Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
- Riwayat Pernikahan
Pasien pernah menikah. Pasien sudah pernah menikah selama
15 tahun.
- Riwayat Pendidikan
SD (7 tahun – 12 tahun)
Pasien mulai sekolah pada usia 7 tahun. Akademiknya cukup,
dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
SMP (13 tahun – 15 tahun)
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak pernah ada
masalah dengan teman sekolah maupun guru di sekolah.
SMA (16 tahun – 18 tahun)
Saat duduk di Aliyah, nilai – nilai pasien cukup baik. Setelah
lulus dari Aliyah pasien pernah meminta kepada orang tuanya untuk
mendaftarkannya kuliah, namun kedua orang tua pasien tidak bisa
menguliahka pasien karena masalah dana.
- Riwayat Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam. Pasien mendapatkan
pendidikan agama yang baik karena bersekolah di sekolah Islam.
Pasien sangat jarang meninggalkan shalat wajib. Pasien rajin
berpuasa wajib, dan santun kepada orang-orang disekitar. Namun
biasanya, pasien akan malas mengerjakan sholat apabila penyakitnya
kambuh
- Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya.
Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak
pernah mendapatkan pelecehan seksual.
- Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien cenderung pendiam dan pemalu. Pasien juga jarang
bersosialisasi dilingkungan rumah dengan tetangganya. Tapi pasien
mengaku tidak takut untuk bersosialisasi, pasien hanya malas untuk
bersosialisasi.
- Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah terkait
masalah dengan kepolisian.
e. Riwayat Keluarga
Keterangan :
B. Pembicaraan
a. Volume : Sedang
b. Irama : Sesuai
c. Intonasi : Sedang
d. Artikulasi : Jelas
C. Mood& Afek
a. Mood : Hipotimia
b. Afek : Labil
c. Keserasian : Tidak serasi
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi :
Auditorik : Halusinasi auditorik
(Pasien sering mendengar suara-suara bisikan dari telinganya yang
menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu dan meremehkan
pasien).
Visual : Halusinasi visual
(Pasien mengaku melihat bayangan-bayangan berbentuk orang)
Taktil : Tidak ada
Olfaktorik : Tidak ada
Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak Ada
E. Gangguan Pikiran
1) Proses Pikir
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas
Blocking : Tidak Ada
Asosiasi Longgar : Tidak ada
Inkoherensi : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Flight of ideas : Tidak ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensial : Tidak ada
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2) Isi Pikir
Gangguan Isi Pikir :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Ide Referensi : Tidak ada
c. Waham
Waham Bizarre : Tidak ada
Waham Somatik : Tidak ada
Waham Kebesaran : Tidak ada
Waham Kejaran : Tidak ada
Waham Rujukan : Tidak ada
Waham Dikendalikan: : Tidak ada
Waham Cemburu : Tidak ada
Thought of insertion : Tidak ada
Thought of broadcasting : Tidak ada
Thought of withdrawal : Tidak ada
Thought of control : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
H. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Kurang (Selama dirawat, pasien jarang berbicara
dengan pasien lain dan hanya berbicara jika ditanya).
Uji Daya Nilai : Baik (Pasien apabila melihat ada kebakaran, akan
menyiram dengan air dan memanggil bantuan).
J. Tilikan
Derajat 1. Pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.
V. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologi yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(impairment/disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang
biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini
menderita gangguan jiwa.
Aksis I . Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang epilepsi
dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat
disingkirkan. Pasien tidak merokok dan tidak pernah meminum minuman
beralkohol maupun menggunakan zat-zat psikotropika. Pada pasien ini tidak
memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
(F10-F19).
Dari hasil wawancara didapatkan afek menumpul, halusinasi auditorik, visual,
waham tidak ada, tilikan derajat I, RTA terganggu. Berdasarkan data-data di atas,
maka sesuai kriteria PPDGJ III dan DSM-5, untuk :
Aksis I Pada pasien memenuhi kriteria diagnosis F20.1 (Skizofrenia
Hebefrenik).
Aksis II tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III Tidak ada diagnosis
Aksis IV Pasien sudah bercerai dengan suaminya dan berpisah dari anaknya.
Aksis V Penilaian kemampuan penyesuaian diri mempergunakan skala
GAF menurut PPDGJ III didapat saat pemeriksaan (current) : 60-
51 (gejala sedang, disabilitas sedang). GAF HLPY : 70-61
(beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll).
Non Farmakoterapi
- Terapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur,
menjelaskan pentingnya kontrol ke dokter setelah pulang dari rumah sakit
dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat. Disarankan
untuk sering berdiskusi dengan keluarga apabila ada masalah.
- Terapi Berorientasi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien, terutama kakak dan ibu pasien
mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi,
dan agar dapat mendukung kesembuhan pasien dengan mengingatkan
untuk minum obat.
- Terapi Sosial Budaya
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi yang bermanfaat dan
terapi rekreasi.
- Terapi Spiritual
Memotivasi pasien untuk selalu menjalankan ibadah, seperti shalat,
mengaji dan berdzikir.
VIII. PROGNOSIS
Premorbid Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Kepribadian premorbid Ada Buruk
Sosial ekonomi Kurang Buruk
Riwayat penyakit yang Ada Buruk
sama
Morbid Prognosis
Onset usia akhir remaja - Ada Buruk
dewasa muda
Perjalanan penyakit kronik Buruk
Kelainan organik Tidak Ada Baik