahaya 8 160.00 │51.0 ±0.5│
yang digunakan dalam percobaan, 9 180.00 │57.0 ±0.5│
langkah pertama yang dilakukan 10 200.00 │63.5 ±0.5│
dengan menyiapkan perangkat
interferometer, setelah itu diberi Praktikum interferometer
sumber cahaya dimana sumber cahaya michelson yang telah dilakukan bertujuan
yang digunakan adalah sinar laser He- untuk memahami prinsip kerja interferometer
Ne (laser merah). yang dirancang oleh michelson dan
Pola interferensi yang menghitung panjang gelombang sumber
terbentuk berupa lingkaran dan cahaya yang dijadikan sebagai sumber yakni
dikelilingi cincin gelap akan tampil laser He-Ne.
pada layar. Setelah diketahui bentuk Alat ini memanfaatkan prinsip
awal frinjinya, ditetapkan pola gelap
interferensi yang terjadi pada cahaya yang
sebagai titik acuan
perhitungan jumlah frinji.Selanjutnya, pada interferometer. Dalam percobaan ini
ketika seberkas cahaya menumbuk beam pergeserannya hanya sejauh l/4 yang
spliter maka sebagian cahaya akan di sama artinya dengan berkas
pantulkan ke cermin 1 dan sebagian yang menempuh lintasan l/2 maka akan
lain akan di bawa ke cermin 2 dan dari
terlihat pola gelap.
setiap cermin akan memantulkan
Berdasarkan analisis dari data
cahayanya masing-masing kembali ke yang diperoleh, panjang gelombang
beam splitter dan cahayapun dapat diamati sumber adalah │658,0 ±0.5│ nm. Nilai ini
jika dibandingkan dengan panjang
di viewing screen terdapat superposisi gelombang laser He-Ne sesuai teori
gelombang cahaya yang di dalamnya adalah 632,8 nm, yang ternyata memiliki
seleisih dengan nilai teori dengan
terjadi interfrensi baik itu konstruuktif
persentase kesalahan ukur 3.9%.
maupun destruktif. Interferensi konstruktif kesalahan ini sangat rawan terjadi
adalah penggabungan yang saling dikarenakakn sensitifnya alat dan
kesalahan pemutaran mikrometer.
menguatkan dimana akan terbetuk pola
terang sedangkan interferensi destruktif E. KESIMPULAN
adalah penggabungan yang saling Pada percobaan Interferometer
Michelson seberkas cahaya laser
melemahkan sehingga terbetuk pula gelap. menumbuk beam splitter maka setengah
dari cahaya akan dipantulkan dan
Pola interferensi itu terjadi karena
setengahnya lagi akan diteruskan.
adanya perbedaan panjang lintasan Kemudian cermin akan memantulkanya
kembali ke beam splitter. Dari sinilah akan
yang ditempuh dua berkas gelombang terjadi interferensi pada layar pengamat
cahaya yang telah disatukan tersebut. (viewing screen)
Berdasarkan percobaan yang
Jika panjang lintasan dirubah dengan telah dilakukan, bahwa pada percobaan
Interferometer Michelson menggunakan
diperpanjang maka yang akan terjadi prinsip kerja interferensi cahaya dimana
adalah pola-pola frinji akan masuk ke diperoleh panjang gelombang laser
aligment bench dari analisis data hasil
pusat pola. Jarak lintasan yang lebih percobaan sebesar │658,0 ±0.5│ nm
dimanateori yaitu sebesar 632,8 nm. Dari
panjang akan mempengaruhi fase perbedaan nilai didapatkan
gelombang yang jatuh ke layar. Bila persentasekesalahan ukur sebesar 3.9%.

pergeseran beda panjang lintasan DAFTAR PUSTAKA


gelombang cahaya mencapai λ maka [1]Chen dan Karim, 2002. Kerelatifan dan
Einstein: kekuatanpemikiran.
akan terjadi interferensi konstruktif LOHPRINT SDN. BHD. Selangor Dalur
Ehsan, pp. 18.
yaitu terlihat pola terang, namun bila
[2]Peter Soedojo, 2000. Azaz-
AzazMekanikaAnalitik. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta, pp. 124.
[3] Subaer, dkk. 2018.
PenuntunPraktikumEksperimenFisika I
UnitLaboratoriumFisika Modern
JurusanFisika FMIPA UNM, pp. 3.

http://rustamhafid.blogspot.com/2014/10/laporan-fisika-modern-interferometer.html

Вам также может понравиться