Вы находитесь на странице: 1из 11

TERAPI KOMPLAMENTER DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tim penyusun

ARDHILIA CAESARIAN 1811001


MARGARETHA PATRI PAL UTAMI 1811019
YEHEZKIEL RIZAL SAPUTRO 1811031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
berjudul “Terapi Modalitas dan Komplamenter”
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok mendapat banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Surabaya.
2. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom. selaku dosen pembimbing

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini. Semuga makalah ini bisa
berguna bagi kami dan pembaca.

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN

ii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI
2.1 Terapi Komplamenter................................................................................3
BAB 3......................................................................................................................7
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permasalahan penyakit degenerative di masyarakat semakin hari semakin mengalami
peningkatan.Hal ini menyebabkan peningkatan munculnya tempat-tempat pengobatan
alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat baik dari berbagai kalangan. Hasil
survey dan penelitian menjelaskan bahwa peningkatan penggunaan pengobatan ini
meningkat di berbagai negara. Bahkan di Amerika Serikat pengobatan alternative telah
menjadi bagian penting dalam pengobatan. Hasil estimasi dari Synder dan Lindquis
(2002); Smith et al, (2004) Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi
alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional. Data lain
menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi komplamenter di Amerika dari
33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Widyatuti, 2008). Hasil survey yang
dilakukan oleh American Association of Retired Persons (AARP) dan the National Center
for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) kurang lebih 53% orang dengan
usia 50 tahun menggunakan terapi alternative dalam pengobatan penyakitnya dan lama
terapi yang dijalani kurang lebih selama 12 tahun (Mariano C, 2015). Sedangkan di
Indonesia diperkirakan 80% masyarakat mencari pengobatan alternative (Suardi Drajat R,
2013). Pencarian dan penggunaan pengobatan alternative oleh masyarakat dipengaruhi
oleh factor kenyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat kesembuhan.
komplamenter merupakan salah satu terapi yang banyak diminati oleh masyarakat.
Banyak masyarakat yang menanyakan di pelayanan kesehatan pengobatan alternative
yang ada atau disediakan oleh pelayanan kesehatan sebagai upaya masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihan mereka. Hal ini menjadikan
kesempatan kepada tenaga kesehatan seperti perawat untuk dapat mengembangkan terapi
modalitas dan komplamenter dalam upaya praktek keperawatan. Peran yang dilakukan
oleh perawatan dalam upaya praktek keperawatan tentu berdasarkan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki. Perawat juga dapat berperan sebagai konsultan dalam pemilihan
terapi komplamenter bagi masyarakat maupun membantu terapi secara langsung dalam
upaya pengobatan. Akan tetapi hal ini tentu saja perlu adanya pengembangan lebih lanjut
melalui berbagai upaya penelitian (evidence based practice) sehingga hasilnya dapat
bermanfaat bagi perkembangan praktek aplikasi keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah Konsep Terapi Komplamenter ?

1
2. Bagaimana Terapi Komplamenter Akupuntur ?

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah sebagai panduan atau bahan belajar untuk
mengetahui terapi komplamenter dalam perawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengerti apa pengertian dari Terapi komplamenter.
b. Agar mahasiswa mengerti tentang konsep terapi komplamenter akupuntur dan
kegunaannya.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 TERAPI KOMPLAMENTER

2.2.1 Konsep Komplamenter

Terapi komplamenter dan alternative atau Complementary and alternative


medicine (CAM) merupakan salah satu terapi yang saat ini banyak diminati oleh

2
masyarakat. Terapi komplamenter dan alternative (CAM) menurut The National Center
for Complementary and alternative Medicine (NCCAM) di AS adalah suatu pengobatan
secara integrative sebagai sebagai upaya menggabungan teapi medis utama dan terapi
komplementer serta alternative (CAM) (Stuart G.W., Keliat B.A, Pasaribu J., 2016).

Terapi komplamenter dan alternatif sebagai upaya pengembangan terapi tradisional


dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang dapat mempengaruhi
keseimbangan diri individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual (Widyatuti W,
2008). Terapi komplamenter dan alternative ini mengaplikasikan dari berbagai teori
keperawatan seperti teori transcultural nursing dan teori caring.

The National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM)


dalam Stuart G.W., Keliat B.A, Pasaribu J., (2016) di AS telah mengembangkan system
klasifikasi empat domain utama terapi komplamenter dan alternative seperti berikut:

a. Sistem Medikal Keseluruhan, contoh terapi Ayurveda, naturopati, pengobatan


tradisional cina, homeopati.

b. Tindakan pikiran-tubuh, contoh meditasi, hipnotis, doa, yoga, petunjuk gambar,


biofeedback, seni, music dan terapi dansa.

c. Terapi biologis, contoh terapi herbal, diet khusus, orthomolecular dan terapi biologis
individu.

d. Metode manipulative tubuh, contoh chiropractic, pijat dan kerja tubuh, refleksologi.

e. Terapi Energi, contoh Qigong, Reiki, terapi sentuhan, elektromagnet.

2.1.2 Konsep Akupuntur

Akupunktur dilakukan berdasarkan kepercayaan Tiongkok yang menyebutkan


adanya aliran energi yang dikenal dengan sebutan Qi. Penyakit bisa muncul jika aliran Qi
terhambat. Lewat penusukan di titik-titik tertentu, akupunktur dipercaya bisa menjadi
salah satu cara untuk melancarkan aliran Qi sekaligus mengobati berbagai penyakit.
3
Pada dasarnya akupunktur dilakukan untuk menyeimbangkan energi. Tubuh
memiliki jalur energi yang dikenal dengan sebutan meridian. Terapis akan memasukkan
jarum pada titik-titik tertentu di sepanjang jalur meridian ini sehingga aliran energi akan
seimbang kembali.

Sementara itu, ilmu kedokteran barat memandang bahwa jarum akupunktur bekerja
merangsang saraf dan otot serta mengaktifkan kembali jaringan-jaringan tubuh.
Dampaknya adalah peredaran darah semakin lancar dan rangsangan dari jarum dapat
merangsang produksi zat penghilang rasa sakit alami tubuh. Dengan demikian penyakit-
penyakit yang ada pun diharapkan dapat sembuh.

2.1.3 Definisi Akupuntur

Akupuntur adalah cara pengobatan dengan memasukkan jarum pada titik tertentu
di kulit untuk menghilangkan nyeri dan mengobati kondisi kesehatan tertentu. Terdapat
beberapa metode akupuntur salah satuya adalah akupuntur pergelangan tangan dan kaki
atau wrist ankle acupunture (WAA).
Efek terapi akupuntur terjadi pada berbagai tingkat dalam sistem saraf, baik di
jaringan perifer, segmental (spinal) dan lingkaran pusat. Di perifer tindakan akupuntur
akan merangsang serabut saraf Aβ, Aδ dan C. Secara khusus, aktivasi serabut saraf Aδ
dan C penting untuk modulasi nyeri dan aktivitas saraf otonom. Rangsangan tersebut
menyebabkan pelepasan nueropeptida calcitonin gene related peptide (CGRP) dan
polipetida intestinal vasoaktif (VIP) dari terminal saraf perifer dan mediator vasodilatasi
lain seperti adenosi dan oksida nitrit dan jaringan di sekitar penjaruman sehingga terjadi
peningkatan aliran darah. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa
penusukan jarum lokal dapat meningkatkan aliran darah dan ambilan nutrisi, faktor-
faktor yang mungkin terganggu dalam kondisi sakit iskemik dan degenerati

2.1.4 Kondisi yang dapat dilakukan perawatan akupuntur

Saat memutuskan untuk melakukan terapi akupunktur, penting untuk memastikan


jarum akupunktur telah dilakukan sterilisasi dengan benar atau sebaiknya gunakan jenis
yang sekali pakai. Hal ini untuk menghindari risiko infeksi, misalnya terkena hepatitis
akibat pemakaian jarum yang kotor atau tidak steril.

4
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang diduga dapat ditangani melalui terapi
akupunktur:

1. Pengobatan suportif pasca operasi

Akupunktur dapat dilakukan sebagai pengobatan tambahan setelah stroke.


Penderita yang mendapatkan terapi akupunktur mengalami peningkatan kemampuan
menggerakkan pergelangan tangan dan bahu, dibandingkan penderita stroke yang
tidak mendapatkan terapi ini. Akupunktur juga kemungkinan dapat membantu
meringankan rasa sakit dan rasa tidak nyaman akibat stroke. Penelitian menunjukkan
terapi akupunktur ditambah fisioterapi memberi hasil yang lebih baik.

2. Membantu mengatasi obesitas

Penelitian membuktikan, akupunktur dapat membantu menurunkan berat


badan pada penderita obesitas. Titik-titik yang ditusuk pada akupunktur dapat
menekan nafsu makan dan mempengaruhi metabolisme. Selain itu, akupunktur juga
berperan dalam produksi hormon endorfin dan dopamin sehingga membantu
meredakan stres dan depresi, yang berpengaruh terhadap penurunan berat badan.
Namun, untuk mengatasi obesitas dengan akupunktur, tetap dibutuhkan kombinasi
dari program diet dan olahraga teratur.

Akupuntur melihat kegemukan sebagai akibat adanya ketidakseimbangan.


Karena itu, melalui akupuntur fungsi-fungsi organ tubuh yang berhubungan dengan
proses penyerapan makanan, pengelolaan dan pembuangan sisanya akan diatur
kembali. Memasukkan jarum pada titik-titik tertentu dapat memudahkan penurunan
berat badan dengan memberikan suatu perasaan yang dapat menekan keinginan untuk
makan berlebihan.

Hasil penelitian pada 20 orang wanita yang mengikuti terapi akupuntur selama
2 paket terapi didapatkan hasil penurunan berat badan terbanyak adalah 4-6 kg
(70%), pengurangan ukuran lingkar lengan terbanyak yaitu 1-2 cm (45%),
pengukuran lingkar perut terbanyak yaitu 4-6 cm (65%) dan pengurangan ukuran
lingkar paha terbanyak yaitu 4-6 cm (60%).

3. Nyeri punggung bawah


5
Nyeri punggung akibat saraf terjepit dapat menimbulkan kesakitan dan
kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa terapi akupunktur ditambah fisioterapi dan kompres hangat atau dingin dapat
mengurangi durasi dan derajat nyeri punggung. Terapi akupunktur juga menunjukkan
hasil yang positif dalam memperbaiki kemampuan fungsional penderita nyeri
punggung dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

4. Radang sendi

Penyakit radang sendi atau arthritis bisa diredakan melalui akupunktur. Begitu
juga dengan sakit lutut akibat osteoarthritis. Bila artritis pada lutut masih ringan atau
sedang, akupunktur dapat membuat kondisi ini membaik. Sementara, jika kondisi
artritis lebih berat diperlukan kombinasi akupunktur dengan obat antinyeri dan
fisioterapi.

5. Penuaan

Terapi akupunktur juga dikatakan memiliki fungsi kosmetik, yaitu melawan


penuaan dengan membantu memperbaiki elastisitas wajah. Jarum akupunktur akan
ditusuk ke titik-titik pada kulit yang ada di kepala, wajah, dan leher. Terapi ini
dikenal dengan istilah akupunktur kosmetik. Tetapi efektivitas akupunktur dalam
bidang kecantikan belum dibuktikan sepenuhnya dan masih perlu diteliti lebih lanjut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
komplamenter merupakan terapi alternative yang banyak mengalami perkembangan.
Berbagai hasil penelititan telah menyatakan bahwa dan komplamenter efektif digunakan
dalam praktek keperawatan. Perawat sebagai bagian dalam tenaga kesehatan dapat berperan
sebagai konsultan dan terapis serta dapat mengaplikasikan komplamenter dalam memberikan

6
asuhan keperawatan pada kliennya. Peningkatan kemampuan, keahlian serta upaya penelitian
dapat dilakukan oleh perawat untuk terus mengembangkan komplamenter sehingga akan
terus mendapatkan hasil yang berguna dalam ilmu keperawatan.

3.2 Saran
Sebagai perawat kita harus menyiapkan dan memperhatikan berbagai cara untuk
meningkatkan kesehatan, kemampuan, dan kemandirian klien. Kita harus jeli dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk kepentingan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Susana S.A, Hendarsih S., Gofur A, Riwidikdo H., 2007. Terapi Modalitas Dalam
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Mitra Cendikia Jogjakarta. Jogjakarta.

Stuart G.W, Keliat B.A., Pasaribu J., 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart. Elsevier Pte Ltd., Singapore.
Videbeck S.L.,2008. Buku Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.
Stuart GW., 2013. Principles and Practice of Psychiatric Nursing Tenth Edition. Elsevier
Mosby. St. Louis, Missouri.

7
Fontaine K.L., 2009. Mental Health Nursing Sixth Edition. Perason Education, Inc. New
Jersey.
Halter M.J, Pollard C.L, Ray S.L., Haase M, 2014. Varcarolis’s Caadian Psyychiatric Mental
Health Nursing A Clinical Approach First Canadian Edition. Elsevier Saunders. Canada.
Widyatuti W, 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses pada Maret 2008
pada Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 12 No. 1, Maret 2008, Hal 53-57.
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/200.
Trida, AA, Pujiatun, Listiowati, E. 2007. Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Proses
Penurunan Berat Badan Wanita Di RS Ludira Husada Yogyakarta. Mutiara Medika:
Yogyakarta.
Hidayat. I.T., Srilestari, A, Simadibrata, C. 2015. Pengaruh Akupuntur Pergelangan Tangan
Dn Kaki Terhadap Nyeri Punggung Bawah. Ejkl: Jakarta.

Nisa, O.S., Sudaryanto, A, Jadmiko, A.W. 2015. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik
Dengan Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia Di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura. Publikasi
Ilmiah: Surakarta

Вам также может понравиться