Вы находитесь на странице: 1из 16

KEWIRAUSAHAAN TEKNIK

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sumaryo, M.Si

STUDI KELAYAKAN USAHA


“MENDOAN NANO-NANO”

Oleh : Kelompok 7

Aditya Darmayuda Pratama


Ananda Taufiq Akbar
Bagus Hafidh Maulana
Lukman Hakim Prasetyo
Muhammad Itsnani Ar-Rasyidin

TEKNIK GEOMATIKA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
KATA PENGANTAR

Bisnis merupakan kegiatan dalam menjual produk atau jasa agar memberikan

keuntungan bagi pemiliknya. Bisnis merupakan kegiatan beresiko memberikan kerugian baik

dari segi material atau nonmaterial. Namun bila berhasil akan memberikan keuntungan dan

kesejahteraan bagi pemiliknya. Agar terhindar dari resiko bisnis maka bisnis harus dijalankan

dengan tepat dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang serius dan mantap.

Studi kelayakan bisnis sebagai dasar untuk penilaian investasi semakin dirasakan

penting. Kenyataan menunjukkan bahwa studi kelayakan sekarang ini sudah menjadi tolak

ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu rencana usaha.

Bisnis terdiri atas beberapa komponen penting yang saling mendukung dan

melengkapi. Bila salah satu komponen gagal maka akan mengganggu komponen lain. Semoga

makalah ini dapat memberikan wacana bagi masyarakat yang ingin bergelut dalam bidang

bisnis kecil, dan harapannya makalah ini dapat berguna sebagai bahan bacaan dan referensi.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Studi

KelayakanBisnis ini kami ucapkan banyak terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkannya, sehingga kita semua dapat mendapatkan berkat dan

karuniaNya.

Penulis

Kelompok 7

2|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….…………………………………………………………….2
D..AFTAR ISI ………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………4


1.1 Dasar Gagasan Membuka Usaha…………………………………………..4
1.2 Jenis Usaha………………………………………………………………...5
1.3 Bentuk Usaha……………………………………………………………...5

BAB II ANALISIS……………………………………………………………………6
2.1 Aspek Teknis………………………………………………………………6
2.2 Analisis Pasar……………………………………………………………...8
2.3 Analisis Manajemen………………………………………………………10
2.4 Analisis Keungan………………………………………………………….12

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………….15


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..15

3|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 DASAR GAGASAN MEMBUKA USAHA

Keberhasilan suatu usaha tergantung sebagian besar dari karakteristik pribadi dan

keterampilan. Sebelum memutuskan untuk memulai suatu usaha, maka seorang wirausaha

harus jujur menilai tentang diri sendiri apakah kita tepat untuk menjalankan usaha ini.

Usaha Mendoan Nano-Nano dikembangkan dalam rangka pengembangan

agroindustri khusus kedelai dalam pengolahan pangan dalam bentuk mendoan yang

dilakukan secara sederhana. Manfaat yang bisa diambil dari pengembangan usaha mendoan

nano-nano adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam konsumsi olahan kedelai.

Dalam menjalankan bisnis ini membutuhkan banyak keterampilan untuk dapat

menjalankan usaha dengan sukses.

Gagasan untuk mengembangkan usaha mendoan nano-nano ini juga karena hasil

produksi kedelai yang diolah menjadi tempe atau mendoan masih belum mendapatkan

tempat dalam pasaran wirausaha, jika ada mungkin belum membuat masyarakat terutama

kalangan mahasiswa tertarik mengkonsumsi mendoan. Maka dari hal tersebut munculah

ide gagasan usaha mendoan nano-nano yang merupakan salah satu olahan kedelai yang

diolah menjadi tempe lalu diberi beberapa inovasi dan kreasi rasa seperti menambah toping

yang memiliki banyak cita rasa. Sehingga munculah ide untuk membuat usaha mendoan

nano-nano yang berarti mendoan banyak rasa. Dengan hal ini maka diharapkan akan

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan karena adanya proses pengolahan lanjut atau

diversifikasi dari komoditi kedelai dan tempe.

4|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


1.2 JENIS USAHA

Jenis usaha mendoan nano-nano merupakan jenis usaha kuliner dan dapat dikatakan

sebagai industri rumah tangga, dimana memproses atau mengolah suatu bahan baku

menjadi bahan makanan dengan menambahkan beberapa inovasi dan kreasi cita rasa.

1.3 BENTUK USAHA

Bentuk usaha mendoan nano-nano adalah usaha patungan kelompok dan

dikembangkan sebagai usaha industri skala rumah tangga.

5|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


BAB II
ANALISIS

2.1 ASPEK TEKNIK

A. Sifat Usaha
Sifat usaha ini adalah usaha patungan kelompok yang bergerak dalam bidang kuliner
dengan membuat sebuah produk kuliner siap saji yaitu mendoan nano-nano

B. Jenis dan Jumlah Produksi


Jenis usaha ini dalah usaha dagang dalam bidang kuliner yang memproduksi makanan
ringan yaitu mendoan dalam jumlah produksi yang bisa tergolong kecil karena usaha
ini merupakan usaha rumahan dalam skala kecil

C. Lokasi
Untuk bisnis ini hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien, baik bagi
perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, kealat
transportasi, atau diantara ketiganya. 3i samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal. Lokasi dan target penjualan usaha ini adalah masyarakat sekitar
kampus terutama kalangan mahasiswa

D. Bangunan
Bangunan dalam unit usaha ini hanya berupa gerobak karena pada awalnya usaha ini
merupakan usaha rumahan dalam skala kecil sehingga tidak terlalu membutuhkan
bangunan yang megah dalam proses penjualannya. Namun jika usaha ini telah berjalan
dengan lancer dan ada potensi pasar yang besar makan bukan tidak mungkin unit usaha
ini membutuhkan bangunan sebagai tempat penjualan

E. Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologimasa kini dan yang
akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan
kapasitas.

6|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


Peralatan yang digunakan dalam proses usaha ini adalah dengan membeli peralatan
masak seperti pada umumnya menggunakan dana patungan dari kelompok

F. Layout Proses
tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay Out harus tepat dan prosesnya
praktis sehingga efisien

G. Proses Produksi
1. Campur bumbu halus dengan tepung beras dan kanji.
2. Aduk rata sambil dituang air sedikit demi sedikit.
3. Aduk terus hingga rata dan licin.
4. Masukkan kucainya.
5. Panaskan minyak banyak di penggorengan.
6. Celupkan tempe satu persatu ke dalam adonan tepung.
7. Goreng sampai kecoklatan.
8. Angkat dan sajikan dengan cabe rawit.

H. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dari usaha ini yaitu skala kecil karena usaha ini sendiri dibuat dalam
jenis usaha rumahan yang bisa dikatakan usaha dalam produksi skala kecil

I. Bahan Baku dan Bahan Penolong

- 300 gr tempe segar - 250 ml air


- 75 gr tepung terigu - 4 buah cabai rawit atau sesuai selera
- minyak goreng secukupnya
- 15 gr tepung beras
- ½ sdt garam
- ½ sdt bumbu penyedap
- 1 sdm bubuk ketumbar
- 3 siung bawang putih
- 1 buah daun bawang
- 4 sdm kecap manis

7|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


J. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha ini yaitu dengan memaksimalkan tenaga
kerja dari anggota kelompok yang sudah patungan dalam segala hal sehinggal usaha ini
dapat berjalan lancer

2.2 ANALISIS PASAR

A. Peluang Pasar
Kebutuhan dan keingan konsumen yang selalu tertarik dengan hal baru salah satunya
adalah makanan yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, sehingga produk
usaha mendoan nano-nano dapat menjadi peluang dalam pasar karena produk ini
memliki kreasi dan inovasi cita rasa yang dikemas disertai toping yang akan menambah
nikmat kuliner ini

B. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran usaha ini adalah semua sekitar kampus mahasiswa yang suka
terhadap kuliner-kuliner dengan ciri khas tersendiri

C. Pasar Sasaran
Pasar sasaran yang dituju dari usaha kuliner ini adalah semua kalangan masyarakat
terutama kalangan mahasiswa

8|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


D. Volume dan Harga Penjualan
Volume penjualan tergolong volume yang relatif kecil karena usaha ini merupakan
usaha rumahan dalam skala yang kecil, untuk harga penjualan usaha ini mematok harga
per satu produk mendoan nano-nano yaitu kisaran 5-6 ribu per porsi mendoan nano-
nano

E. Masa Hidup Produk


Masa hidup produk ini bisa bertahan lama, bahan pokok dari mendoan nano-nano masa
hidup produknya tidak melebihi dari waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan
modalnya setiap hari, yang berarti potensi pasar cukup tinggi

F. Struktur Pasar
Usaha kuliner ini akan dipasarkan pada pasar sempurna, yang berarti aka nada banyak
pembeli dan banyak penjual, produk yang dijual bersifat homogen, penjual dan pembeli
mengetahui pengetahuan yang sempurna mengenai pasar. Barang yang dijual bersifat
homogen artinya sekalipun membeli produk pada lain penjual, kemungkinan besar
kuantitas dan kualitasnya sama dengan penjual yang lainnya. Dengan demikian maka
perlu adanya inovasi dan kreasi pada produk yang dijual

G. Persaingan dan Strategi Bersaing


Persaingan di pasar cukup tinggi karena produk ini merupakan produk yang hampir
semua lapisan masyarakat dapat membuatnya. Dengan demikian maka dapat dikatakan
peluang pasar tidak terlalu tinggi. Namun ada ciri khas yang unik dari produk ini yang
membedakan dan menjadi keunggulan disbanding produk sejenin yang dijual di
pasaran, yaitu kreasi dan inovasi dalam cita rasa serta penambahan toping pada produk
kuliner ini. Untuk strategi bersaing yaitu dengan membuat terobosan-terobosan baru
dalam menginovasi dan mengkreasi produk ini yang bisa menjadi daya tarik terhadap
konsumen. Jaringan pasar yang menjadi strategi adalah jaringan di kalangan kampus
karena target utama pasaran produk ini adalah mahasiswa. Promosi yang akan
dilakukan adalah dengan menggunakan teknik dari mulut ke mulut dan melalui media
sosial sehingga strategi dalam bersaing dapat membuat peluang pasar menjadi terbuka
lebar

9|STUDI KELAYAKAN USAHA | KEWIRAUSAHAAN TEKNIK


H. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Apabila volume penjualan tinggi
berarti bisa dikatakan potensial dalam pemasarannya. Pertumbuhan pasar dapat
dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan, apabila volume penjualan tinggi semisal
lebih dari 20% maka peluang pasar menjadi potensial

I. Pangsa Pasar
Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yangdiminta dengan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. jika pangsa pasar menurut proyeksi
meningkat, bahkan setelah beberapa waktu mencapai 40%, berarti bisnis usaha yang
akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.

2.3 ANALISIS MANAJEMEN

A. Kepemilikan
Unit bisnis usaha didirikan dari modal patungan bersama, yang berarti kepemilikan unit
bisnis ini merupakan milik bersama. Adapun kentungan dari kepemilikan unit usaha
bisnis usaha ini adalah modal yang dibutuhkan dapat di realisasikan dengan cara
patungan dari semua anggota kelompok yang memiliki usaha ini sehingga tidak terlalu
menjadi beban dalam pengumpulan modal. Sebaliknya kekurangannya dari
kepemilikan unit usaha bisnis ini milik bersama yaitu pembagian untung yang dibagi
berdasarkan jumlah anggota yang dinyatakan memiliki unit usaha bisnis ini.

B. Struktur Organisasi
Struktur orgnisasi yang digunakan dalam unit bisnis usaha ini adalah organasi staff dan
lini yang merupakan gabungan dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang
atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam
mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf
dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran
nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktu
organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung.

10 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini dan kelompok staff.
2) Adanya pengembangan spesialisasi untuk para anggota.
3) Koordinasi didalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.

C. Tim Manajemen
Unit bisnis usaha ini akan dikeloka sendiri, dalam artian dikelola bersama kelompok.
Hal ini bergantung pada skala usaha dan kemampuan dari wirausaha, apabila dalam
perkembangannya usaha ini dapat membuat pertumbuhan pasar yang tinggi maka
bukan tidak mungkin unit usaha bisnis ini akan melibatkan orang lain secara
professional

D. Tenaga Kerja/Karyawan
Pada awal menjalankan usaha ini tidak terlalu memerlukan banyak tenaga kerja atau
karyawan karena pada dasarnya usaha ini merupakan usaha rumahan dalam skala kecil.
apabila dalam perkembangannya usaha ini dapat membuat pertumbuhan pasar yang

11 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
tinggi maka bukan tidak mungkin unit usaha bisnis ini akan melibatkan tenaga kerga
dan karyawan lain selain pemilik secara professional

2.4 ANALISIS KEUANGAN

A. Kebutuhan Dana
Yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnyadana untuk
aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.

Inventaris
Peralatan Harga

Etalase Rp. 1,623,500


Wajan pengoreng Rp. 253,000
Kompor dan tabung gas Rp. 224,000
Pengangkat makanan Rp. 23,500
Spatula Rp. 18,500
Peniris minyak Rp. 19,000
Cobekan Rp. 38,000
Baskom Rp. 31,500
Pisau Rp. 18,500
Timba Rp. 22,600
Meja Rp. 282,450
Kursi Rp. 397,500
Sendok Rp. 21,500
Serbet Rp. 13,000
Nampan Rp. 24,500
Piring Rp. 58,000
Tempat sampah Rp. 8,000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 16,000

Jumlah Investasi Rp. 3,093,050

Biaya Variabel
Tepung terigu Rp. 45,600 X 30 = Rp. 1,368,000
Tepung beras Rp. 34,000 X 30 = Rp. 1,020,000
Tempe Rp. 185,800 X 30 = Rp. 5,574,000
Merica butiran Rp. 6,500 X 30 = Rp. 195,000
Ketumbar Rp. 7,000 X 30 = Rp. 210,000

12 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
Bawang putih Rp. 29,500 X 30 = Rp. 885,000
Garam Rp. 5,500 X 30 = Rp. 165,000
Bawang merah Rp. 24,000 X 30 = Rp. 720,000
Penyedap rasa Rp. 5,000 X 30 = Rp. 150,000
Gula pasir Rp. 8,000 X 30 = Rp. 240,000
Kunyit Rp. 6,000 X 30 = Rp. 180,000
Daun bawang Rp. 12,500 X 30 = Rp. 375,000
Minyak goring Rp. 55,000 X 30 = Rp. 1,650,000
Cabai rawit Rp. 21,500 X 30 = Rp. 645,000
Kecap Rp. 16,000 X 30 = Rp. 480,000
Pengemas Rp. 25,000 X 30 = Rp. 750,000
Sabun cuci Rp. 300 X 30 = Rp. 9,000
Gas lpg Rp. 18,000 X 30 = Rp. 540,000
Sewa tempat Rp. 17,000 X 30 = Rp. 510,000
Promosi Rp. 4,000 X 30 = Rp. 120,000
Air dan listrik Rp. 16,000 X 30 = Rp. 480,000

Total Biaya Variabel Rp. 16,266,000

B. Sumber Dana
Dana yang dibutuhkan dalam menjalankan unit usaha bisnis adalah dengan
mendapatkan dari sumber dana internal yaitu dana dari hasil patungan kepimilikan
dengan anggota kelompok dengan prinsip laba yang didapatkan ditahan untuk membeli
modal pembiayaan variable kelangsungan usaha ini. Apabila usaha ini dapat
perkembang secara pesat dalam segment pasar maka bisa saja sumber dana berasal dari
sumber dana eksternal misalnya dengan peminjaman modal

C. Prediksi Pendapatan
Rincian prediksi pendapatan sebagai berikut :
Harga per satu porsi Keuntungan per satu porsi
Rp. 5.000,00 Rp. 1.500,00

Prediksi pendapatan per hari dapat dihitung dengan mengalikan keuntungan per satu
porsi dikali dengan jumlah porsi yang terjual
Keuntungan per satu Jumlah porsi yang Total keuntungan
porsi terjual
Rp. 1.500,00 100 Rp. 150.000,00

13 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
Untuk pendapatan per bulan bisa dihitung dengan menjumlahkan keuntungan perhari
sampai sebulan penuh

D. Prediksi Biaya
Prediksi biaya dibawah ini merupakan prediksi biaya usaha apabila usaha telah berjalan
cukup lama dan ada peluang pasar yang cukup besar

Tepung terigu Rp. 45,600 X 30 = Rp. 1,368,000


Tepung beras Rp. 34,000 X 30 = Rp. 1,020,000
Tempe Rp. 185,800 X 30 = Rp. 5,574,000
Merica butiran Rp. 6,500 X 30 = Rp. 195,000
Ketumbar Rp. 7,000 X 30 = Rp. 210,000
Bawang putih Rp. 29,500 X 30 = Rp. 885,000
Garam Rp. 5,500 X 30 = Rp. 165,000
Bawang merah Rp. 24,000 X 30 = Rp. 720,000
Penyedap rasa Rp. 5,000 X 30 = Rp. 150,000
Gula pasir Rp. 8,000 X 30 = Rp. 240,000
Kunyit Rp. 6,000 X 30 = Rp. 180,000
Daun bawang Rp. 12,500 X 30 = Rp. 375,000
Minyak goring Rp. 55,000 X 30 = Rp. 1,650,000
Cabai rawit Rp. 21,500 X 30 = Rp. 645,000
Kecap Rp. 16,000 X 30 = Rp. 480,000
Pengemas Rp. 25,000 X 30 = Rp. 750,000
Sabun cuci Rp. 300 X 30 = Rp. 9,000
Gas lpg Rp. 18,000 X 30 = Rp. 540,000
Sewa tempat Rp. 17,000 X 30 = Rp. 510,000
Promosi Rp. 4,000 X 30 = Rp. 120,000
Air dan listrik Rp. 16,000 X 30 = Rp. 480,000

E. Prediksi Untung Rugi


Perhitungan prediksi untung rugi adalah dengan cara menghitung selisih pendapatan
dengan pengeluaran dalam satu jangka waktu tertentu missal perbulan atau pertahun.

Untung Rugi = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp. 8.250.000 – Rp. 5.000.00,00 (per bulan)
= Rp 3.250.000,00 (per bulan)

14 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan :

3.1.1. Bisnis yang diusulkan


Usaha dagang yang bergerak di bidang kuliner yakni mendoan nano-nano dengan
berbagai varian rasa.

3.1.2. Aspek hukum


Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini masih tergolong usaha kecil sehingga izin
dari pemerintah tidak perlu dilakukan.

3.1.3. Aspek teknis


Lokasi yang dipilih adalah di sekitar kampus atau lingkungan mahasiswa. Letak
etalase berada di depan pertokoan atau ruko yang diatur sedemikian rupa sehingga
dapat secara efektif dan efisien melayani pembelian mendoan oleh customer.
Pemesanan mendoan dapat dilakukan saat jam pemasaran dimulai.

3.1.4. Aspek pemasaran


Perkembangan permintaan akan product mendoan akan terus meningkat.
Mengingat kondisi wilayah Indonesia khususnya Jogja yang didominasi oleh para
kalangan mahasiswa. Bisnis mendoan di masyarakat sudah banyak tetapi pada
daerah Jogja masih jarang gerai khusus mendoan. Sasaran usia usia yaitu anak-
anak 5 – 14 tahun (60 %), remaja 15 – 18 tahun (25%), dewasa 18+ tahun (15 %).
Status sosial ekonomi sasaran adalah menengah ke bawah. Orang yang
berstatus pekerjaannya sebagai pelajar, mahasiswa, pekerja, dan keluarga serta
orang-orang yang berada pada daerah tempat tinggal yaitu perkotaan.

15 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K
3.1.5. Aspek manajemen dan SDM
Di dalam manajemen usaha dagang ice cream ini hanya menggunakan 2 orang
pekerja yang menjaga stand secara bergilir sesuai shift. Pemilik dari usaha ini
adalah 5 orang yang bertugas menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan karyawan serta mencari peluang. Bila ada event, ikut serta untuk
membuka stand mendoan. Jam kerja dimulai dari pukul 12 siang- 8 malam.

3.1.6. Aspek sosial dan ekonomi serta dampak lingkungan


Usaha ini diharapkan memberi dampak positif terhadap masyarakat bahwa dalam
keadaan lapar dengan hadirnya mendoan dapat mengatasi rasa lapar seketika.
Adapun manfaat yang dapat dirasakan masyarakat sekitar yaitu dengan berdirinya
usaha ini bisa membuka peluang untuk tenaga kerja Tidak hanya itu, supplier pun
juga merasakan effect dari penjualan mendoan ini. Selain itu, dengan adanya
kotak amal, usaha ini diharapkan mampu membuat pola piker masyarakat untuk
membantu sesama yang dalam hal ini membutuhkan bantuan dari orang lain.

3.1.7. Aspek finansial


Berdasarkan perhitungan untung rugi di atas dimana pengeluaran lebih rendah
daripada pemasukan dalam satu jangka waktu tertentu, maka usaha tersebut layak
untuk dijalankan karena tingkat keuntungan tergolong relatif tinggi.

Berdasarkan aspek-aspek yang sudah ditinjau maka dapat disimpulkan bahwa


usaha ini layak untuk dijalankan.

16 | S T U D I K E L A Y A K A N U S A H A | K E W I R A U S A H A A N T E K N I K

Вам также может понравиться