Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. TUJUAN
Memahami pengukuran menggunakan metode Self potential (SP)
2.1 Mekanisme SP
Mekanisme self potential (SP) belum bisa ditentukan secara pasti, namun beberapa proses bisa
menjelaskan mekanisme self potential (SP), satu merupakan proses mekanik yang menghasilkan
potensial elektrolisis, tiga proses elektrokimia, yang terdiri dari potensial liquid-junction, potensial
shale (Nerst potential), potensial mineralisasi.
dimana adalah konstanta dielektrik dari cairan elektrolit ( Fm 1 ), adalah resistivity cairan
elektrolit ( m ), viskositas, adalah parameter yang ditumjukkan/diakibatkan oleh material
dinding pipa kapiler cairan elektrolit, P gradien tekanan ( Pa.S ).
RT ( I a I c ) C1
Ed ln (2.2)
nF C2
dimana I a I c adalah mobilitas anion kation, n adalah electric charge/ion, R adalah konstanta
Gambar 3.1 Potensial yang dihasilkan oleh suatu daerah yang mempunyai konsentrasi ionik yang
berbeda
Besar dari diffusi potensial membran ini adalah berbanding lurus dengan temperatur, sehingga
aktivitas panas bumi/geothermal akan meningkatkan anomali SP ini.
2.2 Pengukuran SP
Pengukuran self potensial sangatlah sederhana, hanya menggunakan elektroda non-polar
yang terhubung ke multimeter yang memiliki impesi input lebih besar dari 108 ohm bisa digunakan
untuk mengukur dalam jangkauan mili-volt yaitu kurang lebih 1 mV. Elektrode dibuat sedemikian
rupa sehingga bagian bawah bersifat porous yang di dalamnya diberi cairan elektrolit, yang
berfungsi sebagai kontak antara permukaan tanah yang akan diukur dengan elektroda tembaganya.
Bentuk penampang lintang dari elektroda non-polarnya seperti ditunjukkan oleh gambar 3.2 di
bawah ini.
Metode Self Potential (SP) adalah metode pengukuran potensial listrik alami dari permukaan bumi,
metode ini telah berhasil dengan baik diterapkan di beberapa tempat di dunia untuk melihat
jebakan mineral sulfida dalam jumlah yang besar. Potensial listrik pada permukaan tanah diukur
dengan menggunakan voltmeter yang mempunyai tahanan dalam yang sangat besar kontak antara
voltmeter dengan tanah digunakan suatu elektrode yang tidak terpolarisasi (non-polarising
electrodes) porous spot Cu/CuSO4.
Gambar 2.2 Porous spot
V Vi V0 (2.4)
dimana Vi adalah pada potensial pada stasiun pengamatan P V0 adalah potensial referensi,
elektrode di base station (BS) disebut elektrode referensi.
Gambar 2.3 Skema Pengukuran Self Potential menggunakan porous spot multimeter.
(Soengkono. S., 2001).
Dalam praktek di lapangan pengukuran SP ini biasanya melibatkan suatu areal yang luas sehingga
teknik pengukuran yang dilakukan tidak lagi seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1 di atas akan
tetapi dikembangkan seperti pada gambar 2 di bawah ini,
Pengukuran Self Potential pada daerah jebakan mineral Sulfida (pyrite, chalcopyrite, pyrrhotite,
sphalerite, galena) biasanya menghasilkan type anomaly negatif yang berkisar ratusan milli-Volt.
(Reynold, 1997). Sebagai contoh pengukuran SP di daerah Sulfida di Sangkoropi, Sulawesi
Selatan mempunyai kisaran dari -150 mV hingga -260 mV. (Soemarno. S., 1980)
Self potensial ini disebabkan oleh beberapa sumber-sumber alam serta beberapa
mekanisme alam, meskipun sesungguhnya dari beberapa peristiwa alam tersebut secara pasti
penyebabnya / proses terjadinya potensial tidak bisa dijelaskan secara pasti, akan tetapi beberapa
sumber-sumber alam serta peristiwa-peristiwa alam mempunyai karakter tertentu yang
berhubungan dengan anomali SP-nya seperti yang ditunjukkan oleh tabel 2.1.
Anomali SP ini sebenarnya ada dua macam, yang pertama adalah yang bersifat konstan
yang disebabkan oleh sumber-sumber geologi tertentu, yang kedua adalah yang bersifat tidak tetap
berfluktuasi. Anomali SP yang kedua ini lebih bersifat sebagai pengganggu atau noise yang harus
dihilangkan dalam data SP agar tidak mengganggu data primer. Anomali noise ini bisa disebabkan
oleh induksi listrik yang disebabkan oleh transmisi listrik disekitar pengambilan data, petir, variasi
me magnet bumi, efek dari hujan deras, cahaya matahari, akar tanaman lain-lain.
Dari hasil pengukuran SP akan terukur potensial alamiah permukaan bumi. Potensial yang
terukur ini merefleksikan kondisi bawah permukaan terutama berkaitan dengan adanya suatu
fenomena-fenomena tertentu yang memicu terjadinya potensial tersebut. Interpretasi data SP dapat
dilakukan dengan beberapa cara termasuk dengan metode titik, dengan menganggap bahwa source
potensial tersebut berupa suatu titik sumber potensial, dan lain-lain. Cara yang paling sederhana
adalah dengan melihat table besarnya potensial yang dipancarkan oleh suatu sumber seperti table
di bawah ini,
V. TUGAS
Setelah anda memperoleh data hasil pengukuran SP tersebut,
1. buatlah grafik plot antara jarak(offset) dengan potensial hasil pengukuran rover anda.
(gunakan excel). Buatlah analisa dari hasil pengukuran tersebut, apakah ada sesuatu hal yang
menarik?
2. Lakukan perhitungan koreksi harian data SP dengan memanfaatkan data pengukuran rover
dan base (silahkan tanya ke asisten cara melakukan perhitungan koreksi harian).
3. buatlah grafik plot antara jarak(offset) dengan potensial hasil pengukuran SP terkoreksi anda.
(gunakan excel). Buatlah analisa dari hasil pengukuran tersebut, apakah ada sesuatu hal yang
menarik?
4. Buatlah kontur data SP dari gabungan beberapa lintasan yang diambil, baik data SP rover
(belum koreksi) maupun data SP terkoreksi. Bandingkan antara keduanya. Buatlah analisa
pada hal yang menarik dari tampilan kontur data SP yang telah anda buat