Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA


“KONSEP DASAR DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN MENURUT
MANAJEMEN KEBIDANAN 7 LANGKAH VARNEY DAN CATATAN
PERKEMBANGAN SOAP IUD”

DOSEN PEMBIMBING :
Ratna Dewi, SKM, MPH

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. Della Nofriantika
2. Dwi Diana Noviana
3. Febri Yulianti P
4. Krise Yusiana
5. Luxy Yuniar
6. Maya Rumanti
7. Putri Belinda Permatasari
8. Qunita Luvia
9. Rini Putri
10. Tiza Indah
11. Yuriska Verina

PRODI DIV KEBIDANAN TINGKAT 2


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “Konsep Dasar Dokumentasi Asuhan Kebidanan Menurut Manajemen
Kebidanan 7 Langkah Varney Dan Catatan Perkembangan SOAP IUD”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang sangat kami harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.

Bengkulu, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. .............................................................. …


DAFTAR ISI .............................................................................. …
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... ….
B. Rumusan Masalah .......................................................... ….
C. Tujuan Masalah .............................................................. …..
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Manajemen Kebidanan.............................................
B. Tinjauan Kasus......................................................................
C. Data Perkembangan…………………………………….........
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………..………...
B. Saran ……………………………………………………..…..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….....…........
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi
untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas
adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam
kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental
dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati
dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta
KB yang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%),
Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan
peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti
pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR
terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak
semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan
yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang
oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dengan Konsep Manajemen Kebidanan?
2. Bagaimana Contoh Tinjauan Kasus Manajemen Kebidanan Menurut Varney Pada
Iud?
3. Bagaimana Contoh Soap Perkembangan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Manajemen Kebidanan
2. Untuk Mengetahui Contoh Tinjauan Kasus Manajemen Kebidanan Menurut
Varney Pada Iud
3. Untuk Mengetahui Contoh Soap Perkembangan
BAB II

PEMBAHASAN

D. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka berpikir yang digunakan


oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis
dan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan ilmiah,
penemuan, dan ketrampilan dalam tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien (Yulifah dan Surachmindari, 2013).

2. Manajemen Kebidanan dan langkah-langkah Asuhan Kebidanan menurut


Varney
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, adalah sebagai berikut :
a. Langkah I: Pengkajian
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Menurut Yulifah
dan Surachmindari (2014). Pengumpulan data ini meliputi :
 Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan nama
dengan informasi atau komunikasi (Nursalam, 2009).
Data subjektif meliputi :
1) Biodata : Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah,
keluarga).
a) Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b) Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko, apabila dibawah
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang dan jika lebih dari 35 tahun
akseptor KB mendekati menopause.
c) Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
d) Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan yang
berhubungan dengan KB.
e) Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
f) Pekerjaan pasien dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena mempengaruhi dalam pemenuhan gizi pasien.
g) Alamat pasien dikaji untuk mempermudah hubungan jika diperlukan
dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal
pasien.

1) Keluhan utama
Mengetahui keluhan utama/alasan datang ke institusi pelayanan kesehatan dan
kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang
(Muslihatun dkk, 2009).
 Persyaratan Pemakaian IUD/AKDR
Yang dapat menggunakan yaitu:
1. Usia reproduktif
2. Resiko rendah IMS (Infeksi Menular Seksual)
3. Tidak menghendaki metode hormonal
4. Keadaan nulipara: perempuan yang belum pernah melahirkan anak
5. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
6. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
7. Pasca melahirkan dan tidak menyusui bayinya
8. Pasca abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
11. Perokok, sedang menyusui, gemuk atau kurus
12. Sedang memakai antibiotik atau anti kejang
13. Penderita tumor jinak payudara, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid,
dll (Saifuddin, 2006)

Yang tidak Diperkenankan Memakai IUD/AKDR


1. Sedang hamil (diketahui/kemungkinan hamil).
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
bulan terakhir sedang mengalami/menderita PRP/abortus septik.
4. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri.
5. Penyakit trofoblas ganas.
6. Diketahui menderita TBC pelvis.
7. Kanker alat genital.
8. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm (Saifuddin, 2006).

2) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur klien saat
perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun dkk, 2009).

3) Riwayat Menstruasi
Meliputi siklus, lama menstruasi, dismenorea, perdarahan pervaginam dan
flour albus (Muslihatun dkk, 2009).

4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui jumlah
paritas dan abortus (Muslihatun dkk, 2009).

5) Riwayat keluarga berencana


Untuk mengetahui metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan dan berhentinya, keluhan/alasan berhenti (Muslihatun dkk,
2009).
6) Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti batuk, pilek ataupun
demam. Riwayat penyakit sistemik yang sedang atau pernah diderita
(penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, ASMA, epilepsi, hati,
malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS). Riwayat penyakit sistemik keluarga,
riwayat penyakit ginekologi dan riwayat penyakit sekarang (Muslihatun dkk,
2009).

7) Kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan
dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau
tidak.
(1) Nutrisi. Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adalah penurunan berat badan atau tidak pada pasien.
(2) Eliminasi. Untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK, dan bagaimana
keseimbangan antara intake dan output.
(3) Istirahat. Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan malam. Pada
kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisiologi istirahat ibu terganggu
karena adanya rasa yang tidak nyaman.
(4) Aktifitas. Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari.
(5) Personal hygiene. Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien.
Kebersihan perorangan sangat penting agar terhindar dari penyakit kulit
(Muslihatun dkk, 2009).
(6) Pola seksual. Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibu
(Muslihatun dkk, 2009).
(7) Keadaan psikologis. Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang,
apakah ibu merasa takut atau cemas dengan keadaan sekarang (Nursalam,
2009)

 Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan dengan kriteria baik
yaitu apabila ibu mampu melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan
atau lemah apabila ibu tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri
(Matondang, 2013).

2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis yaitu kesadaran
normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya. Apatis adalah keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. Delirium adalah
gelisah, disorientasi, memberontak, berteriak-teriak. Somnolen kesadaran
menurun respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran
dapat pulih bila dirangsang. Stupor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
respon terhadap nyeri. Coma yaitu tidak bisa dibangunkan tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun(Muslihatun dkk, 2009)

3) Tanda-tanda vital meliputi :


(1) Tekanan darah. Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi,
tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
(2) Denyut jantung.Menilai kecepatan, irama suara jantung jelas dan teratur.
Denyut jantung normal pada orang dewasa adalah 60-80 x/menit.
(3) Pernafasan. Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.
Respirasi normal 40-60 x/menit.
(4) Temperatur. Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit 36,5°C.
(5) Pemeriksaan Antropometri. Menurut Nursalam(2009),
pemeriksaanatropometri meliputi:
- Berat badan : Untuk memantau berat badan naik atau turun.
- Panjang badan : Untuk mengukur tinggi badan.

4) Pemeriksaan head to toe


(1) Kepala dan leher. Meliputi edema wajah, mata (kelopak mata pucat,
warna sklera), mulut (rahang pucat, kebersihan, keadaan gigi, karies,
karang, tonsil), leher (pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe)
(Muslihatun dkk, 2009).
(2) Muka. Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah warna
kulitnya ekspresi wajahnya, dan pembengkakan daerah wajah dan
kelopak mata. Dilanjutkan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui ada
tidaknya kemerahan atau anemia (Muslihatun dkk, 2009).
(3) Mata. Pemeriksaan mata dilakukan dengan inspeksi bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, dan pupil. (Muslihatun dkk, 2009).
(4) Telinga. Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui
keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membran timpani,
dan pendengaran (Muslihatun dkk, 2009).
(5) Hidung. Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk
dan fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian
dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat
apakah ada polip dan kebersihannya (Muslihatun dkk, 2009).
(6) Mulut dan faring. Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan posisi
pasien duduk. Pengkajian dimulai dengan mengamati bibir, gudi, lidah,
selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan palatum
kemudian faring (Muslihatun dkk, 2009).
(7) Leher. Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan
pembesaran kelenjar getah bening (Muslihatun dkk, 2009).
(8) Payudara. Meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan
puting susu, retraksi, adanya benjolan/massa yang mencurigakan,
pengeluaran cairan dan pembesaran kelenjar limfe ( Muslihatun dkk,
2009).
(9) Abdomen. Meliputi adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan/masa
tumor, pembesaran hepar, nyeri tekan (Muslihatun dkk, 2009).
(10) Pemeriksaan vulva vagina
- Pemeriksaan vulva. Untuk mengetahui adanya perdarahan dan
adanya pengeluaran pervaginam. Pada kasus akseptor
- Inspekulo. Untuk mengetahui keadaan servik (cairan/darah, luka,
peradangan atau tanda-tanda keganasan, keadaan dinding vagina,
posisi benang IUD (Muslihatun dkk, 2009).
5) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan
misalnya pemeriksaan laboratorium.

b. Langkah II : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan intepretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diintrepretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. (Yulifah dan
Surachmindari, 2014).
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosis bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan (Yulifah dan Surachmindari,
2014).
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis (Yulifah dan Surachmindari,
2014).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terindentifikasi
dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data
(Yulifah dan Surachmindari, 2014).

c. Langkah III : Diagnosa Potensial


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah teridentifikasi. (Yulifah
dan Surachmindari, 2014).

d. Langkah IV : Tindakan Segera


Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien (Yulifah dan Surachmindari, 2014).
e. Langkah V : Rencana tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut (Yulifah dan
Surachmindari, 2014).

f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti
diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan
disesuaikan dengan rencana tindakan (Yulifah dan Surachmindari,2014).

g. Langkah VII : Evaluasi


Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana
(Yulifah dan Surachmindari, 2014).

3. Data Perkembangan menggunakan SOAP


Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan perkembangan, dilakukan
asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney (2007), sistem
pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :
a. S (Subjektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.
b. O (Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi :
1) Diagnosa atau masalah
2) Antisipasi diagnosa dan masalah
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi
dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.
d. P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan
evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII
Varney.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka berpikir yang digunakan


oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim.

B. Saran
Dari makalah ini diharapkan menjadi masukan pada pasien yaitu akseptor KB
IUD dengan leukorea fisiologi sehingga tidak cemas bila suatu saat mengalami kasus
yang sama. Bidan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB
IUD dengan leukorea fisiologi secara komprehensif dan berkualitas

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.
Muslihatun dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitrayama.
Prawirohardjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono.
Hidayah, Imti Fitrotul. 2016. “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor Kb
Iud Pada Ny. I Umur 35 Tahun P2 A0 Dengan Leukorea Fisiologi Di Klinik Pratama
An-Nuur Karanganyar”. Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.

Вам также может понравиться