Вы находитесь на странице: 1из 16

STATUS PSIKIATRI

psikiatri. Menurut kakak pasien, saat jam 12 malam, pasien tiba-tiba


bangun dan berteriak-teriak sambil membanting-banting barang. Pasien
mengamuk dan menangis tanpa ada alasan. Kakak dan ibu pasien sendiri tidak
tahu apa yang menyebabkan pasien menjadi seperti itu. Kakak dan ibu pasien
tidak tahu apakah pasien ada masalah disekolah atau di lingkungan tempat tinggal
pasien. Karena menurut kakaknya, pasien merupakan seorang yang pendiam,
tidak begitu dekat dengan kakak maupun ibunya, dan pasien tidak pernah bercerita
tentang apapun yang dialaminya di sekolah maupun dilingkungan tempat
tinggalnya. Lalu pasien pun segera di bawa ke RS Jiwa Islam Kleder setelah di
beritahu oleh tetangganya. Setelah keluar dari RS, pasien mulai membaik. Tapi
kemudian pasien mengalami kekambuhan berupa marah-marah dan mengamuk.
Gejala pasien semakin bertambah dengan adanya suara-suara yang
didengar oleh pasien dan bayangan berbentuk orang. Suara tersebut hanya
terdengar oleh pasien. Suara tersebut, yang kadang terdengar suara laki-laki dan
terkadang perempuan, sering mencemooh pasien dengan kata-kata seperti “seh”.
Selain mendengar kata-kata yang mencemooh pasien, pasien juga mendengar
suara yang menyuruh pasien. Bayangan berbentuk orang sering dilihat pasien saat
bangun dari tidur.
Gejala yang lainnya adalah adanya berbicara kacau, memukul orang yang
ada di dekat pasien, malas mandi, malas sholat, malas minum obat, dan tertawa
sendiri. Saat kambuh dan mulai mengamuk maka pasien akan memukul orang
yang ada didekatnya. Namun pasien hanya memukul orang yang bukan
keluarganya. pasien sering memukul orang di luar rumah dan mengamuk. Kakak
pasien juga menyadari apabila pasien sudah mulai malas sholat, malas mandi,
maka pasien akan mengalami kekambuhan.
Menurut kakaknya pasien menyadari apabila akan mengalami
kekambuhan dari gejalanya. Apabila pasien akan mengalami kekambuhan pasien
akan segera pergi ke rumah kakaknya dan langsung meminta makan. Saat
disepanjang perjalan menuju kerumah kakaknya, pasien pasti akan mengamuk
dan memukuli orang yang ditemui olehnya dijalan. Dan apabila pasien sampai di
rumah kakaknya, kakaknya akan langsung mengajak pasien ke RS Jiwa Islam
Klender.
Keadaan pasien yang sering mengalami kekambuhan panyakitnya
menyebabkan pasien sering bolak balik RS Jiwa. Dalam setahun pasien bisa di
rawat sampai 3 kali. Pasien rutin berobat dan selalu mendapat obat dari RS.
Namun, terkadang pasien malas untuk meminum obat karena pasien merasa
setelah minum obat badannnya menjadi tidak enak.
Lima belas tahun sebelumnya pasien menikah. Pasien menikah karena
dijodohkan oleh orang tua dan kakak pasien. Orang tua pasien menikahkan pasien
dengan harapan pasien akan sembuh dari penyakitnya apabila pasien dinikahkan.
Namun ternyata, setelah 2 tahun menikah dan memiliki anak yang berumur 2
bulan pasien masih mengalami kekambuhan lagi. Bahkan kakaknya mengatakan
pasien pernah melempar anaknya yang berumur 2 bulan.
Sepuluh tahun sebelumnya. Masih sering mengalami kekambuhan.
Pasien sering bolak balik RS Jiwa untuk dirawat karena panyakitnya. saat ini
pasien makin malas untuk meminum obat. Sehingga pasien dianjurkan untuk
menggunakan obat yang disuntik. pasien harus datang ke RS Jiwa sebulan sekali
untuk disuntik dan kontrol.
Tiga tahun sebelumnya pasien diceraikan oleh suaminya. Suaminya
menceraikan pasien dengan alasan sudah capek mengurusi pasien. Karena merasa
pasien tidak kunjung sembuh juga. Setelah diceraikan pasien merasa sedih.
Namun, perceraian tersebut menurut pasien tidak menyebabkan kekambuhan
terhadap penyakit jiwanya. Menurut pasien, pasien juga memang kurang cinta
dengan suaminya karena menikah dijodohkan. Anak pasien tinggal dengan
ayahnya, sehingga pasien jarang bertemu dengan anaknya. Menurut kakaknya
pasien sangat sayang dengan anaknya.
Lima bulan sebelum masuk RS Jiwa Islam, pasien dirawat di RS Jiwa
Islam dengan keluhan yang sama yaitu mengamuk, memukul tetangganya,
tidur, tidak mau mandi dan tidak mau sholat. Pasien tidak mau mandi
selama 2 hari, sehingga penampilannya manjadi kotor. Dan pasien juga
mendengar suara-suara yang meremehkannya.
Satu hari sebelum masuk RS Jiwa, pasien datang ke rumah kakaknya.
Kakak pasien menyadari bahwa pasien mengalami kekambuhan dari panyakitnya,
karena kakak pasien mandapat cerita dari tetangganya bahwa pasien memukul
tetangganya saat sedang dalam perjalan ke rumah kakak pasien.

A. Riwayat Gangguan Sebelumnya


a. Psikiatri
Menurut kakak pasien, pasien sudah sering bolak balik ke RS Jiwa
Islam Klender untuk dirawat. Pasien sudah memiliki penyakit ini
semenjak dua puluh tahun yang lalu. Panyakit pasien sering kambuh.
Pasien sering menolak untuk meminum obat, sehingga pasien diberikan
obat dengan cara disuntik setiap sebulan sekali.
Terakhir kali dirawat adalah 5 bulan yang lalu. Setelah keluar dari
rumah sakit pasien sudah kurang gejalanya. Tapi saat ini pasien dirawat
lagi karena sedih memikirkan tidak bisa memberikan uang kepada
anaknya sehingga panyakit pasien kambuh lagi.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki gangguan medik sebelumnya. Pasien tidak
memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah mempunyai riwayat
kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat hingga
membutuhkan perawatan rumah sakit, dan tidak ada riwayat trauma
kepala sebelumnya.
c. Penggunaan NAPZA
Pasien mengaku tidak pernah merokok. Pasien menyangkal
pernah mengonsumsi alkohol dan obat – obat terlarang.

B. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit


a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dan seorang anak yang
diharapkan. Pasien dikandung cukup bulan, dilahirkan secara normal
dengan bantuan dukun beranak. Tidak ada masalah saat dan sebelum
kelahiran.
b. Masa Kanak – kanak dini / awal (0 - 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya, kakak pasien tidak
mengetahui secara pasti apakah ibu pasien memberikan ASI eksklusif
atau tidak. Pasien mendapat perhatian penuh dari kedua orang tua yang
merawatnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius ataupun
trauma. Pasien tumbuh dan kembang seperti anak seusianya. Tidak ada
masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan.
c. Masa kanak – kanak Pertengahan ( 3 – 11 tahun )
Secara fisik pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak
seusianya. Pasien cukup sering bermain dengan teman-teman sebayanya
namun lebih sering menyendiri. Menurut kakak pasien, pasien
merupakan anak yang pemalu. Karena pemalu pasien jarang
bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan rumahnya. Bahkan
pasien juga tidak begitu dengat dengan kedua orang tua dan kakaknya.
Sehingga ibu dan kakaknya sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan
pasien mengalami penyakitnya sekarang.
d. Masa Kanak Akhir dan Pubertas
Pasien masih merupakan anak yang pemalu. Pasien mengaku tidak
pernah berpacaran tetapi memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.
Menurut kakak pasien, pasien tidak memiliki masalah saat dirumah
maupun disekolah, karena tidak ada laporan dari sekolah ataupun
tetangganya. Kakak pasien tidak tahu apakah pasien ada masalah dengan
dirinya karena pasien merupakan orang yang tertutup.

- Riwayat Pernikahan
Pasien pernah menikah. Pasien sudah pernah menikah selama
15 tahun.
- Riwayat Pendidikan
 SD (7 tahun – 12 tahun)
Pasien mulai sekolah pada usia 7 tahun. Akademiknya cukup,
dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
 SMP (13 tahun – 15 tahun)
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak pernah ada
masalah dengan teman sekolah maupun guru di sekolah.
 SMA (16 tahun – 18 tahun)
Saat duduk di Aliyah, nilai – nilai pasien cukup baik. Setelah
lulus dari Aliyah pasien pernah meminta kepada orang tuanya untuk
mendaftarkannya kuliah, namun kedua orang tua pasien tidak bisa
menguliahka pasien karena masalah dana.
- Riwayat Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam. Pasien mendapatkan
pendidikan agama yang baik karena bersekolah di sekolah Islam.
Pasien sangat jarang meninggalkan shalat wajib. Pasien rajin
berpuasa wajib, dan santun kepada orang-orang disekitar. Namun
biasanya, pasien akan malas mengerjakan sholat apabila penyakitnya
kambuh
- Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya.
Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak
pernah mendapatkan pelecehan seksual.
- Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien cenderung pendiam dan pemalu. Pasien juga jarang
bersosialisasi dilingkungan rumah dengan tetangganya. Tapi pasien
mengaku tidak takut untuk bersosialisasi, pasien hanya malas untuk
bersosialisasi.
- Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah terkait
masalah dengan kepolisian.

e. Riwayat Keluarga
Keterangan :

Laki-Laki Perempuan Pasien Meninggal Tinggal Memiliki


dunia serumah gangguan
jiwa

Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Hubungan


pasien dengan ibu dan ayahnya baik, tapi tidak begitu dekat. Hubungan
pasien dengan kakaknya juga baik, namun tidak terlalu dekat. Ibu pasien
tidak bekerja dan memiliki penghasilan dari kontrakan. Pasien sudah
bercerai dengan suaminya semenjak 3 tahun yang lalu. Dari pernikahan
sebelumnya pasien meiliki seorang anak perempuan. Saat ini pasien dan
suaminya belum menikah lagi.
Ibu pasien merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara. Dan ayah
pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Ayah pasien saat ini
sudah meninggal.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang perempuan, postur tubuh tinggi sedang,
berpenampilan tampak seperti usianya. Saat di wawancara, pasien pasien
berpakaian cukup rapi, mengenakan baju warna merah muda dan celana
silver. Kulit pasien sawo matang, rambut hitam dan terlihat cukup bersih.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara, pasien sedang ingin berjalan-jalan di sekitar
bangsal perempuan. Selama wawancara, pasien duduk berdampingan
dengan pemeriksa dengan tenang. Kontak mata antara pasien dan
pemeriksa baik, pasien sering menjawab pertanyaan sambil tertawa-
tawa. Setelah dilakukan wawancara, pasien berjalan masuk ke kamarnya.
c. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif dan ramah terhadap pemeriksa, sopan, dan
menjawab semua pertanyaan dengan baik.

B. Pembicaraan
a. Volume : Sedang
b. Irama : Sesuai
c. Intonasi : Sedang
d. Artikulasi : Jelas

C. Mood& Afek
a. Mood : Hipotimia
b. Afek : Labil
c. Keserasian : Tidak serasi

D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi :
 Auditorik : Halusinasi auditorik
(Pasien sering mendengar suara-suara bisikan dari telinganya yang
menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu dan meremehkan
pasien).
 Visual : Halusinasi visual
(Pasien mengaku melihat bayangan-bayangan berbentuk orang)
 Taktil : Tidak ada
 Olfaktorik : Tidak ada
 Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak Ada

E. Gangguan Pikiran
1) Proses Pikir
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas
 Blocking : Tidak Ada
 Asosiasi Longgar : Tidak ada
 Inkoherensi : Tidak ada
 Neologisme : Tidak ada
 Flight of ideas : Tidak ada
 Sirkumstansial : Tidak ada
 Tangensial : Tidak ada
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2) Isi Pikir
Gangguan Isi Pikir :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Ide Referensi : Tidak ada
c. Waham
 Waham Bizarre : Tidak ada
 Waham Somatik : Tidak ada
 Waham Kebesaran : Tidak ada
 Waham Kejaran : Tidak ada
 Waham Rujukan : Tidak ada
 Waham Dikendalikan: : Tidak ada
 Waham Cemburu : Tidak ada
 Thought of insertion : Tidak ada
 Thought of broadcasting : Tidak ada
 Thought of withdrawal : Tidak ada
 Thought of control : Tidak ada
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada

F. Sensorium dan Kognisi


a. Kesadaran
E4V5M6 Compos Mentis
b. Orientasi
 Waktu : Baik (Pasien mengetahui perkiraan waktu
dilakukan wawancara sekitar siang hari, dan dapat
menyebutkan tanggal, bulan dan tahun saat dilakukan
wawancara)
 Tempat : Baik (Pasien mengetahui bahwa ia sedang berada
di Rumah Sakit)
 Orang : Baik (Pasien tahu bahwa ia diwawancarai oleh
dokter muda dapat mengenali dokter muda)
c. Daya Ingat
 Segera : Baik (mampu mengingat nama 3 benda yang
pemeriksa sebutkan)
 Jangka pendek : Baik (Mampu mengingat menu makan paginya)
 Jangka panjang: Baik (pasien dapat mengingat tahun kelahirannya
dan masa kecilnya)
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi kurang, pasien tidak dapat melakukan pengurangan
yang diberikan pemeriksa (seven serial test). Perhatian baik, pasien dapat
mengeja kata D-U-N-I-A dan dapat mengeja dari belakang A-I-N-U-D.
e. Kemampuan Membaca dan Menulis
Kemampuan menulis baik, pasien dapat menulis biodata dan dapat
membaca tulisan tersebut dengan baik.
f. Kemampuan Visuospasial
Baik. dapat menggambarkan jam analog pukul 03.00.
g. Pemikiran abstrak
Baik. Pasien dapat memberikan arti dari peribahasa “Tong kosong
nyaring bunyinya” yang artinya orang – orang banyak bicara tapi otaknya
kosong.
h. Kemampuan Informasi dan Intelegensi
Baik. Pasien mengetahui nama presiden Republik Indonesia saat ini.

G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.

H. Daya Nilai
 Daya Nilai Sosial : Kurang (Selama dirawat, pasien jarang berbicara
dengan pasien lain dan hanya berbicara jika ditanya).
 Uji Daya Nilai : Baik (Pasien apabila melihat ada kebakaran, akan
menyiram dengan air dan memanggil bantuan).

I. Reality Testing of Ability (RTA)


RTA terganggu.

J. Tilikan
Derajat 1. Pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.

K. Taraf Dapat Dipercaya


didekatnya. Namun pasien hanya memukul orang yang bukan
keluarganya. pasien sering memukul orang di luar rumah dan mengamuk.Pasien
rutin berobat dan selalu mendapat obat dari RS. Namun, terkadang pasien malas
untuk meminum obat karena pasien merasa setelah minum obat badannnya
menjadi tidak enak.
Lima belas tahun sebelumnya pasien menikah. Pasien menikah karena
dijodohkan oleh orang tua dan kakak pasien. Orang tua pasien menikahkan pasien
dengan harapan pasien akan sembuh dari penyakitnya apabila pasien dinikahkan.
Namun ternyata, setelah 2 tahun menikah dan memiliki anak yang berumur 2
bulan pasien masih mengalami kekambuhan lagi. Bahkan kakaknya mengatakan
pasien pernah melempar anaknya yang berumur 2 bulan.
Tiga tahun sebelumnya pasien diceraikan oleh suaminya. Suaminya
menceraikan pasien dengan alasan sudah capek mengurusi pasien. Karena merasa
pasien tidak kunjung sembuh juga. Setelah diceraikan pasien merasa sedih.
Namun, perceraian tersebut menurut pasien tidak menyebabkan kekambuhan
terhadap penyakit jiwanya. Menurut pasien, pasien juga memang kurang cinta
dengan suaminya karena menikah dijodohkan.
Lima bulan sebelum masuk RS Jiwa Islam, pasien dirawat di RS Jiwa
Islam dengan keluhan yang sama yaitu mengamuk, memukul tetangganya,
berbicara ngawur, dan tidak mau minum obat. Pasien dirawat selama 15 hari.
Dua minggu sebelum masuk RS Jiwa, anak pasien datang ke rumah
pasien meminta untuk studi tour sebesar 4 juta rupiah. Pasien meminta uang
kepada ibunya untuk diberikan kepada anaknya, tapi ibu pasien tidak bisa
memberikan uang kepada anaknya karena uang yang diminta terlalu besar
sehingga ibu pasien tidak bisa mmeberikannya. Setelah kejadian tersebut, pasien
sering murung dan merasa sedih.
Satu minggu sebelum masuk RS Jiwa, pasien sering mondar-mandir di
rumah. Pasien sering pergi ke rumah kakak pasien. Bicara pasien mulau kacau dan
ngawur. Keluhan yang lain yang diceritakan oleh kakak pasien adalah tidak bisa
tidur, tidak mau mandi dan tidak mau sholat. Pasien tidak mau mandi selama 2
hari, sehingga penampilannya manjadi kotor. Dan pasien juga mendengar suara-
suara yang meremehkannya.
Satu hari sebelum masuk RS Jiwa, pasien datang ke rumah kakaknya.
Kakak pasien menyadari bahwa pasien mengalami kekambuhan dari panyakitnya,
karena kakak pasien mandapat cerita dari tetangganya bahwa pasien memukul
tetangganya saat sedang dalam perjalan ke rumah kakak pasien.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan, mood hipotimia, afek labil.
Bicara koheren. Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, visual. RTA
terganggu, tilikan derajat I.

IV. DAFTAR PROBLEM


1. Problem organobiologik : tidak ada
2. Problem psikologik dan perilaku :
 Halusinasi auditorik dan visual
 Waham tidak ada
 Menarik diri dan lebih suka menyendiri.
3. Problem Keluarga : pasien sudah bercerai dengan suaminya dan tidak
bekerja sehingga tidak bisa memberikanuang pada anaknya

V. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologi yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(impairment/disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang
biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini
menderita gangguan jiwa.
Aksis I . Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang epilepsi
dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat
disingkirkan. Pasien tidak merokok dan tidak pernah meminum minuman
beralkohol maupun menggunakan zat-zat psikotropika. Pada pasien ini tidak
memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
(F10-F19).
Dari hasil wawancara didapatkan afek menumpul, halusinasi auditorik, visual,
waham tidak ada, tilikan derajat I, RTA terganggu. Berdasarkan data-data di atas,
maka sesuai kriteria PPDGJ III dan DSM-5, untuk :
Aksis I Pada pasien memenuhi kriteria diagnosis F20.1 (Skizofrenia
Hebefrenik).
Aksis II tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III Tidak ada diagnosis
Aksis IV Pasien sudah bercerai dengan suaminya dan berpisah dari anaknya.
Aksis V Penilaian kemampuan penyesuaian diri mempergunakan skala
GAF menurut PPDGJ III didapat saat pemeriksaan (current) : 60-
51 (gejala sedang, disabilitas sedang). GAF HLPY : 70-61
(beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll).

VI. EVALUASI MULTIAKSIS


Aksis I : F20.1 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Pasien sudah bercerai dengan suaminya dan berpisah dari
anaknya.
Aksis V : GAF current : 60-51
GAF HLPY : 70-61

VII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi
- Risperidone 2 x 1mg
- Trihexyfenidyl 2 x 1mg
- Merlopam 1 x 1mg

Non Farmakoterapi
- Terapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur,
menjelaskan pentingnya kontrol ke dokter setelah pulang dari rumah sakit
dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat. Disarankan
untuk sering berdiskusi dengan keluarga apabila ada masalah.
- Terapi Berorientasi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien, terutama kakak dan ibu pasien
mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi,
dan agar dapat mendukung kesembuhan pasien dengan mengingatkan
untuk minum obat.
- Terapi Sosial Budaya
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi yang bermanfaat dan
terapi rekreasi.
- Terapi Spiritual
Memotivasi pasien untuk selalu menjalankan ibadah, seperti shalat,
mengaji dan berdzikir.

VIII. PROGNOSIS
Premorbid Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Kepribadian premorbid Ada Buruk
Sosial ekonomi Kurang Buruk
Riwayat penyakit yang Ada Buruk
sama

Morbid Prognosis
Onset usia akhir remaja - Ada Buruk
dewasa muda
Perjalanan penyakit kronik Buruk
Kelainan organik Tidak Ada Baik

 Faktor yang memberikan pengaruh baik :


- Faktor pencetus jelas yaitu : tidak bisa memberikan anaknya uang
- Tidak ada kelainan organik
 Faktor yang memberikan pengaruh buruk :
- Ada riwayat penyakit yang sama sebelumnya
- Sosial ekonomi kurang
- Ada kelainan kepribadian premorbid
- Ada riwayat penyakit keluarga
- Gangguan terjadi dalam sudah 20 tahun
- Onset usia akhir remaja

Вам также может понравиться

  • Sindrom Ulkus Rektal Soliter
    Sindrom Ulkus Rektal Soliter
    Документ2 страницы
    Sindrom Ulkus Rektal Soliter
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • LLLL
    LLLL
    Документ3 страницы
    LLLL
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • DBD
    DBD
    Документ3 страницы
    DBD
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Diagnosa dan perawatan pendahuluan
    Diagnosa dan perawatan pendahuluan
    Документ4 страницы
    Diagnosa dan perawatan pendahuluan
    Andres Tandean
    Оценок пока нет
  • DBD
    DBD
    Документ3 страницы
    DBD
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Diabetes Mellitus Word
    Diabetes Mellitus Word
    Документ20 страниц
    Diabetes Mellitus Word
    indah eka
    Оценок пока нет
  • Refreshing TB
    Refreshing TB
    Документ17 страниц
    Refreshing TB
    Kevin
    Оценок пока нет
  • Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    Документ2 страницы
    Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    Документ2 страницы
    Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Jejas Sel Irreversible
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • JJ
    JJ
    Документ4 страницы
    JJ
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Non Baku
    Non Baku
    Документ2 страницы
    Non Baku
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • DBD
    DBD
    Документ3 страницы
    DBD
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Turn To Red Can Be Blue
    Turn To Red Can Be Blue
    Документ11 страниц
    Turn To Red Can Be Blue
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • CT Scan
    CT Scan
    Документ14 страниц
    CT Scan
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • DBD
    DBD
    Документ3 страницы
    DBD
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Journal Rad
    Journal Rad
    Документ4 страницы
    Journal Rad
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Presentation HT FInal
    Presentation HT FInal
    Документ11 страниц
    Presentation HT FInal
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Demensia
    Penyuluhan Demensia
    Документ14 страниц
    Penyuluhan Demensia
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Bipeler
    Bipeler
    Документ16 страниц
    Bipeler
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Lapkas HHD Scribd
    Lapkas HHD Scribd
    Документ10 страниц
    Lapkas HHD Scribd
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Turn To Red Can Be Blue
    Turn To Red Can Be Blue
    Документ11 страниц
    Turn To Red Can Be Blue
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Referat Bipolar
    Referat Bipolar
    Документ25 страниц
    Referat Bipolar
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Radiologi Kardiovaskular
    Radiologi Kardiovaskular
    Документ26 страниц
    Radiologi Kardiovaskular
    Chyntia Putri
    Оценок пока нет
  • Journal Rad
    Journal Rad
    Документ4 страницы
    Journal Rad
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Presentation and Research Bipolar
    Presentation and Research Bipolar
    Документ16 страниц
    Presentation and Research Bipolar
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Risperidone Manusia
    Risperidone Manusia
    Документ7 страниц
    Risperidone Manusia
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Bipeler
    Bipeler
    Документ16 страниц
    Bipeler
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Clozapin Obat Psiko
    Clozapin Obat Psiko
    Документ9 страниц
    Clozapin Obat Psiko
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Domdone Halo
    Domdone Halo
    Документ7 страниц
    Domdone Halo
    sakelengel
    Оценок пока нет
  • Obat Antisiko
    Obat Antisiko
    Документ9 страниц
    Obat Antisiko
    sakelengel
    Оценок пока нет