Вы находитесь на странице: 1из 11

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN

DI SMA NEGERI 9 BANDUNG

SEMESTER GENAP TAHUN 2016

Oleh:

Naelatun Nikmah
1203091
Jurusan Pendidikan Biologi

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN


DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


DI SMA NEGERI 9 BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN 2016

Menyetujui:

Dosen Pembimbing PPL, Guru Pamong PPL,

Dr. Widi Purwianingsih, M. Si Dra. Hj. Endah Kusumastuti


NIP 196209211991012001 NIP 196212231984122002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyususnan laporan PPL individual tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan. Dalam kegiatan PPL penulis mendapat banyak pengalaman dan bimbingan dari berbagai
pihak yang semoga dapat dijadikan pelajaran ke depannya. Dengan selesainya penulisan laporan ini
berarti akan berakhir pula kegiatan PPL kependidikan yang dilaksanakan penulis sejak tanggal 27
Januari sampai 18 Mei 2016.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1. Bapak H. Warya Zakariya, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Bandung yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan PPL
2. Divisi P2JK Direktorat Akademik yang telah membantu penulis dalam menyukseskan
kegiatan PPL di SMA Negeri 9 Bandung
3. Ibu Endah Kusumastuti, S.Pd. selaku Guru Pamong di SMA Negeri 9 Bandung yang tidak
pernah lelah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
4. Ibu Widi Purwianingsih M.Si. selaku dosen pembimbing PPL yang selalu memberi
dukungan dan saran selama kegiatan PPL
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Tata Usaha SMA Negeri 9 Bandung yang telah
memberikan segala bentuk kerjasama dan bantuan kepada penulis
6. Segenap siswa-siswi SMA Negeri 9 Bandung yang telah memberikan segala bentuk
bantuan, partisipasi, motivasi dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis
Penulis menyadari bahwa penyususnan laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala kritik dan saran demi perbaikan dalam penulisan laporan selanjutnya.

Bandung, Mei 2015

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………………..
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL
A. Penyusunan RPP……………………………………………………………………………….
B. Proses Penampilan………………………………………………………………………………
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler…………………………………………………………
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan……………………………………
E. Proses Bimbingan………………………………………………………………………………
BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan RPP………………………………………………………………………………
B. Proses Penampilan………………………………………………………………………………
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler…………………………………………………………
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan……………………………………..
E. Proses Bimbingan………………………………………………………………………………
BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
A. Penyusunan RPP………………………………………………………………………………
B. Proses Penampilan………………………………………………………………………………
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler…………………………………………………………
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan……………………………………
E. Proses Bimbingan………………………………………………………………………………
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN………………………………………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh semua mahasiswa kependidikan dari berbagai jurusan atau bidang studi. Program ini bertujuan
untuk melatih mahasiswa/ praktikan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki baik dari aspek konten
maupun aspek pedagogi dalam kondisi nyata di lapangan, dalam hal ini sekolah formal. Sebelum
melaksanakan PPL praktikan tentu sudah dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang kegiatan
mengajar, bahkan melakukan microteaching atau simulasi mengajar demi memperoleh pengalaman
mengajar yang sesungguhnya. Namun hal tersebut tentu belum cukup untuk menjadikan seorang
mahasiswa/ praktikan menjadi seorang guru yang professional.
Pelaksanaan PPL ditujukan sebagai wadah bagi mahasiswa/ praktikan untuk menguji
kemampuan yang dimiliki dalam mengajar pada kondisi yang benar-benar nyata dan bukan kondisi
yang dibuat-buat. Namun ternyata kondisi di lapangan seringkali berbeda dengan yang dibayangkan
atau direncanakan. Hal ini menuntut praktikan untuk lebih fleksibel, spontan, dan kreatif dalam
mengantisipasi kondisi-kondisi tertentu. Berikut ini merupakan beberapa kendala atau masalah yang
dihadapi praktikan dalam mengajar mata pelajaran biologi selama melaksanakan kegiatan PPL:
A. Penyusunan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan syarat wajib yang harus dibuat oleh
seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.
RPP yang dibuat harus sesuai dengan kurikulum dan silabus, serta disesuaikan dengan program
semester yang telah disusun. Dalam pembuatan RPP banyak aspek yang harus dicantumkan
dan dipertimbangkan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Berikut ini kendala yang dialami
dalam penyususnan RPP:
1. RPP harus mencantumkan model pembelajaran dan sintak-sintaknya, sedangkan karakter
materi selalu berbeda dan harus disesuaikan dengan media, alokasi waktu, serta tuntutan dari
kompetensi dasar itu sendiri.
2. Praktikan harus menentukan langkah pembelajaran yang menarik namun juga harus tetap
sesuai dengan sintak model pembelajarannya. Seringkali langkah pembelajaran agak
terkendala dengan waktu dan kerjasama atau keikutsertaan siswa.
3. Penentuan indikator pada setiap pertemuan, khususnya indikator yang diturunkan dari KD 1
karena terkendala oleh alat ukur dalam evaluasinya. Praktikan juga mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan banyaknya indikator yang bisa disajikan dalam satu pertemuan dengan
alokasi waktu yang tersedia.
4. Alokasi waktu yang direncanakan seringkali tidak sesuai dengan kegiatan saat pembelajaran.
Hal ini dapat terjadi karena mungkin respon yang diberikan siswa berbeda dengan yang
direncanakan, sehingga dibutuhkan eksekusi yang berbeda dari yang direncanakan. Selain
itu juga banyak kegiatan non akademik dan mengizinkan siswa untuk dispen.
5. Membuat lembar kerja siswa/ kelompok yang dapat mengarahkan kegiatan siswa namun
tetap membuat siswa berfikir dan tidak hanya sekedar mengisi pertanyaan.
6. Membuat instrument penilaian untuk masing-masing indikator yang benar-benar sesuai agar
dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti lembar observasi dan
rubric.
7. Menentukan alat evaluasi aspek pengetahuan yang sesuai dengan kemampuan siswa namun
juga harus sesuai dengan standar kurikulum.
8. Penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan kurtilas serta sesuai dengan kemampuan
pemahaman siswa.
B. Proses Penampilan
Pada minggu pertama pelaksanaan PPL, praktikan tidak langsung mengajar di kelas namun
melakukan observasi terlebih dahulu terhadap cara mengajar guru pamong. Setelah memahami
situasi dan kondisi di dalam kelas, praktikan kemudian menyusun RPP untuk kemudian
dikonsultasikan dan dilaksanakan pada minggu kedua. Meskipun telah dilakukan observasi dan
bimbingan RPP, tetap saja terdapat beberapa kendala saat praktikan melakukan penampilan
mengajar diantaranya:
1. Pada penampilan pertama, praktikan masih agak kaku dalam berinteraksi dengan siswa
karena belum mengenal nama siswa satu persatu.
2. Praktikan masih terlalu fokus pada penyampaian materi dan kurang memperhatikan kondisi
siswa sehingga terkadang keadaan kelas kurang kondusif dan agak ribut.
3. Kesulitan dalam mengaktifkan siswa secara merata. Biasanya hanya siswa yang duduk di
depan yang antusias, sedangkan untuk siswa yang duduk di belakang atau di pojok agak
kurang antusias.
4. Terkadang waktu pembelajaran terganggu karena waktu 2 jam yang terpotong istirahat dan
siswa telat masuk kelas.
5. Pada pembelajaran praktikum terkadang terkendala ketersediaan alat dan bahan baik yang
disediakan sekolah maupun yang harus disiapkan secara mandiri oleh siswa.
6. Masalah saat mengobservasi siswa dalam aspek afektif karena jumlah siswa yang banyak
sedangkan guru juga focus menyampaikan materi
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler
SMA 9 Bandung termasuk sekolah yang mengedepankan kegiatan non akademik
diantaranya adalah basket, Cheerleader, pecinta alam, dan masih banyak lagi. Kegiatan ekskul
yang diikuti oleh praktikan antara lain adalah pramuka dan prisman (kajian agama). Pramuka
dilaksanakan pada hari sabtu dari pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Kendala yang terjadi pada
ekskul pramuka adalah seringnya ada kegiatan lain di hari sabtu seperti pentas seni, pelantikan,
ujian praktek, dan lain-lain sehingga kegiatan pramuka tidak berjalan. Selain itu juga kegiatan
ini diikuti hanya oleh sebagian siswa padahal sifatnya ekskul wajib.
Untuk kegiatan prisman sendiri dilaksanakan pada hari jumat siang dari pukul 13.30
sampai pukul 15.00 atau sampai menjelang waktu asar. Kegiatan ini berisi kajian tajwid
Alquran dan sharing pengalaman rohani. Kendala yang dialami dari kegiatasn ini adalah belum
adanya Pembina serta agenda yang baku, serta administrasi yang jelas. Padahal secara konten
kegiatannya menarik dan dapat meningkatkan silaturahmi antar anggotanya.
Selain itu juga sempat dilakukan bimbingan OSN untuk mengadapi olimpiade yang
dilaksanakan pada tingkat kota Bandung. Hanya saja karena waktu yang terbatas sehingga
bimbingan tidak terlaksana secara maksimal yaitu hanya selama seminggu.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Di samping melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dan kegiatan
ekstrakurikuler, praktikan juga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, diantaranya:
1. Piket Umum (KBM)
Praktikan melaksanakan piket umum setiap hari rabu dengan tugas meliputi:
a. Menulis waktu kedatangan guru
b. Mencatat siswa yang melakukan pelanggaran seperti atribut dan pakaian
c. Mencatat siswa yang datang terlambat
d. Memberi izin siswa terlambat dan atau melakukan pelanggaran untuk masuk kelas
e. Menyampaikan titipan yang diamanatkan diruang piket
f. Memanggil siswa yang ada di kelas, jika siswa tersebut ada permasalahan dengan
sekolah, guru dan BK, atau keluarganya yang ingin bertemu dan berbicara dengan siswa.
g. Melayani tamu yang mempunyai keperluan dengan sekolah
h. Melayani siswa yang meminta surat izin masuk kelas, keluar sekolah, atau pulang sekolah
dikarenakan sakit, ada keperluan, dll.
Kendala yang dialami praktikan selama piket KBM ialah:
a. Tidak adanya pengarahan secara resmi dari sekolah mengenai tugas yang harus dilakukan
saat piket KBM
b. Tidak ada mahasiswa PPL lain yang piket bersama praktikan, sehingga kadang bel terlambat
untuk dibunyikan.
c. Buku piket dan formulir perijinan yang sering habis dan belum ada penggantinya
mengakibatkan petugas piket kebingungan untuk kegiatan pendataan.
2. Upacara Bendera
Penanggung jawab pada piket kegiatan upacara bendera adalah Pihak Wakasek
Kurikulum. Kegiatan upacara bendera yang diikuti oleh praktikan adalah upacara
pengibaran bendera setiap senin pagi pukul 07.00 WIB sampai selesai. Upacara pengibaran
bendera yang bertugas adalah siswa dengan urutan tampil dari kelas IX terlebih dahulu.
Pembina upacara yang bertugas merupakan perwakilan dari siswa kelas tersebut. Tidak ada
kendala yang dialami praktikan mengenai upacara bendera, hanya saja di awal tahun ajaran
upacara bendera tidak rutin dilaksanakan.
3. Piket Perpustakaan
Kegiatan piket perpustakaan yang dilaksanakan oleh praktikan adalah labeling,
menjaga perpustakaan, merapikan lemari buku, dan mencatat peminjaman serta
pengembalian buku. Namun seiring berjalannya waktu, piket perpustakaan tidak berjalan,
karena praktikan lebih memilih piket KBM. Hal ini terjadi karena mahasiswa PPL lain
sering kali menggantikan guru pamong masing-masing untuk mengajar di kelas dan tidak
piket KBM. Oleh karena itu, piket (KBM) diprioritaskan oleh praktikan.
E. Proses Bimbingan
Bimbingan dilakukan dengan guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing dari kampus.
Bimbingan lebih intensif dilakukan dengan guru pamoong karena lebih mudah untuk bertemu
dan berkoordinasi mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas. Adapun bimbingan dengan
dosen pembimbing dilakukan secara berkala yaitu sebanyak 3 kali selama PPL.
1. Guru Pamong
Pada awalnya bimbingan dengan guru pamong dilakukan secara rutin setiap sebelum
mengajar untuk mengkonsultasikan RPP beserta perangkat instrumennya. Selain itu bimbingan
sebelum mengajar juga dilakukan untuk menandai materi yang harus ditekankan pada siswa,
baik itu karena sifatnya yang esensi maupun karena keedalaman materi atau tingkat kesulitan
yang tinggi. RPP yang sudah dikonsultasikan dan dikomentari kemudian diperbaiki, baru bisa
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Setelah pelaksanaan pembelajaranjuga dilakukan
bimbingan untuk melakukan evaluasi dan refleksi. Praktikan biasanya diminta menyampaikan
kesan selama melaksanakan pembelajaran di kelas dan kekurangannya, setelah itu baru guru
pamong menambahkan masukan mengenai bagian yang harus diperbaiki dan bagian yang harus
dipertahankan. Selain itu guru pamong juga memberi saran untuk pertemuan selanjutnya.
Kendala yang ditemui pada kegiatan bimbingan dengan guru pamong ini adalah pada
minggu-minggu selanjutnya waktu untuk konsultasi agak terbatas karena guru pamong juga
disibukkan dengan kegiatan pemantapan kelas 12 yang akna menghadapi ujian sekolah dan
ujian nasional. Hal ini menyebabkan intensitas bimbingan dan koordinasi menjadi berkurang.
Kadang bimbingan hanya dilakukan sebelum atau setelah pembelajaran saja, atau hanya
seminggu sekali, atau setiap di awal atau akhir bab.
2. Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing yang ditunjuk oleh kampus adalah dosen yang berasal dari departemen
yang sama dengan guru praktikan/ mahasiswa PPL. Tugas dari Dosen Pembimbing yaitu
melakukan monitoring terhadap cara mengajar praktikan secara berkala dan menanyakan serta
membantu mengatasi kendala yang dihadapi selama praktik di sekolah. Segala informasi dan
arahan diberikan oleh Dosen Pembimbing agar mahasiswa PPL tidak mengalami kesulitan
yang berarti selama praktik mengajar di sekolah.
Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL terkadang agak sulit dilakukan karena
terkendala waktu kosong dosen. Namun, Dosen Pembimbing PPL tetap berusaha untuk
meluangkan waktunya dalam melaksanakan proses bimbingan kepada praktikan secara
optimal. Dosen pembimbing datang sebanyak 3 kali yaitu saat penyerahan mahasiswa PPL di
bula Januari, lalu pada pertengahan PPL di bualn April, serta saat ujian yaitu bulan Mei.

BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan RPP
Kesulitan yang dialami dalam penyususnan RPP disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
1. Keharusan penggunaan model pembelajaran yang melibatkan sintak-sintak tertentu,
sedangkan praktikan terbiasa membuat RPP menggunakan dasar scientific approach dalam
membelajarkan biologi atau ilmu MIPA lainnya.
2. Tidak semua materi cocok untuk menggunakan model tertentu, bahkan ada materi yang
cukup dibelajarkan dengan cara ceramah serta diskusi dan tidak membutuhkan model
khusus.
3. Perbedaan format dalam penulisan RPP, antara ketentuan sekolah dengan apa yang sudah
dipelajari praktikan, sehingga membutuhkan sedikit penyesuaian pada awal penulisan RPP.
4. Penentuan butir-butir indikator yang harus dicapai dalam satu pertemuan, hal ini karena
praktikan belum mengetahui subbab yang biasanya dititikberatkan pada ujian nasional
5. Langkah pembelajaran yang disusun ternyata melebihi batas waktu yang tersedia. Hal ini
terjadi karena banyak hal antara lain praktikan tidak melakukan uji coba sebelumnya,
terkadang respon siswa yang diharapkan juga tidak sesuai.
6. Penilaian indicator dari semua KI yang menggunakan rubric agak terkendala karena
praktikan tidak menyertakan observer sehingga lembar penilaian harus dibuat sederhana
namun mencakup semua aspek yang akan dinilai.
7. Dalam pembuatan alat evaluasi, kesulitan disebabkan karena indicator dari KI yang sulit
diukur. Selain itu untuk aspek kognitif juga terkadang terdapat kesenjangan antara tuntutan
kurikulum dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.
8. Penentuan bahan ajar yang tepat karena belum ada buku sumber 2013 yang resmi untuk
mata pelajaran biologi sehingga materi harus dirangkum dari berbagai sumber.

Вам также может понравиться