Вы находитесь на странице: 1из 6

Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan:


1. Mortir dan stemper
2. Tabung sentrifugasi
3. Vortex
4. Sentrifugasi
5. Labu ukur 100 mL
6. Gelas kimia 250 mL
7. Buret
8. Statif dan klem
9. Erlenmeyer 250 mL
10. Pipet volume 10 mL
11. Pipet volume 25 mL
12. Pipet tetes
13. Pump pipet
14. Corong kaca
15. Kertas saring
16. Kaki tiga
17. Kawat kasa
18. Spiritus
19. Tabung reaksi
20. Rak tabung reaksi
21. Kertas pH
22. Indikator pH

 Bahan
1. Sampel No. 43 (Teofilin)
2. Etanol
3. Larutan Ag-Amoniakal
4. Larutan AgNO3 (Perak Nitrat)
5. Larutan NaCl (Natrium Klorida)
6. Indikator K2CrO4 (Kalium Kromat)
Prosedur Kerja

 Isolasi Sampel

Sampel Teofilin 1,6208 gram

ditambah etanol 96%

Dilakukan vortex

Dilakukan sentrifugasi, kecepatan 2000 rpm selama 20 menit

Didekantasi

Filtrat Residu

+ etanol 96%

Ditampung Divortex dan disentrifugasi kembali

Didekantasi

Filtrat Residu

Ditampung dan Dilakukan isolasi


diidentifikasi sampai sampel
dengan terisolasi kedalam
Ag-Amoniakal etanol semua

*Filtrat yang ditampung, ditambahkan etanol 96% ad 100 mL di labu ukur


*Ketika Teofilin direaksikan dengan Ag-Amoniakal lalu dipanaskan maka
akan terbentuk warna coklat
Titrasi argentometri dilakukan pada suasana netral (pH 6,5 - 9)

Larutan sampel hasil isolasi

Jika

Terlalu asam Terlalu basa

Ditambah CaCO3 atau Ditambah


NaHCO3 secara berlebihan asam asetat

Ditambah sedikit berlebihan CaCO3

 Pembakuan AgNO3 dengan NaCl

Dimasukkan 10 mL NaCl 0,1 N dengan pipet volume ke erlenmeyer

Ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4

Dititrasi dengan AgNO3 pelan-pelan hingga warna merah yang


terbentuk pada penambahan setiap tetes larutan mulai hilang

Lanjutkan penambahan tetes demi tetes larutan AgNO3 hingga warna


muda yang berbeda dengan sebelumnya muncul

Warna coklat-kemerahan tersebut harus tetap, tidak hilang dengan


pengocokan yang kuat

Diulang sampai 3 kali (triplo)

Dihitung konsentrasi AgNO3


 Penetapan Kadar Teofilin

Dipipet 10 mL sampel hasil isolasi dengan pipet volume


ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4

Dititrasi dengan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah bata

Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali (triplo)

Dihitung konsentrasi dan kadar Teofilin dalam sampel

Data Hasil Pengamatan

 Pembakuan AgNO3 dengan NaCl

Titrasi Volume Normalitas Volume Perubahan


ke- NaCl NaCl AgNO3 Warna

1 10 mL 0,05 N 10,5 mL Endapan merah bata

2 10 mL 0,05 N 10,6 mL Endapan merah bata

3 10 mL 0,05 N 10,7 mL Endapan merah bata

10,5+10,6+10,7
Rata-rata volume AgNO3 = = 10,6 mL
3

𝑉𝐴𝑔𝑁𝑂3 × 𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 = 𝑉𝑁𝑎𝐶𝑙 × 𝑉𝑁𝑎𝐶𝑙


10,6 mL x 𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 = 10 mL x 0,05 N
0,5
𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 = 10,6

𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 = 0,0472 N
 Penetapan Kadar Teofilin

Titrasi Volume Volume Normalitas Perubahan


ke- Teofilin AgNO3 AgNO3 Warna

1 10 mL 2 mL 0,0472 N Endapan merah bata

2 10 mL 2,1 mL 0,0472 N Endapan merah bata

3 10 mL 2,2 mL 0,0472 N Endapan merah bata


2+2,1+2,2
Rata-rata volume AgNO3 = = 2,1 mL
3

𝑉𝑇𝑒𝑜𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛 × 𝑉𝑇𝑒𝑜𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛 = 𝑉𝐴𝑔𝑁𝑂3 × 𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3


10 mL x 𝑁𝑇𝑒𝑜𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛 = 2,1 mL x 0,0472 N
0,0991
𝑁𝑇𝑒𝑜𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛 = 10

𝑁𝑇𝑒𝑜𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛 = 0,0099 N

gram Teofilin = 𝑁 × 𝐵𝐸 × 𝑉
= 0,0099 × 180,17 × 0,1
= 0,1784 gram

0,1784
% Kadar Teofilin = x 100 %
1,6208

= 11,0069 %
LAMPIRAN

Sampel yang Penimbangan Sebelum titrasi Proses titrasi


digunakan sampel

Hasil titrasi Hasil titrasi kedua Hasil titrasi ketiga Endapan merah
pertama bata

Вам также может понравиться