Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Elektrolit
Tubuh kita ini adalah ibarat suatu jaringan listrik yang begitu kompleks,
didalamnya terdapat beberapa ‘pembangkit’ lokal seperti jantung, otak dan ginjal. Juga
ada ‘rumah-rumah’ pelanggan berupa sel-sel otot. Untuk bisa mengalirkan listrik ini
diperlukan ion-ion yang akan mengantarkan ‘perintah’ dari pembangkit ke rumah-rumah
pelanggan. Ion-ion ini disebut sebagai elektrolit. Ada dua tipe elektrolit yang ada dalam
tubuh, yaitu kation (elektrolit yang bermuatan positif) dan anion (elektrolit yang
bermuatan negatif). Masing-masing tipe elektrolit ini saling bekerja sama mengantarkan
impuls sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan tubuh.
Beberapa contoh kation dalam tubuh adalah Natrium (Na+ ), Kalium (K+ ),
Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+). Sedangkan anion adalah Klorida (Cl- ), HCO3 - ,
HPO4 - , SO4 - . Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion ini sama besar sehingga
potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan ektrasel (cairan diluar sel), kation
utama adalah Na+ sedangkan anion utamanya adalah Cl- . . Sedangkan di intrasel (di
dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K+ ).
Tidak semua elektrolit akan kita bahas, hanya kalium dan natrium yang akan kita
bahas. Ada dua macam kelainan elektrolit yang terjadi ; kadarnya terlalu tinggi (hiper)
dan kadarnya terlalu rendah (hipo).
Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan antara natrium
yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan natrium yang berasal dari diet
melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya melalui
ginjal atau saluran cerna atau keringat di kulit.. Pemasukan dan pengeluaran natrium
perhari mencapai 48-144 mEq. Jumlah natrium yang keluar dari traktus gastrointestinal
dan kulit kurang dari 10%. Cairan yang berisi konsentrasi natrium yang berada pada
saluran cerna bagian atas hampir mendekati cairan ekstrasel, namun natrium direabsorpsi
sebagai cairan pada saluran cerna bagian bawah, oleh karena itu konsentrasi natrium pada
feses hanya mencapai 40 mEq/L 4 .
Definisi
Hipernatremia didefinisikan sebagai natrium serum lebih besar dari 145 mmol / l
dan selalu dikaitkan dengan keadaan hiperosmolar. Ada morbiditas dan mortalitas yang
signifikan terkait dengan hipernatremia yang sulit untuk dihitung karena hubungannya
dengan komorbiditas serius lainnya. Beberapa studi telah Universitas Sumatera Utara
mengutip angka kematian setinggi 75% akibat hipernatremia.
Hipernatremia menyebabkan dehidrasi sel yang menyebabkan sel-sel menyusut.
Sel-sel merespon dengan mengangkut elektrolit melintasi membran sel dan mengubah
potensial membran menjadi istirahat. Sekitar satu jam kemudian jika masih ada
hipernatremia, larutan organik intraseluler dibentuk untuk mengembalikan volume sel
dan mencegah kerusakan struktural. Oleh karena itu ketika mengganti air harus dilakukan
dengan sangat perlahan untuk memungkinkan akumulasi zat terlarut untuk menghindari
edema serebral.
Jika hipernatremia berlanjut dan sel-sel mulai menyusut, perdarahan otak dapat
terjadi karena peregangan dan pecahnya pembuluh darah menjembatani (subdural,
subarachnoid atau intraserebral). (The College of Emergency Medicine & Doctors.net.uk,
2008)
Osmolalitas pada hipernatremia selalu disertai peningkatan osmolalitas plasma
(hiperosmotik hipernatremia) dan bisa menimbulkan gejala neurologi oleh karena terjadi
kehilangan air intraneuron. Umumnya hipernatremia bisa timbul pada keadaan:
1. Hipovolemia, oleh karena kehilangan cairan baik renal atau ekstrarenal yang disertai
ketidakmampuan menggantikan cairan tubuh;
2. Hipervolemia, adanya peningkatan total air tubuh dan natrium (Na+ ikut bersama kelebihan
cairan dengan penambahan natrium melebihi cairan), misalnya pada hiperaldosteronisme;
dan
3. Normovolemia biasanya mendahului keadaan hipovolemi hipernatremia.
Penyebab hipernatremia dapat dibagi menjadi tiga kategori besar seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.5. Ini sering memiliki penyebab iatrogenik dan yang paling
berisiko pada pasien yang diintubasi , bayi yang hanya meminum susu formula, atau
orang tua dan orang-orang dalam perawatan yang tidak memiliki cairan yang tersedia
bagi mereka atau mereka yang memiliki penurunan reseptor kehausan.
Gambaran Klinis
Penanganan