Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan

kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang

mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat

kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa

meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki,

dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh

individu (Nursalam, 2008).

Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang

luar biasa mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat

mahal maka kita perlu menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih

merasa nyaman dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas yang kita

inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dewasa

ini adalah kelainan produksi hormon salah satunya adalah hormon tiroid.

Hipertiroid dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yang

menempati urutan kedua setelah Diabetes Mellitus, yang merupakan kesatuan

penyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit Graves menjadi penyebab

utamanya (Brunner dan Suddarth, 2002).

Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan

sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid

yang berlebihan (Sylvia A. Price, 2006). Hipertiroid adalah suatu ketidakseim

1
2

bangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang

berlebihan (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708).

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini

adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma,

tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis

subkutan dan berbagai bentuk kanker tiroid (Arief mansjoer, 1999).

Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi

kelebihan sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi

klinis yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon ini.

Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah. Seperti

kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat

menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak

daripada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20-40 tahun (Chang,

2010).

Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari

hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves.

Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang

selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40

tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi

di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima

yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di


3

wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab

3-5% kasus tirotoksikosis ((Lee, et.al., 2011).

Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih

kurang 10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000

wanita yang berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika

terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan

bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris

kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991 ).

Hipertiroidisme merupakan salah satu penyakit gangguan kelenjar

endokrin yang disebabkan karena peningkatan produksi hormone tiroid secara

berlebihan oleh kelenjar tiroid. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan

0,2% pria di seluruh populasi dengan insiden munculnya kasus pertahun

sebanyak dua puluh orang penderita tiap satu juta populasi (Fumarola et al,

2010).

Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti

kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat

menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak

daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun.

Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan

menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat

peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006).

Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang

anak adalah adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi
4

atas 2 bagian besar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan

abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya produksi hormon tiroid sehingga

kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai dengan penurunan berat badan,

gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot. Hormon tiroid memiliki peran

penting dalam berbagai proses metabolisme dan aktivitas fisiologik pada

sebagian besar organ tubuh manusia, sehingga dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan. Jika terjadi penyakit atau

gangguan pada tiroid, maka akan menimbulkan perubahan bentuk maupun

fungsinya. Gangguan tiroid dapat disebabkan karena usia, jenis kelamin,

genetik, merokok, stres, riwayat keluarga yang berhubungan dengan autoimun,

zat kontras yang mengandung iodium, obat-obatan yang memicu penyakit

tiroid, maupun faktor lingkungan. (Batubara, 2010).

Menurut hasil Riskesdas 2013, terdapat 0,4% penduduk Indonesia yang

berusia 15 tahun atau lebih yang berdasarkan wawancara mengakui

terdiagnosis hipertiroid. Meskipun secara persentase kecil namun secara

kuantitas cukup besar. Jika pada tahun 2013 penduduk dengan usia >15 tahun

sebanyak 176.689.336 jiwa , maka terdapat lebih dari 700.000 orang

terdiagnosis hipertiroid dengan pasien terbanyak berada di Jawa (InfoDATIN,

2015 ). Provinsi Aceh dengan jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun sebanyak

3.177.085 jiwa dimana jumlah penduduk yang terdiagnosis Hipertiroid

sebanyak 9.531 orang (Rikesdas, 2013).

Pentingnya asuhan keperawatan pasien dengan Hipertiroid ini adalah

dengan memberikan penyuluhan, pengawasan, perlindungan pasien dengan


5

Hipertiroid itu dapat ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan.

Maka dari itu pasien Space Hipertiroid ini memerlukan perawatan yang

khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Rawat Inap RSUD

Kabupaten Aceh Besar, kasus Hipertiroid setiap bulannya terdapat rata – rata

2 orang dari sekitar 40 pasien perbulan. Pada tahun 2018 terdapat 25 orang

pasien Hipertorid dengan komplikasi penyakit lainnya, dimana pada bulan

Januari s/d Maret 2018 terdapat 4 orang , April s/d Juni 2019 sebanyak 6 orang,

Juli s/d September 2018 sebanyak 6 orang, Oktober s/d Desember 2018

sebanyak 9 orang dengan diagnosa hipertiroid. Hal ini membuktikan bahwa

prevalensi penyakit Hipertiroid di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh

Besar meningkat (Data Pasien Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh

Besar, 2018). Oleh karena itu peneliti tertarik mengambil sebuah asuhan

keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan

Hipertiroid “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan

Hipertiroid di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Aceh Besar”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hipertiroid


6

di RSUD Kabupaten Aceh Besar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada pasien

dengan hipertiroid di RSUD Kabupaten Aceh Besar.

1.3.2.2 Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

hipertiroid di RSUD Kabupaten Aceh Besar.

1.3.2.3 Untuk membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien

dengan hipertiroid di di RSUD Kabupaten Aceh Besar.

1.3.2.4 Untuk melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan

hipertiroid di RSUD Kabupaten Aceh Besar.

1.3.2.5 Untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan selama

merawat pasien dengan hipertiroid di RSUD Kabupaten Aceh

Besar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pasien / Keluarga / Masyarakat

Dapat meningkatkan derajat kesehatan penderita melalui proses

keperawatan yang dilaksanakan dan dijadikan bahan pertimbangan bagi

masyarakat dalam upaya meningkatkan perilaku hidup sehat.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perawat dan

meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan hipertiroid.

1.4.3 Bagi Instuti Pendidikan

Dapat memberikan masukan tentang pentingnya perawatan pada klien


7

hipertiroid sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya, dapat di berikan sebagai sumber acuan dalam pembelajaran

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertiroid.

1.4.4 Bagi Peneliti

Dapat memberikan manfaat kepada peneliti dan menambah pengalaman

dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama

pendidik

Вам также может понравиться