Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MODUL FORENSIK
TRIGGER 4
OLEH
Kelompok tutorial xv
Resi wahyuni
Tiara gusyofnitria
Widia zalvi
Febri yufira
Mutia fransiska
Annisa Mozra
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Pembelajaran Aktif di Universitas Baiturramah.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tim penulis
Trigger 4 : KORBAN PINGGIR PANTAI
Seorang laki-laki, berumur lebih kurang 26 tahun dilaporkan hilang pada saat
bermain dipinggir pantai. Setelah pencarian lebih kurang delapan jam oleh tim SAR
korban ditemukan sudah dlm keadaan meninggal. Korban dibawa kerumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan dokter guna pembuatan Ver. Pada saai itu dokter tidak berada
ditempat karena sedang mengikuti rapat komite medik yg membahas masalah tuntutan
malpraktek dokter spesialis A yg disomasi ke rumah sakit.
Setelah menunggu 2 jam, dokter forensik melakukan pemeriksaan terhadap korban. Dan
hasil pemeriksaan didapatkan tubuh basah, berpasir, pelebaran pembuluh darah pada
bola mata. Pada pemeriksaan dalam didapatkan kongesti paru, bontik perdarahan pada
permukaan jantung dan pada ginjal serta ditemukan diatom pada pemeriksaan getah
paru.
3. Diatom : Suatu kelompok besar dari alga plankton yg termasuk paling sering
ditemui
2. - Pemeriksan luar : keluar busa dari mulut, tangannya keriput, pelebaran pembuluh darah
pada mata
- Pemeriksaan dalam : kongesti paru, bentuk perdarahan pada permukaan jantung dan
ginjal
3. Pemeriksaan toksikologi
4. Mayat dalam keadaan segar atau busuk, permukaan paru dikerok 2-3 kali dgn
menggunakan pisau yg bersih, permukaan paru juga diiris, kemudian diletakkan di objek glass
5. Pending
6. Pending
DROWNING
OTOPSI
TOKSIKOLOGI
BELAJAR MANDIRI
Step 7 :
Asfiksia mekanik adalah : mati lemas akibat udara pernafasan terhalang masuk ke
saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan yg bersifat mekanik.
Permukaan paru dikerok (2-3kali) dgn menggunakan pisau bersih lalu dicuci dan di iris
permukaan paru -paru kemudian teteskan diatas objek glas , syarat sediaan harus sedikit
mengandung eritrosit. Evaluasi sediaan yaitu pasir berbentuk kristal , persegi, lebih besar
dari eritrosit , lumpur amorph lebih besar dari pada pasir , tanaman air dan telur cacing
4. Pemeriksaan Toksikologi
A. Pada korban hidup : darah, urin dan bilasan lambung
B. Pada mayat :
- otak : 500 g/ seluruhnya
-hati : 500 g/ seluruhnya
-paru - paru : 1 bagian / seluruhnya
-ginjal : ke 2 ginjal
-lambung : seluruh lambung dan isinya
-usus : seluruh + isi
-cairan otak : sebanyak mungkin
- darah jantung : 50 -100ml (kiri dan kanan terpisah)
-darah tepi : 50-100 ml
-empedu : seluruhnya
-urine : seluruhnya (jika ada)
-otot : 200 gr (dari terapat yg terlindung)
-lemak : 200 gr (dari dinding perut)
-rambut: 10 gr ( dicabut dari akarnya )
-kuku : 10 gr
-jaringan : sekitar tempat kulit , lemak , otot , diambil 5-10 cm dari tempat suntikan
- Cara mati wajar : kematian korban karena penyakit bukan karena kekerasan atau
rudapaksa. Ex : penyakit jantung
B. Medikolegal :
- malfeasance : melakukan tindakan yg melanggar hukum atau tidak tepat / layak .
Misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi yg memadai
-misfeasance : melakukan tindakan pilihan tindakan medis yg tepat tapi pelaksanaannya
tidak tepat yaitu menyalahi prosedur
-non feasance : tidak melakukan tindakan medis apapun
KESIMPULAN :
2. Asfiksia mekanik adalah : mati lemas akibat udara pernafasan terhalang masuk ke
saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan yg bersifat mekanik. Cara pemeriksaan dari
getah paru Permukaan paru dikerok (2-3kali) dgn menggunakan pisau bersih lalu dicuci
dan di iris permukaan paru -paru kemudian teteskan diatas objek glas , syarat sediaan
harus sedikit mengandung eritrosit. Evaluasi sediaan yaitu pasir berbentuk kristal ,
persegi, lebih besar dari eritrosit , lumpur amorph lebih besar dari pada pasir , tanaman
air dan telur cacing