Вы находитесь на странице: 1из 10

I.

Identitas Pasien

a. Nama Pasien : Nn. Sutarti

b. Tempat, tanggal lahir : Kediri, 10 Desember 1960

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Alamat : Lingkungan klotok, Mojoroto, Kediri

e. Rekam Medik : 0010128

II. Anamnesis

a. Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan langit-langit dan semua gusi yang tertutup

gigi tiruan berwarna kemerahan dan perih.

Riwayat Penyakit

Pasien merasa langit-langit dan semua gusi terasa perih sejak ± 3 hari

yang lalu, pasien telah menggunakan gigi tiruan sejak ±2 tahun yang lalu gigi

tiruan rahang atas pasien tidak bisa dilepas sejak awal pemakaian, namun baru

saja bisa bisa dilepas 1 hari yang lalu, gigi tiruan rahang bawah pasien jarang

dilepas dan dibersihkan, pasien hanya membersihkan gigi tiruannya 3 hari

sekali serta tidak dilepas saat tidur pasien pernah mengobati keluhan tersebut

dengan obat ponstan pasien tidak memiliki penyakit sistemik dan alergi obat.

b. Riwayat perawatan gigi : pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabutkan gigi

belakang kanan bawah.

1
2

c. Kebiasaan buruk : TAA

d. Riwayat sosial : menengah ke bawah

e. Riwayat penyakit sistemik : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

f. Riwayat penyakit keluarga : TAA

III. Pemeriksaan Objektif

a. Pemeriksaan Ekstra oral :

 Muka : TAA

 Pipi kanan : TAA

Kiri : TAA

 Bibir atas : TAA

 Sudut mulut : TAA

 Kelenjar limfe

- Submandibularis kanan : TAA

Kiri : TAA

- Submentalis : TAA

- Leher : TAA

 Kelenjar saliva

- Parotis kanan : TAA

Kiri : TAA

- Sublingualis : TAA
3

 Lain-lain : TAA

b. Pemeriksaan Intra oral :

- Mukosa labial atas : TAA

Bawah : TAA

- Komisura kanan : TAA

Kiri : TAA

- Mukosa bukal kanan : TAA

Kiri :TAA.

- labial fold atas : TAA

Bawah : TAA

- Bukal fold atas : TAA

Bawah : TAA

- Gingiva RA : Pada gingiva rahang atas yang tertutup gigi tiruan terdapat makula,

merata, warna kemerahan, dari regio gigi 15-25, batas jelas , dan terasa perih.

RB : Pada gingiva rahang bawah yang tertutupi gigi tiruan terdapat makula,

merata, warna kemerahan, dari regio 33-45, batas jelas, dan terasa perih.

- Palatum : TAA

- lidah : Pada dorsal lidah terdapat papula, warna kemerahan, diameter 2mm, multiple,

tidak sakit. Pada dorsal lidah terdapat pseudomembran berwarna putih kekuningan

batas difuse, dapat dikerok, tidak meninggalkan kemerahan, tidak sakit.

IV. Diagnosis Sementara


4

Suspect Denture Stomatitis tipe II

V. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang lab Mikrobiologi di dapatkan hasil dari bahan usap

palatum ditemukan bentukan khas jamur/ spora.

VI. Diagnosis

Denture Stomatitis tipe II

VII. Rencana Perawatan

Kunjungan 1

1. Pasien diinstruksikan berkumur dengan air bersih

KIE:

a. Obat oles digunakan 3x sehari dengan cara berkumur dahulu sebelum

menggunakan air bersih , kemudian oleskan obat secukupnya sampai semua

daerah yang kemerahan terkena obat oles (mengoleskan obat dapat menggunakan

cotton bud), kemudian setelah menggunakan obat jangan makan dan minum

selama ± 30 menit.

b. Selama perawatan gigi tiruan untuk tidak digunakan terlebih dahulu dan

mengkonsumsi makannan yang lunak terlebih dahulu. Pasien diinstruksikan untuk

membersihkan gigi tiruan tersebut sebelum tidur dan direndam dengan air bersih

saat malam hari. Pasien diinstruksikan untuk segera mencabutkan gigi yang tinggal

sisa akar, dan membuatkan gigi tiruan baru..

c. Kontrol 7 hari kemudian (saat kontrol obat oles harap dibawa)

Resep:
5

R/ Daktarin oral gel 20mg tube No. I

S 3 dd lit or II

Kunjungan I rahang atas

Kunjungan ke-2 (kontrol 1)

S : Pasien datang untuk melakukan kontrol pertama hari ke 7 setelah perawatan

pasien sudah tidak merasa perih dan tidak sakit obat dipakai sesuai instruksi obat

Daktarin gel sudah habis.

O : EO : Normal

IO : Normal

A : Denture Stomatitis sembuh

P :

1. Menghentikan penggunaan obat

2. melakukan pencabutan pada gigi yang tinggal sisa akar pada departemen bagian

bedah mulut dan membuatkan gigi tiruan yang baru.

Rujukan : ke departemen bedah mulut dan prostodonsia.


6

Kunjungan II rahang atas

VIII. Pembahasan

A. Pengertian

Denture stomatitis atau kandidiasis atropik kronis merupakan suatu peradangan

mukosa yang biasanya terjadi pada pengguna gigi tiruan lepasan baik gigi tiruan

sebagian lepasan maupun gigi tiruan lengkap dan terlihat keadaan yang merah, licin

serta terasa sakit (Delvia dkk., 2016). Denture stomatitis disebabkan oleh organisme

Candida yang berada dibawah gigi tiruan. Tipe denture stomatitis menurut (Pinborg,

2009) antara lain: tipe I yaitu peradagan setempat (lokal) kadang-kadang disebut

“localized simple inflammation”, timbul bintik-bintik merah biasanya disekitar

kelenjar saliva minor pada palatum (pinpoint hyperemia). Tipe II: timbul kemerahan

secara difus, rata dan meluas hingga ke seluruh daerah yang tertutup gigi tiruan. Tipe

III: tipe granulasi, ditandai oleh oleh mukosa yang hiperemik dengan bentukan

granulasi atau nodula.

B. Diagnosa banding
7

Diagnosa banding dari denture stomatitis adalah antibiotic sore mouth/kandidiasis

atropik akut

Persamaan: lesi merah, sakit, tidak dapat dikerok, etiologi C. albicans, terapi dengan

antifungi.

Perbedaan Denture stomatitis Antibiotic sore mouth


Faktor predisposisi Penggunaan gigi tiruan Konsumsi antibiotik
Perjalanan Kronis Akut
penyakit
(Laskaris, 2006)

C. Patogenesis

Pada kasus ini pasien telah menggunakan gigi tiruan yang dibuat oleh tukang

gigi ± sejak 2 tahun yang lalu. Gigi tiruan rahang atas pasien dipasang cekat sehingga

tidak dapat dilepas, sedangkan pada rahang bawah gigi tiruan dibuat lepasan namun

pasien jarang membersihkannya (± hanya dibersihkan 3 hari sekali) dan tetap dipakai

saat tidur malam. Salah satu fungsi dari gigi tiruan adalah untuk mengembalikan

fungsi kunyah, namun apabila gigi tiruan melekat erat pada gingiva secara terus

menerus dan jarang dibersihkan maka akan terjadi penumpukan sisa makanan pada

daerah fitting surface (bagian gigi tiruan yang tidak dipulas) sehingga memudahkan

perlekatan C. albicans dan pertumbuhannya meningkat. Proses infeksi Candida

albicans diawali oleh melekatnya C. albicans ke epitel, selanjutnya C. albicans yang

berbentuk yeast akan membentuk kolonisasi pada permukaan epitel, selanjutnya C.

albicans (yeast) akan berubah menjadi pseudohyphae yang menyerap nutrisi yang

dibutuhkan oleh sel, kemudian pseudohyphae akan berubah menjadi hifa yang akan
8

meningkatkan perlekatan ke epitel dan akan menginvasi lapisan epitel lebih lanjut.

Selanjutnya C. albicans akan memproduksi berbagai enzim yaitu aspartyl proteinase,

phospoliphase, lipase dan esterase. Enzim ekstraseluler (aspartyl proteinase) ini

berfungsi membantu pertumbuhan hifa dalam menginvasi epitel, PLs (phospholipase)

berfungsi merusak membran sel, enzim lipase memiliki efek sitolitik yaitu bersifat

toksik yang menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel. Dengan adanya enzim

yang diproduksi oleh C. albicans maka akan terjadi kerusakan sel lebih lanjut dan

menyebabkan inflamasi kronis yang disebut denture stomatitis (Soeprapto, 2017).

D. Penatalaksanaan

Pada kasus ini pasien diterapi dengan obat Dactarin oral gel yang komposisinya

adalah miconazole. Cara kerja obat ini yaitu menghambat biosintesis ergosterol yang

merupakan sterol utama untuk mempertahankan integritas/konsistensi membran sel

jamur. Apabila integritas sel jamur terganggu maka mengakibatkan permeabilitas dari

dinding sel jamur akan terganggu sehingga terjadi penghancuran jamur.

E. Kesimpulan
Pasien perempuan (49 th)

2 tahun Memakai GT dari tukang gigi

RA: Cekat tdk dapat RB: lepasan  dibersihkan 3


dilepas hari sekali + malam dipakai
9

daerah fitting surface


Akumulasi debris
(bagian GT tdk dipoles)

Pertumbuhan C. albicans meningkat

Perlekatan ke epitel

Kolonisasi C. albicans (yeast)


(yeast)
Pseudohyphae Menyerap nutrisi sel

Hifa

Invasi ke epitel

Produksi enzim

Aspartyl proteinase phospolipase lipase

Kerusakan sel
Daftar Pustaka
Inflamasi kronis
Delvia T. M., Damajanty, H.C.P., dan Krista V. S. 2016. ”Gambaran Denture
Stomatitis pada Pengguna Gigi Tiruan di Kelurahan Winangun Satu Kecamatan
Denture5(2)
Malalayang”. Jurnal Ilmiah Farmasi. stomatitis
10

Laskaris, G.2006. Pocket Atlas of Oral Disease. Newyork : Thieme

Pindborg, J. J. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Tangerang: Binarupa Aksara

Soeprapto, A. 2017. Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta:


STPI Bina Insan Mulia

Вам также может понравиться