Вы находитесь на странице: 1из 5

EDUKASI DIET DAN NUTRISI

A. LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan pengadaan makanan yang meliputi


kegiatan perencanaan, pengadaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, pemorsian, serta
pendistribusian. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi merupakan proses yang
mengatur jalannya suatu penyelenggaraan makanan institusi, mulai dari perencanaan sampai dengan
pemorsian. Kegiatan manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi dilakukan oleh bagian
Instalasi Gizi dan Bagian Logistik. Makanan memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan
penyembuhan penyakit. Pemberian nutrisi yang tepat berperan penting bagi proses kesembuhan pasien
rumah sakit. Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara organism dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh
menggunakannya. Peran nutrisi tidak dapat diremehkan nilainya karena tidak hanya mengoptimalkan
fungsi fisik dan kognitif pasien yang dirawat tetapi juga kualitas kehidupannya. Oleh karena itu, mengkaji
dan meningkatkan nutrisi yang adekuat untuk klien adalah aspek perawatan yang penting dan vital.

B. TUJUAN

Edukasi ini bertujuan sebagai acuan penerapan langkah-langkah dietesien/ ahli gizi atau dokter
gizi atau tim terapi gizi dalam memberikan pelayanan nutrisi di rumah sakit dan memberikan,
meningkatkan pengetahuan pasien mengenai terapi gizi yang dijalankan.

C. DEFINISI

1. Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh ( Alimul, A. A,
2006).
2. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit ( Tarwoto & Wartonah, 2006).
3. Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah mulut, faring
dan esophagus, lambung, usus halus dan usus besar.
4. Jenis-jenis nutrisi antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain pengetahuan, prasangka,
kebiasaan, kesukaan dan ekonomi.
6. Karakteristik status nutrisi ditentukan, antara lain :
a) Body Mass Index( BMI ) Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan
ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan ( over weight) dan obesitas. Indeks Masa Tubuh = BB (kg):
TB × TB (m)
b) Ideal Body Weight (IBW) Ideal Body Weight atau berat badan ideal merupakan
perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal
adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi
10% dari jumlah itu. Berat badan ideal (kg)= [Tinggi badan (cm) – 100] – [10%
(Tinggi badan – 100].
7. Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
a) Pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan
nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik
secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1) Aspek biologis, meliputi : umur, jenis kelamin, tinggi badan dan
berat badan dan lain-lain.
2) Kemampuan makan Beberapa perlu dikaji dalam hal kemampuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makam
sendiri tanpa bantuan orang lain.
3) Pengetahuan tentang nutrisi.
4) Nafsu makan, jumlah asupan.
5) Tingkat aktivitas.
6) Pengonsumsian obat.
7) Pemerikasaan fisik.
a. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan
lain-lain.
b. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik dan lain-lain.
c. Keadaan kepala dan mata : rambut kering, mudah dicabut,
sclera kuning, konjungtiva pucat, dan lain-lain.
d. Keadaan mulut : mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor.
e. Keadaan perut : permukaan perut adanya garis vena, peristaltic
usus, pembasaran hati atau limfe dan lain-lain.
f. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan
lingkar lengan dan masa otot menurun.
b) Diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi adalah :
1) Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan : -
 Penurunan nafsu makan –
 Mual / muntah
 Kesulitan mengunyah / menelan
 Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya.
C. TATA LAKSANA

Tata laksana diet klinis biasanya menggunakan rumus ADIME ( Assessment,


Diagnose, Intervention, Monitoring and Evaluating ) yang diperlukan untuk mengetahui
Internship Dietetik ( ID ) di rumah sakit. Laporan ID yang diinginkan adalah sebagai
berikut :

 Identitas Pasien Tata laksana gizi dimulai dengan cara melakukan identifikasi kepada
pegawai. Apa saja sih yang harus ada di data identitas ? nah biasanya yang harus ada
adalah nama , usia, jenis kelamin, berat badan (BB), tinggi badan ( TB), IMT, BB
ideal, pekerjaan, agama, pendidikan, alamat.
 Data Subyektif Biasanya hal ini berkaitan dengan keluhan-keluhan pasien terhadap
gejala suatu penyakit yang diderita, atau keluhan terhadap akibat pengobatan ( entah
itu pada saat pengobatan maupun pasca pengobatan). Misalnya, seorang pasien
Diabetes Mellitus mengeluh sering merasa mual, pusing, cepat haus, lemas, dan
sebagainya. Atau misalnya pasien kanker mengeluh mengalami mual dan tidak nafsu
makan setelah dilakukan kemoterapi.
 Riwayat Diet Pasien Hal ini berkaitan dengan pola makan pasien sebelum dirawat
dirumah sakit. Setidaknya kita melakukan anamnesa tentang kebiasaan pasien makan,
makanan kesukaannya, frekuensi makan perhari, selingan atau cemilan yang biasa
dikonsumsi, dan yang tidak kalah penting adalah melakukan recall makan sehari
sebelum pasien dirawat.
 Data Obyektif Data ini merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran terhadap pasien yang meliputi ABCD ( Antropometri, Biokimia, Clinic,
Dietary History) dan hal terkait pasien. Antropometri ( BB, TB, IMT, BB ideal (BBI),
lingkar lengan atas (LILA)<,lingkar perut, klinis ( Monitor Tanda-Tanda Vital – TTV
Terapi obat yang diberikan oleh dokter, terapi infuse, pemeriksaan lain yang
dilakukan ( misalnya, pemeriksaan radiologi pulmo ), dan perkembangan diet selama
perawatan ( misalnya hari pertama diet cair, lunak, dsb ).
 Data Laboratoruim Namanya juga data laboratorim, sudah pasti data yang biasanya
didapat pada pengukuran yang dilakukan di laboratorium. Apa saja ? Misalnya, kadar
gula darah, kadar kolestrol darah, kadar hemoglobin (Hb), kadar LDL, HDL< kadar
ureum, dsb.
 Assessment Assessment adalah penilaian seorang ahli gizi terhadap kondisi pasien.
Yaitu tentang data subyektif, riwayat penyakitnya, status gizi, kondisi pasien
berdasarakan data objektif (ABCD) dalam kalimat singkat.
 Analisis Berupa pembahasan tentang status gizi pasien ( baik pada saat sebelum
perawatan, saat perawatan, maupun setelah perawatan), identifikasi etiologi,
patalogi, penyakit yang diderita oleh pasien, kedua hal ini nantinya digunakan
sebagai dasar penentuan kebutuhan zat gizi ( tentu tidak melupakan keterkaitan/
interaksi dengan obat dan/ atau terapi infuse yang diberikan serta kemampuan makan
pasien )
 Penatalaksanaan Hal ini berkaitan dengan tata laksana medis ( oleh dokter dan praktisi
kesehatan ) serta tata laksana diet yang diberikan sebagai pendukung penatalaksanaan
medis.
 Evaluasi Diet Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dalam tata laksana diet.
Mengapa? Karena hal ini merupakan salah satu bentuk penilaian tingkat keberhasilan
tatalaksana diet sebagai pendukung tata laksana medis yang diberikan. Evaluasi diet
dimulai dari penilaian ketersediaan zat gizi dari menu rumah sakit, intake dari rumah
sakit ( dan luar rumah sakit , misalnya oleh2 dari pengunjung ), kemudian yang
paling penting adalah perhitungan tingkat kecukupan zat gizi serta kondisi pasien.
 Asuhan Gizi Asuhan Gizi yaitu saran menu yang disampaikan oleh seorang ahli gizi
terhadap pasien guna untuk memaksimalkan asupan gizi pasien. Misalnya, pemberian
porsi makan kecil dengan frekuensi sering, makanan mengandung sedikit lemak,
makanan disajikan dingin atau suhu ruang untuk mempermudah proses makan, dan
sebaginya. Hal ini, jangan lupa direalisasikan dalam daftar menu makan sehari ( tentu
harus dengan dicantumkan kandungan gizinya).
D. DOKUMENTASI

Formulir lembar persetujuan kedokteran disimpan pada berkas Rekam Medis.

E. PENUTUP

Demikian edukasi diet dan nutrisi yang benar di rumah sakit ini dibuat agar
dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan diet dan nutrisi yang ada di rumah sakit
Qadr. Untuk melengkapi panduan ini, akan dibuatkan SOP tentang pelaksanaan
persetujuan tindakan kedokteran di rumah sakit qadr.

Panduna ini akn di evaluasi dan direvisi sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
dan perkembangan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah

Вам также может понравиться