Вы находитесь на странице: 1из 26

Keadaan Politik Di Indonesia Pasca

Kemerdekaan Hingga Pengakuan


Kedaulatan Republik Indonesia Oleh
Belanda.
Guardian Of The Galaxy
KELOMPOK 8 | KELAS X TKJ 2
1. Fajar Ridwan Wijaya
2. Feri Nurdiansyah
3. Mohamad Irvan Zidni
4. Satria Firgi Fahrezy
1
Keadaan kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada
awal kemerdekaan masih belum stabil. Ketidakstabilan ini di sebabkan oleh

KEADAAN POLITIK INDONESIA


PADA AWAL KEMERDEKAAN
faktor-faktor berikut .
a. Faktor internal (dari dalam), antara lain :
1. Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk
menjadi partai yang paling berpengaruh di indonesia.
2. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.
3. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok
A.

sehingga terjadi perubahansistem pemerintahan.


b. Faktor eksternal (dari luar), antara lain :
1. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang
ingin kembali menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di
berbagai daerah.
2. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia
sampai Sekutu datang sehingga sering terjadi peperangan antara
rakyat Indonesia dan tentara Jepang.
2
• Proses Terbentuknya Negara Dan Pemerintahan
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN
DAN KELENGKAPAN NEGARA
Republik Indonesia
Pada tanggal 18 Agustus 1945 panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) menyelenggarakan
INDONESIA sidang untuk pertama kali yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno. Dalam sidang PPKI itu dibahas berbagai
persoalan untuk melengkapi keberadaan negara
B.

Republik Indonesia yang baru diproklamasikan. Bahkan


materi yang dibahas dalam sidang PPKI itu merupakan
kelanjutan dari sidang BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945.
Dalam sidang PPKI itu berhasil diambil suatu keputusan
yang sangat penting bagi pemerintahan negara Republik
Indonesia yang baru berdiri. 3
Keputusan yang berhasil dicapai dalam sidang PPKI dalah sebagai berikut :
a. Mengesahkan rancangan Undang Undang Dasar Negara yang dibahas dalam
sidang BPUPKI menjadi dasar negara Republik Indonesia. Selanjutnya Undang-
Undang Dasar itu lebih dikenal dengan istilah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
1945)
b. Memilih Dan mengangkat presiden dan wakil presiden sebagai pelaksana
pemerintahan yang sah dari negara Republik Indonesia yang baru berdiri.
Selanjutnya PPKI memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagi presiden dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.
c. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga yang membantu
presiden dan melaksanakan tugas-tugasnya sebelum terbentuknya Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) melalui pemilihan umum (Pemilu). 4
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berjalan dengan
lancar dan berhasil membentuk serta mengesahkan UUD
1945, memilih dan mengangkat presiden dan wakil
presiden serta membentuk Komite Nasional Indonesia
(KNI). Dengan demikian, sejak tanggal 18 Agustus 1945
yaitu sehari setelah Indonesia merdeka, negara Republik
Indonesia telah memiliki sistem pemerintahan yang sah dan
diakui oleh seluruh rakyat Indonesia.
5
Dalam rangka pembentukan
Pembentukan Lembaga-Lembaga lembaga-lembaga negara ini, maka
Kelengkapan Negara presiden menetapkan membentuk
lembaga-lembaga negara yang erat
kaitannya dengan masalah-masalah awal
C.

yang dihadapi Indonesia.


Lembaga-lembaga negara yang
perlu dan mendesak untuk dibentuk oleh
pemerintah pada saat itu adalah sebagai
berikut : 6
a. Pembentukan Lembaga Kementerian (Departemen)
Menteri merupakan jabatan yang
memimpin departemen - departemen. Oleh
karena itu, pembentukan lembaga kementerian
juga diikuti dengan pembentukan departemen-
departemen. Departemen ini menangani
bidang-bidang yang lebih khusus lagi, sehingga
seorang menteri yang diangkat untuk
memimpin departemen, hendaknya memahami
bidang yang akan ditanganinya itu. Departemen
- departemen yang dibentuk beserta menteri-
menteri yang diangkat adalah sebagai berikut :
7
1. Departemen Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Departemen Luar Negeri : Mr. Ahmad Subardjo
3. Departemen Keuangan : Mr. A.A Maramis
4. Departemen Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Soepomo
5. Departemen Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo
6. Departemen Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Departemen Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmodjo
8. Departemen Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Departemen Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Departemen Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
11. Departemen Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
12. Departemen Perhubungan (a.i) : Abikusno Tjokrosujoso
8
Pembentukan lembaga kementerian (departemen) ini tidak
menyimpang dari UUD 1945. Dalam UUD 1945 telah dicantumkan
bahwa pemerintahan Republik Indonesia dijalankan oleh presiden dan
dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada
presiden. Presiden memiliki hak prerogatif di dalam mengangkat dan
memberhentikan para menterinya. Menteri sewaktu-waktu dapat
diganti apabila seorang menteri di dalam menjalankan tugasnya tidak
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh presiden. Atau seorang
menteri melakukan tindak pidana atau berurusan dengan masalah-
masalah hukum yang berlaku di Indonesia.
9
B. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Dan Daerah
Dalam rapat PPKI tanggal 22 Agustus 1945 di gedung
Kebaktian Rakyat Jawa (Gambir Selatan, Jakarta) dibahas tiga
masalah utama yang pernah dibicarakan dalam sidang
sebelumnya. Pertemuan itu dipimpin oleh wakil presiden
Republik Indonesia Drs. Mohammad Hatta. Hasil yang dicapai
adalah sebagai berikut :
1. KNI (Komite Nasional Indonesia) merupakan badan atau
lembaga berfungsi sebagai dewan perwakilan rakyat
sebelum dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu). KNI ini
disusun dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah.
2. PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi partai
tunggal negara Republik Indonesia, tetapi dibatalkan.
3. BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga
10
keamanan umum pada tiap-tiap daerah.
Komite Nasional Indonesia akhirnya berhasil Dalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945,
dibentuk dengan baik. Bahkan selanjutnya wakil presiden Republik Indonesia
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengeluarkan Keputusan No 10 yang isinya
memberikan kekuasaan dan wewenang
juga dibentuk Komite Nasional Indonesia
legislatif kepada KNIP untuk ikut serta untuk
Daerah (KNID). Komite Nasional Indonesia menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Pusat dipimpin oleh Kasman Singodimedjo Negara (GBHN) sebelum MPR terbentuk
dan Suwiryo sebagai sekretarisnya. Anggota dalam pemilihan umum. Kemudian atas
Komite Nasional Indonesia Pusat terdiri atas desakkan Ketua Badan Pekerja Komite
136 orang. Pada tanggal 25 Agustus 1945 Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) Sutan
pemerintah Republik Indonesia dengan Syahrir,pada tanggal 03 November 1945
resmi mengumumkan terbenuknya KNIP pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik
yang di tandatangani oleh Wakil Presiden
dan pelantikannya dilaksanakan pada Republik Indonesia.
tanggal 29 Agustus 1945. 11
Isi dari Maklumat Politik itu adalah sebagai
berikut :
1) Pemerintah menghendaki adanya partai-
partai politik, karna partai politik itu dapat
membuka jalan buat semua aliran atau
paham yang ada dalam masyarakat.
2) Pemerintah berharap supaya partai-partai
politik itu telah tersusun sebelum di
laksankannya pemilihan anggota Badan
Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946.
12
C. PEMBENTUKAN ALAT KELENGKAPAN KEAMANAN NEGARA
Setelah mendengar laporan panitia kecil yang di pimpin oleh
Ahmad Subardjo, rapat di lanjutkan dengan membahas masalah
pertahanan dan keamanan negara. Panitia kecil mebahas masalah
pertahanan dan keamanan negara itu di pimpin oleh Otto
Iskandardinata. Panitia kecil itu mengusulkan sebagai berikut :
1) Rencana pembelaan negara dan Badan Penyelidik Usaha usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang mengandung
unsur politik perang, tidak dapat di terima.
2) Tentara PETA pembela tanah air di Jawa dan Bali Laskar Rakyat di
Sumatera dibubarkan Karena merupakan organisasi buatan Jepang
yang kedudukannya di dalam dunia Internasional tidak memiliki
ketentuan dan kekuatan hukum. Negara Indonesia membutuhan
alat pertahanan negara yang sebaik-baikya. Oleh sebab itu, sidang
mengusulkan agar presiden memanggil pemuka-pemuka yang
cakap di bidang militer untuk membentuk ketentaraan yang kuat.
13
D. Pembentukan Provinsi di Seluruh Wilayah Indonesia
Pada awalnya wilayah Indonesia dibagi 8 provinsi
dan mengangkat Gubernur sebagai kepala daerah.
Gubernur - gubernur yang diangkat antara lain :
1. Provinsi Sumatra : Teuku Muhammad Hasan
2. Provinsi Jawa Barat : Sutarjo Kartahadikusumo
3. Provinsi Jawa Timur : RM Surjo
4. Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Suroso
5. Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. I Gusti
Ketut Pudja
6. Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary
7. Provinsi Sulawesi : Dr. G. S. SJ. Ratulangi
8. Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Moh. Noor 14
E. Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Daerah
a) Lembaga Pemerintah Daerah ; Dipimpin oleh kepala daerah dan
tugasnya menjalankan pemerintahan atas daerah yang dikuasainya.
b) Lembaga Komite Nasional Daerah (KNI-D) ; Tugasnya membantu
gubernur menjalankan tugas dan kepengawasan dalam tugas-tugas
gubernur sebelum terbentuknya DPR melalui pemilihan umum.
c) Lembaga Teknis Daerah ; lembaga ini disubut dengan Dinas, dan terdiri
atas Badan Penelitian dan Pengembangan, Badan Perencanaan,
Lembaga Pengawasan, Badan Pendidikan dan sebagainya.
d) Dinas Daerah ; lembaga ini merupakan unsur pelaksana dari
pemerintah daerah yang menyeenggarakan urusan - urusan rumah
tangga daerah itu sendiri.
e) Wakil Kepala Daerah ; merupakan pembantu kepala daerah yang
menjalankan tugas dan wewenangnya sehari-hari.
f) Sekretariat Daerah ; Tugasnya membatu Kepala Daerah di dalam
menyelenggarakan pemerintahan atas daerah yang di perintahnya.
15
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Kemerdekaan di Berbagai Daerah


Perjuangan Mempertahankan
2. Pertempuran Ambarawa
3. Pertempuran Medan Area
4. Bandung Lautan Api
5. Peristiwa Merah Putih Di Manado
D.

6. Pertempuran Margarana 20 November 1946


7. Perjanjian Linggarjati
8. Agresi Militer Belanda I & Perjanjian Renville
9. Agresi Militer Belanda II
16
Meski kemerdekaan Indonesia telah

Perjuangan Mewujudkan Kembali


diproklamasikan, Belanda tetap tidak mau mengakui

Negara Kesatuan Republik


kelahiran Negara Indonesia. Belanda masih ingin
menguasai wilayah Indonesia. Masa-masa revolusi
fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa
Indonesia, karena disamping harus berjuang
Indonesia
mempertahankan kemerdekaan yang telah diraihnya
harus juga berjuang mewujudkan Negara kesatuan
E.

republik Indonesia. Wilayah Indonesia telah dipecah -


pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa Indonesia
berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi
miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun
mengangkat senjata. Berikut adalah cara untuk
mewujudkan kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia. 17
Cara yang di lakukan di antaranya dengan memboncengi
pasukan sekutu Inggris dan juga melalui pembentukan negara-
negara bagian dalam wilayah Republik Indonesia. Pembentukan
negara-negara boneka yang di lakukan oleh Belanda bertujuan
untuk mengepung kedudukan pemerintahan Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia selalu menuntuk wilayah Indonesia adalah
1. wilayah bekas jajahan Hindia Belanda, yaitu dari Sabang sampai
Negara – Negara Merauke. Akan tetapi, wilayah Republik Indonesia yang di akui oleh
Boneka belanda adalah wilayah Jawa dan Sumatera. Negara-negara ciptaan
Bentukan Belanda itu di sebut negara boneka. Melalui negara-negara boneka
Belanda ciptaannya itulah pihak Belanda membentuk Pemerintahan Federal
dengan Van Mook sebagai kepala pemerintahannya. Dalam
konferensi Federal yang di selenggarakan di Bandung pada tanggal
27 Mei 1948 lahirlah Badan Permusyawaratan Federal (BPO). Di
dalam BPO tersebut terhimpun negara-negara boneka ciptaan
Belanda. 18
Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan
yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi
Meja Bundar (KMB) yang menjadicikal bakal
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
utuh.
Atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia, maka
2. pada tanggal 14 April 1949 diselenggarakan
Perjanjian perundingan di Jakarta di bawah pimpinan Merle
Roem - Royen Cochran, Anggota Komisi dari Amerika Serikat. Delegasi
republik Indonesia di pimpin oleh Mr. Moh. Roem dan
delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. H.J. Van Royen. Pada
tanggal 7 Mei 1949 di capai persetujuan, kemudian di
bacakan kesanggupan kedua belah pihak untuk
melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB tertanggal
28 Januari 1949 dan persetujuannya pada tanggal 23
Maret 1949. 19
Pernyataan Indonesia dibacakan oleh Mr. Moh. Roem, yang
berisi antara lain :
I. Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah
penghentian perang gerilya.
II. Kerja sama dalam hal pengembalian perdamaian dan menjaga
keamanan serta ketertiban .
III. Turut serta dalam KMB yang bertujuan untuk mempercepat
penyerahan kedaulatan yang lengkap dan tidak bersyarat kepada
negara Republik Indonesia Serikat.
20
Kemudian pernyataan delegasi Belanda dibacakan oleh Dr. H.J. Van
Royen yang berisi antara lain :
I. Pemerintah Belanda setuju bahwa pemerintah Republik Indonesia harus
bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu daerah yang meliputi
Karesidenan Yogyakarta.
II. Pemerintah Belanda membebaskan secara tak bersyarat pemimpin-
pemimpin Republik Indonesia dan tahapan politik yang ditawan sejak
tanggal 19 Desember 1948.
III. Pemerintah Belanda setuju bahwa Republik Indonesia akan menjadi bagian
dari Republik Indonesia Serikat.
IV. Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den Haag
sesuadah pemerintsh Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
21
Pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah
Republik Indonesia menyusun delegasi untuk
menghadiri KMB yang terdiri atas Drs. Moh.
3. Hatta (ketua), Mr. Moh. Roem, Prof. Dr.
Konferensi Soepomo, dr. J. Leimana, Mr. Ali Sastroamidjojo,
Meja Bundar Ir. Juanda, dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto,
& Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim
Pengakuan Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang dan Mr.
Kedaulatan
Muwardi. Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan
Hamid II dari Kesultanan Pontianak. Pada
tanggal 23 Agustus 1949, KMB dimulai di Den
Haag, Belanda. 22
Konferensi berlangsung sampai tanggal 2 November 1949 dengan hasil yang
dicapai sebagai berikut:
1) Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara merdeka dan
berdaulat.
2) Status Karesidenan Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun sesudah
pengakuan kedaulatan.
3) Akan di bentuk UNI Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama sukarela dan
sederajat
4) RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan dan memberikan hak
konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
5) RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942.
23
Sementara itu pada tanggal 29 Oktober dilakukan
penandatanganan bersama Piagam Persetujuan Konstitusi RIS
antara republik Indonesia dengan BFO. Pada tanggal 14 Desember
1949 diadakan pemilihan Presiden RIS calon tunggal Ir.Soekarno.
Akhirnya, Ir.Soekarno terpilih sebagai Presiden,kemudian di lantik
dan diambil sumpahnya pada tanggal 17 Desember 1949. Kabinet
RIS pertama dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta selaku perdana
menteri dilantik oleh Presiden pada tanggal 20 Desember 1949.
Kemudian pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS berangkat
ke Belanda untuk menandatangani akte penyerahan kedaulatan. 24
Pada tanggal 27 Desember 1949 baik di Indonesia maupun
di Belanda diadakan upacara penandatanganan akte penyerahan
kedaulatan. Pihak Belanda yang hadir pada waktu itu antara lain
Ratu Julianan, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, dan Menteri
Seberang Lautan A.M.J.A Sasseu. Adapun pihak RIS diwakili oleh
Ketua Delegasi RIS Drs. Moh. Hatta, bersama-sama
menandatangani akte penyerahan kedaulatan. Pada saat yang
sama di Jakarta dilakukan penandatanganan naskah penyerahan
kedaulatan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi
Mahkota Belanda A.H.S Lovink, dalam suatu upacara di Istana
Merdeka. Penyerahan kedaulatan oleh Kerajaan Belanda kepada
RIS sesungguhnya merupakan pengakuan kedaulatan secara nyata.
25
26

Вам также может понравиться