Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Judul
Molaritas
B. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Siswa dapat membuat larutan dengan pengenceran
C. Landasan Teori
C.1 Teori Awal
Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat berbeda. Misalnya
dua buah larutan garam yang pelarutnya sama-sama satu liter, sedangkan jumlah garam terlarut
berbeda. Dari dua larutan tersebut orang lain tidak bisa mengetahui secara langsung berapa garam
yang tekandung di dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah realtif solut dan sovent dalam
larutan digunakan istilah konsentrasi larutan.
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika
kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan
teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan
lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi
lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam pembuatan larutan.
Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut
larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan
kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu
system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi. Larutan
terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan
solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan
senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut (Baroroh,229:2004).
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non polar
yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran
dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. ( Stephen,52:2002)
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan
menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya).
Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volume. Selain itu,
volume suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa
menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer,
volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan
molaritas-konsentrasi tidaklah linear.
C.2 Molaritas
Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi dari suatu
larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu literlarutan.
Molaritas dapat dituliskan dengan rumus:
𝑴𝒐𝒍 𝒎𝑴𝒐𝒍
M= atau M =
𝑳 𝒎𝑳
Molaritas adalah jumlah mol terlarut setiap liter larutan. Atau bisa diungkapkan dengan
rumus:
Jika yang diketahui massa jenis larutan ( ) dan kadar/persen massa (%), maka
Molaritas dapat dicari dengan rumus:
M = 𝑛 × 𝑀𝑟
n = mol
M = Molaritas
Ada kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Pengenceran
larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambah sejumlah tertentu larutan
dengan jalan menambah sejumlah tertentu pelarut. Menyebabkan volume dan kemolaran
berubah,tetapi tetapi jumlah zat tertentu tidak berubah Misalnya akan membuat larutan amonia
0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan metode pengenceran artinya
menambahkan air ( pelarut) pada larutan yang lebih pekat. Pengenceran menyebabkan volume
dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tetap ( tidak berubah). Oleh karena
molnya tetap, maka :
V1 M1 = V2 M2
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu
sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin, maka ibu
kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air
teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis sehingga kita akan
menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita persiapkan kurang manis,
sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya.
C.4 Prinsip – Prinsip Pengenceran
Pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur, dihitung jumlah zat terlarut yang
akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan
diatas dan ditambahkan akuades sampai tanda batas yang terdapat pada labu ukur/gelas kimia.
Pada prinsip nya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena dilabu ukur
sudah terdapat tanda batas yang mengandung arti sebatas mana akuades harus ditambahkan.
Sebelum pengenceran dilakukan kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih
dahulu. Intinya zat padat yang akan diencerkan diambil terlebih dahulu kemudian dicampur/
ditambahkan akuades sampai tanda batas dilabu ukur.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya pengenceran adalah
pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Sedangkan Pemekatan adalah suatu proses untuk
menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin dipekatkan. Contohnya ada pada industri sirup,
ekstrak buah (encer) yang terbentuk harus dipekatkan terlebih dulu untuk mencapai skala
ekonomis tertentu sebelum layak dijual. Proses ini umumnya memakai medium panas untuk
mengurangi kadar air yang ada sehingga kandungan ekstrak buah yang ada akan meningkat.
Intinya pemekatan solute lebih sedikit dibandingkan solvent.
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk
asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.Antara Normalitas dan
Molaritas terdapat hubungan Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter
larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M).
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Konsentarsi
suatu larutan yang menunjukkan ke bobot volume zat terlarut yang berada dalam pelarut ataupun
larutan yang banyaknya ditentukan. Part per million (ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi
yang menyatakan perbandingan bagain dalam satu juta bagian yang lain. Satuan ini biasanya
banyak dipakai dalam kimia analisa untuk menytakan satuan konsentrasi senyawa misal
banyaknya polutan dalam air sungai atau banyaknya kandungan zat dalam air minum.
1. Neraca - 1
4. Kaca Arloji - 1
6. Batang Pengaduk - 1
7. Botol Akuades - 1
8. Corong - 1
D.2 Bahan
No. Nama Bahan Gambar Jumlah
1. Akuades Secukupnya
F. Hasil Pengamatan
Sebelum Pengenceran
No Larutan Massa (gram) Molaritas (M1) Warna
1 CuSO45H2O 2,5 gr 0,1 M Biru pekat
Sesudah Pengenceran
No Larutan Massa (gram) Molaritas (M2) Warna
1 CuSO45H2O 2,5 gr 0,01 M Biru pudar
G. Jawaban Pertanyaan
1. Berapa gram CuSO45H2O yang diperlukan untuk membuat larutan konsentrasi 0,1 M?
Jelaskan dengan menggunakan perhitungan!
Jawab:
CuSO45H2O 0,1 M, Mr CuSO45H2O = 250, volume CuSO45H2O = 100 ml
H. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu membuat larutan CuSO45H2O 0,1 M dengan memasukkan
Kristal CuSO45H2O ke dalam labu ukur kemudian mencapurkannya dengan akuades 100 ml
hingga tanda garis pada labu ukur, sambil di aduk hingga semua Kristal larut sempurna. Pada
percobaan ini dibutuhkan ketelitian saat menimbang Kristal CuSO45H2O, karena jika selisih
sedikit saja maka akan mempengaruhi molaritas dari larutan tersebut.
Dan untuk membuat percobaan ke 2 dengan pengenceran 10x menggunakan 10ml dari
larutan 1 sehingga konsentrasi CuSO45H2O berubah. Untuk mencari konsentrasi setelah 10x
pengenceran yaitu:
V1 M1 = V2 M2
M2 = 0,01 M
I. Kesimpulan
1. Dengan melakukan pengenceran 10x maka konsentrasi akan berubah menjadi 10%
atau sepersepuluh dari konsentrasi awal. Perubahan konsentrasi ini dapat dilihat
dari hasil percobaan yaitu ditandai dengan perubahan warna dari larutan.
2. Larutan pertama berwarna biru pekat, larutan kedua berwarna biru muda dan
larutan ketiga berwarna bening. Hal itu terbukti ketika sudah melakukan
pengenceran larutan CuSO4 .5H2O, kita dapat membandingkan konsentrasi larutan,
volume, dan jumlah zat tertentu (mol). Perbandingannya dilakukan antara larutan
sebelum pengenceran dengan larutan sesudah pengenceran yang dilihat dari warna
larutan antara sebelum dan sesudah pengenceran.
3. Warna larutan sebelum pengenceran lebih biru pekat daripada warna larutan
sesudah pengenceran, hal ini karena larutan sebelum pengenceran masih
tergabung dengan zat terlarutnya.
4. Konsentrasi larutan sebelum pengenceran lebih tinggi daripada sesudah
pengenceran, volumenya lebih kecil daripada volume larutan sesudah
pengenceran, sedangkan jumlah zat tertentu (mol) tidak berubah antar keduanya.