Вы находитесь на странице: 1из 10

Estimasi Biaya Proyek

Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai
tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya.

Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb

Sumberdaya:

• Orang
• Peralatan
• Material

Menurut National Estimating Society USA, Estimasi biaya ialah seni


memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan
yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu. Karena itu, estimasi
biaya sangat bergantung pada ketersediaan informasi detail mengenai proyek dalam
tahapan proyek ketika estimasi tersebut dilakukan. Estimasi dibutuhkan pada saat
proses perencanaan, disaat keputusan-keputusan preliminary mengenai proyek harus
ditentukan, kemudian selanjutnya dibutuhkan untuk tujuan budgetary, lalu estimasi
juga dibutuhkan pada tahap development proyek baik dalam proses desain maupun
pembangunan.

Karena biaya proyek terbatas, maka perlu diperlukan perencanaan untuk


estimasi biaya proyek, dengan adanya perencaan estimasi biaya proyek maka kita
dapat melakukan pengelolaan biaya atau anggaran proyek dengan baik. Perhatian
utama dalam manajemen biaya proyek adalah pada biaya sumberdaya yang
digunakan utk menyelesaikan kegiatan dalam jadwal proyek

Manajemen biaya proyek meliputi proses-proses yang diperlukan untuk


menjamin agar anggaran biaya yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan
semua pekerjaan dalam lingkup proyek.

Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup


bermacam maksud dan kepentingan bagi berbagai strata manajemen dalam
organisasi.

1
- pemilik, menggunakannya sebagai alat bantu untuk menentukan biaya
investasi modal yang harus ditanam.
- Konsultan, menggunakannya sebagai alat ban-tu untuk menetapkan
kelayakan rancangan.
- Kontraktor, memakai estimasi untuk menyu-sun harga penawaran pada
pelelangan.

Estimasi biaya dalam proses kontruksi, pada u-mumnya ditujukan untuk


memperkirakan nilai pembiayaan suatu proyek bukannya biaya te-pat (actual cost)
yang harus dibelanjakan.

Secara umum estimasi dapat dibagi dalam 4 jenis estimasi, yaitu:

a. Estimasi kasar untuk pemilik

Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan melaksanakan ide
mem-bangun proyek atau tidak. Biasanya dalam hal ini, pemilik dibantu dengan studi
kelaya-kan.

b. Estimasi pendahuluan oleh konsultan peren-cana.

estimasi ini dilakukan setelah desain selesai dibuat oleh konsultan perencana.
Estimasi ini lebih teliti daripada estimasi yang sebelum-nya, sebab sudah ada gambar
dan RKS yang lengkap.

c. Estimasi detail oleh kontraktor.

Estimasi ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana
(bestek dan gambar bestek), estimasi dibuat lebih terpe-rinci dan teliti karena sudah
memperhitung-kan segala kemungkinan (melihat medan, mempertimbangkan
metoda pelaksanaan, mempunyai stok bahan2 tertentu dsbnya).

d. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.

Bagi pemilik sebetulnya fixed price yang tercan-tum dalam kontrak adalah yang
terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi pekerjaan tambah dan kurang. Bagi
kontraktor nilai tersebut adalah pe-nerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran

2
yang sesungguhnya (real cost) yaitu segala yang dikeluarkan untuk menyelesaikan
proyek terse-but. Besarnya real cost tsb hanya diketahui oleh kontraktor sendiri.

Tanggung Jawab Estimasi

Tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan estimasi dapat


diserahkan kepada manajer proyek atau siapapun yang tugasnya terkait dengan
manajemen pelaksanaan atau dapat juga ditangani secara khusus oleh seorang
estimator yang ditunjuk.

Estimator harus memiliki pengalaman dan menguasai seluk beluk praktek


terutama yg berkaitan dengan metode konstruksi yang dipakai, sehingga mampu
mengendalikan ketepatan estimasi.

Lingkup Estimasi

Tugas estimasi, khususnya dalam menguraikan volume (kuantitas) setiap detail


kegiatan, merupakan pekerjaan yang memerlukan ketelitian agar diperoleh hasil yang
tepat. Seorang estimator harus menetapkan bukan hanya macam dan kuantitas
material pokok seperti yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan, tetapi
mencakup pula kebutuhan bagi pekerjaan yang bersifat sementara dan penunjang
serta kebutuhan peralatan termasuk memilih metode konstruksi.

Biaya Dalam Proyek :

Biaya langsung

• Biaya yang terkait langsung dengan suatu proyek sehingga dapat ditelusuri
secara tepat
• Misal: gaji karyawan proyek; pembelian barang proyek; dll

Biaya tak langsung

• Biaya yang terkait dengan suatu proyek, tetapi tidak dapat ditelusuri secara
tepat
• Misal: tagihan listrik perusahaan; biaya sewa kantor untuk kegiatan
perusahaan dan berbagai proyek

3
KOMPONEN BIAYA

1. MATERIAL
 DAFTAR HARGA & PENAWARAN
 POTONGAN TERHADAP JENIS PEMBAYARAN, VOLUME
2. TENAGA KERJA
 SISTEM PEMBAYARAN UPAH
 BANYAKNYA PEKERJAAN
3. PERALATAN
 BIAYA KEPEMILIKAN, DEPRESIASI
 BIAYA OPERASIONAL
4. OPERASIONAL KANTOR
 BIAYA LANGSUNG ADMINISTRASI
 BIAYA TAK LANGSUNG
5. KEUNTUNGAN
 KEUNTUNGAN KOTOR & BERSIH

TIPE PERKIRAAN BIAYA

1. BERDASARKAN TAHAP PERHITUNGAN

 PRELIMINARY COST ESTIMATE


 BUDGET ESTIMATE
 DETAIL / DEFINITE ESTIMATE

2. BERDASARKAN SATUAN PERHITUNGAN

 UNIT OF USE METHOD


 AREA METHOD
 VOLUME METHOD
 ENCLOSURED METHOD

4
METODE TOP DOWN dan BOTTOM UP

 Estimasi Top Down :

Pada umumnya diperoleh dari seseorang yg menggunakan pengalaman dan atau


informasi untuk menentukan durasi dan total biaya proyek. Metode top-down juga
dikenal sebagai metode analog. Hal ini digunakan untuk menentukan besarnya urutan
perkiraan dalam fase inisiasi proyek.

Metode ini menggunakan waktu yang sebenarnya, upaya atau biaya dari proyek
sebelumnya sebagai dasar untuk memperkirakan upaya atau biaya untuk proyek saat
ini.

Mengidentifikasi proyek sebelumnya atau bagian dari suatu proyek sebelumnya


yang mirip dengan proyek saat ini.

Menilai sejauh mana proyek saat ini mirip dengan proyek sebelumnya - faktor
perbandingan (misalnya 1,5 jika proyek saat ini diperkirakan 50% lebih besar).

Hitung estimasi untuk proyek ini didasarkan pada upaya, jangka waktu yang
aktual atau biaya dari proyek sebelumnya dan faktor perbandingan.

 Estimasi Bottom Up :

Menggunakan metode efisien dan berbiaya rendah. Proses itu dapat berlangsung
setelah proyek digambarkan secara detail. Metode bottom-up dianggap sebagai
metode yang paling akurat untuk menghasilkan estimasi proyek. Hal ini digunakan
untuk menentukan anggaran atau perkiraan definitif selama tahap perencanaan dan
pada awal setiap tahap proyek.

Metode ini menggunakan Struktur Perincian Kerja (WBS) yang dikembangkan


selama tahap perencanaan proyek. Perkiraan diciptakan untuk semua tugas pada
tingkat terendah WBS dan kemudian ini diakumulasi untuk menentukan perkiraan
untuk keseluruhan proyek.

5
Teknik konsensus biasanya digunakan untuk memperoleh perkiraan tugas untuk
tugas tingkat rendah pada WBS, karena serta menghasilkan estimasi yang dapat
diandalkan juga membangun kerjasama aktif, keterlibatan dan komitmen. Para ahli
dengan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan harus disertakan
dalam proses estimasi. Salah satu kelemahan dari metode bottom-up adalah bahwa
metode ini jauh lebih memakan waktu daripada metode lainnya.

A. TOOLS

1. Estimasi Makro

Beberapa tools estimasi dalam pendekatan makro:

a. Metode Konsensus

Metode ini berdasarkan pada pengalaman senior manajer dalam memprediksi


total waktu dan biaya proyek

b. Metode Rasio

Metode yang menggunakan rasio sebagai alat prediksi. (misalnya prediksi


harga rumah per m2 adalah Rp5.000.000, jadi prediksi untuk harga rumah seluas
400m2 adalah Rp2.000.000.000)

c. Metode Pembagi

Metode pembagi merupakan pengembangan dari metode ratio. Metode ini


biasanya digunakan untuk proyek yang mirip dengan proyek sebelumnya. Dengan
mamberikan data dari proyek sebelumnya, prediksi dapat dilakukan dengan cepat.

2. Estimasi Mikro

a. MetodeTemplate

Jika proyek mirip dengan yang sebelumnya, waktu dan biaya proyek yang
sebelumnya dapat dijadikan acuan dalam prediksi.

b. ProsedurPar ametr ic untuk Tugas Spesifik

6
Sama seperti metode rasio pada pendekatan makro, prosedurparametric
mengaplikasikannya ke dalam tugas yang lebih spesifik.

c. Prediksi yang Mendetail pada Work Packages

Metode yang paling dapat dipercaya untuk memprediksi waktu dan biaya
adalah dengan mengunakan Work Breakdown Structure dan orang yang bertanggung
jawab pada Work Packages untuk melakukan prediksi.

d. Hybrid : Prediksi Bertahap

Pendekatan ini dimulai dengan prediksi makro kemudian dilakukan prediksi


secara bertahap sejalan dengan proyek ini diimplementasikan. Prediksi bertahap
digunakan ketika muncul sejumlah ketidakpastian yang cukup banyak terhadap
proyek secara keseluruhan.

PERBANDINGAN TOP DOWN & BOTTOM UP

Top Down (macro estimating) Bottom up (micro estimating)


Biasanya estimasi dilakukan didasarkan Memperhitungkan desain proyek dan
pada kegiatan sebelumnya. “roll-up” elemen WBS

Biasanya dilakukan selama tahap Memerlukan tenaga dan waktu yang


perencanaan ketika desain utuh dan WBS lebih untuk penyelesaian proyek (waktu
tidak tersedia. lebih lama).
Membutuhkan tenaga berpengalaman Jika dilakukan dengan benar, estimasi
untuk melakukan perkiraan. bottom-up dapat menghasilkan biaya
yang dan estimasi waktu yang akurat
Hasil kurang akurat Proses dilakukan setelah detail proyek
telah digambarkan

7
Beberapa masalah yang sering mengakibatkan estimasi tidak tepat :

 Kesamaan kenaikan terhadap semua jenis pekerjaan


 Kurangnya informasi yang diperlukan.
 Kurangnya pengetahuan metode perkiraan.
 Alokasi pendanaan yang tidak dapat dipastikan.
 Tidak adanya metode kontrol pekerjaan.
 Kurangnya gambaran tentang pelaksanaan.
 Kurangnya keahlian dalam mengolah data
 Orang yang merencanakan estimasi biaya proyek kurang paham atau kurang
akrab dengan lapangan.
 Adanya tekanan dari pihak luar.

Piranti dan teknik dalam mengestimasi biaya proyek :

1. Estimasi analogi

Bersifat top-down; mengikuti biaya terdahulu untuk proyek yang serupa

2. Biaya satuan

Dapat menggunakan standar misalnya standar INKINDO (Ikatan Nasional


Konsultan Indonesia)

3. Model parametrik

Model matematik digunakan pada keadaan dimana parameter dapat


dikuantifikasi dan ada informasi dasar untuk membuat model akurat. Contoh
parameter: jml keluaran; jml transaksi; jml jam kerja, jumlah modul, dll)

4. Bottom-up estimating

Tentukan biaya kegiatan terkecil, lalu ikhtisarkan

8
5. Piranti berbantuan komputer

P/L manajemen proyek, spreadsheet, P/L simulasi

6. Analisis dokumen lelang vendor

Menggunakan dokumen lelang yang diajukan oleh vendor untuk


mengestimasi biaya

7. Analisis cadangan

Cadangan biaya (contingency allowances) perlu diwaspadai, agar tidak terjadi


anggaran yang cadangannya sangat besar

8. Biaya kualitas

Biaya ini dapat dipakai dalam mengestimasi biaya agar hasilnya sesuai
dengan persyaratan

9
DAFTAR PUSTAKA

1. http://gudangtoni.wordpress.com/estimasi/
2. http://www.scribd.com/doc/22468621/Resume-of-Project-Management-Book
3. http://www.wsdot.wa.gov/publications/manuals
4. Hardie, Glenn, Construction Estimating Techniques, Prentice Hall, New
Jersey, 1987, halaman 13, 102-3.

10

Вам также может понравиться