Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Fisika Kuantum
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Oky Oktaviani 1162070045
2. Much. Rezky Dwi Putra 1162070044
3. Tasya Nurmalita 1162070075
4. Yolla Noer Endah 1162070077
5. Yusup Setiawan 1162070079
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Persamaan Schrodinger” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya dan
sahabatnya.
Makalah “MenganlisisPersamaan Schrodinger” penyusun sampaikan
kepada dosen matakuliah fisika kuantum sebagai salah satu tugas mata kuliah
tersebut. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menemukan banyak sekali
kesulitan, namun penyusun menyadari bahwa hal itu merupakan bagian dari
proses pembelajaran.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih Ibu Dr. Ade Yeti
Nurhayantinidan Pina Pitriana, M. Si.yang telah memberikan bimbingan serta
arahannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa
kepada orangtua yang telah memberikan banyak sekali dukungan, baik itu
dukungan moril maupun materil. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Bandung, 17 Februari2019
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
PENUTUP .................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori kuantum terbukti mampu menjelaskanfenomena kuantum dari
sistem makroskopikseperti superkonduktivitas dan superfluiditasyang memiliki
potensi aplikasi penting. Proses pembelajaran mekanika kuantum selalu
melibatkan persamaan-persamaan yang rumitdan penyelesaiannya membutuhkan
analisa dan pemikiran yang tinggi. Contoh masalah yang cukup rumit adalah
penyelesaian nilai energi dan fungsi gelombang persamaan Schrödinger (Greiner,
et al., 2004) dalam (Yanuarief, 2018)
Persamaan Schrodinger merupakan salah satu persamaan yang penting
dalam mekanika kuantum, dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan yang
tidak bisa dijelaskan pada mekanika klasik(Hanifah, et al., 2014).Pengembangan
fisika kuantum bertolak dari sifat gelombang partikel.Dari persamaan gelombang
untuk partikel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari operator fisis?
2. Bagaimana persamaan gerak Heisenberg?
3. Bagaimana representasi matriks?
1
C. Tujuan
1. Untuk menganalisis dari operator fisis
2. Untuk Menganalisis persamaan gerak Heisenberg
3. Untuk mengidentifikasi representasi matriks
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Operator Fisis
Suatu Partikel memiliki besaran-besaran fisis seperti posisis, momentum,
dan energi.setiap besaran fisis suatu partikel dikaitkan dengan operatornya.
Misalnya operatol bagi energi total adalah H yang di dalam ruang adalah:
ĥ
Ĥ = − 2𝑚 𝛻 2 + 𝑉 (2.4.1)
(i) Harga suatu besaran fisis adalah nilai eigen dari operatornya;
(ii) Nilai eigen dari suatu operator besaran fisis berkaitan dengan suatu fungsi
eigen; nilai eigen adalah ril.
Dalam persamaan harga eigen (2)
Ĥ𝜑(𝑥) = E𝜑(𝑥) (2.4.2)
Berdasarkan (i) dan (ii), E adalah harga besaraan fisis yakni energi,
dan itu merupakan nilai eigen dari operator Ĥ, dan 𝜑(𝑥) adalah fungsi
eigen dari operator Ĥ tersebut. Karena E adalah harga eigen dari operator
Ĥ dengan fungsi 𝜑(𝑥) maka E adalah energi yang tetap dari partikel,
𝑖𝐸𝑡
sehingga𝜓 (𝑥, 𝑡) = 𝜑 (𝑥)exp(− ) adalah keadaan stasioner; fungsi
ħ
Dalam hal ini, Â adalah operator dari besaran fisis, dan ⟨𝐴⟩ adalah nilai
rata-ratanya dengan fungsi gelombang (keadaan) partikel bersangkutan yang
3
ternormalisasi. Jika fungsi itu belum dinormalisasi, maka harga rata-rata itu
harus diungkapkan sebagai berikut;
∞
∫−∞ 𝜓∗ (𝑥)Â 𝜓 (𝑥)𝑑𝑥
⟨𝐴⟩ = ∞ (2.4.4)
∫−∞ 𝜓∗ (𝑥) 𝜓 (𝑥)𝑑𝑥
Tinjau suatu operator besaran fisis dari partikel, misalnya Â, yang mempunyai
sekumpulan nilai eigen {𝑎𝑛 } masing-masing dengan fungsi-fungsi eigen
{𝜑𝑛 (𝑥)} yang ortonormal, maka persmaan nilai eigen adalah
∗ ∗ (𝑥)
= ∑𝑚𝑛 𝑐𝑚 𝑐𝑛 ∫ 𝜑𝑚 Â𝜑𝑛 (𝑥) 𝑑𝑥
∗ ∗ (𝑥)
= ∑𝑚𝑛 𝑐𝑚 𝑎𝑛 ∫ 𝜑𝑚 Â𝜑𝑛 (𝑥) 𝑑𝑧
∗
= ∑𝑚𝑛 𝑐𝑚 𝑎𝑛 𝛿𝑚𝑛 = ∑𝑛|𝑐𝑛 |2 𝑎𝑛 (2.4.7)
∗
∫ 𝜑 ∗ (x) Âϕ (x) dx = ∫[Âϕ (x)] ϕ (x)𝑑𝑥 (2.4.8)
∗
∫ 𝜓 ∗ (x) Âϕ(x) dx = ∫[Â ψ(x)] ϕ(x)𝑑𝑥 (2.4.9)
4
Secara matematik, operator yang memenuhi persamaan (2.4.9) disebut
operator Hermitian, sedangkan 𝜓(𝑥) dan ϕ(x) merupakan fungsi-fungsi
sembarang.
𝑑𝜑(𝑥)
ħ𝑘 𝜑(𝑥) = −𝑖ħ . Sehingga,
𝑑𝑥
𝑑
𝑝̂𝑥 𝜑(𝑥) = (−𝑖ℎ ) 𝜑(𝑥)
𝑑𝑥
𝑑 ħ 𝑑
𝑝̂𝑥 = −𝑖ħ 𝑑𝑥= 𝑖 = 𝑑𝑥 (2.4.10)
5
sehingga, 𝜙𝑎 ≠ 0 untuk x = a (2.4.13)
Artinya, jika ψ=𝜙𝑎 (𝑥) sebagai fungsi eigen dari 𝑥̂dengan harga eigen
a, maka rapat peluang |𝜓|2 = 0 untuk x≠ 𝑎. Meninjau Heaviside h(x), yang
berharga:
Untuk itu didefinisikan fungsi delta Dirac 𝛿(𝑥) sebagai turunan dari h(x):
𝑑ℎ(𝑥) 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≠ 0
𝛿(𝑥) = ={ (2.4.16)
𝑑𝑥 ∞ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0
dan
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≠ 0
𝛿(𝑥 − 𝑎) = { (2.4.18)
∞ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0
∞
∫∞ 𝑓(𝑥)𝛿 (𝑥 − 𝑎)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑎) (2.4.19)
∞
∫∞ 𝛿 (𝑥 − 𝑎)𝑑𝑥 = 1 (2.4.20)
6
Integral di atas tidak harus dari -∞ 𝑘𝑒 + ∞ tapi bisa juga dari -𝜀 𝑘𝑒 +
𝜀 asal a berada dalam daerah itu. Persamaan pertama dalam (2.4.19) sejiwa
dengan kronecker delta dalam ∑𝑗 𝑐𝑗 𝛿𝑖𝑗 = 𝑐𝑖
Sifat dalam persamaan (2.4.18) sama dengan sifat fungsi 𝜙𝑎 (𝑥) dalam
persamaan (2.4.19). Jadi, kita dapat nyatakan,
Artinya, karena 𝑎1 ≠ 𝑎2
7
∫ 𝜙1∗ (𝑥) 𝜙2 (𝑥) 𝑑𝑥 = 0
Bila dua atau lebih fungsi-fungsi gelombang dengan nilai eigen yang
sama, maka nilai eigen itu dikatakan berdegenerasi. Tingkat degenerasi adalah
bilangan yang menyatakan banyaknya fungsi-fungsi dengan nilai eigen yang
sama. Dalam contoh di atas, a berdegenerasi dua. Fungsi yang merupakan
kombinasi linier dari kedua fungsi itu, adalah
Jadi, kombinasi linier dari dua fungsi gelombang itu adalah fungsi
gelombang bagi operator  dengan nilai eigen yang sama.
Contoh :
8
Fungsi-fungsi 𝜑1 = 𝑒 −𝑖𝑘𝑥 dan 𝜑2 = 𝑒 −𝑖𝑘𝑥 adalah fungsi eigen
𝑑2
operator dengan nilai eigen yang sama, −𝑘 2 , jadi, 𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖𝑘𝑥 + 𝐵𝑒 −𝑖𝑘𝑥
𝑑𝑥 2
Selanjutnya,
Sehingga,
Maka kedua fungsi itu disebut non-ortogonal dan 𝑆12 disebut integral overlap,
𝜙1 (𝑥) = 𝜙1 (𝑥)
dan pilih
9
𝜙2 (𝑥) = 𝜙2 (𝑥) + 𝛼𝜙1 (𝑥)
∫ 𝜑1 𝜑2 𝑑𝑥 = ∫ 𝜙1 𝜙2 𝑑𝑥 + 𝛼𝛼 ∫ 𝜙1 𝜙2 𝑑𝑥 = 0
Maka diperoleh
∫ 𝜙1 𝜙2 𝑑𝑥
𝛼=
𝜙1 𝜙1 𝑑𝑥
Q=Q:
[𝑷. 𝑸]𝜓 = PQ 𝜓 -QP 𝜓
𝜕 𝜕𝜓
= -iħ (𝑄𝜓 )-Q(iħ )
𝜕𝑄 𝜕𝑄
𝜕𝜓 𝜕𝜓
= -iħ (𝜓 + 𝑄 𝜕𝑄 ) + iħ𝑄 𝜕𝑄
= -iħ 𝜓 = -iħ 𝑰 𝜓
[𝑷. 𝑸] = -iħ 𝑰 atau lebih jelas lagi
[𝑷𝒌 . 𝑸𝒊 ]= -I 𝛿𝑘 𝑰
10
Dapat juga komutator ini diperoleh dari kurung poissonnya, via Asas
Kebersesuaian (Correspondence Principle) Bohr. Secara matematis Asas ini
ditulis:
1
∆𝑝. ∆𝑞 ≥ 2 ħ …. Asas Kebersesuaian
11
[𝑯𝒌 . 𝑻𝒍 ]= -iħ𝛿𝑘𝑙 𝑰
Sehingga, menurut asas ketidakpastian Heisenberg,
1
∆𝐸. ∆𝑡 ≥ ħ
2
Asas Ketidakpastian Heisenberg dapat diturunkan dengan memakai
komutator dan sifat-sifat serta hubungan antar pengandar-pemgandar Hermite-
an(Wilardjo, 2011).
𝑑〈𝐴〉
= ∫ 𝜓 ∗ Â 𝜓 𝑑𝑥
𝑑𝑡
𝜕Â 1
Â= + 𝑖ħ [Â, Ĥ] (2.6.3)
𝜕𝑡
12
Dalam hal ini harus dibedakan bahwa Âadalah operator turunan,
sedangkan 𝜕Â/ 𝜕t adalah turunanparsil operator  terhadap t. Persamaan (2.6.3)
di atas merupakan persamaan gerak dari operatorÂdan ini diperkenalkan untuk
pertama kalinya oleh Heisenberg. Jika operator komut dengan Ĥ ,maka 𝐴̂ =
𝜕𝐴/𝜕𝑡;tetapi jika operator  selain komut dengan H ˆ , juga tak bergantung
waktu, maka𝐴 = 0; artinya harga rata-rata A tidak berubah terhadap waktu.
Besaran fisis seperti itu disebutkonstanta gerak dari partikel (kekal dalam
pengertian klasik).Misalya, bagi suatu partikel yangbergerak sepanjang sumbu-x,
operator posisi dan momentum tidak bergantung secara eksplisitterhadap waktu.
Jadi,
1
𝑝̂ = 𝑖ħ [𝑝̂ , Ĥ]
1
𝑥̂ = 𝑖ħ [𝑥̂, Ĥ]
𝑃̂ 2
Selanjutnya, karena Ĥ = 2𝑚 + 𝑉, 𝑚𝑎𝑘𝑎
⃖ = 𝒅𝑽 ;gaya konservatif
ṗ 𝒅𝒙
𝒑
ẋ̂ = 𝒎𝒙 ; kecepatan
D. Representasi Matriks
Telah dikemukakan dalam paragaraf 2.4 bahwa dalam fungsi-fungsi basis
{φi} misalkanoperator  memiliki harga
𝑨𝒊𝒋 = ∫ 𝝓∗𝒊 (𝒙)Â𝜙𝑗 (𝑥)𝑑𝑥 (2.71)
13
𝐴11 𝐴12…… 𝐴1𝑁
𝐴 𝐴22…… 𝐴2𝑁
 = ( 21 ), dalam basis {𝜙𝑖 } (2.73)
…… ….. …..
𝐴𝑁1 𝐴𝑁2 𝐴𝑁𝑁
Untuk mengetahui nilai-nilai eigen dari operator A ˆ , kita harus
menentukan fungsi eigennya. Cara yang biasa dipakai orang adalah dengan
megandaikan
Â𝜓𝑛 = 𝑎𝑛 𝜓𝑛 (2.74)
𝑎1 0 … . . 0
0 𝑎2…… 0
atau( ); dalam basis {𝜓𝑖 } (2.75)
…… ..….. …..
0 0 … … 𝑎𝑛
∑𝑖 Â𝑐𝑖 𝜙𝑖 = 𝑎 ∑𝑖 𝑐𝑖 𝜙𝑖 (2.7.7)
Selanjutnya, persamaan (2.7.7) dikalikan dari kiri dengan 𝜙𝑗∗ lalu diintegral
hasilnya:
14
(𝐴11 − 𝑎𝑆11 ) (𝐴12 − 𝑎𝑆12 ) … … . . (𝐴1𝑁 − 𝑎𝑆1𝑁 )
| (𝐴21 − 𝑎𝑆21 ) … … …
(𝐴22 − 𝑎𝑆22 ) (𝐴 − 𝑎𝑆2𝑁 ) |= 0
… … … … … … … . 2𝑁 (2.7.11)
(𝐴𝑁1 − 𝑎𝑆𝑁1 ) (𝐴32 − 𝑎𝑆𝑁2 ) … … . . (𝐴𝑁𝑁 − 𝑎𝑆𝑁𝑁 )
∗
∫|𝜓𝑛 |2 𝑑𝑣 = ∑𝑖,𝑗 𝑐𝑛𝑖 𝑐𝑛𝑗 𝑆𝑖𝑗 = 1 (2.7.12)
Solusi dari persamaan (2.7.4) adalah:
an dengan 𝜓𝑛 ∑𝑁
𝑗=1 𝑐𝑛𝑗 𝜙𝑗 , 𝑛 = 1,2, … . , 𝑁 (2.7.13)
Yang telah dikemukakan di atas adalah jika fungsi-fungsi basis
{𝜑𝐼 }non-ortogonal:∫ 𝜑𝑖∗ (𝑥)𝜑𝑗 (𝑥)𝑑𝑥 = 𝑆𝑖𝑗 Jika fungsi-fungsi basis itu
ortonormal: ∫ 𝜑𝑖∗ (𝑥)𝜑𝑗 (𝑥)𝑑𝑥 = 𝛿𝑖𝑗 maka perhitungan menjadi lebih
sederhana. Persamaan (2.7.9) menjadi
∑𝑖 (𝐴𝑗𝑖 − 𝑎𝛿𝑗𝑖 ) 𝑐𝑖 = 0 (2.7.14)
atau
(𝐴11 − 𝑎) 𝐴12 𝐴1𝑁 𝐶1
( 𝐴21 (𝐴22 − 𝑎) … … . 𝐴2𝑁 ) (𝐶2 ) (2.7.15)
………………………….
𝐴𝑁1 𝐴𝑁2 … … . . (𝐴𝑁𝑁 − 𝑎) 𝐶3
15
dan normalisasi persamaan (2.7.12) menjadi
∗
∫|𝜓𝑛 |2 𝑑𝑣 = ∑𝑖,𝑗 𝑐𝑛𝑖 𝑐𝑛𝑗 𝛿𝑖𝑗 = ∑𝑖|𝑐𝑛𝑖 |2= 1 (2.7.17)
Representasi Matriks
2𝑙+1 (𝑙−𝑚)! 𝑚
𝑌𝑡𝑚 (𝜃, 𝜑) = (−1)𝑚 √ 𝑃 (cos 𝜃)𝑒 𝑖𝑚𝜑 (5.1)
4𝜋 (𝑙+𝑚)! 𝑙
𝜋
2𝜋 2
= 𝛿𝑙 ′ 𝑙 , 𝛿𝑚 ′ 𝑚 (5.2)
2𝑙+1 (𝑙−𝑚)! 𝑚
𝑌𝑡𝑚 (𝜃, 𝜑) = (−1)𝑚 √ 𝑃 (cos 𝜃)𝑒 𝑖𝑚𝜑 → |𝑌𝑡𝑚 ⟩ = |𝑙𝑚 ⟩(5.3)
4𝜋 (𝑙+𝑚)! 𝑙
⟨ | = (| ⟩)+ (| ⟩+ ) 𝑇 (5.4)
⟨𝑙𝑚 | = |𝑙𝑚 ⟩+
∗
2𝑙 + 1 (𝑙 − 𝑚)! 𝑚
= ((−1)𝑚 √ 𝑃 (cos 𝜃)𝑒 𝑖𝑚𝜑 )
4𝜋 (𝑙 + 𝑚)! 𝑙
16
2𝑙+1 (𝑙−𝑚)! 𝑚
= (−1)𝑚 √ 𝑃 (cos 𝜃)𝑒 −𝑖𝑚𝜑
4𝜋 (𝑙+𝑚)! 𝑙
(5.5)
Dalam notasi Dirac ini, perkalian skalar (5.2) dapat dituliskan sebagai
= 𝛿𝑙 ′ 𝑙 , 𝛿𝑚 ′ 𝑚
(5.6)
𝐿𝑧 𝑌𝑙𝑚 = 𝑚ℏ𝑌𝑙𝑚
atau
𝐿𝑧 |𝑙𝑚⟩ = 𝑚ℏ|𝑙𝑚⟩
(5.7)
17
= ⟨𝑌𝑙′ 𝑚′ |𝐿𝑧 |𝑌𝑙𝑚 ⟩
= ⟨𝑙′𝑚′|𝐿𝑧 |𝑙𝑚⟩
= ⟨𝑙′𝑚′|𝑚ℏ|𝑙𝑚⟩
= 𝑚ℏ⟨𝑙′𝑚′|𝑙𝑚⟩
m’\m 1 0 -1
1 0 0
= ℏ (0 0 0) (5.10a)
0 0 −1
dengan
|𝑚 ⟩ = | 1𝑚 ⟩
18
1 0 0
| 1 ⟩ ≡ | 11 ⟩ = (0) , | 0 ⟩ ≡ | 10 ⟩ = (1) , | − 1 ⟩ ≡ | 1 − 1 ⟩ = (0)
0 0 1
(5.10b)
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Suatu Partikel memiliki besaran-besaran fisis seperti posisis, momentum,
dan energi.setiap besaran fisis suatu partikel dikaitkan dengan
operatornya
2. Menurut De Broglie, sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu –x
mempunyai momentum linier px = hk dengan k=2𝜋/𝜆 dan 𝜆 adalah
panjang gelombang partikel.
3. Sifat-sifat penting lainnya dari fungsi-fungsi gelombang dikemukakan di
bawah ini. Jika 𝜙1 (𝑥) dan 𝜙2 (𝑥) merupakan fungsi-fungsi eigen dari
operator besaran fisis (operator Hermitian).
4. Asas ketidak Pastian Heisenberg salah satu asas yang paling penting
dalam meekanika kuantum adalah asas ketidakpastian.Asas ini
menyatakan bahwa pasangan amatan sekawan (conjugate observables)
tidak dapat kedua-duanya ditentukan pasti.
5. Asas ketidakpastian temukan oleh Wenner Heisenberg Alberg Einsten,
yang meyakini bahwa fisika itu deterministic. Menentang mekanika
kuantum pertanyaannya yang dikenal ialah: “Tuhan tidak main dadu”.
Sebaliknya Niels Bohr yakin benar bahwa fisika itu fisika itu
inderteministik.
20
B. Saran
Penulis makalah ini tentu saja menyadari masih terdapat kekurangan-
kekurangan dalam menulis. Oleh karena itu, saran dan masukan untuk makalah
ini kami harapkan sebagai upaya memperbaiki kesalahan dalam penulisan
makalah kami. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
bagi semua pihak. Aamiin yaa robbal ‘alamiin.
21
DAFTAR ISI
Hanifah Rahmayani, Hidayati and Razi Pakhrur Perhitungan Tinkat Energi Sumur
Potensial Keadaan Terikat Melalui Persamaan Scrodinger Menggunakan Metode
Beda Hingga [Journal]. - [s.l.] : PILLAR OF PHYSICS, 2014. - Vol. I.
Siregar Rustam E Teori dan Aplikasi Fisika Kuantum [Book]. - Bandung : Widya
Padjajaran, 2010.
Yanuarief Cecilia Solusi Polinomial Romanovski pada Analisis Energi dan Fungsi
Gelombang Potensial Non Sentral Rosen Morse Plus Rosen Morse [Journal]. -
[s.l.] : Jurnal Teras Fisika, 2018. - Vol. I.
22