Вы находитесь на странице: 1из 15

X

Kurikulum 2013

s
Kela
sejarah
KERAJAAN-KERAJAAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA (BAG.1)

SEMESTER 2 KELAS X SMA/MA/SMK/MAK – Kurikulum 2013

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami sejarah Kerajaan Kutai.
2. Memahami sejarah Kerajaan Tarumanegara.
3. Memahami sejarah Kerajaan Holing.
4. Memahami sejarah Kerajaan Sriwijaya.
5. Memahami sejarah Kerajaan Mataram Kuno.

A. Kerajaan Kutai
1. Berdirinya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di
Sungai Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur. Raja pertama Kutai bernama Kudungga.
Kudungga merupakan nama asli Indonesia.

Gambar 1. Kerajaan Kutai


2. Sumber Sejarah
Bukti mengenai keberadaan Kerajaan Kutai dapat ditemukan pada Prasasti Yupa
sejumlah tujuh buah. Melalui Prasasti Yupa dapat disimpulkan Kerajaan Kutai adalah
kerajaan yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan India, seperti dalam
penamaan raja, tulisan, dan bahasa yang digunakan pada prasasti, yaitu bahasa
Sanskerta dan tulisan Pallawa. Berdasarkan jenis batuan yang digunakan, Prasasti
Yupa berdiri sekitar abad ke-5 Masehi.

3. Perkembangan Kerajaan Kutai

Gambar 2. Prasasti Yupa


Sumber: dok pribadi

Isi Prasasti Yupa


Sang Maharaja Kudungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyhur,
Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari)
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia.
Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka
dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan
kuasa.
Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas
amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan
oleh para brahmana.

Berdasarkan isi Prasasti Yupa, Kerajaan Kutai memiliki raja-raja sebagai berikut.
a. Kudungga
Raja Kudungga adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai. Kedudukan
Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya

2
pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan
dan menganggap dirinya menjadi raja sehingga pergantian raja dilakukan
secara turun-temurun.

b. Raja Aswawarman
Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini
dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacara-upacara ini
pernah dilaksanakan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta,
ketika ingin memperluas wilayahnya.

c. Raja Mulawarman
Raja Mulawarman adalah putra dari Raja Aswawarman. Ia adalah raja terbesar
dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Kutai mengalami
masa yang gemilang. Rakyat hidup tenteram dan sejahtera. Dengan keadaan
seperti itulah, akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas
yang amat banyak. Puncak keemasan Kerajaan Kutai berada pada masa Raja
Mulawarman. Berikut isi Prasasti Yupa yang menjelaskan Raja Mulawarman.

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi


sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat)
di dalam tanah yang suci (bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan) akan
kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para brahmana yang
datang ke tempat ini.

Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai dapat dilihat pada Prasasti Yupa yang
menyebutkan Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi. Hal tersebut
menunjukkan bidang peternakan Kerajaan Kutai maju. Selain bidang peternakan,
Kerajaan Kutai juga maju dalam bidang pertanian karena Kerajaan Kutai terletak di
tepi sungai.
Kehidupan sosial masyarakat Kutai mulai terpengaruh oleh kebudayaan India
dengan mengenal sistem kasta. Hubungan yang erat antara Raja Mulawarman
dengan kaum brahmana dapat terlihat pada Prasasti Yupa yang menyebutkan Raja
Mulawarman memberikan 20.000 sapi kepada kaum brahmana di dalam tanah
suci bernama Wapreskeswara. Selain upacara asmawedha, Kerajaan Kutai pernah
melakukan upacara vratyastoma yang merupakan upacara penyucian diri untuk
masuk pada kasta kesatria.

3
4. Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir setelah Raja Dharmasetya dikalahkan dalam peperangan
oleh Raja Kertanegara ke-13 (Aji Pangeran Anum Panji Mendapa).

SUPER "Solusi Quipper"


Kalian bisa mengingat nama-nama Raja Kerajaan Kutai dengan SUPER:

KUMANMU

 Kudungga
 Aswawarman
 Mulawarman

B. Kerajaan Tarumanegara
1. Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa yang terletak di
wilayah Jawa Barat yang diperkirakan berpusat di daerah Bogor.

2. Sumber Sejarah
Keberadaan mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui pada penemuan
beberapa prasasti berikut ini.
a. Prasasti Ciaruteun

Gambar 3. Prasasti Ciaruteun


Sumber: wikipedia.org

Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun, dekat muara Sungai


Cisadane Bogor. Prasasti Ciaruteun menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta yang terdiri dari empat baris yang disusun ke dalam bentuk sloka

4
dengan metrum anustubh. Pada Prasasti Ciaruteun terdapat lukisan seperti
laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

b. Prasasti Tugu

Gambar 4. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu merupakan prasasti yang isi tulisannya paling panjang dibanding
dengan prasasti Tarumanegara yang lain. Prasasti Tugu ditemukan di daerah
Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti Tugu menjelaskan mengenai
Raja Purnawarman yang memerintahkan rakyat untuk membuat saluran irigasi
sepanjang 12 km di Sungai Gomati.

c. Prasasti Jambu

Gambar 5. Prasasti Jambu


Sumber: wikipedia.org

Prasasti Jambu ditulis menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang
di dalamnya terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
Raja Purnawarman. Prasasti Jambu ditemukan sekitar 30 km sebelah barat
Bogor sekitar Bukit Koleangkak di Perkebunan Jambu.

5
d. Prasasti Cidanghiang/Lebak

Gambar 6. Prasasti Cidanghiang di Lebak Banten


Sumber: wikipedia.org

Prasasti Cidanghiang ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, di Kampung Lebak,


Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti Cidanghiang ditemukan pada 1947
dan berisi dua baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman.

e. Prasasti Muara Cianteun


Prasasti Muara Cianteun ditemukan di Bogor yang tertulis dalam aksara ikal
yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

Gambar 7. Prasasti Muara Cianteun


Sumber: Disbudpar, Jawa Barat

6
f. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan
Cibungbulang, Bogor. Terdapat lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan
dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Indra.

Gambar 8. Prasasti Kebon Kopi


Sumber: wikipedia.org

g. Prasasti Pasir Awi


Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Sukamakmur Jonggol. Terdapat gambar
ranting pohon dan buah yang dihiasi sepasang telapak kaki sang raja.

Selain prasasti, terdapat pula catatan yang menyebutkan tentang keberadaan


Kerajaan Tarumanegara berdasarkan berita Tiongkok dari zaman Dinasti Tang mengenai
seorang pendeta bernama Fa-Hien yang pernah datang ke daerah pantai utara Pulau
Jawa bagian barat sekitar 414 M. Catatan tersebut menceritakan kehidupan masyarakat
To-lo-mo (Taruma) yang sudah mengenal kehidupan agama seperti agama Hindu dan
Buddha, dan kepercayaan lokal seperti animisme dan dinamisme.

3. Perkembangan Kerajaan Tarumanegara


Berdasarkan isi prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa raja yang pernah
memerintah di Kerajaan Tarumanegara hanyalah Raja Purnawarman. Hal tersebut
dapat dilihat dari Prasasti Ciaruteun ditemukan sepasang telapak kaki yang mulia
Raja Purnawarman yang digambarkan seperti Dewa Wisnu. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Tarumanegara terdapat pada isi Prasasti Tugu. Disebutkan bahwa Raja
Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membangun saluran air di Sungai
Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km. Tujuan dari pembangunan
Sungai Gomati adalah sebagai irigasi pertanian, lalu lintas perdagangan antardaerah
di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya, juga
digunakan sebagai tempat untuk mencegah banjir ketika musim hujan. Kemajuan

7
dalam bidang ekonomi pada Kerajaan Tarumanegara memberikan dampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat Tarumanegara yang mengalami peningkatan.
Masyarakat Tarumanegara juga menunjukkan sudah berkembangnya kebudayaan
menulis yang terlihat pada banyaknya prasasti yang ditemukan.

4. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Tidak terdapat catatan tertulis mengenai akhir dari Kerajaan Tarumanegara. Akan
tetapi, diperkirakan akhir Kerajaan Tarumanegara disebabkan oleh serangan dari
Kerajaan Sriwijaya.

C. Kerajaan Holing
1. Berdirinya Kerajaan Holing
Kerajaan Holing merupakan kerajaan yang terletak di sekitar Pulau Jawa tepatnya
wilayah Jawa Timur. Kerajaan Holing berdiri sekitar abad ke-6 Masehi yang dipimpin
oleh Ratu Sima.

Gambar 9. Letak Kerajaan Holing/Kalingga

2. Sumber Sejarah
Terdapat beberapa pendapat mengenai letak dari Kerajaan Holing seperti berikut.
a. Berdasarkan Prasasti Dinoyo (760 M), Kerajaan Holing pada 664 M dipindahkan
oleh Ki-Yen ke arah timur dan berlanjut dengan nama Kerajaan Kanjuruhan.

8
b. J.L. Moens menyebutkan bahwa letak dari Kerajaan Holing berada di tepi Selat
Malaka (Semenanjung Malaka). Pendapat tersebut didasari oleh sistem ekonomi
Kerajaan Holing, yaitu bidang perdagangan dan pelayaran. Selat Malaka adalah
selat yang sangat ramai oleh aktivitas perdagangan dan pelayaran.
c. Terdapat pula berita dari Dinasti Tang yang menyebutkan bahwa letak Kerajaan
Holing berbatasan dengan Laut Cina Selatan, ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah
utara, Po-Li sebelah timur, dan to-po-teng di sebelah barat. Nama lain dari
Kerajaan Holing adalah Cho-Po (Jawa). Berdasarkan berita tersebut dapat
disimpulkan Kerajaan Holing terletak di Pulau Jawa.

3. Perkembangan Kerajaan Holing


a. Bidang politik
Raja pertama Kerajaan Holing adalah Raja Putri bernama Ratu Sima yang
memerintah sekitar 674 M. Ratu Sima dikenal sebagai kepala negara yang
menjalankan pemerintahannya sangat keras, tetapi dikenal adil dan bijaksana.
Hukum yang diterapkan sangat tegas tanpa memandang kelas sosial. Setiap
yang melanggar selalu mendapatkan sanksi yang tegas sehingga rakyatnya
tunduk dan taat terhadap segala titah Ratu Sima. Sekalipun pejabat kerajaan,
tidak ada yang berani melanggar segala perintahnya.

b. Bidang ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Holing dikenal dengan bercocok tanam.
Selain itu, masyarakat Kerajaan Holing sudah mengenal hubungan kerja sama
bidang perdagangan. Hubungan dagang tersebut dilakukan pada satu tempat
yang kemudian disebut dengan pasar.

c. Bidang sosial
Masyarakat Kerajaan Holing mendapatkan kehidupan sosial yang tertib
dan teratur. Bentuk pemerintahan yang keras menyebabkan rakyat sangat
menghormati dan menaati segala keputusan Ratu Sima dalam setiap
pemecahan suatu masalah. Masyarakat Kerajaan Holing menganut agama
Buddha berdasarkan sumber berita dari Tiongkok yang ditulis oleh I-Tshing.
Berita tersebut menyebutkan bahwa pada 664 M, seorang pendeta Buddha
bernama Hwi-Ning dari Tiongkok datang ke Holing dan menetap selama
tiga tahun. Hwi-Ning dan Janabhadra yang merupakan seorang pendeta dari
Kerajaan Holing menerjemahkan kitab Buddha Hinayana yang berbahasa
Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.

9
D. Kerajaan Sriwijaya
1. Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Letak Kerajaan Sriwijaya diperkirakan di wilayah sekitar Muara Sungai Musi, Sumatra
Selatan.

Gambar 10. Letak Kerajaan Sriwijaya

2. Sumber Sejarah
Keberadaan Kerajaan Sriwijaya dapat dilihat dari beberapa penemuan prasasti yang
dibuat oleh raja-raja Sriwijaya pada saat itu. Prasasti tersebut di antaranya Prasasti
Kedukan Bukit, Telaga Batu, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, Ligor, dan Prasasti
Nalanda. Selain prasasti, terdapat pula berita asing yang menyebutkan Kerajaan
Sriwijaya, yaitu sebagai berikut.
a. Berita Tiongkok
Berdasarkan berita Tiongkok diketahui Kerajaan Sriwijaya sudah melakukan
kerja sama dalam bidang perdagangan dengan kerajaan-kerajaan Tiongkok.
Catatan I-Tshing menuliskan ia pernah singgah dan belajar agama Buddha di
Kerajaan Sriwijaya kepada seorang pendeta bernama Sakyakitri.

b. Berita India
Berita India menyebutkan Kerajaan Sriwijaya telah melakukan kerja sama
dengan raja-raja India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Cola.

10
c. Berita Arab
Keberadaan Kerajaan Sriwijaya berdasarkan berita Arab dilihat dari adanya
penyebutan kepada pedagang Arab seperti Zabaq, Saba, atau Sribusa.
Pedagang-pedagang Arab datang ke wilayah Kerajaan Sriwijaya untuk
melakukan aktivitas perdagangan.

3. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya


a. Bidang politik
Kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya dapat diketahui melalui raja-raja yang
memerintah sebagai berikut.
1.) Raja Dapunta Hyang
Dalam Prasasti Kedukan Bukit disebutkan Dapunta Hyang telah berhasil
memperluas kekuasaan Kerajaan Sriwijaya hingga ke wilayah Jambi
dengan menduduki wilayah Menangatamwam.

Gambar 12. Prasasti Kedukan Bukit


Sumber: wikipedia.org

2.) Raja Balaputra Dewa


Puncak masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya adalah pada masa Raja
Balaputra Dewa berkuasa. Dalam prasasti Nalanda disebutkan Balaputra
Dewa adalah anak keturunan dari Dinasti Syailendra yang berada di Jawa
Tengah. Balaputra Dewa menjadi raja dari Kerajaan Sriwijaya setelah kalah
perang melawan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya.
3.) Raja Sanggrama Wijayatunggawarman
Kerajaan Sriwijaya mendapatkan serangan dari Kerajaan Cola yang berasal
dari India selatan.

11
b. Bidang Sosial
Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di luar India. Hal tersebut
berdasarkan berita dari Tibet yang menyebutkan seorang pendeta bernama
Atica datang dan tinggal di Sriwijaya untuk belajar agama Buddha sekitar
1011-1023 M dari Dharmapala yang merupakan guru besar.

c. Bidang ekonomi
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim karena sistem ekonomi
sangat tergantung pada bidang kelautan atau perairan. Kerajaan Sriwijaya
memiliki luas kekuasaan yang sangat luas sehingga disebut kerajaan maritim
yang besar dan maju pada masanya.
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis karena berada dekat
dengan Selat Malaka yang merupakan pusat perhubungan bagi daerah-daerah
di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya berada di tengah-tengah jalur perdagangan
dan pelayaran antara India dan Tiongkok. Perdagangan internasional tersebut
mengakibatkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari
asing. Selain itu, masyarakat Sriwijaya sudah mampu berbahasa sesuai dengan
bahasa perdagangan yang berlaku pada saat itu. Berdasarkan penelitian, bahasa
yang digunakan sebagai bahasa pengantar adalah bahasa Melayu Kuno.

d. Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran diakibatkan oleh beberapa hal
berikut.
1.) Kerajaan-kerajaan vasal yang merupakan kerajaan-kerajaan kecil di bawah
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya melakukan aksi pelepasan diri.
2.) Serangan dari luar yakni Kerajaan Sriwijaya mendapatkan serangan dari
kerajaan Dharmawangsa pada 995 M, Colamandala pada 1023-1024,
Kerajaan Singasari pada 1275 dan Kerajaan Majapahit pada 1337.
3.) Pendapatan Kerajaan Sriwijaya mengalami pengurangan akibat dari
ditinggalkan oleh para pedagang.

E. Kerajaan Mataram Kuno


1. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri pada awal abad ke-8 Masehi di Jawa
Tengah oleh Raja Sanjaya. Raja Sanjaya dianggap sebagai Wamsakarta karena
merupakan pendiri Dinasti Sanjaya yang memerintah hingga 732 M.

12
2. Sumber Sejarah
Sumber sejarah yang menjelaskan mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno
dapat dilihat dari prasasti yang ditemukan sebagai berikut.
a. Prasasti Canggal (732 M)
Prasasti Canggal berangka tahun 732 M. Ditemukan di daerah Magelang yang
berisi tentang pendirian Lingga yang merupakan perlambangan dari Dewa
Syiwa (Hindu). Prasasti Canggal merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya.
Prasasti Canggal ditulis dalam bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa. Prasasti
Canggal menyimpulkan bahwa agama yang dianut oleh Kerajaan Mataram
Kuno adalah agama Syiwa (Hindu). Prasasti Canggal adalah Prasasti peninggalan
Dinasti Sanjaya.

Gambar 13. Prasasti Canggal


Sumber: wikipedia.org

b. Prasasti Kalasan (778 M)


Prasasti Kalasan berisi tentang Dinasti Sanjaya yang terdesak oleh Dinasti
Syailendra. Raja dari Dinasti Syailendra menunjuk Rakai Panangkaran untuk
membuat bangunan suci Dewi Tara.

Gambar 14. Prasasti Kalasan


Sumber: wikipedia.org

13
c. Prasasti Kelurak (782 M)
Berisi tentang pembuatan arca Majusri yang merupakan perwujudan sang
Buddha, Wisnu, dan Sanggar.

Gambar 15. Prasasti Kelurak


Sumber: wikipedia.org

d. Prasasti Mantyasih (907 M)


Prasasti Mantyasih berisi tentang silsilah Raja-raja Mataram Dinasti Sanjaya.
Berikut raja-raja yang pernah berkuasa.
1.) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2.) Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3.) Sri Maharaja Rakai Panunggulan
4.) Sri Maharaja Rakai warak
5.) Sri Maharaja Rakai Garung
6.) Sri Maharaja Rakai Pikatan
7.) Sri Maharaja Rakai Garung
8.) Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
9.) Sri Maharaja Rakai watuhumalang
10.) Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung

e. Prasasti Karang Tengah (824 M)


Berisikan tentang pembangunan tempat suci oleh Raja Samaratungga dengan
putrinya bernama Pramadharwani.

f. Prasasti Ratu Boko (856 M)


Berisi tentang kekalahan Balaputra Dewa dalam perang melawan anaknya
bernama Pramadhawardani.

14
g. Prasasti Nalanda (860 M)
Berisikan tentang asal usul Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan
adiknya Pramodhawardani.

Selain dari prasasti terdapat pula berita dari kitab Carita Parahyangan yang
menuliskan tentang Raja Sanjaya yang merupakan keturunan Sunda, Raja Sanna.

3. Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno


a. Bidang sosial, ekonomi, dan budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Mataram Kuno sudah sangat luas dengan
dilakukannya perdagangan antarkerajaan lokal maupun internasional. Kegiatan
perdagangan dilakukan dengan bergilir mengikuti hari pasaran Jawa. Selain
berdagang, masyarakat Kerajaan Mataram Kuno mengenal bertani, beternak,
dan menjadi pengrajin. Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno menganut agama
Hindu dan Buddha Mahayana. Pada Kerajaan Mataram Kuno berkembang cerita
Ramayana dan Mahabharata yang ditulis dalam huruf Jawa Kuno (Kawi).

4. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno


Akhir Kerajaan Mataram Kuno terjadi setelah Mpu Sindok memindahkan pusat
kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Hal tersebut terjadi karena adanya serangan
dari Kerajaan Sriwjaya di bawah kepemimpinan Balaputra Dewa. Selain adanya
serangan dari luar, kemunduran Kerajaan Mataram Kuno terjadi karena seringnya
ditimpa bencana alam, seperti letusan Gunung Merapi yang dahsyat.

15

Вам также может понравиться