Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract: This study aims to analyze the factors that affect the intention of accounting students
to take the exam of the certification of Association of Chartered Certified Accountants (ACCA).
Prior research that analyzed the study of career choice and career planning for accounting
student mostly using the theory of planned behavior. To expand the previous research, this
study develops a model of determinant of students' intentions to take the ACCA exam by
integrating theories of planned behavior and social cognitive theory. Theory of planned
behavior considers that one's intentions behave influenced by attitudes, subjective norms and
the perceive behavior control, while social cognitive theories perceive a person's intention to
behave influenced by the expectation of the outcome and self efficacy. This study used 175
accounting students of Islamic University of Indonesia as respondents. Data analysis used in
this research is Structural Equation Modeling (SEM) using Partial Least Square (Smart-PLS)
version 3.0 program. The result of the study shows that the attitude, subjective norm, perceive
behavior control, and expectation of the outcome have a positive effect on the intention of
accounting student to take ACCA certification exam. The results also show that expectations
of the outcome of ACCA certification exams positively affect attitudes, and self efficacy has a
positive effect on perceive behavior control. Nevertheless, the results of the study failed to
support the hypothesis that self efficacy affects the students' intentions following ACCA
certification exams. Furthermore, the results of the study imply that this study supports
predictions of theory of planned behavior and partially supports social cognitive theory. In
other words, in the context of students' intentions following ACCA certification exams, theory
of planned behavioral get more empirical support than social cognitive theories.
1
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
1. Pendahuluan
Akuntansi merupakan suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga
memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi dapat
pula didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur atau mencocokan, dan melaporkan
keputusan yang jelas dan tegas bagi pengguna informasi tersebut (Sari, Andini, & Dhiana, 2017).
Akuntansi sampai saat ini masih menjadi jurusan yang populer yang sangat banyak diminati oleh
mahasiswa di Indonesia, dimana akuntansi dianggap sangat dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan yang
sangat luas. Di Indonesia sendiri, akuntan profesional masih sangat dibutuhkan dalam pasar tenaga
kerja. Berdasarkan data (IAI, 2014) jumlah akuntan profesional yang teregistrasi sebagai anggota IAI
hanya sebanyak 15.940 orang. Jumlah ini jauh di bawah akuntan profesional yang ada di negara
tetangga. Malaysia memiliki 30.236 akuntan profesional, Filipina memiliki 19.573 akuntan, Singapura
memiliki 27.394 akuntan, dan Thailand memiliki 56.125 akuntan.
Dalam persaingan secara global, untuk dapat diakui secara internasional tentunya seorang akuntan
akan meningkatkan kemampuannya. Salah satunya seorang akuntan harus memiliki sertifikasi dari
lembaga sertifikasi akuntansi internasional, agar dapat diakui secara internasional. Sertifikasi
profesional akuntansi adalah suatu pengakuan resmi atas keprofesionalan seseorang pada suatu bidang
yang ia jalani. Sertifikasi profesional dapat membedakan tingkat kualitas dan kemampuan pemegang
sertifikat dengan yang tidak memiliki sertifikat (Khatijah & Suwaldiman, 2016).
Salah satu lembaga sertifikasi akuntansi internasional adalah Association of Chartered Certified
Accountants (ACCA) yang berpusat di London, yang bertujuan untuk menyediakan akses yang lebih
terbuka untuk profesi akuntansi. ACCA merupakan ujian kualifikasi bertaraf internasional dan
menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk memiliki kesempatan berkarir secara global di
bidang akuntansi dan keuangan. Program Association of Chartered Certified Accountans (ACCA)
sangatlah penting bagi mahasiswa akuntansi, karena program ini merupakan salah satu cara untuk dapat
survive dalam persaingan global. Dengan mempunyai sertifikasi internasional, seorang akuntan benar-
benar bisa menjadi akuntan profesional yang bisa bekerja di dalam negeri ataupun di luar negeri dengan
lebih mudah (Wildiana & Suwaldiman, 2017).
Namun, untuk memperoleh gelar Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) tidaklah
mudah dan cepat, karena mahasiswa harus mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh ACCA dan
memiliki beberapa tingkatan dalam pembelajarannya. Di Indonesia saat ini sudah mulai menyediakan
program ACCA. Salah satunya dari Indonesia yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
khususnya prodi Akuntansi, yang sudah menyediakan serta sedang menjalankan program ACCA untuk
mendukung kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Usaha yang dilakukan oleh prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia dalam
menyediakan serta menjalankan program ACCA sangatlah besar. Namun, partisipasi mahasiswa
2
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
terhadap program ACCA masih sangat kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya niat mahasiswa
terhadap program ACCA. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa akuntansi tidak memiliki
niat untuk mengikuti ujian sertifikasi ACCA. Untuk mengetahui faktor-faktor kurangnya niat
mahasiswa tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan model Theory of Planned Behavior
(TPB). Menurut Ajzen dan Fishbein (1980) dalam (Wellington, White, & Liossis, 2006) TPB
merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang bertujuan untuk memprediksi dan
menjelaskan suatu niat dan perilaku seseorang. Dalam TRA ada dua faktor penentu niat seseorang yaitu
sikap dan norma subjektif, kemudian TPB menambahkan satu faktor penentu niat seseorang yaitu
kontrol perilaku persepsian. Sehingga dalam TPB niat seseorang dapat timbul karena tiga hal yaitu
sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Selain menggunakan model TPB, untuk
mengetahui faktor-faktor kurangnya niat mahasiswa terhadap sertifikasi ACCA adalah dengan
menerapkan model Social Cognivite Theory (SCT). Dalam SCT niat seseorang dapat timbul karena dua
hal yaitu efikasi diri dan harapan atas hasil.
Motivasi kajian ini adalah memperluas kajian lepas yang menggunakan Theory of Planned
Behavior sebagai determinan niat mahasiswa untuk mengikuti ujian Sertifikasi ACCA. Menurut artikel
(Cheng & Chu, 2013) Theory of Planned Behavior tidak cukup menjelaskan perilaku individu, selain
Theory of Planned Behavior teori lain yang mungkin mempengaruhi perilaku individu adalah Social
Cognitive Theory. Oleh karena itu kajian ini mengintegrasikan kedua teori untuk menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk mengikuti ujian Sertifikasi ACCA.
Adapun persoalan kajian ini adalah: a.) apakah sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku
persepsian berpengaruh terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian Sertifikasi ACCA?
b.) apakah pengaruh langsung apakah harapan atas hasil dan efikasi diri berpengaruh terhadap niat
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian Sertifikasi ACCA? c.) apakah harapan atas hasil dan efikasi
diri berpengaruh terhadap sikap dan kontrol perilaku persepsian?
Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: a.) mengkaji pengaruh sikap, norma subjektif, dan
kontrol prilaku persepsian terhadap niat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti ujian Sertifikasi
ACCA. b.) mengkaji pengaruh harapan atas hasil dan efikasi diri terhadap niat Mahasiswa Akuntansi
untuk mengikuti ujian Sertifikasi ACCA. c.) mengkaji pengaruh harapan atas hasil dan efikasi diri
terhadap sikap dan kontrol perilaku persepsian.
3
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
akuntansi, agar memiliki kemampuan di bidang akuntansi, keuangan dan manajemen. ACCA didirikan
pada tahun 1904, ACCA secara konsisten menyediakan nilai inti yang unik, peluang, keragaman,
inovasi, integritas dan akuntabilitas. ACCA hadir untuk memperkuat profesi akuntan global
berdasarkan penerapan standar yang konsisten, mendukung bisnis internasional dan keinginan orang-
orang yang memiliki keinginan untuk sukses berkarir di kanca internasional (ACCA, 2018).
Sampai dengan saat ini, ACCA memiliki 162,000 anggota, 426,000 peserta belajar di sekitar
180 negara. ACCA juga bekerja sama dengan 8,500 perusahaan di seluruh dunia, di mana setiap anggota
dan peserta belajar ACCA memiliki kesempatan untuk bekerja di 8,500 perusahaan tersebut. Jaringan
employer ACCA tersebar di lebih dari 180 negara, dengan 91 kantor cabang di seluruh dunia, pemegang
gelar ACCA akan menikmati layanan global dari sebuah organisasi yang mendunia. (ACCA, 2018).
Untuk mengetahui faktor-faktor niat mahasiswa salah satunya adalah dengan menerapkan
model Theory of Planned Behavior (TPB). Menurut Ajzen & Fishbein (1980) dalam (Wellington et al.,
2006) Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA)
yang bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan suatu niat dan perilaku seseorang. Salah satu
kelebihan dari TPB terhadap TRA adalah kemampuannya untuk menganalisis suatu situasi dimana
individual-individual tidak mempunyai kontrol sendiri terhadap perilakunya (Jogiyanto, 2007). TPB
juga memiliki keunggulan dibandingkan teori keperilakuan yang lain, karena TPB merupakan teori
perilaku yang dapat mengidentifikasikan keyakinan seseorang terhadap pengendalian atas sesuatu
yang akan terjadi dari hasil perilaku, sehingga membedakan antara perilaku seseorang yang
berkehendak dan yang tidak berkehendak (Wellington et al., 2006).
Social Cognitive Theory atau teori kognitif sosial dikembangkan oleh Bandura pada tahun
1977. Teori ini merupakan teori tentang perilaku individual. Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
Bandura (1986) dalam (Mukhid, 2009) mengungkapkan teori kognitif sosial berakar pada pandangan
tentang human agency bahwa individu merupakan agen yang secara proaktif mengikut sertakan
dalam lingkungan mereka sendiri dan dapat membuat sesuatu terjadi dengan tindakan mereka.
Teori kognitif sosial berbasis pada premis bahwa pengaruh-pengaruh lingkungn semacam tekanan-
tekanan sosial atau karakteristik-karakteristik situasional unik, kognitif dan faktor-faktor personal
lainnya termasuk personality dan juga karakteristik-karakteristik demografik, dan perilaku saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Jogiyanto, 2007).
4
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
sebagai faktor pemotivasi yang ada di dalam diri individu yang mempengaruhi perilaku. Niat ini
tercermin dari seberapa besar keinginan untuk mencoba dan seberapa kuat usaha yang dialokasikan
untuk mewujudkan perilaku tertentu.
Niat merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu, sedangkan perilaku adalah tindakan nyata dari keinginan berperilaku
tersebut (Sumaryono & Sukanti, 2016). Konsep TPB menjelaskan suatu perilaku akan dilakukan jika
individu memiliki keinginan ataupun rencana untuk melakukannya, sehingga semakin kuat keinginan
tersebut, maka akan semakin kuat niat tersebut untuk menampilkan suatu perilaku. Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa niat adalah sebagai usaha yang disadari untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang telah didefinisikan secara jelas (Jogiyanto, 2007). Sehingga niat
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Persepsian, Efikasi Diri, dan Harapan Atas Hasil.
Sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap
suatu perilaku. Saat individu menilai perilaku tersebut positif atau negatif, secara otomatis dan
bersamaan individu memperoleh sikap terhadap perilaku (Ajzen, 1991). Sikap menurut Jogiyanto,
(2007) adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus
melakukan perilaku yang akan ditentukan.
Sebagai calon seorang akuntan, setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda sesuai dengan
seberapa besarnya pengaruh pada setiap individu. Sehingga jika seseorang menilai bahwa suatu gelar
ACCA merupakan gelar yang sangat penting yang diakui secara internasional, serta jika seseorang
tersebut juga memiliki sikap yang positif terhadap ACCA, maka niat seseorang untuk memiliki gelar
ACCA akan semakin besar dan pada akhirnya akan memilih untuk mengikuti ujian sertifikasi ACCA.
Norma subjektif merupakan fungsi yang didasarkan oleh normative beliefs, yaitu keyakinan
atau rujukan mengenai kesetujuan atau ketidak setujuan seseorang maupun kelompok yang penting
bagi individu terhadap suatu perilaku. Pada beberapa perilaku, rujukan sosial yang dianggap
penting berasal dari teman, orang tua, pasangan, saudara, dan keluarga (Ajzen, 1991). Sedangkan
menurut (Jogiyanto, 2007) norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
Kontrol perilaku persepsian ditentukan oleh kombinasi antara kepercayaan individu mengenai
faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (control beliefs), dengan
kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived
power control). Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung (sumber
daya dan fasilitas) dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu
akan cenderung memersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut; sebaliknya, semakin
5
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
sedikit individu merasakan sedikit faktor pendukung dan banyak faktor penghambat untuk dapat
melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung memersepsikan diri sulit untuk melakukan
perilaku tersebut (Ajzen, 1991).
Menurut Bandura (1977) dalam Williams, (2010) efikasi diri adalah suatu keyakinan individu
bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil. Efikasi
diri terhadap pengambilan keputusan karir adalah keyakinan individu bahwa ia dapat sukses menilai
kemampuan dirinya dengan tepat, mengumpulkan informasi-informasi mengenai karir, menyeleksi
tujuan karir, membuat rencana-rencana karir untuk masa depan, dan memecahkan permasalahan
karir (Lent & Brown, 1996).
Menurut Bandura (1977) dalam Williams, (2010) efikasi diri berbeda dengan niat, karena niat
melibatkan kerelaan untuk melakukan suatu perilaku, sedangkan efikasi diri melibatkan keyakinan
bahwa seseorang bisa melakukan perilaku. Jogiyanto, (2007) menyatakan bahwa persepsi-persepsi
efikasi diri secara signifikan berhubungan dengan niat untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Ini
menunjukkan bahwa efikasi diri mempengaruhi niat seseorang. Sehingga dalam mengikuti ujian
sertifikasi ACCA, mahasiswa harus memiliki keyakinan akan kemampuannya atau memiliki efikasi
diri. Efikasi diri ini yang akan membantu mahasiswa dalam mencapai sertifikasi ACCA. Bandura
(1977) dalam Jogiyanto, (2007) mengemukakan ada tiga aspek dalam efikasi diri, yaitu Magnitude
(Besaran), Generality (generalisasi) dan Strenght (Kekuatan). Aspek ketiga ini berhubungan dengan
tingkat keyakinan tentang pertimbangan yang akan dilakukan. Sehingga ini menunjukkan kuat
lemahnya keyakinan seorang individu.
(Lent & Brown, 1996) menyebutkan bahwa harapan atas hasil merupakan keyakinan (harapan)
tentang hasil terhadap melakukan perilaku tertentu. Sedangkan menurut Bandura (1978) dalam
(Jogiyanto, 2007) harapan atas hasil terjadi karena seseorang megharapkan hasil-hasil diperoleh
terutama dari pertimbangan-pertimbangan seberapa baik seseorang dapat melakukan perilaku yang
dituntut.
6
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
yang di dapat baik atau buruk (Jogiyanto, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Cheng & Chu, 2013); (Sugahara & Boland, 2006); (Law, 2010); (Shih & Fang, 2004); (Ajjan &
Hartshorne, 2008); Solikhah, (2014) serta Sumaryono dan Sukanti, (2016) yang menunjukkan bahwa
sikap berpengaruh positif signifikan terhadap niat. Dengan demikian hipotesis pertama dirumuskan
sebagai berikut:
H1. Sikap berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi
ACCA.
2.2.2. Pengaruh norma subjektif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi
ACCA
Faktor kedua yang mempengaruhi niat menurut teori perilaku terencana yaitu norma subyektif.
Norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang
lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Sehingga jika seseorang memiliki dorongan dari orang tua, dosen,
serta teman-teman yang mendukung untuk melakukan sesuatu, maka dapat mempengaruhi
kepercayaan-kepercayaan seseorang untuk melakukannya. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa
penelitian terdahulu mendukung teori perilaku terencana yang memprediksikan norma subyekti
mempengaruhi niat berperilaku (Cheng & Chu, 2013; Sugahara & Boland, 2006; Law, 2010 ; Wardani
& Januarti, 2015; serta Dewi dan Budiasih, 2017) membuktikan bahwa norma subjektif berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat. Berdasarkan penjelasan di atas, dirumuskan hipotesis kedua sebagai
berikut:
H2. Norma subjektif berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
2.2.3. Pengaruh kontrol perilaku persepsian terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi niat menurut TPB adalah control perilaku persepsian.
Kontrol perilaku persepsian didefinisikan sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk
melakukan perilaku serta didefinisikan sebagai persepsi dan konstruk-konstruk internal dan eksternal
dari perilaku (Jogiyanto, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Chu, (2013); Solikhah,
(2014); Shih dan Fang, (2004); Ajjan dan Hartshorne, (2008); Dewi dan Budiasih, (2017) serta
Sumaryono dan Sukanti, (2016) menyatakan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat. Dengan demikian, hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut:
H3. Kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti ujian sertifikasi ACCA.
7
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
2.2.4. Pengaruh harapan atas hasil terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA
Menurut teori kognidi social, harapan atas atas akan mempengaruhi niat seseorang berperilaku.
Lent dan Brown, (1996), menyebutkan bahwa harapan atas hasil merupakan keyakinan (harapan)
tentang hasil terhadap melakukan perilaku tertentu. Sehingga menurut Bandura (1978) dalam
(Jogiyanto, 2007) harapan atas hasil terjadi karena seseorang megharapkan hasil-hasil diperoleh
terutama dari pertimbangan-pertimbangan seberapa baik seseorang dapat melakukan perilaku yang
dituntut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cheng & Chu, 2013) yang
membuktikan bahwa harapan atas hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat. Oleh karena
itu, hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:
H4. Harapan atas hasil berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
2.2.5. Pengaruh efikasi diri terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi ACCA
Selain harapan atas hasil, faktor lainnya yang mempengaruhi niat menurut teori kognisi social
adalah efikasi diri. Menurut Bandura (1977) dalam (Williams, 2010) efikasi diri adalah suatu
keyakinan individu bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan
berhasil. Sedangkan menurut (Jogiyanto, 2007) efikasi diri adalah kepercayaan-kepercayaan tentang
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh (Cheng
& Chu, 2013), serta penelitian oleh (Samsiah, 2015) meunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap niat. Oleh karena itu, hipotesis kelima dirumuskan sebagai berikut:
H5. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
2.2.6. Pengaruh harapan atas hasil terhadap sikap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA
Menurut Bandura (1978) dalam (Jogiyanto, 2007) harapan atas hasil terjadi karena seseorang
megharapkan hasil-hasil diperoleh terutama dari pertimbangan-pertimbangan seberapa baik seseorang
dapat melakukan perilaku yang dituntut. Sedangkan sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau
perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan
(Jogiyanto, 2007). Sehingga jika seseorang memiliki sikap yang positif terhadap suatu perilaku untuk
melakukan maka seseorang tersebut akan mengharpkan hasil-hasil yang diperoleh. Dengan demikian,
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Felton, Dimnik, & Northey, 1995), dan (Law, 2010)
yang menyatakan bahwa harapan atas hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikapm maka
hipotesis keenam dirumuskan sebagai berikut:
8
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
H6. Harapan atas hasil berpengaruh positif terhadap sikap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
2.2.7. Pengaruh efikasi diri terhadap kontrol perilaku persepsian mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti ujian sertifikasi ACCA
Menurut Bandura (1977) dalam (Williams, 2010) efikasi diri adalah suatu keyakinan individu
bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil. Sedangkan
kontrol perilaku persepsian didefinisikan sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk
melakukan perilaku serta didefinisikan sebagai persepsi dan konstruk-konstruk internal dan eksternal
dari perilaku (Jogiyanto, 2007). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ajjan & Hartshorne,
2008), (Shih & Fang, 2004), dan (Ndubisi, 2015) menunjukkan bahwa efikasi diri terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kontrol perilaku persepsian.
H7. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap kontrol perilaku persepsian mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti ujian ACCA.
H4
H6
H1
Harapan Atas Sikap
Hasil
Niat Mengikuti Ujian
Norma Subjektif Sertifikasi ACCA
H2
H7
Efikasi Diri Kontrol Perilaku
H3
Persepsian
H5
3. Metode Penelitian
3.1. Pemilihan dan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia tahun angkatan 2014 dan 2015 yang masih aktif. Populasi tersebut menjadi pilihan dalam
penelitian ini karena mahasiswa sudah memasuki semester akhir, yang dianggap memiliki sikap
terhadap pemilihan karir setelah lulus kuliah, khususnya yang ingin memperoleh sertifikasi Association
of Chartered Certified Accountants (ACCA). Sedangkan Teknik pengambilan sampel yang digunakan
Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018
9
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
dalam penelitian ini adalah sampling insidental. Berdasarkan teori (Hair, Black, Babin, & Anderson,
2010) menyatakan bahwa penentuan jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai
10, sehingga jumlah sampel minimum yang harus dikumpulkan sebanyak 120 sampel. Dalam penelitian
ini jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak 175 sampel.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli melalui kuesioner elektronik (tidak melalui media perantara) yang
dibagikan kepada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Angkatan 2014
dan 2015. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan link kuesioner elektronik kepada responden, yang disebar melalui jaringan internet
dengan media telepon selular, kemudian responden diberikan waktu untuk mengisi kuisioner tersebut.
10
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
refleksif indikator individu dianggap reliable jika memiliki korelasi lebih dari 0,7. Namun untuk jenis
penelitian explanatory nilai loading 0,5 sampai 0,6 masih dapat diterima (Ghozali & Latan, 2015).
Sehingga dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0,6.
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian dengan inner model, dilakukan untuk melihat
hubungan antar konstruk, nilai signifikansi dan r square. Koefisien determinasi (R2 ) merupakan alat
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1. Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sanagt terbatas, dan sebaliknya (Ghozali & Latan,
2015). Tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode resampling
bootsrapping. Uji hipotesis adalah suatu prosedur yang digunakan dalam penelitian untuk dilakukan
dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi
(Silalahi, 2015). Hasil penelitian dalam statistika dinyatakan signifikan jika probabilitas kurang dari
0,05, dan berpengaruh positif jika koefisien regresi setiap variabel bernilai positif, dan sebaliknya.
4. Hasil
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM)
dengan menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. Karakteristik dalam
penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, angkatan, asal daerah, dan usia. Penjelasan
tentang karakteristik responden akan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki – laki 44 25,1%
Perempuan 131 74,9%
Total 175 100%
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah Presentase
2014 133 76%
2015 42 24%
Total 175 100%
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018
11
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah
Asal Daerah Jumlah Presentase
Jawa 133 76%
Luar Jawa 42 24%
Total 175 100,0
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
≤ 20 tahun 33 18,9%
> 20 tahun 142 81,1%
Total 175 100%
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
4.1. Menilai Outer Model
4.1.1. Convergent Validity
12
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
indikator tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian ini. Selanjutnya akan dilakukan pengujian
ulang untuk mengetahui apakah masih terdapat indikator yang memiliki nilai loading faktor < 0,60.
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa tidak ada satupun indikator yang memiliki nilai
< 0,60. Hasil ini mengindikasikan bahwa data telah valid atau memenuhi convergent validity.
Tabel 5
Nilai Loadings Factor
Kontrol
Harapan Norma
Efikasi Diri Perilaku Niat Sikap
Atas Hasil Subjektif
Persepsian
ED1 0,612
ED2 0,653
ED3 0,720
ED4 0,713
ED5 0,760
ED6 0,678
HA1 0,729
HA2 0,716
HA3 0,763
13
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
HA4 0,841
HA5 0,845
HA6 0,843
KPP1 0,821
KPP2 0,632
KPP3 0,760
NI1 0,953
NI2 0,951
NO1 0,865
NO2 0,641
NO3 0,761
SI1 0,887
SI2 0,873
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Tabel 6
Nilai AVE dan √𝐴𝑉𝐸
AVE √𝐴𝑉𝐸
Sikap 0,775 0,880
Norma Subjektif 0,579 0,760
Kontrol Perilaku Persepsian 0,550 0,741
Efikasi Diri 0,477 0,690
Harapan Atas Hasil 0,627 0,791
Niat Mengikuti Ujian Sertifikasi 0,951
0,906
ACCA
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Dari Tabel 6 di atas, terlihat bahwa nilai √𝐴𝑉𝐸 dari masing–masing variabel memiliki nilai
konstruk lebih besar dari variabel tersebut, hal ini menunjukkan bahwa semua variabel dalam model
yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity.
14
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Tabel 7
Nilai Cross Factor Loadings
Kontrol
Efikasi Harapan Norma
Perilaku Niat Sikap
Diri Atas Hasil Subjektif
Persepsian
ED1 0,612 0,037 0,442 0,180 0,185 0,134
ED2 0,653 0,123 0,221 0,043 0,187 0,139
ED3 0,720 0,282 0,191 0,235 0,218 0,190
ED4 0,713 0,199 0,150 0,167 0,123 0,202
ED5 0,760 0,371 0,189 0,164 0,132 0,222
ED6 0,678 0,352 0,128 0,292 0,200 0,297
HA1 0,250 0,729 0,092 0,216 0,197 0,548
HA2 0,131 0,716 0,129 0,344 0,249 0,295
HA3 0,149 0,763 0,121 0,316 0,196 0,274
HA4 0,287 0,841 0,136 0,432 0,213 0,469
HA5 0,328 0,845 0,120 0,355 0,216 0,422
HA6 0,280 0,843 0,123 0,335 0,154 0,397
KPP1 0,345 0,147 0,821 0,346 0,237 0,136
KPP2 0,165 -0,002 0,632 0,221 0,234 0,079
KPP3 0,261 0,156 0,760 0,293 0,334 0,071
NI1 0,268 0,396 0,375 0,953 0,414 0,392
NI2 0,256 0,409 0,377 0,951 0,390 0,369
NO1 0,209 0,205 0,278 0,406 0,865 0,292
NO2 0,265 0,299 0,168 0,225 0,641 0,186
NO3 0,147 0,117 0,358 0,300 0,761 0,121
SI1 0,274 0,447 0,135 0,392 0,273 0,887
SI2 0,222 0,469 0,097 0,310 0,204 0,873
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
4.1.3. Composite reliability
Metode untuk menilai reliabilitas dapat ditentukan dengan nilai composite reliability yang
lebih besar dari 0,7. Meskipun demikian, nilai 0,6 untuk composite reliability dalam penelitian
dengan pendekatan eksplanatori masih dapat diterima. Sehingga dalam penelitian ini akan
menggunakan composite reliability dengan nilai 0,6.
15
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Tabel 8
Composite Reliability
Variabel Composite Reliability
Sikap 0,873
Norma Subjektif 0,803
Kontrol Perilaku Persepsian 0,784
Efikasi Diri 0,845
Harapan Atas Hasil 0,909
Niat Mengikuti Ujian Sertifikasi ACCA 0,951
Sumber: Hasil olah data primer, 2018
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk adalah lebih
besar dari 0,6 yang menunjukkan bahwa semua konstruk dalam penelitian ini adalah reliabilitas
atau memenuhi composite reliability.
16
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Tabel 9
Koefisien Determinasi
R R Square
Square Adjusted
Kontrol Perilaku Persepsian 0,131 0,126
Niat 0,367 0,348
Sikap 0,270 0,266
Dari data diatas menunjukkan bahwa nilai r square adjusted terhadap kontrol perilaku persepsian
sebesar 0,126 artinya 12,6% dijelaskan melalui konstruk kontrol perilaku persepsian sisanya 87,4%
dipengaruhi oleh variabel lain, r square adjusted terhadap sikap sebesar 0,266 artinya 26,6% dijelaskan
melalui konstruk sikap sisanya 73,4% dipengaruhi oleh variabel lain, dan r square adjusted terhadap
niat sebesar 0,348 artinya 34,8% dijelaskan melalui konstruk niat sisanya 65,2% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model.
4.3. Pengujian Hipotesis
Setelah evaluasi outer model dan inner model dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengujian
hipotesis. Dengan menggunakan metode resampling bootsrapping, diperoleh dari nilai signifikansi
yang kemudian akan dibandingkan dengan nilai signifikansi 5%. Apabila nilai signifikansi > 0,05
maka hipotesis penelitian yang diajukan ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka
hipotesis yang diajukan diterima.
Tabel 10
Hasil Pengujian Hipotesis
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Sikap -> Niat 0,186 0,181 0,070 2,664 0,008
Norma Subjektif ->
0,221 0,223 0,070 3,141 0,002
Niat
Kontrol Perilaku
0,256 0,261 0,071 3,601 0,000
Persepsian -> Niat
Harapan Atas Hasil ->
0,231 0,228 0,073 3,141 0,002
Niat
Efikasi Diri -> Niat 0,001 0,008 0,077 0,009 0,993
17
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
4.3.1. Sikap berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian sertifikasi
ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel sikap sebesar 0,186 dan probabilitas
sebesar 0,008. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut signifikan karena p 0,008 < 0,05,
yang berarti bahwa variabel sikap berpengaruh terhadap niat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama pada penelitian ini yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh
positif terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered
Certified Accountants (ACCA) didukung. Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Cheng & Chu, 2013), (Sugahara & Boland, 2006), (Law, 2010), (Shih & Fang, 2004), (Ajjan &
Hartshorne, 2008), (Solikhah, 2014), dan (Sumaryono & Sukanti, 2016) yang membuktikan bahwa
sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat.
4.3.2. Norma subjektif berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel Norma subjektif sebesar 0,221 dan
probabilitas sebesar 0,002. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut signifikan karena p
0,002 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa norma subjektif berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) didukung.
Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cheng & Chu, 2013), (Sugahara &
Boland, 2006), (Law, 2010), (Solikhah, 2014), (Dewi & Budiasih, 2017), (Sumaryono & Sukanti,
2016), dan (Wardani & Januarti, 2015) yang membuktikan bahwa norma subjektif berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap niat.
4.3.3. Kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti
ujian sertifikasi ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel Kontrol perilaku persepsian sebesar 0,256
dan probabilitas sebesar 0,000. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut signifikan karena
p 0,000 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga dalam
Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018
18
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
penelitian ini yang menyatakan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap niat
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants
(ACCA) didukung. Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cheng & Chu,
2013), (Shih & Fang, 2004), (Ajjan & Hartshorne, 2008) (Sugahara & Boland, 2006), (Solikhah, 2014),
(Dewi & Budiasih, 2017), (Sumaryono & Sukanti, 2016) yang menyatakan bahwa kontrol perilaku
persepsian berpengaruh positif terhadap niat.
4.3.4. Harapan atas hasil berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian
sertifikasi ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel Harapan atas hasil sebesar 0,231 dan
probabilitas sebesar 0,002. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut signifikan karena p
0,002 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat dalam
penelitian ini yang menyatakan bahwa harapan atas hasil berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA)
didukung. Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Cheng & Chu, 2013) yang
membuktikan bahwa harapan atas hasil berpengaruh signifikan terhadap niat.
4.3.5. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian sertifikasi
ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel Efikasi diri sebesar 0,001 dan probabilitas
sebesar 0,993. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut tidak signifikan karena p 0,993 >
0,05. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima dalam
penelitian ini yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA)
tidak didukung.
Hasil kajian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Cheng & Chu, 2013), dan
(Samsiah, 2015), yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap niat. Namun,
hasil kajian ini dapat didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Qoyyimah, 2016), yang
menunjukkan bahwa efikasi diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat. Hal ini dapat
disebabkan karena kepercayaan diri yang dimiliki oleh mahasiswa untuk mencapai hasil dalam berbagai
bentuk dan tingkat kesulitan masih sangat kurang.
19
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
4.3.6. Harapan atas hasil berpengaruh positif terhadap sikap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti
ujian sertifikasi ACCA
Dalam Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel harapan atas hasil terhadap sikap
adalah sebesar 0,520 dan probabilitas sebesar 0,000. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien
tersebut signifikan karena p 0,000 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keenam dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa harapan atas hasil berpengaruh positif
terhadap sikap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered
Certified Accountants (ACCA) didukung. Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Felton et al., 1995) seta penelitian (Law, 2010) yang menguji variabel harapan atas hasil
berpengaruh signifikan terhadap sikap.
4.3.7. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap kontrol perilaku persepsian mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti ujian sertifikasi ACCA.
Tabel 10 diketahui bahwa koefisien regresi variabel efikasi diri terhadap kontrol perilaku adalah
sebesar 0,362 dan probabilitas sebesar 0,042. Pada tingkat signifikansi 5% maka koefisien tersebut
signifikan karena p 0,042 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketujuh dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap kontrol
perilaku persepsian mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi Association of Chartered
Certified Accountants (ACCA) didukung. Hasil kajian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Ajjan & Hartshorne, 2008), (Shih & Fang, 2004), dan (Ndubisi, 2015) yang menunjukkan bahwa
variabel efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap kontrol perilaku persepsian.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan teori perilaku terencana, penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris peranan
sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku persepsian terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti
sertifikasi ACCA. Hasil kajian menunjukkan bahwa ketiga variabel yang diprediksikan mempengaruhi
niat memperoleh dukungan bukti empiris. Hal ini berarti teori perilaku terencana memperoleh dukungan
empiris secara penuh.
Selain itu, berdasarkan teori kognisi sosial, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
harapan atas hasil dan efikasi diri terhadap niat mahasiswa akuntansi mengikuti sertifikasi ACCA. Dari
kedua variable tersebut, hanya harapan atas hasil yang mempengaruhi niat mahasiswa mempengaruhi
niat mahasiswa mengikuti sertifikasi ACCA. Adapun efikasi diri tidak mempengaruhi niat. Hal ini
bermakna, teori kognisi social diterima secara parsial.
20
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
5.4. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan dua saran untuk
penelitian mendatang. Pertama, pada penelitian ini responden terbatas pada mahasiswa akuntansi
Universitas Islam Indonesia angkatan 2014 dan 2015. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya
dapat menggunakan populasi yang berbeda dan menggunakan sampel penelitian yang lebih luas. Kedua,
penelitian ini, objek yang digunakan adalah mahasiswa, sehingga disarankan jika objek penelitian
selanjutnya menggunakan objek dari non mahasiswa, seperti karyawan atau dosen. Karena untuk
mengikuti ujian sertifikasi ACCA ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa saja.
21
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Daftar Pustaka
Ajjan, H., & Hartshorne, R. (2008). Investigating faculty decisions to adopt web 2.0 technologies: Theory and
empirical tests. Elsevier, 11. https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2008.05.002.
Ajzen. (1991). The theory of planned behaviour. In: organizational behaviour and human decision process.
Cheng, P. Y., & Chu, M. C. (2013). Behavioral factors affecting students’ intentions to enroll in business ethics
courses: A comparison of the theory of planned behavior and social cognitive theory using self-identity as
a moderator. Springer. https://doi.org/10.1007/s10551-013-1858-0.
Dewi, N. K. D. K., & Budiasih, I. G. A. N. (2017). Pengaruh kecerdasan emosional, norma subjektif, dan kontrol
perilaku pada minat berkarir mahasiswa pendidikan profesi akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 20.
Felton, S., Dimnik, T., & Northey, M. (1995). A theory of reasoned action model of the chartered accountant
career choice. Journal of Accounting Education, 13(1), 1–19.
Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Konsep, teknik, dan aplikasi menggunakan program smart pls 3.0. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hair, J., Black, W., Babin, B., & Anderson, R. (2010). Multivariate data analysis (Seventh). New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
IAI. (2014). Bersiap Diri Menyambut Pasar Tunggal Asean. Retrieved from http://iaiglobal.or.id/v3/berita-
kegiatan/detailarsip-617.
Khatijah, S. A., & Suwaldiman. (2016). Kesadaran dosen akuntansi FE UII terhadap sertifikasi profesi: Sebuah
analisis deskriptif. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbank.
Law, P. K. (2010). A theory of reasoned action model of accounting students career choice in public accounting
practices in the post enron. Emerald Insight, 11. https://doi.org/10.1108/09675421011050036.
Lent, R. W., & Brown, S. D. (1996). Social cognitive approach to career development: An overview. The Career
Development Quarterly, 44.
Mukhid. (2009). Perspektif teori kognitif sosial dan implikasinya terhadap pendidikan. Tadris, 4(1).
Ndubisi, N. O. (2015). Factors influencing e-learning adoption intention: Examining the determinant structure of
the decomposed theory of planned behaviour constructs. Research Gate.
Qoyyimah, S. (2016). Pengaruh efikasi diri dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa jurusan pendidikan IPS angkatan 2012 UIN malang (Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang).
Samsiah, S. (2015). Pengaruh self efficacy terhadap minat berkarier di bidang perpajakan dengan motivasi sebagai
variabel intervening. Jurnal Akuntansi & Ekonomika, 5.
Sari, S. K., Andini, R., & Dhiana, P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAK). Jurnal Unpand.
Shih, Y.-Y., & Fang, K. (2004). The use of a decomposed theory of planned behavior to study internet banking
in taiwan. Emerald Insight, 14(3). https://doi.org/10.1108/10662240410542643.
Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018
22
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Solikhah, B. (2014). An application of theory of planned behavior towards CPA career in indonesia. Procedia -
Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.11.094.
Sugahara, S., & Boland, G. (2006). Perceptions of the certified public accountants by accounting and non-
accounting tertiary students in japan. Emerald Insight, 14. https://doi.org/10.1108/13217340610729518.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. (E. Mulyatinignsih, Ed.). Jawa Barat: CV ALFABETA.
Sumaryono, & Sukanti. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk mengambil
sertifikasi chartered accountant. Profita, 7, 4–7.
Wardani, G. A. S., & Januarti, I. (2015). Niat untuk mengambil chartered accountant dengan theory of planned
behavior. Jurnal Akuntansi & Auditing, 12(2).
Wellington, L., White, K. M., & Liossis, P. (2006). Beliefs underlying intentions to participate in group parenting
education. Australian E-Journal for the Advancement of Mental Health, 5(3).
Wildiana, R. U., & Suwaldiman. (2017). Kesadaran, ekspektasi, dan minat mahasiswa prodi akuntansi fakultas
ekonomi universitas islam indonesia terhadap program the association of chartered certified accountants
(ACCA): Sebuah analisis deskriptif. Konferensi Ilmiah Akuntansi IV.
Williams, D. M. (2010). Outcome expectancy and self efficacy: Theoritical implications of an unresolved
contradiction. Personality and Social Psychology Review. https://doi.org/10.1177/1088868310368802.
23
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
LAMPIRAN
KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan sesuai dengan kondisi anda
saat ini.
IDENTITAS RESPONDEN
Usia : …………………………
Sikap (X1)
24
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
25
Determinan Niat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Ujian ACCA
Niat (Y)
26