Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok
dan masyarakat. Komunikasi dalam sebuah organisasi dapat didefinisikan
sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-
unit komunikasi dalam hubungan hirearkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-
bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dan fungsi dalam organisasi?
2. Apa saja unsur-unsur komunikasi dalam organisasi?
3. Apa saja gaya dan bentuk komunikasi dalam organisasi?
4. Bagaimana menyalurkan komunikasi dalam organisasi?
5. Apa saja hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi?
6. Bagaimana peningkatan efektivitas komunikasi dalam organisasi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui komunikasi dan fungsi dalam organisasi.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui gaya dan bentuk komunikasi dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui menyalurkan komunikasi dalam organisasi.
5. Untuk mengetahui hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi.
6. Untuk mengetahui peningkatan efektivitas komunikasi dalam organisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Dan Fungsi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi, maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam berkerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka, untuk membina hubungan antar suatu
lembaga pendidikan, maka hal tersebut perlu dibicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada pengirim
berita maupun penerima berita. Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil
seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan selesi, manakah solusi yang terbaik
yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar
mencapai tujuan, visi, misi suatu organisasi.
Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi
menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:
a. Himstreet dan Baty
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan.
b. Theodorson dan Thedorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
c. Charles H. Cooley
Komunikasi berari suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbil secara lisan dan membacanya melalui ruang
dan menyimpan dalam waktu.
Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi
dari suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian
yang sama. Berarti dalam hal ini komunikasi dalam organisasi merupakan hal
yang paling penting karena komunikasi bagian penting dari organisasi, sebab

2
organisasi tidak akan berlangsung apabila tidak ada komunikasi antara pihak
satu dengan pihak yang lain.
Adapun fungsi komunikasi dalam organisasi menurut para ahli, di antaranya
sebagai berikut:
1. Menurut Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi lebih banyak, lebih baik dan
tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-
orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik
yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan bawahan membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial, jaminan kesehatan dan
sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif yaitu:
a) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi agar perintahnya dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
b) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja yaitu bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.

3
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan wewenang tidak
akan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab,
pekerjaan yang dilakukan secara suka rela oleh bawahan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang
memungkinkan bawahan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan
khusus dalam organisasi dan laporan kemajuan organisasi.
2. Menurut Scott dan T.R Mitchell
a. Kendali, kontrol, pengawasan
b. Motivasi
c. Pengungkapan emosional
d. Informasi
3. Menurut Thayer
a. Memberi informasi
b. Membujuk
c. Memerintah
d. Memberi intruksi
e. Mengintegrasikan organisasi
B. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi
Adapun beberapa unsur-unsur komunikasi dalam organisasi, yaitu sebagai
berikut:
1. Komunikator (Communicactor) yaitu memberi berita yang dalam hal ini
adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberikan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengatakan, mengirim atau menyiarkan.

4
3. Berita-berita yang disampaikan (Message), dapat dalam bentuk perintah,
laporan, atau saran.
4. Komunikasi (Communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau
para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.
Tanggapan atau reaksi (response) dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Komunikator menyampaikan berita. Berita-berita yang disampaikan,
komunikan dan tanggapan atau reaksi merupakan kesatuan yang utuh dan
bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan
terjadi. Dengan demikian, masing-masing unsur saling berhubungan dan ada
saling ketergantungan, jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi
ditentukan oleh semua unsur tersebut.
C. Gaya Dan Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi
Adapun gaya komunikasi dalam organisasi yaitu sebagai berikut:
1. The Controlling Style
Controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak
atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran,
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communication.
2. The Equalitarian Style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi the equalitarian style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,
santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap
anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek
penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. the
equalitarian style communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tulisan yang bersifat
dua arah atau two-way communication.

5
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini memanfaatkkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut bahwa pemrakarsa struktur yang efisien adalah orang-orang yang
mampu merencakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan
organisasi, kerangka penugasan dan memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan. The dynamic style of communication ini sering
dipakai oleh para juru kampanye atau supervisor yang membawa
wiraniaga.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan oranglain, daripada keinginan untuk
memberi perintah meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk
memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang
tersebut.
Adapun bentuk komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi berdasarkan bentuk
a. Komunikasi langsung

6
Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi
berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan
penggunaan isyarat. Contoh: berbicara langsung kepada seseorang.
b. Komunikasi tidak langsung
Komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan alat dan
mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan ataupun
untuk menghadapi hambatan geografis waktu. contoh: Radio, Televisi.
2. Komunikasi berdasarkan sasaran
a. Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok
orang dalam jumlah yang besar. Komunikasi massa memiliki syarat-
syarat yaitu:
1. Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele.
2. Bahasa yang mudah dimengerti atau dipahami
3. Bentuk gambar yang baik
4. Membentuk kelompok khusus misalnya kelompok pendengar radio
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya
sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal serta
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Contoh: perawat
dengan pengunjung puskesmas.
c. Komunikasi perorangan
Komunikasi perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau
bisa dapat juga melalui telepon. Contoh: perawat dengan pasien
3. Komunikasi berdasarkan arah pesan
a. Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalam komunikasi yang disampaikan oleh
sumber kepada sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan umpan balik atau bertanya. Contoh: Radio

7
b. Komunikasi timbal balik
Komunikasi timbal balik adalah komunikasi yang disampaikan
kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Contoh:
komunikasi kelompok atau komunikasi perorangan.
D. Penyaluran Komunikasi Dalam Organisasi
1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai
rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communication) dimulai
dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-
tingkatan manajemen sampai ke pegawai paling bawah.
Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi
pengarahan, informasi, instruksi, nasehat atau saran dan penilaian kepada
bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi
tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
Berita-berita ke bawah dapat berbentuk tulisan ataupun lisan dan
biasanya disampaikan melalui memo, laporan, atau dokumen lainnya.
Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication) adalah untuk
mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang
terjadi pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi inin mencakup laporan-
laporan periodik, penjelasan , gagasan dan permintaan untuk diberikan
keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan
balik bagi manajemen atas.
Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi
informal, survey sikap, dewan manajemen pembelajaran yang dirancang
untuk memudarkan komunikasi ke atas.
2. Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal yaitu komunikasi yang berlangsung di antara
para anggota dalam kelompok atau organisasi yang sama. Fungsi arus
komunikasi horizontal ini adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki koordinasi
b. Upaya pemecahan masalah

8
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai
hasil hubungan-hubungan dengan rekan dalam pembelajaran.
E. Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah bagian dari informasi dalam membangun organisasi,
tetapi komunikasi tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar
yang menghambatnya. Berikut ini akan dibahas hambatan-hambatan terhadap
komunikasi efektif tersebut dengan dikelompokkan sebagai berikut:
1. Hambatan-hambatan organisasional
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu:
a. Tingkat hirarki
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi karena berita harus
melalui tingkatan hambatan yang memerlukan waktu lebih lama untuk
mencapai tempat tujuan dan kecenderungan menjadi berkurang
ketepatannya. Berita yang sampai baik ke atas atau ke bawah tingkatan-
tingkatan organisasi akan melalui beberapa filter dengan persepsi,
motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri.
b. Wewenang
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin atasan
dapat mencapai tujuan dengan efektif, tetapi dilain pihak pada
kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap komunikasi. Banyak
atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima
berbagai masalah, kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka
tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi
dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat

9
mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya
ada kesenjangan leveling antara atasan dan bawahan.
c. Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga
menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung
memisahkan orang-orang bahkan bila mereka bekerja saling
berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan
dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia
yang berbeda. Akibatnya, dapat menghalangi perasaan masyarakat,
membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-
kesalahan.
2. Hambatan-hambatan antar pribadi
Atasan masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita yang
mereka kirim akan berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-
hambatan komunikasi organisasional tidak ada. Banyak kesalahan
komunikasi disebabkan bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi oleh
masalah-masalah ketidaksempurnaan manusia dan bahasa. Atasan perlu
memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti:
a. Persepsi selektif
Persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikan dan mengartikan segala sesuatu
lingkungannya, segera setelah seseorang menerima sesuatu akan
mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang berarti.
Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi
tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka dia
mengharapkan akan melihat kereta api. Bawahan menjadi definisi
secara otomatis bila dipanggil atasannya, dengan kata lain pengharapan
yang mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar kejadian,
orang, objek atau situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar.
Hal ini disebut persepsi selektif.

10
Atasan perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan
persepsi selektif berikut ini:
1. Penerimaan akan menginterpretasikan berita berdasarkan
pengalaman dan bagaimana mereka telah belajar untuk menghadapi
sesuatu.
2. Penerima akan menginterpresentasikan berita dengan cara menolak
setiap perubahan dalam struktur kepribadian yang kuat. Berita yang
bertentangan dengan keyakinan seseorang cenderung ditolak.
3. Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyimpan
karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat membuat
pola-pola menyeluruh.
Pelajaran bagi atasan untuk memahami sebanyak mungkin tentang
kerangka kesukaan, kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan
stereotip (proses penyusunan berita menjadi seperti sesuatu yang
diharapkan) dari penerima agar dapat mengkomunikasikan pengertian
secara efektif.
b. Status atau kedudukan komunikator
Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk
menilai. Mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar
karakteristik pengirim terutama kredibilitasnya. Kredibilitas didasarkan
keahlian seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan
tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan
mengkomunikasikan kebenaran.
Atasan harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang
terpercaya dan dapat dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi,
mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan bawahan akan
sangat terhambat dari permulaan.
c. Keadaan membela diri
Perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau
keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi.
Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah,

11
gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan
tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai deensif.
Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrai pada apa yang
akan dikatakan dan bukan pada apa yang sedang didengar.
d. Pendengaran lemah
Atasan perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu
mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan
pendengaran lemah berikut meliputi:
1. Mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian
pada apa yang sedang dikatakan.
2. Memberikan pengaruh melalui perkataan atau tanda-tanda seperti
melihat jam, memandang langit, menunjukkan kegelisahan
3. Menunjukkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap
bahan pembicaraan
4. Mendengar dengan tidak aktif
e. Ketidaktepatan penggunaan bahasa
Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam komunikasi adalah
anggapan bahwa pengertian terletak dalam kata-kata yang digunakan.
Sebagai contoh, perintah atasan untuk mengerjakan “secepat mungkin
bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Di samping itu,
bahasa-bahasa “non verbal” yang tidak konsisten seperti nada suara,
ekspresi wajah, dan sebagainnya dapat menghambat komunikasi.
F. Peningkatan Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi
Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi dan betapa
sulitnya mencapai komunikasi efektif telah dibahas di atas. Sekarang, akan
dibicarakan berbagai cara meningkatkan efektivitas komunikasi dalam
organisasi. Teknik-teknik ini pada dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi
kesulitan yang disajikan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
Berbagai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif
tidak dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Atasan harus memainkan peranan

12
penting dalam proses komunikasi, dimana hanya dengan cara itu kemudian
dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
Pentingnya komunikasi menyebabkan banyak lembaga besar menggunakan
para “ahli komunikasi”. Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan
komunikasi dengan bantuannya kepada para pemecahan masalah masalah
komunikasi internal; penentuan strategi komunikasi, penutupan lembaga,
serta pengukuran kualitas kegiatan-kegiatan komunikasi.
2. Penggunaan umpan balik
Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah
penggunaan umpan balik berita yang dikirim. Komunikasi dua arah ini
memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Para atasan dapat
melakukan paling sedikit dua hal untuk mendorong umpan balik dan
menggunakannya secara efektif.
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak atasan seperti halnya
mengganggu hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaan.
Oleh karena itu, latihan-latihan dalam penulisan dan penyampaian berita
secara lisan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan simbol,
bahasa, mengutarakan yang tepat, dan kepekaan terhadap latar belakang
penerima berita. Prinsip dasarnya adalah penggunaan reflective statements
(pernyataan baik) oleh pendengar. Bagaimana pun posisi kunci para atasan
dalam proses komunikasi membuat kebutuhan mendesak bagi
pengembangan diri untuk menjadi komunikator yang lebih efektif.
4. Pemberian pedoman komunikasi yang baik
Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah
prinsip-prinsip komunikasi yanng disebut “The Ten Commandments of
Good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik).
Pedoman-pedoman ini disusun untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum
dikomunikasikan

13
2. Teliti apa tujuan sebenarnya setiap komunikasi
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja
komunikasi akan dilakukan
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan
komunikasi
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi
6. Ambil kesempatan, bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu yang
membantu atau umpan balik
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang dilakukan
8. Perhatikan konsistensi komunikasi
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya dimengerti
tetapi untuk mengerti

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa komunikasi dalam
organisasi merupakan hal yang paling penting karena organisasi tidak akan
berlangsung apabila tidak ada komunikasi antara pihak satu dengan pihak yang
lain.
B. Implikasi
Demikian beberapa uraian tentang organisasi dalam studi komunikasi ini
yang dapat kami susun, agar dapat kita pelajari dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh sebab itu, kami meminta saran atau kritik membangun, agar makalah ini
menjadi lebih baik untuk kedepannya.

15
Daftar Pustaka
Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Harun, Rochajat. 2008. Komunikasi Organisasi. Bandung: CV. Mandar Maju
Pace, R Wayne. 2006. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sendjaja, S Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Supriadie, Didi. 2018. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

16

Вам также может понравиться