Вы находитесь на странице: 1из 17

MODUL PELATIHAN SKINDIVING/SNORKELING1

Oleh : Muslim Dimas K. D. dan Wastu Hari Prasetya2

1. Pengertian Skin Diving/Snorkeling


Skin diving/Snorkeling merupakan salah satu kegiatan menyelam yang
dilakukan di atas permukaan air yang bertujuan untuk menikmati
pemandangan bawah air dan penyelaman olahraga. Peralatan yang digunakan
merupakan peralatan selam dasar yang terdiri dari mask, snorkel, dan fins (kaki
katak).

2. Pengenalan Alat Dasar Selam (Skin Dive)


Peralatan untuk skin diving seperti yang telah dijelaskan pada bab
Pengertian Skin Diving terdiri dari perlatan dasar penyelaman yaitu masker,
snorkel, dan fins.
2.1 Mask
Mask adalah peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama
mata dan hidung yang berfungsi :
a. Menciptakan kantong udara antara mata penyelam dan air, sehingga
memungkinkan penyelam melihat benda di bawah permukaan air.
b. Mencegah masuknya air ke hidung dan mata, sekaligus mencegah
timbulnya iritasi.

Mask harus sedemikian rupa mengikuti bentuk wajah pemakai,


sehingga pemakai bisa nyaman, pas, dan selalu kedap air saat melakukan
skin diving. Untuk menguji apakah mask yang digunakan cocok dengan
wajah pemakai, kenakan mask tersebut di wajah tanpa mengenakan tali
kepala (strap) lalu tarik nafas sedikit melalui hidung dan lepaskan tangan
yang memegang mask tersebut. Jika tidak jatuh berarti mask yang
digunakan sudah sesuai dengan bentuk wajah pemakai.

Jika akan memilih mask perhatikan ciri-ciri sebagai berikut :


a. Safety tempered glass
Pastikan kaca mask merupakan bahan tempered glass bukan terbuat
dari bahan plastik yang jika terkena tekanan berlebih akan retak dan
pecah.
b. Jika memiliki frame harus terbuat dari bahan yang anti karat.
Mask sekarang ini juga ada yang frameless yang mana kaca tempered
langsung dilindungi karet silikon yang membentuk badan mask.
c. Memiliki double seal yang lentur untuk wajah.
d. Dilengkapi dengan ikat kepala (strap) yang memiliki buckles/gasper
pengencang.

1
Disampaikan dalam Pelatihan Snorkeling untuk Kelompok Sadar Wisata Desa Kolorai dalam rangka
pelaksanaan KKN-PPM UGM 2016
2
Mahasiswa Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, UGM angkatan 2013
Setelah digunakan mask juga harus dilakukan pemeliharan dan
penyimpanan agar tetap awet untuk jangka waktu yang lama. Pemeliharaan
dan penyimpanan mask sebagai berikut :
a. Jangan dibiarkan terkena sianr matahari terlalu lama.
b. Cuci bersih dengan air tawar setelah pemakaian,
c. Hindari tertindih benda lain yang lebih berat daripada mask pada saat
menyimpan
d. Untuk penyimpanan jangka lama, berikan silicon spray/talk/pasta gigi
pada lapisan silicon strap lalu masukan ke dalam plastik wrap/plastik
biasa.

Gambar 1. Mask dan bagian-bagiannya

2.2 Snorkel
Snorkel merupakan alat survival penting yang digunakan oleh seorang
Skin Diver ataupun Scuba Diver. Fungsi dari snorkel antara lain :
a. Membantu penyelam bernafas di permukaan air tanpa mengangkat
kepalanya.
b. Membantu penyelam berenang menuju sasaran tanpa menggunakan
udara dari tabung Scuba.
c. Memungkinkan penyelam melihat pemandangan bawah air dengan
cara berenang dan menelungkupkan muka di permukaan air.
Ketika akan memilih snorkel perhatikan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pas dan nyaman di mulut
b. Panjang antara 12-14 inci
c. Semi fleksibel
d. Tidak dilengkapi alat penutup apapun pada ujung atas, misal bola
pingpong. Akan tetapi banyak model snorkel sekarang yang
berteknologi full dry yang memiliki semacam katup di ujung atas yang
akan tertutup ketika seluruh badan snorkel terendam air.

Setelah penggunaan snorkel juga harus dibersihkan dan disimpan


dengan cara yang benar supaya bisa bertahan untuk waktu yang lama.
Berikut cara pemeliharan dan perawatan snorkel :
a. Jangan biarkan terkena sinar matahari langsung terlalu lama
b. Cuci bersih dengan air tawar ke seluruh bagian luar dan dalam snorkel
c. Tiup melalui mouthpiece untuk menghilangkan air yang tersisa di
bagian setelah pembersihan
d. Simpan di tempat dengan suhu ruangan normal

Gambar 2. Snorkel dan bagian-bagiannya

2.3 Fins
Fins jika di-Indonesia-kan dikenal dengan istilah “sirip selam” atau “kaki
katak” diciptakan untuk memberi kekuatan dorongan pada kaki dan
merupakan piranti penggerak. Fins bukan dibuat untuk menambah
kecepatan berenang melainkan menambah daya kayuh. Dengan bantuan
fins kemampuan renang akan bertambah 10 kali lebih besar dibanding
tanpa menggunakan fins. Berdasarkan jenis fins dibedakan menjadi 3 (tiga)
diantaranya :
a. Foot Pocket/Full Foot
Fins jenis ini sangat cocok untuk kegiatan Skin Diving/Snorkeling/Fins
Swimming. Dengan letak lempeng yang lebih menyudut membuat kaki
tidak mudah lelah. Ukuran besar-kecil (size) kaki pemakai merupakan
hal yang menentukan untuk kenyamanan pemakaian.

b. Open Heel
Fins jenis ini lebih cocok digunakan untuk kegiatan Scuba Diving karena
bentuknya yang biasanya berlempeng lurus, semi kaku dengan
lempengan lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar,
namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi otot-otot kaki. Dibanding
fins jenis fool foot, fins open heel memiliki kelebihan dalam hal
kemudahan untuk memakai dan melepasnya.

c. Adjustable Open Heel


Fins jenis ini paling cocok digunakan untuk Scuba Diving di perairan
yang dipenuhi karang karena memiliki kantong yang cukup besar untuk
kaki yang menggunkaan boots. Boots sendiri merupakan pelindung kaki
tambahan yang biasa digunakan sebagai pelengkap fins jenis open heel
dan berguna untuk melindungi kaki ketika ber-scuba di daerah
berkarang dan berbatu. Fins adjustable open heel dengan penambahan
boots membuatnya bisa diatur sesuai keinginan pemakai. Bentuknya
dengan lempengan yang lebih lebar berfungsi untuk menghasilkan
tenaga besar. Biasanya terdapat lubang-lubang alur air dibagian atas
lempengan tersebut yang berguna untuk mengurangi kelelahan kaki
yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.

Fins juga memerlukan perawatan dan pemeliharan baik saat tidak


digunakan maupun selesai digunakan. Berikut beberapa bentuk perawatan
an pemeliharaan terhadap fins yang direkomendasikan :
a. Setelah penggunaan dicuci dengan air bersih ke seluruh bagian fins
b. Gosok bila perlu untuk menghilangan kotoran dan sifat kimia yang masih
tertinggal, terutama untuk penggunaan di perairan laut
c. Simpan di tempat bersuhu ruangan normal dengan posisi berdiri dan foot
pocket berada dibawah.

Gambar 3. Fins Full Foot (kiri), Fins Open Heel (kanan)

2.4 Bouyancy Vest


Bouyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam
baik untuk kegiatan Scuba maupun Skin Diving. Fungsi dari bouyancy vest
diantaranya:
a. Untuk memberikan daya apung positif selama berenang di permukaan
air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak tanpa banyak
mengeluarkan tenaga.
b. Untuk memberikan daya apung agar dapat beristirat atau menyangga
penyelam yang mengalami keadaan darurat.
Gambar 4. Bouyancy Vest/Life Jacket (Pelampung)

3. Cara Penggunaan Peralatan


Masing-masing peralatan yang telah disebutkan di atas disamping
fungsinya yang berbeda, cara penggunaannya pun berbeda. Berikut tata cara
penggunaan peralatan dasar Skin Diving.
3.1 Mask
a. Oleskan sedikit cairan anti fog/sampo bayi pada bagian kaca mask
bagian dalam untuk mencegah kaca mask berembun lalu bilas dengan
air sedikit
b. Kendurkan tali ikat/strap dengan membuka buckle untuk memudahkan
dalam pemakaian di wajah
c. Pastikan saat memakai mask tidak ada rambut yang masuk ke dalam
mask agar tidak ada air yang masuk ke dalam mask
d. Setela merasa nyaman dengan mask, kencangkan tali ikat/strap dengan
menekan atau menutup buckle

3.2 Snorkel
a. Cek selaput silikon pada valve di bagian bawah dalam keadaan utuh
atau sobek. Hal ini berkaitan dengan masuknya air ke dalam snorkel jika
selaput silikon mengalami sobek walaupun sedikit.
b. Cek mouthpiece apakah sobek atau tidak untuk memberikan
kenyamanan pada saat bernafas dengan mulut
c. Pasangkan snorkel pada mask yang akan digunakan

3.3 Fins
a. Jika menggunakan fins jenis full foot perhatikan apakah ukuran fins
sudah sesuai dengan ukuran kaki pemakai. Fins yang tidak sesuai
menyebabkan ketidaknyamanan pada saat melakukan skin diving
bahkan bisa mengakibatkan kram pada kaki
b. Tekuk ke arah luar foot pocket pada bagian tumit untuk memudahkan
dalam pemakaian
c. Jika menggunakan fins jenis open heel kendurkan atau buka buckle
strap terlebih dahulu untuk memudahkan dalam pemakaian
d. Gunakan booties atau socks untuk menghindari luka akibat gesekan
kulit dengan silikon foot pocket (karet kantung kaki) maupun benda
tajam yang masuk ke dalam foot pocket
e. Kencangkan strap atau tali ikat sesuai kenyamanan pemakai

3.4 Bouyancy Vest (Jaket Pelampung)


a. Buka semua tali atau buckles yang ada pada jaket pelampung
b. Pasangkan pada badan pemakai
c. Pasang kembali buckle dan kencangkan tali sesuai kenyamanan
pemakai

4. Hand Signals
Hand signals atau kode tangan merupakan kode atau alat untuk
berkomunikasi di dalam air. Hal ini perlu dikuasai oleh penyelam baik Scuba
Diver maupun Skin Diver mengingat ketika di bawah permukaan air penyelam
tidak dapat menggunakan suara dari mulut untuk berkomunikasi antar
penyelam. Untuk kegiatan Skin Diving/Snorkeling tidak terlalu banyak
dibutuhkan karena penyelaman masih dapat berkomunikasi di permukaan air.
Akan tetapi hand signal sangat berguna untuk meminimalisisasi gerakan yang
bisa menghambat kegiatan skin diving/snorkeling ketika ingin berkomunikasi
antar penyelam. Contohnya harus berhenti bergerak kemudian melepas
mouthpiece snorkel hanya untuk menyampaikan beberapa kata yang
sebenarnya bisa diwakilkan dengan hand signal. Berikut merupakan contoh
hand signal yang mudah dilakukan pada saat skin diving :

Gambar 5. Beberapa jenis hand signal


yang umum dan mudah digunakan
5. Adaptasi Nafas dengan Alat
Untuk penyelam yang sudah sering melakukan scuba diving ataupun
skin diving tentu tidak akan menemui kesulitan ketika bernafas dengan snorkel.
Akan tetapi lain halnya dengan oraang yang baru pertama belajar atau
melakukan skin dive/snorkeling, tentu memerlukan adaptasi. Peralihan cara
bernafas yang biasa menggunakan hidung kemudian berubah menggunakan
mulut yang dibantu dengan alat snorkel. Berikut beberapa cara adaptasi yang
umum dilakukan :
a. Sebelum memulai kegiatan snorkeling ada baiknya melakukan adaptasi
nafas dengan berpegangan pada badan kapal kemudian membiasakan
bernafas dengan snorkel.
b. Simulasikan juga ketika air masuk ke dalam snorkel dan lakukan snorkel
clearing (snorkel clearing akan dijelaskan pada bab berikutnya).
c. Jika tersedak dan mengalami batuk, usahakan tidak panik dan batuk
sekeras-kerasnya dalam sekali waktu serta hembuskan udara untuk
melakukan snorkel celaring.

6. Snorkel clearing
Snorkel clearing adalah cara untuk menguras snorkel yang terisi air
dengan menghembuskan udara ke dalam snorkel melalui tekanan yang kuat.
Ada dua cara melakukan snorkel clearing yaitu :
6.1 Popping
Cara ini merupakan cara yang umum dan paling mudah dilakukan untuk
menghilangkan air dalam snorkel. Caranya yaitu menghembuskan udara ke
dalam snorkel sekuat-kuatnya sehingga air dalam snorkel dapat keluar
melalui valve.
6.2 Water Displacing Method
Cara snorkel clearing dengan metode ini sangat membantu, karena tidak
perlu meniup udara dengan keras. Pada saat snorkel terisi air, tengadahkan
kepala sehingga ujung snorkel mengarah ke bawah dan hembuskan udara
secara perlahan-lahan.

Gambar 6. Snorkel Clearing


7. Masker clearing
Tujuan mask celaring adalah untuk menghilangkan pengembunan pada
mask saat penyelaman. Pengembunan terjadi karena adanya perbedaan suhu
di dalam air. Cara melakukan mask celaring adalah :
a. Mengisi air ke dalam mask sampai setengah kaca mask.
b. Goyangkan hingga embun yang menutupi kaca mask hilang.
c. Tekan pada bagian atas mask atau buka sedikit mask bagian bawah dan
hembuskan udara melalui hidung dengan keras untuk mendorong air keluar
dari mask.

Gambar 7. Mask Clearing

8. Entry (Masuk Air)


Penyelam tidak bisa begitu saja masuk ke dalam air terutama dengan
posisi yang tidak benar. Hal ini dapat mengakibatkan cidera pada diri sendiri
ataupun merusak peralatan menyelam yang digunakan. Oleh karena itu
diperlukan cara yang tepat dan aman ketika penyelam akan masuk ke dalam
air. Terdapat 4 (empat) cara entry/masuk air yang benar dan aman yang dapat
dilakukan oleh penyelam yaitu :
8.1 Standing Front Entry/Giant Stride Entry
Cara masuk ke dalam air dengan cara berdiri di tepian badan kapal atau
dermaga. Kemudian langkahkan kaki selebar mungkin (giant step) tanpa
adanya gerakan melompat sambil salah satu tangan memegang masker
dan snorkel. Biarkan kaki tetap terentang hingga menyentuh air. Setelah
menyentuh air kaki dirapatkan kembali untuk menjaga posisi badan
penyelam tetap di permukaan air.
Gambar 8. Giant Stride Entry

8.2 Sitting Front Entry


Cara masuk ke air diawali dengan posisi duduk, kemudian biarkan fins
berjuntai keluar dan posisikan tangan disalah satu sisi. Berputar dan masuk
ke dalam air dengan memberikan tolakan agar badan penyelam terhindar
dari benturan dengan bagian yang dijadikan tempat entry.

8.3 Back Roll Entry


Jika akan masuk ke air melalui kapal, maka back roll entry merupakan cara
yang paling mudah. Caranya dengan memposisikan badan duduk di pinggir
perahu. Tekuk kaki hingga lutut menyentuh dada sambil salah satu tangan
memegang mask dan snorkel. Lalu gulingkan badan ke belakang tanpa
ragu.

Gambar 9. Back Roll Entry

8.4 Front Roll Entry


Kebalikan dari back roll entry yaitu front roll entry. Cara masuk ke air diawali
dengan posisi badan membungkuk sampai kepala menyentuh lutut sambil
salah satu tangan memegang masker dan snorkel. Posisi kaki lurus dan
rapat, kemudian gulingkan badan lurus ke depan tanpa ragu. Pastikan
tangan menghadap ke atas ketika akan muncul ke permukaan untuk
menghindari benturan dengan benda yang ada di atas penyelam.

Gambar 10. Front Roll Entry

9. Equalizing
Equalizing merupakan cara untuk menyamakan tekanan di telinga
dengan tekanan air di sekitar lingkungan penyelam. Equalizing sangat penting
dilakukan terutama ketika penyelam melakukan teknik skin diving (dijelaskan
pada bab 11) yang mana pasti tubuh penyelam akan mengalami perubahan
tekanan. Jika penyelam tidak melakukan equalizing yang pasti terjadi adalah
telinga akan terasa sakit dan menyebabkan rongga sinus tertekan yang juga
akan menimbulkan sakit yang luar biasa pada dahi.
Ada beberapa cara equalizing yang biasa diterapkan oleh beberapa
penyelam, diantaranya :
a. Menutup hidup melalui pocket nose pada mask kemudian meniupkan udara
ke dalam saluran Eustachius dari tenggorokan hingga terasa seperti ada
katup yang terbuka pada bagian telinga. Ketika sudah seperti itu maka
tekanan yang ada pada bagian tengah telinga sudah sama dengan tekanan
air di luar tubuh penyelam.
b. Menelan air liur hingga terasa ada katup yang terbuka pada bagian telinga.

Gambar 11. Teknik Equalizing


10. Fins Swimming
Untuk memulai kegiatan menikmati keindahan dunia bawah air
diperlukan teknik berenang yang benar agar kegiatan snorkeling/skin dive yang
dilakukan tidak menguras banyak tenaga dan juga tidak merusak ekosistem
laut yang dinikmati. Kebanyakan rusaknya ekosistem laut sekarang ini
diakibatkan kegiatan snorkeling yang tidak sesuai dengan prinsip konservasi
dan teknik yang benar. Maka dari itu diperlukan teknik berenang menggunakan
peralatan dasar skin dive/snorkeling yang benar agar ekosistem laut dapat
terus dinikmati semua orang. Terdapat 4 (empat) macam teknik fins swimming
yang perlu dipelajari agar kegiatan snorkeling dapat berjalan aman dan sesuai
dengan prinsip konservasi lingkungan, yaitu :
10.1 Flutter Kick Style (Gaya Bebas)
Merupakan teknik berenang dengan fins yang sama dengan gaya
bebas dalam olahraga senang pada umumnya. Selain itu teknik ini
merupakan teknik yang umum dapat mudah dilakukan ketika melakukan
skin dive/snorkeling. Perbedaannya terletak pada posisi tangan yang
mana jika pada olahraga renang biasa tangan ikut digerakkan seperti
mengayuh, maka ketika melakukannya dengan fins tangan tidak perlu
lagi digerakkan/diam di depan wajah atau disamping tubuh penyelam.
Cara melakukan gerakan flutter yaitu luruskan kaki dari pangkal
paha hingga telapak kaki, kemudian gerakkan secara teratur ke atas dan
ke bawah. Untuk permulaan bisa latihan di pinggir kolam atau kapal
sambil berpegangan. Ketika sudah terbiasa bisa mulai berkeliling untuk
menyesuaikan besaran tenaga yang diperlukan dalam sekali kayuhan.

Gambar 12. Flutter Kick Style

10.2 Frog Kick Style (Gaya Katak)


Teknik berenang dengan fins yang paling mudah dilakukan ketika
skin dive/snorkeling selain flattern style. Teknik frog kick sama dengan
flattern juga sering digunakan dalam olaraga renang pada umumnya
yang dikenal dengan gaya dada/katak. Bedanya juga terletak pada
posisi tangan yang tidak digerakkan di depan wajah atau di samping
badan.
Cara melakukan teknik frog kick style yaitu dengan merapatkan
kedua kaki lalu tekuk kedua lutut. Kemudian bentangkan kedua kaki dan
dorong ke belakang dengan sekuat tenaga. Ketika akan melakukan
dorongan ke belakang, telapak kaki dimiringkan sedikit ke arah dalam
agar fins mampu memberikan efek dorongan yang maksimal.

Gambar 13. Frog Kick Style

10.3 Dolphin Kick Style (Gaya Lumba-lumba)


Teknik ini merupakan teknik yang cukup sulit dilakukan karena
memerlukan kelenturan tubuh penyelam dan intensitas latihan yang
cukup sering. Akan tetapi gerakan dolphin terbilang merupakan gerakan
yang cukup efektif dalam kegiatan skin dive/snorkeling terutama ketika
melakukan apnea atau berenang di bawah permukaan air dengan satu
tarikan nafas.
Cara melakukan gerakan dolphin yaitu rapatkan kedua kaki
kemudian gerakkan ke bawah dan ke atas secara bersama-sama yang
diikuti gerak tubuh dari pinggang sampai kepala. Semua anggota badan
digerakkan dengan cara yang lentur dan tidak kaku. Bentuk akhir
gerakan dolphin membuat badan penyelam seperti lumba-lumba yang
sedang berenang.

10.4 Scissors Style (Gaya Gunting)


Seperti namanya gerakan ini sepintas sepert menggunting air.
Pada dasarnya scissorssam dengan gerakan flattern, akan tetapi pada
scissors tubuh diposisikan miring ke kanan untuk menghindari snorkel
yang berada di sisi kiri kepala terisi air. Jadi dengan posisi seperti itu
kaki tidak lagi digerakkan ke atas dan ke bawah melainkan berubah
menjadi ke kanan dan ke kiri. Gerakan scissors sejatinya efektif
digunakan ketika akan melakukan water rescue atau diver buddy tired
di permukaan air.
Cara melakukan gerakkan scissors, pertama posisikan badan
miring ke arah kanan. Luruskan pandangan dan tangan kanan ke depan.
Setelah itu luruskan kaki dan gerakkan secara teratur ke kanan dan ke
kiri.

11. Surface Dive


Surface dive merupakan teknik menyelam di perairan dangkal tanpa
menggunakan alat scuba yang merupakan gerakan lanjutan dan tambahan
ketika melakukan skin dive/snorkeling di permukaan. Surface dive bertujuan
untuk melihat secara lebih dekat ekosistem bawah air ketika melakukan
snorkeling. Ada tiga gerakan surface dive yang biasa dilakukan, diantaranya :
11.1 Duck Dive
Gerakan duck dive seperti bebek yang mencelupkan kepala ke dalam
air ketika sedang berenang di permukaan air. Cara melakukannya yaitu
ketika badan dalam posisi lurus di permukaan, tarik nafas dan tekuk
badan dari pinggang hingga kepala ke arah bawah. Setelah setengah
badan masuk ke dalam air, luruskan kaki ke atas dan kayuh dengan
tenaga penuh agar seluruh badan masuk ke dalam air.

Gambar 14. Duck Dive

11.2 Vertical Dive


Teknik menyelam secara lurus ke bawah dengan cara menarik nafas
panjang, kemudian kayuh dengan tangan ke atas dengan posisi kaki
diam. Tangan yang mengayuh ke atas berfungsi untuk membantu badan
turun ke bawah.

11.3 Tuck Dive


Teknik ini merupakan teknik gabungan antara duck dive dan vertical
dive. Cara melakukannya pertama lakukan gerakan vertical dive lalu
dilanjutkan dengan gerakan duck dive.
12. Apnea
Apnea merupakan teknik berenang di bawah permuakaan air. Apnea
dapat diawali dengan gerakan skin dive dan dapat dikombinasikan dengan
gerakan fins swimming di bawah permukaan air. Cara melakukan apnea cukup
tarik nafas panjang kemudian turun ke bawah permukaan air atau
menggunakan teknik skin diving kemudian berenang dengan gaya fins
swimming.

13. Ascent
Untuk menghindari cedera pada waktu muncul ke permukaan, penyelam
harus selalu melihat ke atas, menggapai dan kemudian muncul perlahan-lahan
lalu berputar 360o sambil tetap mengawasi sekitar permukaan tempat
penyelam muncul. Manuver ini penting sekali, terutama pada tahap 1,5 meter
terakhir sebelum sampai ke permukaan.
13.1 Teknik Muncul Terkendali (Slow Ascent)
Penyelam harus selalu naik ke permukaan dengan lambat. Kecepatan
aman untuk naik adalah 60 feet per menit. Cara mengetahui kecepatan
yang paling mudah adalah melihat gelembung udara terakhir dan tidak
boleh mendahuluinya.

13.2 Teknik Muncul Bebas


Penyelam melakukan surface dive, berenang ke dasar kemudian
melepaskan snorkel dan naik ke permukaan secara perlahan-lahan
sambil menghembuskan nafas perlahan-lahan hingga muncul ke
permukaan. Posisikan kepala menengadah, pandnagan dan tangan
mengarah ke atas.

13.3 Teknik Muncul Darurat (Emergency Swimming Ascent)


Ketika terjadi masalah pernafasan pada saat surface dive yang
menyebabkan nafas menjadi tidak terkontrol, penyelam harus
melakukan teknik muncul darurat atau emergency swimming ascent
(ESA). Caranya yaitu dengan melepaskan snorkel dari mulut, naik ke
permukaan secara vertikal dengan perlahan-lahan, menengadahkan
kepala dan menghembuskan nafas membuka mulut tanpa perlu menarik
nafas. Dalam posisi tersebut udara akan keluar dari mulut namun air
tidak akan masuk kembali melalui mulut. Jangan lupa untuk
mengarahkan tangan ke atas.

14. Treading/Water Trappen


Treading atau water trappen adalah teknik mengapung di permukaan
air. Treading berguna ketika bouyancy vest yang digunakan penyelam rusak
dan tidak bisa memberikan daya apung positif, maka dengan treading
penyelam tetap bisa berada di permukaan sampai kapal atau pertolongan
datang. Teknik melakukan treading yaitu atur nafas supaya tidak terburu-buru,
kemudian kayuh dengan tangan dan kaki secara bergantian agar penyelam
tidak cepat kehabisan energi. Pengaturan nafas berguna supaya paru-paru
tetap terisi udara dan menjadi pelampung alami bagi tubuh penyelam.
Sementara kayuhan kaki dan tangan secara bergantian berguna sebagai alat
agar tubuh penyelam tetap berada di permukaan dan tidak tenggelam.

15. Floating
Floating secara pengertian sama dengan treading/water trappen yakni
teknik atau kemampuan untuk mengambang/mengapung di permukaan air.
Bedanya terletak pada gerakan yang dilakukan. Floating lebih bersifat statis
beda dengan treading yang lebih dinamis karena adanya gerakan tangan dan
kaki yang membantu tubuh tetap berada di permukaan air. Floating praktis
hanya mengandalkan kemampuan mengolah pernafasan dari diri penyelam.
Cara melakukannya yaitu dengan membaringkan tubuh menghadap ke
atas kemudian mulai mengatur dan mengolah nafas sehingga paru-paru
berfungsi penuh sebagai pelampung alami. Teknik mengatur nafas yang biasa
digunakan ketika floating yakni dua kali tarikan nafas kemudian hembuskan
satu kali secara terus menerus dan perlahan-lahan. Keberhasilan teknik
floating juga dipengaruhi oleh tubuh penyelam apakah memiliki bouyancy
positif atau negatif karena masing-masing tubuh memiliki kemampuan
bouyancy yang berbeda.

16. Cram relief


Cram relief merupakan upaya untuk menghilangkan kram pada otot kaki
penyelam dengan tetap berada di dalam air. Kram juga merupakan salah satu
faktor yang utama terjadinya kecelakaan ketika melakukan kegiatan scuba dive
dan skin dive/snorkeling. Oleh karena diperlukan kemampuan pada diri
seorang penyelam untuk mengatasi persoalan kram dengan cara mandiri
sebagai pertolongan pertama. Sebelum melakukan kegiatan scuba atau skin
dive ada baiknya penyelam melakukan pemanasan yang benar sebagai upaya
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kram ketika di air. Ketika terjadi
kram cara untuk menghilangkannya adalah luruskan kaki, kemudian pegang
salah satu atau dua sekaligus ujung fins, lalu tarik hingga kram yang terasa
pada otot kaki mulai hilang. Setelah itu penyelam bisa berenang kembali secara
perlahan ke arah kapal untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.

17. Diver Buddy Tired


Diver buddy tired adalah prosedur yang perlu dilakukan ketika buddy
menyelam mengalami kelelahan atau cedera saat menyelam sehingga tidak
dapat berenang kembali ke titik awal atau ke kapal. Diver buddy tired juga
sebagai langkah awal penyelamatan dan pertolongan pertama sebelum
penyelam mendapatkan pertolongan lanjutan di kapal atau di darat. Oleh
karena itu dalam melakukan kegiatan menyelam baik itu scuba maupun skin
dive/snorkeling sangat dianjurkan untuk selalu berpasangan dan tidak boleh
sendirian. Ada tiga macam prosedur diver buddy tired yang bisa dilakukan,
yaitu :
17.1 Menarik mundur dengan frog kick style
Dekapkan tangan buddy tired di dada. Posisikan tubuh buddy rescuer di
belakang tubuh buddy tired. Kemudian silangkan tangan buddy rescuer
melalui ketiak di lengan buddy tired. Lalu sisipkan tangan buddy rescuer
yang satu lagi di pelampung buddy tired pada bagian bahu dan pegang
erat. Terakhir kayuh dan tarik buddy tired ke arah kapal atau tempat
pertolongan dengan frog kick style. Pandangan buddy rescuer juga
harus tetap waspada selama proses rescue supaya tidak ada
kecelakaan tambahan akibat benturan.

17.2 Mendorong dengan flattern style


Dekapkan tangan buddy tired di dada. Posisikan tubuh buddy rescuer di
kaki buddy tired. Tempelkan kaki/fins buddy tired pada bahu buddy
rescuer. Silangkan tangan buddy rescuer diantara kaki buddy tired.
Dorong tubuh buddy tired ke arah kapal atau tempat pertolongan dengan
pandangan buddy rescuer ke arah tempat pertolongan dan waspada
dari objek yang mampu memberikan luka tambahan pada tubuh buddy
tired.

17.3 Menarik dari samping dengan scissors style


Dekapkan tangan buddy tired di dada. Posisikan tubuh buddy rescuer di
samping kiri tubuh buddy tired. Silangkan salah tangan kiri buddy
rescuer diantara tangan buddy tired. Kemudian silangkan tangan kanan
buddy rescuer di pelampung dan leher buddy tired. Tarik tubuh buddy
tired dengan scissors style ke tempat pertolongan.

18. Prinsip Skin Dive/Snorkeling Berbasis Keamanan, Keselamatan dan


Konservasi Lingkungan
Sebagai pelaku dari kegiatan skin dive/snorkeling, penyelam skin dive
diharuskan memiliki dan memahami pengetahuan terkait keamanan dan
keselamatan selama kegaitan skin dive/snorkeling. Selain itu penyelam juga
diwajibkan untuk senantiasa melakukan upaya konservasi lingkungan laut di
tempat penyelam melakukan kegiatan supaya keanekaragaman hayati bawah
air dapat terjaga dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang panjang.
Keamanan dan keselamatan penyelaman terlihat dari cara penyelam
menyiapkan kegiatan menyelamnya. Dimulai dengan merawat dan
menggunakan peralatannya, kemudian memahami lingkungan tempat kegiatan
menyelam, sampai biota yang hidup di sekitar tempat menyelam. Penyelam
yang menerapkan prinsip keamanan dan keselamatan tidak akan memaksakan
penyelaman jika ombak dan gelombak terlampau besar. Selain itu penyelam
juga memahami jenis biota laut yang dapat memberikan ancaman keselamatan
pada diri penyelam. Berikut jenis biota laut yang dapat mengancam
keselamatan penyelam, diantaranya :
a. Hiu
b. Belut Listrik
c. Barakuda
d. Ubur-ubur
e. Ular Laut
f. Ikan Pari
g. Bulu Babi
h. Ikan Karang
i. Kima (Kerang Besar)
j. Lion Fish
k. Karang Api

Di samping soal keamanan dan keselamatan penyelam juga harus


memperhatikan konservasi lingkungan tempatnya menyelam. Penyelam yang
memahami konsep ini tidak akan membuang sampah ke laut, tidak menyentuh
atau merusak terumbu karang, tidak mengambil biota laut untuk koleksi dan
sebagainya. Prinsip ini perlu diterapkan pada setiap diri penyelam baik scuba
diver maupun skin diver/snoreling agar keanekaragaman hayati bawah tetap
terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Gambar 15. Beberapa poster terkait etika bersnorkeling


yang berbasis konservasi lingkungan

Вам также может понравиться