Abstrak –. Eksperimen Interferometer Michelson Bertujuan untuk memahami prinsip
kerja Interferometer Michelson dan mengukur panjang gelombang laser He-Ne. Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan pola interferensi yang terjaid pada 2 buah gelombang cahaya yang berasal dari sumber cahaya monokromatik. Sumber cahaya ini awalnya ditembakkan ke interferometer dan akan mengalami pemfokusan melalui lensa cembung. Selanjutnya akan diteruskan ke beam splitter atau pemecah cahaya sehingga cahaya akan terbagi 2 yakni sebagian dipantulkan dan sebagian diteruskan. Dua hasil pemecahan ini kemudian dipantulkan kembali dan menyatu pada sebuah layar sehingga terjadi pola interferensi yang terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut. Jika merujuk pada teori, maka nilai panjang gelombang pada sumber cahaya yakni laser He-Ne adalah 650 nm. Namun pada eksperimen ini diperoleh nilai│658 ±0.5│nm dengan besar kesalahan 3,9%.Letak kesalahan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan adanya selisih 3,9 % ini adalah kurang telitinya praktikan untuk menyesuaikan antara ketepatan mengubah frinji dan pemutaran sklaa mirometer. Kata Kunci: Interferometer Michelson, Interferensi, Panjang Gelombang, Frinji
A. PENDAHULUAN berbagai metode dan pada percobaan
Interferomter Michelson adalah ini kita akan menggunakan metode sebuah alat yang digagas oleh A.A. interforemeter Michelson, yang Michelson yang pada awalnya dikembangkan oleh A.A. Michelson digunakan untuk mengukur kecepatan pada tahun 1881 menggunakan prinsip eter sebagai medium perambatan membagi amplitudo gelombang cahaya. Alat ini memanfaatkan salah cahaya menjadi dua bagian yang satu sifat cahaya yakni berintensitas sama. Pembelahan interferensi yang merupakan amplitudo gelombang menjadi dua hasil penggabungan secara superposisi bagian dilakukan dengan dua gelombang atau lebih yang menggunakan pemecah sinar (beam bertemu pada satu titik ruang. Untuk splitter). mendapatkan pola interferensi ada Praktikum ini dibutuhkan untuk B. TEORI SINGKAT memahami konsep pola interferensi Tahun 1881, A.A. Michelson yang terjadi pada interferometer membangun interferometer mishelson sekaligus mengukur nilai berdasarkan prinsip percobaan young. panjang gelombang dari sumber Interferometer ini akan digunakan cahaya, dalam hal ini adalah laser He- untuk menguji keberadaan “eter” yaitu Ne. Pola interferensi sebagaimana sebuah media hipotetik yang di anggap diketahui dan telah disebutkan pada medium perambatan cahaya. Bersama paragraf pertama pendahuluan ini morley, hasil percobaan Michelson adalah pola yang terbentuk dari menunjukkan bahwa hipotesis eter perpaduan. Melalui prinsip ini, tidak dapat diterima. Pengamatan sehingga michelson dapat melakukan gejala interferensi pertama kali berbagai eksperimen berkaitan dengan dilakukan oleh Thomas Young. hal tersebut termasuk salah satunya Percobaan ini menegaskan sebuah adalah menentukan panjang bukti penting bahwa cahaya pada gelombang sebuah sumber cahaya. hakikatnya merupakan sebuah Salah satu keberhasilan beliau bersama gelombang (prinsip Huygens). [4] alat ini adalah sebagai orang pertama Michelson melihat bahwa yang dapat mengukur diamter sudut interferometer dapat digunakan untuk sebuah bintang. Jika pada awalnya menuntukan panjang meter standar eksperimen ini dilakukan untuk untuk panjang gelombang tertentu. menemukan kecepatan eter, namun Pada tahun 1960, standar itu dipilih saat ini telah banyak memiliki nilai sebagai garis jingga tertentu pada guna dengan salah satunya adalah spektrumkripton-86 (atom krypton menyelidiki sifat-siffat dari dengan masa atom 86). Pengukuran gelombang, sehingga sangat penting yang teliti dari meter Standar yang bagi seorang fisikawan, termasuk lama ( jarak antara dua tanda platinum- mahasiswa, untuk mempelajarinya. iridium yang disimpan diparis) Pada awalnya untuk membentuk dilakukan untuk menentukan 1 meter pola interferensi dan kemudian sebesar 1.650.763,73 panjang mengukur panjang gelombang dari gelombang cahaya ini, yang sumber cahaya, maka berkas cahaya didefinisikan sebagai meter. Pada monokromatik (Laser He-Ne) akan tahun 1963, meter didefinisikan ditembakkan ke interferometer dan kembali dalam laju cahaya.[1] akan melewati lensa pemokus dan Interferometer kemudian akan terpecah dua, yakni Michelson merupakan seperangkat sebagian dipantulkan dan diteruskan peralatan yang memanfaatkan gejala sehingga dua hasil pemecahan ini akan interferensi. Prinsip interferensi adalah kembali betemu pada sebuah layar kenyataan bahwa beda lintasan sehingga akan terbentuk pola optik (d) akan membentuk suatu interferensi yang ditandai terbentuknya frinji.[2] frinji. Pada interferensi, apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan berpanjang gelombang sama tapi berinterferensi secara saling menguatkan berbeda fase bergabung, maka (interferensi konstruktif). Sedangkan gelombang yang dihasilkan merupakan amplitudonya sama dengan penjumlahan gelombang yang amplitudonya amplitudo masing-masing gelombang. tergantung pada perbedaan fase. Jika perbedaan fasenya 180° atau bilangan Perbedaan fase antara dua gelombang ganjil kali 180°, maka gelombang yang sering disebabkan oleh adanya dihasilkan akan berbeda fase dan perbedaan panjang lintasan yang berinterferensi secara saling melemahkan ditempuh oleh kedua gelombang. (interferensi destruktif). Amplitudo yang Perbedaan lintasan satu panjang dihasilkan merupakan perbedaan gelombang menghasilkan perbedaan amplitudo masing-masing gelombang. fase360°, yang ekivalen dengan tidak ada perbedaan fase 180°. C. METODE EKSPERIMEN Interferensi gelombang dari Pada eksperimen dua sumber tidak teramati kecuali Interferometer Michelson dilakukan sumbernya koheren, atau perbedaan dengan menggunakan serangkaian alat fase di antara gelombang konstan yang terdiri dari perangkat alat terhadap waktu. Karena berkas cahaya interferometer, sumber sinar laser dan pada umumnya adalah hasil dari jutaan laser aligment bench, yang disusun seperti pada gambarberikut: atom yang memancar secara bebas, dua sumber cahaya biasanya tidak koheren (Laud, 1988). Koherensi dalam optika sering dicapai dengan membagi cahaya dari sumber tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian dapat digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi. Pada tujuan pertama Pembagian ini dapat dicapai dengan memahami prinsip kerja memantulkan cahaya dari dua Interferometer Michelson, maka pada permukaan yang terpisah .[3] pada percobaan ini akan dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja Apabila dua gelombang yang interferometer berfrekuensi dan berpanjang gelombang Michelson yaitu seberkas cahaya sama tapi berbeda fase bergabung, maka monokromatik yang dipisahkan di gelombang yang dihasilkan merupakan suatu titik tertentu (beam splitter) gelombang yang amplitudonya tergantung sehingga masing-masing berkas dibuat pada perbedaan fasenya. Jika perbedaan melewati dua panjang lintasan yang fasenya 0 atau bilangan bulat kelipatan berbeda, dan kemudian disatukan 360°, maka gelombang akan sefase dan kembali melalui pantulan dari dua dilakukan pengukuran dm dengan cermin yang letaknya saling tegak memutar secara perlahan-lahan skrup lurus dengan titik pembagi berkas mikrometer pada M2 berlawanan tersebut (viewing screen), setelah jarum jam sebanyak 20 frinji (20 pola berkas cahaya monokromatik tersebut gelap yang melewati titik acuan), disatukan maka akan terlihat pola mencatat penunjukkan mikrometer interferensi akibat penggabung antara pada posisi ini sebagai dm. Kegiatan ini dua buah gelombang dan akan teramati dilakukan 10 kali dimana setiap 20 kali pola lingkaran gelap, terang. frinji dicatat penunjukkan Pola interferensi itu terjadi mikrometernya. karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah D. HASIL DAN PEMBAHASAN disatukan tersebut. Jika panjang Dari percobaan yang telah lintasan dirubah dengan diperpanjang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: maka yang akan terjadi adalah pola- Nst mikrometer: 0.5µm pola frinji akan masuk ke pusat pola. Jarak lintasan yang lebih panjang TABEL 1. Hubungan antara Jumlah akan mempengaruhi fase gelombang Frinji (N) dengan Pergeseran Cermin (dm) yang jatuh ke layar. Bila pergeseran No N dm (x 10-6) m beda panjang lintasan gelombang 1 20.00 │7.0 ±0.5│ cahaya mencapai λ maka akan terjadi 2 40.00 │14.0 ±0.5│ interferensi konstruktif yaitu terlihat 3 60.00 │20.5 ±0.5│ pola terang, namun bila pergeserannya 4 80.00 │26.5 ±0.5│ hanya sejauh l/4 yang sama artinya dengan berkas menempuh lintasan l/2 5 100.00 │32.5 ±0.5│ maka akan terlihat pola gelap. 6 120.00 │38.5 ±0.5│ Tujuan kedua mengukur 7 140.00 │45.0 ±0.5│ panjang gelombang sumber cahaya 8 160.00 │51.0 ±0.5│ yang digunakan dalam percobaan, 9 180.00 │57.0 ±0.5│ langkah pertama yang dilakukan 10 200.00 │63.5 ±0.5│ dengan menyiapkan perangkat interferometer, setelah itu diberi Praktikum interferometer sumber cahaya dimana sumber cahaya michelson yang telah dilakukan bertujuan yang digunakan adalah sinar laser He- untuk memahami prinsip kerja interferometer Ne (laser merah). yang dirancang oleh michelson dan Pola interferensi yang menghitung panjang gelombang sumber terbentuk berupa lingkaran dan cahaya yang dijadikan sebagai sumber yakni dikelilingi cincin gelap akan tampil laser He-Ne. pada layar. Setelah diketahui bentuk Alat ini memanfaatkan prinsip awal frinjinya, ditetapkan pola gelap interferensi yang terjadi pada cahaya yang sebagai titik acuan perhitungan jumlah frinji.Selanjutnya, pada interferometer. Dalam percobaan ini ketika seberkas cahaya menumbuk beam pergeserannya hanya sejauh l/4 yang spliter maka sebagian cahaya akan di sama artinya dengan berkas pantulkan ke cermin 1 dan sebagian yang menempuh lintasan l/2 maka akan lain akan di bawa ke cermin 2 dan dari terlihat pola gelap. setiap cermin akan memantulkan Berdasarkan analisis dari data cahayanya masing-masing kembali ke yang diperoleh, panjang gelombang beam splitter dan cahayapun dapat diamati sumber adalah │658,0 ±0.5│ nm. Nilai ini jika dibandingkan dengan panjang di viewing screen terdapat superposisi gelombang laser He-Ne sesuai teori gelombang cahaya yang di dalamnya adalah 632,8 nm, yang ternyata memiliki seleisih dengan nilai teori dengan terjadi interfrensi baik itu konstruuktif persentase kesalahan ukur 3.9%. maupun destruktif. Interferensi konstruktif kesalahan ini sangat rawan terjadi adalah penggabungan yang saling dikarenakakn sensitifnya alat dan kesalahan pemutaran mikrometer. menguatkan dimana akan terbetuk pola terang sedangkan interferensi destruktif E. KESIMPULAN adalah penggabungan yang saling Pada percobaan Interferometer Michelson seberkas cahaya laser melemahkan sehingga terbetuk pula gelap. menumbuk beam splitter maka setengah dari cahaya akan dipantulkan dan Pola interferensi itu terjadi karena setengahnya lagi akan diteruskan. adanya perbedaan panjang lintasan Kemudian cermin akan memantulkanya kembali ke beam splitter. Dari sinilah akan yang ditempuh dua berkas gelombang terjadi interferensi pada layar pengamat cahaya yang telah disatukan tersebut. (viewing screen) Berdasarkan percobaan yang Jika panjang lintasan dirubah dengan telah dilakukan, bahwa pada percobaan Interferometer Michelson menggunakan diperpanjang maka yang akan terjadi prinsip kerja interferensi cahaya dimana adalah pola-pola frinji akan masuk ke diperoleh panjang gelombang laser aligment bench dari analisis data hasil pusat pola. Jarak lintasan yang lebih percobaan sebesar │658,0 ±0.5│ nm dimanateori yaitu sebesar 632,8 nm. Dari panjang akan mempengaruhi fase perbedaan nilai didapatkan gelombang yang jatuh ke layar. Bila persentasekesalahan ukur sebesar 3.9%.
pergeseran beda panjang lintasan DAFTAR PUSTAKA
gelombang cahaya mencapai λ maka [1]Chen dan Karim, 2002. Kerelatifan dan Einstein: kekuatanpemikiran. akan terjadi interferensi konstruktif LOHPRINT SDN. BHD. Selangor Dalur Ehsan, pp. 18. yaitu terlihat pola terang, namun bila [2]Peter Soedojo, 2000. Azaz- AzazMekanikaAnalitik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, pp. 124. [3] Subaer, dkk. 2018. PenuntunPraktikumEksperimenFisika I UnitLaboratoriumFisika Modern JurusanFisika FMIPA UNM, pp. 3.