Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KERAJAAN KUTAI
Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah
tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Kerajaan ini berdiri dari abad ke-4 sampai abad ke-7. Menurut catatan
sejarah Kerajaan Tarumanegaramerupakan kerajaan beraliran agama Hindu.Kerajaan
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M.
3. KERAJAAN SRIWIJAYA
Di zaman dahulu, kerajaan tersebut merupakan pusat penyebaran agama Buddha
pada abad 8 hingga abad 12. Selain menjadi pusat penyebaran agama, ternyata kejayaan
yang dimiliki oleh kerajaan juga akibat dari pengaruh perdagangan lautnya yang sangat
ramai.
Bahkan, Kerajaan tersebut juga menjadi satu-satunya kerajaan yang menguasai
Selat Malaka sehingga sehingga memiliki hubungan dagang yang sangat erat dengan
India, China dan Kepulauan Malaysia yang waktu itu dikenal sebagai negara dengan
pengaruh dagang yang kuat. Raja pertama dari Kerajaan Sriwijaya adalah Sri Jayanaga,
namun kejayaan dari negara ini saat pemerintahan Balaputra Dewa.
Dalam bahasa Sansekerta, ternyata Sriwijaya memiliki sebuah arti. Dimana Ari
memiliki arti “bercahaya” atau “gemilang” sedangkan Wijaya sendiri berarti
“kemenangan” atau “kejayaan”. Nah, jika digabungkan, maka arti dari Sriwijaya sendiri
adalah “kemenangan yang gilang-gemilang”. Tentu, arti dari nama Sriwijaya sendiri
sesuai dengan kejayaan kerajaan yang dimiliki.
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa kerajaan yang satu ini merupakan kerajaan
dengan pusat agama Buddha terbesar. Agama yang ada di dalam Kerajaan Sriwijaya ini
sendiri ialah Buddha Vajrayana, Buddha Mahayana, Buddha Hinayana dan Hindu. Meski
ada agama Hindu di dalamnya namun pengaruh agama Hindu tidaklah terlalu besar.
Sedangkan, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sriwijaya sendiri adalah
Bahasa Melayu Kuno dan Sansekerta Jawa Kuno. Di zaman itu, proses jual beli dengan
menggunakan mata uang emas dan perak. Dengan pemerintahan monarki yang
dijalankan oleh kerajaan tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya memiliki pemerintahan
yang sangat baik.
Selain itu, raja-raja yang memerintah juga mampu membuat kerajaan tersebut
memiliki kekuasaan yang sangat luah hingga ke wilayah Asia Tenggara. Keberhasilan
dalam menguasai perdagangan dan memiliki kekuasaan yang luas tentu saja tidak
terlepas dari beberapa raja hebat yang memerintah Kerajaan Sriwijaya.
Raja raja Kerajaan Sriwijaya
Berikut ini ada beberapa raja terkenal dari Sriwijaya yang mampu membuat kerajaan
tersebut memiliki kekuasaan yang sangat luas dan memiliki kejayaan pada masanya.
Raja Daputra Hyang
Raja Daputra Hyang merupakan salah satu raja dari Sriwijaya yang mampu membuat
kerajaan tersebut melebarkan sayapnya. Raja yang satu ini bahkan bercita-cita ingin
menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Pada kekuasaannya pun,
beliau mampu memperluas kekuasaan Sriwijaya hingga ke Jambi.
Cerita mengenai Raja Daputra Hyang ini ditemukan pada sebuah Prasasti Kedukan
Bukit (683M). Selama kekuasaannya tersebut tentu saja Raja Daputra Hyang memiliki
pengaruh yang sangat besar.
Pada masa kekuasaan Raja Dharmasetu ini, ternyata Kerajaan Sriwijaya telah meluas
hingga Semenanjung Malaya. Hal inilah yang membuat kerajaan yang satu ini
membangun sebuah pangkalan di wilayah Ligor. Berbagai macam prestasi ternyata
berhasil di toreh oleh Raja Dharmasetu seperti berhasil menjalin hubungan dengan Negeri
China dan India.
Raja Balaputra Dewa adalah raja yang mampu membuat Sriwijaya menjadi kerajaan
terbesar pada masa itu. Raja yang satu ini menjabat pada abad ke 9. Cerota dari Raja
Balaputra Dewa sendiri berasal dari sebuah prasasti yang disebut dengan Prasasti
Nalanda.
4. KERAJAAN MATARAM
Ke-2 kerajaan tersebut sama-sama diperintah oleh raja-raja secara turun temurun.
Mataram kuno (Mataram Hindu) adalah sebutan untuk 2 dinasti yaitu Dinasti Sanjaya
dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya ini bercorak Hindu didirikan pada tahun 732 M
oleh Sanjaya. Sedangkan Dinasti Syailendra bercorak Budha Mahayana didirikan oleh
Bhanu tahun 752 M. Ke-2 dinasti ini berkuasa di daerah Jawa Tengah bagian selatan.
Sedangkan Mataram Islam merupakan Kerajaan Islam yang berdiri sekitar abad ke-16 di
pulau Jawa. Kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan dari
Kerajaan Majapahit. Yaitu keturunan dari Ki Ageng Sela dan juga Ki Ageng Pemanahan
yang mana keduanya adalah raja-raja besar Mataram Islam.
Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal
Prasasti Balitung
Prasasti kalasan
Prasasti Ratu Boko
Prasasti Nalanda
Prasasti Ligor
Prasasti Wanua Tengah III
5. KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di
Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di
sekitar Kota Kediri sekarang.
Pada masa tersebut, ibu kota Panjalu sudah dipindahkan dari Daha menuju Kediri
sehingga lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan kediri. Raja Bameswara mengenakan
lencana berbentuk tengkorak bertaring pada bagian atas bulan sabit yang biasa disebut
dengan Candrakapala. Sesudah Bameswara tutun tahta kemudian dilanjutkan Jayabaya
yang kemudian berhasil mengalahkan Jenggala.
Di tahun 1222, Kertajaya sedang berseteru deengan kaum Brahmana yang lalu
memohon perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel dan Ken Arok sendiri juga bercita-cita
untuk membuat merdeka Tumapel yang menjadi daerah bawahan dari Kediri. Perang
Kediri Tumapel tersebut terjadi di Desa Ganter, pasukan Ken Arok akhirnya berhasil
menghancurkan pasukan Kertajaya sehingga membuat Kerajaan Kediri runtuh dan mulai
detik itu berbalik menjadi bawahan Tumapel atau Singasari. Sesudah Ken Arok berhasil
untuk mengalahkan Kertajaya, Kediri lalu menjadi wilayah di bawah kekuasaan Singasari
dan Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya untuk menjadi Bupati Kediri
Tahun 1258, Jayasabha kemudian diganti oleh outranya yakni Sastrajaya dan di tahun
1271 Sastrajaya digantikan kembali oleh putranya yakni Jayakatwang. Jayakatwang lalu
melakukan pemberontakan pada Singasari yang masih dipimpin Ken Arok, sesudah
berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang kemudian membangun ulang Kerajaan
Kediri, akan tetapi Kerajaan tersebut hanya bertahan selama 1 tahun sebab terjadi
serangan gabungan pasukan Mongol dan pasukan Menantu Kertanegara, Raden Wijaya.
Demikian ulasan lengkap mengenai sejarah Kerajaan Kediri yang bisa kami berikan
untuk anda lengkap dengan nama-nama raja, kehidupan politik, perekonomian,
beragama sampai beberapa peninggalan Kerajaan Kediri. Semoga bisa menambah
wawasan anda tentang sejarah Indonesia khususnya tentang sejarah Kerajaan.
6. KERAJAAN SINGASARI
Runtuhnya Kerajaan ini adalah akibat dari sibuknya mengirim angkatan perang ke
luar Jawa serta pemberontakan Jayakatwang dan berhasil membunuh Raja Kertanegara.
Jayakatwang kemudian membangun ibukota di Kadiri atau yang sekarang disebut Kediri.
7. KERAJAAN MAJAPAHIT
.
Raden Wijaya adalah pendiri Kerajaan Majapahityang bertakhta pada 1293-1309
dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Awalnya, Majapahitberpusat di Mojokerto,
Jawa Timur. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah
Indonesia.[2] Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang
dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun
wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.[
Berdirinya Majapahit
Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang
bernama Meng Chi[13] ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan
Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut
dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.[13][14] Kubilai Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas
saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya,
menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan
ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi
kepada Jayakatwang.[15] Jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati.[15] Raden
Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu
dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut.
Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur
melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik
menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya
secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.[16][17] Saat itu juga merupakan
kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka
terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari
penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang
bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa
Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang tepercaya Kertarajasa,
termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan
tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya
Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut
disebutkan dalam Pararaton.[18] Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang
melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai
posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti),
Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.[17] Wijaya meninggal dunia pada
tahun 1309.
Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti
"penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang
pendeta Italia, Odorico da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328,
Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya
menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan
menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk
menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Madasebagai
Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang
menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah
kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih
besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian
ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.
Kejayaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.
Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah
Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.[19] Sumber ini
menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
Raja- raja Majapahit :