Вы находитесь на странице: 1из 102

Ringkasan Materi Soal-

soal dan Pembahasan

FISIKA

1
IPA SMA/MA
FISIKA • Elastisitas ... • Industri • Peluruhan ...
• Mekanika ... ............................... Elektromagnetik .. ...............................
............................... ............................ ............................... ...........................
............................ 5 22 . 41 55
• Dinamika .... • Fluida ......... • Optika • Kesetimbang
............................... ............................... Geometris ............ an Beda
........................... 7 ............................ ............................... Tegar ....................
• Memadu 24 .... 42 ............. 56
Gerak ................... • Gelombang . • Pembiasan • Titik
............................... ............................... Cahaya ................. Berat ....................
. 10 ........................... ............................. ...............................
• Garis 28 43 ............ 58
Melingkar ............ • Kalor .......... • Alat-Alat • Teori Kinetik
............................... ............................... Optik .................... Gas .......................
........ 13 ............................. ............................... ............................
• Gravitasi ..... 31 . 44 60
............................... • Listrik statis • Arus Bolak- • Termodinami
............................ ............................... Balik .................... ka .........................
15 ........................... ............................. .............................
• Usaha dan 33 48 63
Energi .................. • Arus • Perkembanga • Gelombang
.............................. Listrik .................. n Teori Elektromagnetik ..
17 ............................... Atom .................... ............................
• Momentum ......... 36 ........... 51 66
dan • Medan • Radioaktivita • Optika
Impuls .................. Magnetik ............. s ........................... Fisis .....................
.................. 20 ............................... ........................... ...............................
..... 39 54 ......... 69
3
• Relativitas .. 2
...............................

FI
...............................
70
• Dualisme
Gelombang
Partikel ................

SI
............ 72

K
A
4

5
benda. Misalkan suatu Gerak lurus beraturan

MEKA benda bergerak dari A


ke B dan kembali lagi
waktu ∆t Kecepatan (GLB) adalah gerak
sesaat adalah kecepatan benda pada lintasan

NIKA ke A, perpindahan Δx
= 0, tetapi jarakanya
tidak nol melainkan 5
rata-rata apabila selang lurus dengan kecepatan
waktu mendekati nol. tetap atau percepatan
nol (a = 0). GLB
Gerak suatu benda v = kecepatan sesaat =
m + 5 m = 10 m. dinyatakan dalam
dikatakan bergerak bila ∆s
lim∆t  0 persamaanpersamaan
kedudukannya selalu Kelajuan (skalar).
berubah terhadap suatu ∆t berikut.
jarak total yang ditempuh waktu
acuan. Perpindahan Percepatan. Suatu v = vo = v
adalah besaran vektor, s benda yang
didefinisikan sebagai v0 + v t
kecepatannya berubah
perubahan kedudukan
v= =v
terhadap waktu 2
suatu benda dalam dikatakan mengalami
v
selang waktu tertentu. = percepatan. Gerak lurus berubah
Jarak adalah besaran
t beraturan (GLBB)
skalar, didefinisikan ∆v vt −v
a= = 0 adalah gerak benda pada
sebagai panjang
∆t ∆t lintasan lurus dengan
lintasan sesungguhnya
Kecepatan. (vektor) percepatan tetap. GLBB
yang ditempuh oleh
perpindahan ∆s v = dinyatakan dalam
persamaan-persamaan s = vt t
berikut. v
0
s
+
=
v
v
v
o

= t
t
2 +
v
t ½

= a
t
2
v
o

v
+ t
2

7
= mengalami percepatan t Gerak jatuh bebas
gravitasi. Persamaan adalah gerak vertikal
v yang berlaku untuk + suatu benda yang
o GLBB berlaku pula ½ dijatuhkan dari suatu
2
untuk gerak vertikal. ketinggian tanpa
v g kecepatan awal (vo = 0)
+ t
t
2 Gerak vertikal ke
2 = bawah adalah gerak
a v vertikal suatu benda
s v t
2 yang dijatuhkan dari
o
suatu ketinggian dengan
Percepatan gravitasi = kecepatan awal vo. Di
(g). g = 9,8 m/s2 atau g +
= 10 m/s2 sini vo bertanda negatif.
a v
Gerak vertikal ke atas
Gerak vertikal adalah t o
2
adalah gerak vertikal
suatu gerak benda
suatu benda yang
yang menempuh h +
dilemparkan ke atas
lintasan vertikal =
2 dengan kecepatan awal
terhadap tanah di mana
g vo. Di sini vo bertanda
selama geraknya benda v h positif. Contoh soal
tersebut hanya o
1. Seorang anak c. 100 km/jam lembah. Jika 3 km/jam, maka
berlari lurus 100 ke utara kecepatan awalnya kecepatan di
km ke utara Pembahasan: adalah 0 km/jam, lembah adalah:
selama 2 jam.
Kemudian ia v = ∆t = 3jam = 3 km/jam
berjalan lurus 50
= 50 km/jam c. 5 km/jam
km ke selatan
Karena posisi akhir setelah menempuh
selama 1 jam. Pembahasan:
jarak 100 km ke utara dan 50 km ke selatan
Kecepatan rata- v
adalah (100 – 50) km = 50 km di utara.
rata anak itu t
Maka arah kecepatan pun ke utara. 2
dalam
Jawaban: A
perjalanannya
2. Sebuah truk berada di puncak bukit =
adalah:
meluncur ke
a. 50 km/jam ke
∆s kecepatan di v
utara d. 20
km/jam ke utara lembah adalah 4 o
2

b. 50 km/jam ke 100km+50k km/jam. Jika


selatan e. 20 m 150 kecepatan di
km/jam ke selatan +
lembah adalah 4
km/jam. Jika
2
kecepatan awalnya
g

9
h
0 2 2
2
v g
t
1 g h
2 + h
v
= 2
= t
g 2
v h 2
o 1
1 1
2 6
6 =
v
+ t
= 2
3
2
2
2
g 0
=
h +
+
v
4 o 1
2
2 2 2 6
g
= h + =
benda yang semula dan percepatannya, benda pertama, yang
9 diam akan terus diam arah resultan gaya besarnya sama tetapi
atau yang semula searah dengan arah arahnya berlawanan.
+ bergerak akan terus percepatannya.
Dengan demikian,
bergerak dengan
untuk setiap gaya aksi
1 kecepatan tetap pada Jika ∑ F adalah resultan
n

selalu ada gaya reaksi


6 suatu lintasan lurus gaya, maka hukum 2
yang sama besar tetapi
= 25 (gerak lurus Newton dapat berlawanan arah. Berat
vt2 = 25 = 5 beraturan).
dinyatakan: benda adalah gaya
km/jam
Hukum 1 Newton gravitasi (gaya tarik)
Jawaban: C ∑ F = m a, setara
n

dinyatakan dalam yang dialami oleh suatu


DINAMIK persamaan:

dengan
F = 0, setara dengan skalar ∑
persamaan
benda. Berat benda (W)
Fx = m ax, ∑ Fy adalah
A
n
n n

persamaan skalar ∑ Fx
n

= 0, ∑ Fy = 0
n
= m ay hasil kali massa benda
Hukum 1 Newton
Hukum 3 Newton (m) dengan percepatan
Bila gaya yang Hukum 2 Newton
Jika benda pertama gravitasi (g). W = m
bekerja pada suatu Resultan gaya yang mengerjakan gaya pada g
benda sama dengan bekerja pada suatu benda kedua maka
Gaya normal (N)
nol (gaya-gaya benda sebanding benda kedua akan
adalah gaya yang
seimbang), maka dengan massa benda mengerjakan gaya pada
arahnya tegak lurus

11
1

bidang sentuh dan terpisah untuk tiap akan ditinjau. hitung besar
hanya bekerja jika dua benad atau sistem Gambarkan komponenkompon
benda bersentuhan. lebih dari satu benda diagram bebas en gaya ini dengan
N12
yang benda atau sistem sinus dan kosinus
tersebut. Beri yang sesuai. Misal
Bidang sentuh
1 nama setiap gaya, gaya P,
misal: w untuk komponen-
berat benda, N komponennya
2
N21 untuk gaya diberi nama Px dan
memperlihatkan normal, T untuk
Gaya Tegang Tali jika Py.
semua gaya yang gaya tegangan tali, 4.
sebuah tali yang Gunakan
bekerja pada tiap dan P, Q, R untuk
menghubungkan dua hukum 1 dan 2
benda atua sistem. gaya-gaya lainnya.
benda ditegangkan Newton pada
maka pada ujung-ujung 4 langkah untuk 3. Tentukan benda atau sistem
tali bekerja gaya tegang menyelesaikan soal- sumbu x dan yang ditinjau.
tali (T). soal dinamika :
sumbu y yang ∑ Fx = 0 atau ∑ Fy = 0
1. Gambar sketsa
n n

T1 T1 T 2 soal
T 2 dan cari data- memudahkan
jika benda diam atau
m1 m2 m3 yang perhitungan.
data bergerak lurus
diketahui. Uraikan setiap
Diagram bebas 2. Pilih benda beraturan terhadap
gaya pada sumbu
adalah diagram atau sistem yang x dan y, kemudian
sumbu x atau sumbu c. Tidak dikenai mengalami
y. gaya percepatan.
F
d. Bergerak lurus Jawaban: B
∑ n
Fx = m ax,∑ Fy = m
n
berubah
ay jika benda bergerak beraturan 2. Jika suatu
e. Bergerak lurus benda diberi gaya =
dengan percepatan a
beraturan 9 N mengalami
pada sumbu x atau
Pembahasan: percepatan 3 m/s2.
sumbu y. m
Sesuai dengan Berapa percepatan
Contoh soal Hukum 1 Newton, benda bila diberi
1. Bila sebuah benda seimbang gaya 15 N?
berarti ∑ F = 0. .
partikel berada
n

a. 3 m/s2 c.
sedangkan ∑ F =
n

dalam keadaan 5 m/s2


m a.
seimbang, maka e. a
Maka: 8 m/s2
sudah dapat m a = 0, karena b. 4 m/s2 d.
dipastikan bahwa massa tidak 7 m/s2
partikel itu ... F
mungkin nol,
Pembahasan:
a. Dalam keadaan maka a 1
Sesuai dengan
diam (percepatan) = hukum II Newton:
b. Tidak 0. dengan kata ∑
mengalami n =
percepatan lain, benda tidak

13
= /
1 s
m 2
5 5

a = m
Jawaban: C
1
3
9N = m (3m/s2)
F 9 a
ssa benda m = 1 = kg = 3
kg a 3 2

a
F
2
2

=
=
1
m
5

a
3
2
MEMADU GERAK
Resultan vektor perpindahan: jika setiap vektor perpindahan yang ditempuh oleh suatu benda
dinyatakan dalam vektor satuan i dan j sebagai s = sxi + syj maka resultan vektor perpindahannya
dinyatakan oleh:
n

S= ∑s k =s1 + s2 + s3 + … + sn
k=1
Besar dan arah perpindahan
Besar perpindahan
s= (s
2
x
2
+s y )
sy
Arah perpindahan ton Ө =
sx
Kecepatan relatif: kecepatan relatif A terhadap B (ditulis vAB) adalah selisih antara kecepatan
relatif A terhadap acuan bersama C (kecepatan vAC) dengan kecepatan relatif B terhadap acuan
bersama C (ditulis vBC).

vAB = vAC - vBC

Umumya sebagai acuan bersama adalah tanah.

15
Gerak parabola adalah resultan perpindahan suatu benda yang serentak melakukan gerak lurus
beraturan (GLB) pada arah horizontal dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada arah
vertikal. Dalam menganalisisnya, gerak parabola dapat dipandang terpisah melakukan gerak GLB
pada sumbu x dan GLBB pada sumbu y.

16
Gerak parabola dapat dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut.

Sumbu x Sumbu y
Besaran
Gerak lurus beraturan Gerak lurus berubah beraturan
Kecepatan awal vox = v0 cos 0 voy= v0 sin 0
Perpindahan x Y
Waktu t T
Percepatan ax = 0 ay = -g
Kecepatan akhir vtx vty
vtx = v0x vty = voy + ayt
vty = voy - gt

Persamaan perpindahan x = v0x . t y = v0y + ½ ayt2


y = v0yt – ½ gt2

17
Persamaan kecepatan di titik
sembarang
= (vtx2 +vty2 )
Besar kecepatan
t
v
v
ty Persamaan di titik terjauh (titik A)
Arah kecepatan
θ=
tan vtx Selang waktu titik terjauh
Persamaan di titik tertinggi (titik  voy 
H) tA= 2tH = 2  g  jarak
Kecepata
vn = 0
ty horizontal titik terjauh
waktu yang
ditempuh
vo v0 sinα0 v 02 xA =
tH = y = 2xH = sin 2α 0 g
g g
jarak horizontal titik
H 2
v0
xH = sin2α0
2g
jarak vertikal (ketinggian) titik
H 2
v0 2
yH = sin α0
2g
1. Sebuah peluru ditembakkan dengan arah 15 o
Contoh
Soal terhadap horizontal. Peluru itu tiba di tanah
dengan kecepatan 20 m/s. Jarak tembak peluru tersebut adalah:

18
a. 20 m c. elevasi 30o. Jarak vertikal → gerak melingkar
50 m Kecepatan y = v0yt – ½ gt2 = beraturan.
e. awalnya vo = 20 v0 sin 30o
60 m Periode adalah selang
m/s. Kedudukan (1) – ½ (10)(1)2 =
b. 40 m d. 20(½) – 5 = 5 m waktu yang diperlukan
100 m benda pada saat 1 oleh suatu benda untuk
Kedudukan benda
detik setelah menempuh satu putaran
Pembahasan: (10 3 , 5)
dilemparkan m lengkap ( satu kali
v 02 adalah: Jawaban: C melingkar). Simbol
202
o
a. (10 3 ,5) m
d.
GARI periode adalah T.
Frekuensi adalah
xA = 2xH =
= m
(5, 10) S banyaknya putaran
sin2α0
sin 2(15 )
b. (5, 3 10 ) m
MELINGK yang dapat dilakukan
g 10
e. AR oleh suatu benda dalam
selang waktu 1 sekon.
(3
10 , 5) Gerak melingkar Simbol frekuensi
m beraturan suatu benda adalah f, satuannya
yang berge-
hertz, disingkat Hz.
c. (10, 5) m rak dalam suatu
Hubungan antara
= ) = 20 m. Pembahasan: lintasan melingkar
periode (T) dengan
Jarak horizontal dengan suatu kelajuan
Jawaban: A frekuensi (f) adalah
→ x = v0x . t = v0 linear (besar kecepatan
2. Sebuah benda cos 30o . 1 linear) yang tetap
dilemparkan = 20 ( ½ 3 ) . 1 disebut mengalami
dengan sudut = 10 3m
19
1 Kecepatan sudut (ω ) dan selalu
1
adalah hasil bagi sudut mengarah ke pusat
T=
a pusat yang ditempuh •
t benda dengan selang l
a waktunya. ingkaran O. Percepatan
u ini disebut percepatan
sentripetal (as)
f 2π
ω = (rad/s) = 2πf 2
a = ω2
R = v
(rad/s) s
= R
T
f • Gaya sentripetal
Hadalah resultan gaya
T ubungan antara yang bekerja ke arah
kelajuan linear dengan pusat lingkaran pada
kecepatan sudut adalah
Kelajuan linear (v) V = ω . R benda bermassa m.
adalah hasil bagi
Percepatan 2
panjang lintasan linear F = ma = mω 2
R = m v
sentripetal. s s
yang ditempuh benda R
Perubahan vektor
dengan selang waktu
kecepatan linear
tempuhnya.
secara tetap
2πR menghasilkan
v = T = 2πRf• vektor percepatan
yang besarnya tetap

20
Hubungan roda-
roda

21
Untuk dua roda yang dihubungkan sepusat
(satu poros), arah putaran dan kecepatan
sudutnya adalah sama.

ω1 = ω2 atau
v1 v2
=
R1 R2

Untuk dua roda gigi yang dihubungkan


bersinggungan, arah putaran keduanya
berlawanan dan kelajuan linear keduanya
sama.
v1 = v2 atau ω1R1=
ω2R2

Untuk dua roda yang dihubungkan dengan


tali, sabuk atau rantai, arah putaran, dan
kelajuan linear kedua roda adalah sama.

v1 = v2 atau ω1R1=
ω2R2

22
mM
GRAVITASI F = G 2R
dengan m adalah massa benda, M adalah massa
bumi dan R jari-jari bumi.
Hukum gravitasi umum Newton: setiap
Gaya gravitasi inilah yang disebut dengan berat
benda dalam jagad raya menarik setiap benda
lainnya dengan suatu gaya yang besarnya benda (w) dan sering dinyatakan oleh. w = mg
sebanding dengan massa masing-masing benda
Resultan gaya gravitasi yang bekerja pada benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
dihitung berdasarkan penjumlahan vektor. Untuk
antara kedua benda.
dua gaya gravitasi F12 dan F13 yang bekerja pada
benda m1 , resultan gaya gravitasi pada m1 adalah
r m1m 2
F1 = F12 + F1, yaitu:
12 F
21 F12=F21=F=G
F13
Di mana besar resultan gaya
F r2
gravitasi F1 adalah
m1 m2

Dengan m1 dan m2 adalah massa masing-masing F1 = (F122 + F132 +2F12 •F13 cosθ)
benda (kg) dan r adalah jarak antar antara pusat
masingmasing benda m3
G = 6,67 x 10-11 (m). G adalah tetapan
Nm2kg-2 gravitasi umum yang F1
F13
dalam satuan SI bernilai. m m2 θ
1

Suatu benda yang berada di atas permukaan F12


bumi akan mengalami gaya gravitasi sebesar.

23
Kuat medan gravitasi (g) atau percepatan bumi. Berapa gaya gravitasi bumi yang akan
gravitasi adalah gaya gravitasi per satuan massa. menarik satelit ketika satelit mengorbit di
bumi dalam suatu orbit lingkaran dengan jari-
M
g=G 2 a. Nol jari empat kali
r jari-jari bumi?
b. w/8 d. w/16
Energi potensial (EP) dari suatu benda Pembahasan: c.
bermassa m yang berjarak r dari suatu w/4
pusat massa M (misalnya bumi) dinyatakan
oleh: e.
F = G mM
Mm 2 w/2
R
EP = -G r
F1 = G mM
Potensial gravitasi (V) adalah energi 2
R Suatu benda yang
potensial gravitasi per satuan massa. Dari = 4R, maka berada di atas
persamaan di atas, dengan memasukkan mM permukaan bumi akan
F2 = G mM
nilai m = 1 kg, diperoleh: (4R)
2
mengalami gaya
16R
Jawaban: D gravitasi sebesar
M(1) M
V = -G 2 → V = -G
r r
Contoh Soal
1. Sebuah satelit komunikasi mempunyai
berat w ketika berada di permukaan
24
= w, Jika jari-jari orbit menjadi Perhatikan Ө adalah sudut antara vektor gaya F
dan vektor perpindahan s. Jika kita amati
persamaan di atas secara seksama, maka akan

USAHA DAN ENERGI


=G 2 = F1/16 = w/16 Usaha kita dapatkan bahwa usaha adalah besaran
(W) dilakukan ketika energi skalar yang diperoleh dari hasil kali titik antara
dipindahkan dari suatu sistem ke
sistem lainnya. Usaha yang vektor gaya F dan vektor perpindahan s. W = F
dilakukan oleh gaya konstan
didefinisikan sebagai hasil kali • s = F s cos Ө
komponen gaya yang segaris
dengan perpindahan (Fx) dengan Dalam vektor satuan i, j, k, hasil kali titik ini
besar perpindahannya. W = F x s dinyatakan oleh
Jadi, jika gaya konstan F yang bekerja pada W = (Fxi + Fyj+ Fzk) • (sxi + syj + sz k)
suatu benda mengakibatkan benda itu berpindah W = Fx sx + Fy sy + Fz sz
tidak searah dengan F, maka:
Energi potensial adalah energi yang diperoleh
W = Fx s = F s cos suatu benda karena kedudukan atau keadaannya.
Fy F Fy F Misalnya, energi potensial gravitasi, energi
potensial pegas, energi potensial listrik, energi
θ θ
Fx Fx potensial nuklir, dan lain sebagainya.

Energi potensial gravitasi adalah energi yang


s dimiliki benda karena kedudukan atau

25
ketinggiannya dari benda lain. Energi potensial
gravitasi di permukaan bumi:

26
Homogen Heterogen
GmM
EP = mgh
EP = - r

EP = Energi potensial gravitasi (J) EP = Energi potensial gravitasi


(J) m = Massa benda (kg) m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m s-2) M = Massa sumber
(kg) h = Ketinggian terhadap acuan (m) r = Jarak
benda dan sumber

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya atau
kecepatannya.
EK = ½ m v 2 Ek = Energi kinetik (J ) m
= Massa benda v =
Kecepatan benda (ms-1)
Usaha oleh perubahan energi kinetik

W = F s = ΔEK = EK 2 – EK 1 = ½ m

(v 22 – v 12 )

27
Usaha oleh perubahan energi potensial
W = F s = ΔEP = EP2 – EP1 = mg (h2 – h1)
Usaha oleh perubahan energi mekanik
W = Fs = ΔEM = EM2 – EM1 = (EP2 + EK2) – (EP1 + EK1)
= (mgh2 – mgh1) + (½ mv22– ½ mv12)

28
Hukum kekekalan energi mekanik Masukan
EM = EP = EK = konstan Contoh Soal:
EP1 + EK1 = EP2 + EK2 1. Dua benda bermassa m1 = 4 kg dan m2 =
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ 1 kg memiliki energi kinetik sama besar.
mv22 Jika benda m1 bergerak dengan kelajuan 10
m/s maka kelajuan m2 adalah ...
Daya (P) adalah laju suatu mesin melakukan
a. 10 m/s c. 30 m/s e. 50 m/s
usaha atau usaha yang dilakukan mesin tiap
b. 20 m/s d. 40 m/s
satuan waktu. Jika W adalah usaha (J) dan t
adalah waktu (s), maka Pembahasan:
EK = ½ m v2 = ½ (4)(10)2 = 200 J
Jika m = 1 dengan EK sama maka
P= W
t EK = ½ m v 2
200 = ½
Satuan daya adalah watt.
(1) v v
2 2
=
1 watt = 1 joule/sekon
400
Satuan-satuan daya lainnya
1 kW = 1000 watt v = 400 = 20 m/s
1 hp = 764 W = 750 W Jawaban: B
Efesiensi atau daya guna mesin (η) 2. Energi 5000 Joule digunakan untuk
Keluaran mengangkat benda bermassa 50 kg. Benda
η= X 100% itu dinaikkan setinggi (g = 10 m/s2)...

29
a. 10 m c. 98 m e. 500 m 5000 = 50(10)h
b. 100 m d. 250 m 5000 = 500 h h =
5000
Pembahasan: m = 10 m
Ketinggian = h. Energi untuk menaikkan
Benda = Energi potensial Jawaban: A
500
EP = m g h

30
MOMENTUM DAN Hukum kekekalan momentum
IMPULS P1 + P2 = P1’ + P2’
m1v1 +m2v2 = m1v1’+m2v2’
Momentum (P). Setiap benda yang bergerak
memiliki momentum. Momentum yang Koefisien restitusi
(e)
merupakan vektor didefinisikan sebagai hasil ' '

kali massa dengan kecepatan P = m v ( kg e = −(v1 −v2 )


v1 −v2
m/s )
v1 T v2 m2
Penjumlahan dua vektor memomentum P1 dan m1 U
M
P2 yang membentuk sudut Ө: B
U
Untuk benda yang bergerak lurus horizontal v1’ m1’ K m2’
A v2’
dilakukan perhitungan skalar N

P = P1 + P2
• Tumbukan lenting sempurna
→e=
P = ( P12 + P22 + 2 P1 P2 cosθ ) 1
v ’ – v’ = -(v – v)
1 2 1 2

P = m v, dan
• Tumbukan tidak lenting sama sekali
→e=
P = P1 + P2
v = v = v’
’ ’ 0
1 2

31
Impuls (I) adalah hasil kali gaya dan selang waktu gaya itu bekerja
I = F . Δt (N s)

Impuls menyebabkan perubahan momentum


I =ΔP
F Δt = P2 – P1 = m2v2 –
m1v1

32
Contoh soal v= m/s = 6 m/s
1. Benda P bermassa 1 kg mengejar dan
menumbuk benda Q bermassa 0,5 kg. Jawaban: A
Sesudah tumbukan, keduanya 2. Bola A bergerak lurus dan memiliki
melekat dan bergerak bersama-sama. momen-
Apabila kecepatan P dan Q sebelum tum mv, menumbuk bola B yang bergerak pada
tumbukan adalah 4 m/s dan 10 m/s, garis lurus yang sama. Jika setelah tumbukan
maka kecepatan kedua benda sesudah bola A mempunyai momentum -5 mv, maka
tumbukan adalah: pertambahan momentum bola B adalah ...
a. 6 m/s c. 9 m.s e. 14 m/s a. 4 mv c. 5 mv e. 6 mv
b. 7 m/s d. 10 m/s b. -4 mv d. -6 mv
Pembahasan: Pembahasan
Karena setelah tumbukan keduanya Perubahan momentum bola B = mBvB’ -
melekat dan bergerak bersama, maka v1’ = mBvB mAVA + mBvB = mAvA’ + mBvB’ mv +
v2’ = v mBvB = -5mv + mBvB’
Sesuai dengan hukum kekekalan mBvB’ - mBvB = mv – (-5mv)
momentum = 6 mv
P1 + P2 = P1’ + P2’ Jawaban: E
m1v1 + m2v2 = m1v1’ +
m2v2’ ELASTISITAS
(1)(4) + (0,5)(10) = 1 v + 0,5 v
4 + 5 = 1,5 v Elastisitas adalah kemampuan suatu benda
9 = 1,5 v untuk kembali ke bentuk awalnya segera

33
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda dengan perubahan panjang ΔL dibagi dengan
tersebut dihilangkan. panjang awal Lo
• Benda-benda yang memiliki
∆L
elastisitas disebut benda elastis. Contoh: e=
karet gelang, mistar plastik atau pegas Lo
baja.
Modulus Young (E) adalah hasil bagi tegangan
• Benda-benda yang tidak memiliki
terhadap regangan.
elastisitas disebut benda tidak elastis atau
plastik. Tegangan (stress) pada suatu F
benda menyebabkan perubahan bentuk
A
benda. Tegangan (τ) sama dengan besar E =σ = =
gaya (F) yang diberikan dibagi luas FL
e
penampang (A) tempat gaya tersebut
∆L
bekerja.
A∆L
F L
τ= N/m2 atau Pa)
Hukum Hooke: jika besar gaya tarik tidak
A
melampaui batas elastis pegas, maka
Ada tiga kategori tegangan, yaitu regangan, pertambahan panjang (x) berbanding lurus
mampatan dan geseran. dengan besar gaya tariknya (F).
Regangan (e) adalah perubahan relatif dalam Hukum ini dinyatakan dalam rumus
ukuran atau bentuk suatu benda. Regangan
tidak memiliki dimensi. Regangan sama

34
F = kx Contoh Soal:
1. Sebuah pegas baja memenuhi hukum
(N) dengan k Hooke. Gaya sebesar 8 N memulurkan
pegas 4 cm. Sebuah gaya 10 N akan
adalah tetapan
memulurkan pegas ...
pegas (N/m) a. 1 cm c. 5 cm e. 10 cm
b. 2 cm d. 9 cm
Hukum hooke untuk susunan pegas
Pembahas
• Susunan pegas seri, dapat diganti
an: 4 cm
dengan sebuah pegas pengganti seri k s
= 0,04 m
dengan persamaan
Hukum Hooke
F = kx (N)
ks = k1 k 2
k1 + k 2 8 = k (0,04)
k = = 200 jika F =
• Untuk susunan seri lebih dari dua 10 N, maka F = kx
pegas, tetapan pegas pengganti: (N) 10 = 200 (x ) x
= = 0,05 m = 5 cm
2.
Jawaban: C
1 1 1 1
= + + +...
k s k1 k 2 k 3
Sebuah pegas bertambah panjang 20 mm
• Susunan paralel, persamaan pegas ketika ditarik oleh gaya 100 N. Energi yang
tersimpan dalam pegas yang ditarik adalah ...
pengganti: k p = k 1 + k 2 + k 3 +...
a. 0,02 J c. 2J e. 1000 J

35
b. 1J d. 200 J Energi yang tersimpan = usaha = gaya x jarak
=
Pembahasan:
100 N x 0,02 m = 2 J
Jawaban: C

36
FLUIDA
Fluida ialah zat yang dapat mengalir dan memberikan seditkit hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan.
Beberapa persamaan untuk
fluida
Persamaa Satua
n
Massa jenis (ρ) = massa zat persatuan volumenya n 3
kg/m
ρ= m
V
Tekanan (ρ) = gaya persatuan p= Pascal
luas p ): selisih antara tekanan F/A
Tekanan gauge gaug
Tekanan mutlak = tekanan (Pa)
Ba
(tidak diketahui
e yang
dan gauge
tekanan atmosfer (udara
+ tekanan
luar) r
atmosfer
p = gaug+ at
(p ): Tekananpadakedala pp =ρg p
e m
Tekananhidrostatik h h
Pa
-
man h suatu fluida bermassa jenis h
ρTekanan total pada kedalaman
h p = lua + h Pa
r p
p = lua +ρg
p r h
Hukum : tekanan yang diberikan kepada fluida di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
Pascal
segala arah. Prinsip ini dipergunakan oleh dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin
hidrolik pengangkat mobil, mesin pengempes hidrolik, dan rem piringan hidro+lik pada mobil.
37
Cara kerja dongkrak hidrolik
beban p2 = p1
F1 F2 F1
=
A2 A1
A1 fluida A2 dengan
F2 1
A = luas
penampang
1 A2 = luas
penampang 2
F1 = gaya input F2 = gaya angkat output
Hukum pokok hidrostatik: semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair
yang sejenis

Hukum Archimedes: benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida mengalami
gaya ke atas sebesar fluida yang dipindahkan oleh benda tercelup tersebut.
Gaya ke atas = berat fluida yang dipindahkan
Fa = mf g
38
Fa = ρf Vbf g

Dengan ρf = massa jenis fluida (kg/m3), Vbf= volum benda yang tercelup dalam fluida (m 3), dan g
adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s 2). Jika benda tercelup seluruhnya dalam fluida maka Vbf = Vb
(volum benda).
Jika benda tercelup setengah bagian dalam fluida maka Vbf = ½ Vb.
Hubungan massa jenis benda (ρb) dengan massa jenis fluida
(ρf). ρb w
= dengan w = berat benda ρf
Fa

Penerapan hukum Archimedes


• Benda tenggelam, jika fa < w atau ρf < ρb rata-rata
• Benda melayang jika fa = w atau ρf = ρb rata-rata

39
• Benda mengapung jika fa= w atau ρf > ρb rata-rata
Fluida mengalir
1. Massa jenis tembaga 8,9 x 103 kg/m3. Volum dari sebuah gelang tembaga yang massanya
30 gr adalah ...
a. 0,6 cm3 b. 6,0 cm3 c. 3,4 cm3 d. 17 cm3 e. 134 cm3
Pembahasan:
Pada fluida mengalir berlaku persamaan-persamaan berikut:

Persamaan kontinuitas: pada A1v1 = A2v2 atau Garis arus


fluida yang tak termampatkan,
v A
hasil kali antara kelajuan aliran 2 = 1 1 v1 2 v2
fluida dalam suatu wadah v1 A2
dengan luas penampang wadah
Luas A 2
selalu konstan Luas A 1

Debit fluida (Q): volum fluida


V
yang mengalir per satuan waktuQ = = A v
t
Persamaan Bernoulli p1+ρgh1+1/2 v12 =
p1+ρgh2+1/2 v22

40
m
Massa jenis benda → ρ =

Vm 3
kg/m3) = 3,4 x 10-6 m3 = 3,4 cm3

Volum benda → V = = 0,03 kg / (8,9


x 10 ρ

Jawaban: C
2. Sebuah mesin pengepres hidrolik memiliki pengisap input berluas 100 mm 2 dan pengisap
output berluas 50 mm2. suatu gaya input 80 N memberikan gaya output sebesar ...
a. 3,2 N b. 16 N c. 200 N d. 40 N e. 2000 N
Pembahasan:
F2 F1 F1 80
= F2 = A2 x = 50 ( ) = 40 N

A2 A1 A1 100
Jawaban: D

41
GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang perambatannya memerlukan medium.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang perambatannya tidak memerlukan medium.
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
perambatannya.

42
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah terhadap arah
Persamaan-persamaan yang berlaku pada gelombang.

Periode (T )
selang waktu
T=
banyak gelombang

Frekuensi f()
f = banyak gelombang
selang waktu
Hubungan antara periode dan frekuensi
f = 1 (Hz) atau T = 1 (s)
T f
Cepat rambat gelombang (v): jarak yang ditempuh s
v= v = λ dengan λ = panjang gelombang
gelombang per satuan waktu
t→ T
v =λ f

perambatannya.

43
Fase gelombang menyatakan keadaan getaran Rata-rata kecepatan bunyi di udara adalah 330
suatu titik pada gelombang yang berkaitan m/s. Perpaduan (interferensi) bunyi.
dengan simpangan dan arah geraknya. Perpaduan bunyi dapat diperagakan dengan
Fase sama: dua titik dikatakan memiliki fase menggunakan dua load speaker sebagai dua
sama jika memiliki simpangan dan arah getar sumber bunyi yang koheren. Interferensi bunyi
yang sama. dapat ditimbulkan pula oleh kolom udara.
Jarak antara kedua titik tersebut (Δx) adalah Perpaduan bunyi datang dan bunyi pantul
Δx = (2n) . ¼ λ; n = 0, 1, 2, ... menghasilkan gelombang stasioner dalam kolom
udara. Tinggi nada. Tinggi rendahnya suatu
Fase berlawanan: dua titik dikatakan memiliki
nada ditentukan oleh frekuensi nada tersebut.
fase berlawanan jika memiliki simpangan
Kuat nada. Kuat bunyi ditentukan oleh
berlawanan tanda dan arah getarnya juga
amplitud nada tersebut.
berlawanan. Jarak antara kedua titik tersebut
adalah Berdasarkan besar frekuensinya, frekuensi bunyi
terbagi atas:
Δx = (2n + 1) . ¼ λ ; n = 0, 1, 2, ...
• Frekuensi infrasonik → < 20 Hz.
Gelombang bunyi. • Frekuensi audio → 20 – 20.000 Hz.
Bunyi termasuk gelombang mekanik. • Frekuensi ultrasonik → > 20.000 Hz.
Akibatnya, bunyi hanya dapat merambat Telinga manusia hanya mampu mendengar
melalui medium, seperti zat padat, zat cair dan ferkuensi audio.
gas.

44
Efek Doppler. Frekuensi bunyi yang didengar fp = fs fp = frekuensi bunyi yang didengar v − v
oleh pendengar pada peristiwa efek Doppler s
oleh pendengar (Hz).
dinyatakan oleh:
fs = Frekuensi bunyi yang dipancarkan oleh
Dengan sumber bunyi (Hz). v = Laju rambat bunyi di
v − vp udara (m/s) vp = Kecepatan pendengar (m/s) vs =
Kecepatan sumber bunyi (m/s)

45
perjanjian tanda
1. v selalu positif.
2. vs atau vp positif jika searah dengan arah dari sumber bunyi (S) ke pendengar (P) dan
negatif jika sebaliknya.
Contoh soal
1. Cepat rambat bunyi di udara = 340 m/s. Ambulans dan truk saling mendekati. Ambulans
bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Truk bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Bila ambulans
membunyikan sirine dengan frekuensi 300Hz, maka bunyi sirine akan didengar sopir truk
dengan frekuensi
a. 328,12 Hz b. 335 Hz c. v −v p 316,7 Hz
fp = fs
d. 252,6 Hz e. 250 v −vs Hz
Pembahasan: v = 340 m/s vs = 20 m/s
= 340 − (−10) (300)
vp = -10 m/s (berlawanan arah sumber ke 340 − 20
pendengar) fs = 300 Hz = 328,12 Hz

Jawaban: A
2. Jarak antara puncak dan dasar gelombang laut berturut-turut adalah 120 cm. Bila dalam 4
sekon ada 2 gelombang laut yang melintas maka cepat rambat gelombang adalah ...
a. 60 cm/s b. 120 cm/s c. 240 cm/s d. 360 cm/s
e. 480 cm/s
Pembahasan:
Jarak dari puncak ke dasar gelombang = ½ gelombang

46
KALOR
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata seluruh molekul.
Energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensial yang
dimiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam benda.
Kalor adalah energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
ketika kedua benda disentuhkan atau dicampur.
Satuan kalor adalah Joule (J), di mana 1 kalori = 4,184 J (sering dibulatkan menjadi 4,2 J)
Kalor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1
Kelvin (atau 1 derajat Celcius ).
cair = 4 180 J kg-1 K-1, cgliserin = 2 510 J kg-1 K-1, dan calumunium = 900 J
kg-1 K-1 Alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut
kalorimeter.
Beberapa persamaan yang berlaku untuk kalor

Kapasitas kalor (C): kalor yang diperlukan untuk menaikkan C = m c,


suhu seluruh benda sebesar 1 derajat. Dengan m adalah massa benda.
Kalor yang diterima dan dilepas (Q) oleh suatu benda bermassa Q = m c Δt Q=C
Δt, m dan berkalor jenis c yang mengalami perubahan suhu Δt Dengan Δt = suhu
akhir-suhu awal.

47
Hukum kekekalan energi untuk kalor (Joseph Black 1728-1799)
Qlepas = Qterima Kalor laten (L): Kalor yang digunakan oleh zat untuk
Q
berubah wujud. L = m Perpindahan kalor. Kalor
berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dengan tiga
cara:

48
(1) konduksi (hantaran), (2) konveksi (aliran), (3) radiasi (pancaran). Dengan A sebagai luas
(m2) dan ΔT adalah beda suhu (K) atauTΔ= T1 – T2, maka didapat persamaan-persamaan berikut:

Laju kalor konduksi


P = Q = k A ∆T
t d
d = Tebal dinding (m
)
k = Konduktivitas termal zat (W-1 m
K-1)
Laju kalor konveksi
P = Q = h AΔT
t
h = koefisien konveksi (W-2m
K-1)
Laju kalor radiasi
P = Q = eτ A T4
t
Konstanta τ 5,67×10-8 w m-2 K-4 disebut konstantaStefan-Boltzmann.
e = elastisitas, memiliki nilai di antara 0 dan
e = 1.
1 untuk benda hitam, dan
e
~ 0 untuk benda putih mengkilat.

Contoh Soal
permukaan
1. Jika kalor jenis es 0,55 kal/g oC, maka untuk menaikkan suhu 50 kg es dari -35 oC ke -5 oC
dibutuhkan kalor ...

49
a. 8,7 x 103 kal b. 9,4 x 104 kal c. 8,25 x 105 kal d. 12 x 106 kal
e. 12 x 10 kal
7

Pembahasan: Kalor yang dubutuhkan


m = 50 kg = 50000 gr Q = m c ∆t
Ces = 0,55 kal/g C
o
= 50000 (0,55) (30)
Δt = -5 – (-35) C = 30 C
o o
= 825 000 kal
Jawaban: C = 8,25 x 105 kal

2. Ketika es mencair:
a. Es menyerap kalor c. Suhunya naik e. Suhunya turun
naik
b. Es melepas kalor d. Suhunya turun
Pembahasan:
proses penyerapan kalor es → mencair
→ air → mendidih → menguap
proses pelepasan kalor uap →
mengembun → air → membeku →
es. Jawaban: A

LISTRIK STATIS
Gaya Coulomb
+ +
Arah gaya:
- -
50
+ -
• Muatan sejenis: tolak menolak
• Muatan berlawanan jenis: tarik menarik

51
Hukum Coulomb: Besarnya gaya interaksi (F) q
antara dua partikel bermuatan listrik (q1 dan q2) E = k 2 (newton/coulomb atau volt/meter) r
adalah berbanding lurus dengan perkalian q
antara masing-masing muatan dan berbanding Potensial listrik → V = k
terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara kedua r
muatan tersebut. q •q
Energi potensial listrik → EP = k 1 2
F= (N); r
1 q1 • q2
• 2 Usaha untuk memindahkan muatan q dari titik
4πε r
A yang potensialnya VA ke titik B yang
ε0 = 8,85 x 10-22 Permisivitas suatu medium (C 2 potensialnya VB dirumuskan dengan
/ Nn2 ) persamaan:

W AB = q (V B – V A )
Medan listrik
Arah medan listrik:
• Meninggalkan muatan atau dalam bentuk yang lebih umum sering
+ - positif dituliskan: W = q.ΔV
• Menuju muatan
negatif
Contoh Soal:
Besarnya medan listrik di suatu titik berjarak 1. Dua muatan satu sama lain berjarak 15
cm saling menolak dengan gaya listrik 10 -
r dari partikel bermuatan q adalah 6
N. Jika jaraknya diperkecil menjadi 3

52
cm, maka gaya listrik antara kedua b. 8 x 106 e. 2,5 x 10-5
muatan itu menjadi... c. 4 x 106
a. 2,25 x 106 d. 5 x 10-6

53
Pembahasan:
q1 • q 2
F1 = 1 • 1 • 22 =
1 q1 • q2 q q 1
• 2
F = • 2
4πε r 4πε (5r2 ) 4πε 25r2
1 q1 • q2
• 2 F1 = 1 q1 q 2
4πε r1 2
F2 4πε r2 25
1 q1 • q2 = =
F2 = F1 1 q1 q 2 1
• 2

4πε r2 4πε 25r 2 2

15
Di mana r1 = r2 = 5 r2 F2 = 25 x F1 = 25 x 10-6 N = 2,5 x 10-5

3
Jawaban: E
2. Dua buah partikel bermuatan listrik +Q dan +q berjarak r satu sama lain. Bila jarak diubah-
ubah, maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua muatan F dengan r
adalah …
a. F b. F c. F d. F e.
F

r r r r r

Pembahasan :
54
Sesuai dengan persamaan

1 q1 • q2 Makin jauh jarak antara keduanya (makin besar r), makin kecil gaya F antar
F= • 2
4πε r keduanya, tapi tidak pernah mencapai nol.

Jawaban : C

ARUS LISTRIK
Arus listrik adalah gerak aliran muatan listrik dalam suatu penghantar.
Arus muatan positif → mengalir dari titik berpotensial lebih tinggi ke titik berpotensial lebih
rendah (= arah arus listrik konvensional ).
Arus muatan negatif → mengalir dari titik berpotensial rendah ke titik yang potensialnya lebih
tinggi (= arah arus elektron ).
Persamaan-persamaan yang berlaku dalam arus listrik

Kuat arus listrik (I)


I = Q (Ampere)
t
Hukum Ohm V = I R; dimana R = hambatan (ohm)
Hambatan listrik (R) pada suatu kawat berpanjang
R = ρ. l (ohm)
l (m) dengan luas penampang A2).(m
A
Dengan Ώ(ohm meter) adalah hambatan jenis
55 besarnya dipengaruhi oleh temperatur (T)
yang
dengan persamaan: ρ o=(1+
ρ κT)
• Kuat arus yang mengalir, i = i1 = i2
• Beda tegangan di kedua ujung rangkaian = jumlah beda tegangan di kedua ujung, V = V 1 +
V2
2. Hambatan suatu kawat penghantar adalah R ohm. Kawat tersebut kemudian diregangkan
sehingga panjangnya menjadi dua kali lipat. Jika massa jenis kawat konstan, maka hambatan
dari kawat ini akan menjadi …

56
Rangkaian paralael
hambatan
R
R1
II11

a. 4R ohm II
e. R/4 ohm
II
RRpp
b. 2R ohm d. R/2 ohm
c. R ohm
II22
RR22
Pembahasan:
Sesuai dengan persamaan
l *1 1 1 * I =1 + 2 * V =1 = 2
R = ρ. = + I I V V dengan l = panjang kawat,
Rp R1 R2
yang
Contoh
Soal
1 Muatan sebesar 4 C melewati penampang
. hantar
peng- dalam waktu 2 sekon ketika berada
beda
potensial 8 V diberikan pada ujung-ujung
peng-
hantar. Hambatan dari penghantar tersebut

a 1 c 4 e 8
b. 2ohm d. 6ohm . ohm
. ohm . ohm
Pembahasa :
n
Kuat arus Q I =4=2
= t 2 A.
Hambatan RV == 8 = 4
Jawaban: I 2 ohm
C

A
berbanding lurus dengan hambatan R Maka, jika l bertambah 2 kali lipat, demikian juga R.
57
Jawaban: B
Bentuk medan magnetik
di sekitar kawat berarus berbentuk lurus, lingkaran dan kumparan

Kawat lurus berarus


Kawat berarus lingkaran Kumparan (solenoida)
MAGNETIK FIELD ABOUT A L OOSELY WOUND SOLENOID

DIRECTION OF BURRENT

Gaya magnetik (gaya Lorentz)


adalah gaya yang terjadi akibat interaksi medan magnetik dengan arus

MEDAN MAGNETIK
Medan magnetik adalah ruang di mana magnet-magnet lain yang ada di ruang itu mengalami
gaya magnetik.
Medan magnet di sekitar kawat berarus. Untuk kawat berkuat arus I (A), besar medan
magnetik B (Wb/ m2 = Tesla = T) di titik sejauh a (m) dari kawat adalah
I -7

58
B=k , dengan k = 2 x 10
N/A2 a

listrik atau muatan yang bergerak.


Besar gaya Lorentz (F) pada kawat lurus berarus dalam medan magnetik berbanding lurus
dengan kuat arus listrik I (A), luas medan magnetik B (T), panjang kawat di dalam medan
magnetik l (m) dan sinus sudut α antara arah arus dan arah medan magnetik

F = B I l sin α (N)

Besar gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan magnetik dengan besar muatan
q (C) yang bergerak dengan kelajuan v (m/s) adalah F = B q v sin α
mv
Jari-jari lintasan R =

Bq
Besar gaya Lorentz pada dua kawat sejajar berarus listrik berjarak a (m) satu sama lain adalah

µ0I1I2 I1I 2
F1 = F2 = l=k l; dengan

2πa a

59
a μ0 = 4μ x 10-7 Wb A-1 m-1
k = 2 x 10-7 N/A2
Gaya lorentz untuk penghantar yang memiliki N lilitan membentuk
momen kopel τ (Nm). Jika banyak lilitan N, luas bidang penghantar A
(m2), dan sudut antara normal bidang dengan B adalah Ө, maka momen
kopel besarnya.
τ = NABl sin Ө
Penerapan gaya magnetik. Gaya magnetik diterapkan di berbagai
peralatan elektronik, misalnya galvanometer dan motor listrik.

60
INDUSTRI IK
Gaya gerak Listrik Induksi.
Fluks magnetik (φ) sebanding dengan
jumlah garis medan yang menembus
suatu permukaan dengan luas A (m2).
Dengan induksi magnetik B (T) dan
sudut
antara B dengan normal bidang Ө, maka2.
φ = A B cos φ

GGL induksi
Hukum Faraday: besar GGL induksi atau
arus induksi tergantung pada laju perubahan
fluks dan banyaknya lilitan (N).

∆Φ
Σ = -N (volt)
∆t

Penerapan prinsip induksi


elektromagnetik 1. Generator arus

61
bolak-balik Dengan ω adalah kecepatan sudut Transformator adalah alat yang digunakan
(rad/s) dan t adalah waktu (s), besar ggl untuk menaikkan atau menurunkan arus
induksi yang dihasilkan adalah bolak-balik. Dengan tegangan input (primer)
Σind = NABω sin ωt = Σmaks sin ωt Vp (volt), tegangan output (sekunder) Vs
Ggl induksi berbantuk gelombang sinusoida dengan (volt), lilitan primer Np, lilitan sekunder Ns,
nilai maksimum arus input Ip (A) dan arus output Is ( A), maka
didapat hubungan
Σmaks = NABω
Vs Ns Ip
Transformator = =
V p N p Is

62
OPTIKA GEOMETRIS
Hukum pemantulan:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada
satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Atau i = r
Jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar
0 dengan
n = 360 − m n = jumlah bayangan yang dihasilkan
0
α α = sudut apit kedua cermin datar

63
3600 3600
M = 1 jika 0 genap, atau m = 0 jika 0

ganjil. α α

Pemantulan pada cermin cekung dan cembung

PEMBIASAN CAHAYA

Beberapa persamaan yang berlaku pada cermin cekung dan cembung adalah

Jarak fokus cermin (f)


f = R , dengan R = radius cermin
2
Rumus umum. 1 1 1 dengan s’ = jarak bayangan dari cermin
= + s = jarak benda dari cermin
f s s'
Perbesaran bayangan (M)
M = h' = s '
h s
Dengan h’ = tinggi bayangan; h = tinggi benda

64
Hukum Pembiasan di mana n1 adalah indeks bias medium 1 dan n2
1. Sinar datang dari medium (zat optik) indeks bias medium 2. Contoh Soal
yang kurang rapat ke medium yang lebih
1. Jika bayangan yang dibentuk oleh
rapat dibiaskan mendekati normal.
cermin cekung dengan jari-jari lengkung 20
2. Sinar datang dari medium yang lebih cm adalah nyata dan diperbesar 2 kali, maka
rapat ke medium yang kurang rapat bendanya terletak di depan cermin sebesar
dibiaskan menjauhi normal. …
3. Sinar datang yang tegak lurus bidang a. 60 cm c. 20 cm e. 10 cm
batas tidak
b. 30 cm d. 15 cm
dibiaskan melainkan diteruskan.
Pembahasan:
Normal s'
M = = 2 → s’ =
2s s
θ1 θ2 Sinar
Sinar pantul
datang Medium 1
Medium f = ½ R = ½ x 20 cm = 10 cm
Sinar
θr bia 1 1 1 1 1 1
s 1 2 1
=+→=+→=+f s s'
Hukum Snellius f s 2s f
2s 2s
n1 sin Ө1 = n2 sin Ө2

65
30
13
10 2s 2
→= → 2s = 30 → s = cm =
15 cm
Jawaban : D

66
2. Seorang anak yang tingginya 160 cm berdiri di depan sebuah cermin datar. Diketahui
jarak antar ujung kepala dengan mata anak itu 10 cm. Berapa tinggi minimum cermin yang
diperlukan agar ia dapat melihat seluruh bayangan dirinya?
a. 75 cm b. 80 cm c. 90 cm d. 100 cm e. 120 cm
Pembahasan:
Tinggi minimum sebuah cermin datar agar bayangan manusia terlihat seluruhnya dari mata
sama dengan ½ dari jarak antara mata dengan ujung badan yang dilihat.
Jarak dari mata ke ujung kepala 10 cm, dan jarak dari mata ke ujung kaki adalah 160 – 10 cm
= 150 cm. Maka cermin yang dibutuhkan setinggi ( ½ x 10 cm) + ( ½ x 150 cm) = 80 cm.
Jawaban: B

ALAT-ALAT OPTIK
1. Mata

Daya akomodasi
Punctum remotum (PR) Adalah jangkauan penglihatan saat mata tidak berakomodasi. PR = ~
Punctum Proximum (PP atau
Adalah jangkauan penglihatan mata dalam keadaan berakomodasi
sn) / titik dekat maksimum. PP≈ 25 cm
Cacat mata

67
68
Rabun jauh (miopi) Untuk kacamata berlaku (s’ =Jarak akhir bayangan) s’ = -PR miopi
Kuat lensa −P100
= dioptri
PR

Rabun dekat (hipermetropi)


s’ = -PP hipermetropin = -s
Jika jarak lensa s, kuat lensa

Plensa= 1 = sn −s dioptri
f sn s

Dengan titik fokus sfn=s


sn −s

Bila benda berada pada jarak 25 cm


P = 4 -100
sn

Mata tua (presbiopi) Adalahcacatmataberupapengurangan dayaakomodasipadausia


lanjut sehingga titik dekat mata menjadi lebih jauh dan titik jauh mata
menjadi lebih dekatn
>(s
25cm dan PR < ~). Diatasi dengan kacamata
bifokal (rangkap).
Astigmatisma (silindris) Terjadikarenakorneamata tidak berbentuksferikatau jari-jari
kelengkungannyatidakkonstansehinggalensamatamemilikifokus
lebihpendekuntuksinar-sinar
padabidangvertikaldaripadafokus
untuksinar-sinarpadabidanghorizontal.Diatasidengankacamata
berlensa silindris.

69
2. Lup atau kaca pembesar

Perbesaran anguler Lup (M)


Ma = β
a

α
Dengan β = sudut penglihatan dengan meng
gunakan alat optik, dan α = sudut penglihatan
tanpa menggunakan alat optik.
Perbesaran anguler Lup untuk mata berakomodasi
Ma = s n + 1
maksimum. f
Sn = Titik dekat mata = 25 cm
Perbesaran anguler Lup untuk mata tidak berako-
Ma = s n
modasi (rileks).
f

3. Mikroskop

Lensa pada mikroskop • Mikroskop terdiri atas dua lensa, yaitu lensa objektif yang
terletak dekat benda (objek) dan lensa okuler yang terletak dekat
mata.
• Jarak fokus lensa objektif lebih kecil dari jarak fokus lensa okuler.
• Benda yang diamati terletak di ruang dua benda dari lensa objektif
(fob < sob < 2fob)

70
Panjang mikroskop (d) d = s’ob + sok
dengan s’ob = jarak bayangan lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler
Perbesaran pada mikroskop Untuk mata berakomodasi maksimum

Mtot = s 'ob ×

sn 
+1

sob f ok 

Untuk mata tidak berakomodasi

Mtot = s'ob ×

sn 


sob f ok 

Contoh Soal:
1. Sebuah lup memiliki jarak fokus 12,5 cm. Lup kemudian digunakan untuk melihat sebuah
benda kecil yang terletak pada jarak tertentu. Bila mata berakomodasi maksimum, maka
perbesaran anguler lup adalah…
a. 2 kali b. 4 kali c. 3 kali d. 5 kali e. 6 kali
Pembahasan:
f = 12,5 cm s n sesuai dengan persamaan Ma = + 1, dengan Sn = 25
cm, maka perbesaran lup

f
25
Ma = + 1 = 2 + 1 = 3 kali

12,5
Jawaban: C

71
2. Objektif sebuah mikroskop adalah sebuah lensa cembung dengan jarak fokus f. Benda yang
diteliti oleh mikoskop itu harus ditempatkan di bawah objektif pada jarak …
a. < f b. =f c. Terletak antara f dan 2f d. = 2f e. >2 f
Pembahasan:
Sesuai dengan kaidah fob < sob < 2fob, maka benda ditempatkan di antara f dan 2f
Jawaban: C

ARUS BOLAK-BALIK
Nilai sesaat, efektif, dan rata-rata

Nilai sesaat Nilai efektif Nilai rata-rata


Tegangan rata-rata V = Vmax.sin ωt
Veff = Vmax Vrata-rata= 2 Vmax
2 π
Arus rata-rata
I = Imax.sin (ωt±θ ) Ieff = I max Irata-rata= 2 I max
2 π

ω = Kecepatan sudut (radian/sekon) = 2πf = 2 πt


Ө = Beda sudut fase antara v dan i

72
Sumber tegangan bolak-balik, hambatan murni (R), Kapasitor (C), dan Induktor (L)

Hambatan murni ( R) di- V = Vmax . sinωt R


hubungkan dengan sumber I = max I . sinωt
tegangan bolak-balik, maka VR = I . R AC

tidak terjadi perbedaan fase


antara arus dan tegangan. ~
Induktor (l) dihubungkan V = Vmax.sin ωt L

dengan sumber tegangan I = max


I .sin (ωt – 90o)
bolak-balik, maka terdapat VL = I.XL AC

beda fase antara tegangan XL = ΔL = 2πfL = reaksi induktif


dan arus sebesar 90o. Dalam ~
hal ini tegangan mendahului
arus sebesar 90o atau arus
ketinggalan 90o dari tegangan.

Kapasitor (C) dihubungkan V = Vmax.sin ωt C

dengan sumber tegangan I = max I .sin (ωt + 90o)


bolak-balik, maka terdapat VC = I.XC AC

beda fase antara tegangan dan 1 1


arus sebesar 90o
XC = =
ωC 2πfC
= reaksi kapasitatif
~
73
74
Daya pada rangkaian arus bolak-balik
Daya reaktif rangkaian : Q = Ieff2 (XL – XC) = Veff . Ieff . sin
Daya semu rangkaian : S = Ieff2 Z = Veff . Ieff

PERKEMBANGAN TEORI
ATOM
1. Teori atom John Dalton:
a. Atom adalah bagian dari suatu unsur atau zat yang tidak dapat dibagi-bagi.
b. Atom dari suatu unsur memiliki bentuk yang serupa dan tidak mungkin berubah menjadi
unsur lain.
c. Dua atom atau lebih dari unsur yang berbeda dapat bergabung dalam reaksi kimia
membentuk suatu molekul.
d. Dalam reaksi kimia, berbagai atom unsur yang terlibat hanya sekedar memisahkan dan
bergabung sedangkan massa keseluruhan tetap.
e. Dalam reaksi kimia, banyaknya atom yang bergabung dengan unsur lain mempunyai
perbandingan yang tertentu dan sederhana.
2. Model atom Thomson:
a. Atom bukan merupakan sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi.
b. Atom memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan dengan massa elektron.
3. Model atom Rutherford:
a. Atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh elektron di sekitarnya.

75
b. Inti bermuatan positif dan sebagian besar massa atom (sekitar 99,9%) berkumpul di
intinya. Jika nomor atom Z menunjukkan jumlah muatan positif (proton) maka muatan
inti = Ze.
a. Jarak antara inti atom dengan elektron yang mengelilingi jauh lebih besar dibandingkan
dengan ukuran inti atom dan elektron.
b. Secara keseluruhan, atom bersifat netral sehingga jumlah muatan negatif yang dibawa
elektron sama dengan jumlah muatan positif yang dibawa oleh intinya.
c. Dalam reaksi kimia hanya komposisi elektron-elektron bagian luar yang mengalami
perubahan sedangkan bagian inti tidak.
d. Karena inti bermuatan positif sedangkan elektron bermuatan negatif, maka terdapat gaya
elektrostatik (tarik menarik) yang bertindak sebagai gaya sentripetal terhadap elektron.
4. Teori atom Bohr
a. Elektron tidak mengorbit melalui inti melalui sembarang lintasan melainkan hanya
melalui lintasan-lintasan tertentu dengan momentum anguler tertentu tanpa membebaskan
energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu.

Momentum anguler L elektron sewaktu mengelilingi inti atom haruslah memenuhi


Dengan
h
L = mvr = n, n = 1, 2, 3, ... m = Massa elektron

v = Kecepatan elektron

76
r = Jari-jari lintasan elektron n = Nomor lintasan elektron (untuk kulit K, n = 1,
untuk kulit L, n = 2, dan seterusnya.) h = Konstanta Planck = 6,62 ×10
−34

Js.
b. Elektron dapat pindah dari satu orbit ke orbit lainnya. Jika elektron pindah dari orbit yang
lebih luar ke orbit yang lebih dalam maka elektron akan melepaskan energi sebesar hf.
Jika elektron pindah dari orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar, maka elektrona
akan menyerap energi sebesar hf.
Misalkan elektron pindah dari orbit dengan jari-jari r m dan energi Em ke orbit dengan jari-jari rn (rm
c
> rn) dan energi En, maka elektron akan melepas energi. ΔE = Em – En = hf = h , c = kecepatan
cahaya di ruang hampa.

77
λ

Dari postulat ini didapat persamaan-persamaan berikut:

Energi potensial elektron 2


Ep = q1 q 2 k= e -k
r r
Energi kinetik elektron 2
Ek = ke
2r
Energi total elektron 2
= - ke
E = Ep + Ek
2r
Kecepatan elektron
v = nh
2πmr
Jari-jari elektron yang diperbolehkan pada setiap lintasan 2
rn = n2 × h
2 2
4π kme
Energi total elektron pada kulit ke-n 2 2 2 4
En = - ke = − 2π 2k 2me
2
rn h n

Contoh Soal:
1. Menurut teori atom Tomphson, sebagian besar massa atom berkumpul di …
a. Elektron c. Inti + elektron e. Neutron.
b. Inti atom d. Ruang antara Inti dan electron

78
Pembahasan:
Menurut model atom Tomphon, inti bermuatan positif dan sebagian besar massa atom (sekitar
99,9%) berkumpul di intinya. Jawaban: B

RADIOAKTIVITAS
Nomor atom, nomor massa, dan lambang nuklida
Jumlah proton = Z
A Jumlah neutron = A – Z
X Jumlah elektron = Z jika atom dalam keadaan netral
Z

Muatan dan massa proton, elektron dan neutron

Partikel Muatan Massa (kg) Massa (sma) Energi (MeV/c2)


Proton +e 1,6726 x10-27 1,007276 938,28
Neutron 0 1,6750 x10-27 1,008665 939,57
Elektron -e 9,1090 x10-31
0,000549 0,511

79
PELURUHAN
T = ln2 = 0,693 λ λ

Aktivitas radioaktif adalah laju perluruhan


inti radioaktif atau jumlah partikel yang
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan
meluruh setiap sekon.
oleh suatu inti untuk meluruh hingga jumlah
inti (N) tinggal separuh dari jumlah inti mula- A=λN , dengan
A = Aktivitas inti radioaktif (Bq =
mula (N0). Jika t adalah lama peluruhan dan T
partikel/sekon) λ tetapan peluruhan (s -1) dan
adalah waktu paruh, maka
N = Jumlah partikel pada saat tertentu.

 1 n t Contoh Soal:
N = N0   , dengan n =
1. 210
Bi yang waktu paruhnya 5 hari meluruh
 2 T menurut 210Bi → 210Po + β. Jika mula-mula
ada 72 gram 210Bi, maka setelah 15 hari
Persamaan di atas dapat juga dinyatakan dalam
dihasilkan 210Po sebanyak … gram.
persamaan N= berikut:
a. 9 c. 63 e. 48
N0eλt
dengan λ = tetapan peluruhan. b. 32 d. 24
Dengan demikian, waktu paruh dapat dihitung Pembahasan: n

dengan persamaan

80
 T 15 3
Berdasarkan persamaan N = N0  1 1
1  t
1 5
2  , dengan n = , maka banyaknya
210
Bi setelah 15 hari adalah 72   = 72   = 72  =9

2  2 8

Jawaban: A

81
2. Sebuah atom dengan lambang maka …
a. Jumlah proton 19 c. Jumlah neutron 39 e. Jumlah elektron 20
b. Jumlah neutron 19 d. Jumlah elektron 20
Pembahasan:
Pada symbol atom Z X , jumlah proton = Z, jumlah neutron = A – Z, jumlah elektron = Z jika
A

atom dalam keadaan netral. Jawaban: A

KESETIMBANGAN BEDA
TEGAR
Syarat kesetimbangan partikel: ΣF = 0
Jika partikel terletak dalam bidang xy dan gaya-gaya yang bekerja diuraikan pada sumbu x dan y,
maka:
ΣFx = 0 dan ΣFy = 0
Keseimbangan tiga
gaya Resulta
1. Apabila ada tiga buah gaya yang
F
n1 dan2 seimbang, maka resultan dua buah gaya F akan
2

=F
γ sama besar dan berlawanan arah dengan gaya
yang lain.
β α F 2.
1 Hasil bagi setiap gaya dengan sinus sudut di seberangnya selalu
bernilai
=
F3 sama. F1 F2 F3

82
= =

sinα sinβ sinγ


Momen gaya τ adalah efek putar dari sebuah gaya F (N) terhadap
sumbu putar O. Jika jarak antara sumbu putar terhadap garis kerja
gaya adalah d

Jika gaya searah putaran jarum jam, maka momen positif, jika
sebaliknya maka momen negatif.

Momen kopel (simbol M) adalah perkalian antara gaya


dengan jarak antara dua gaya yang sejajar, sama besar dan
berlawanan arah.

Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa buah kopel sebidang, maka resultan momen
kopelnya merupakan jumlah aljabar dari masing-masing kopelnya.
M = M1 + M2 + M3 + ... + Mn

Koordinat titik tangkap gaya resultan


Jika beberapa gaya bekerja pada, suatu bidang xy, maka didapat gaya resultan. Titik tangkap gaya
resultan dalam bentuk (xR, yR) dapat dihitung dengan persamaan
F x + F x + F x +...+ F x = 1y 1 x n

83
2y 2 3y 3 ny

R F1y + F2y + F3y +...+ F ny

F y +F y +F y +...+F y = 1x 1
2x 2 3x 3 nx yn
R F1x +F2x +F3x +...+F nx
Syarat keseimbangan benda tegar: ΣF = 0 dan Σ τ = 0
Jika benda terletak di sebuah bidang xy, maka syarat itu menjadi: ΣFx = 0, ΣFy = 0, dan Σ τ =
0 Contoh Soal:

1. Jika sistem di samping setimbang dan diketahui bahwa W = 20 N, maka besarnya


tegangan tali T1 adalah …
a. 50 N b. 10 3N c. 40 N d. 80 N e. 100 N
Pembahasan:
F F F
Sesuai dengan persamaan =
1
= 2
3
, maka didapat persamaan: sinα sin β sin γ
W T1

o = o o

sin90 sin(30 +90 )

20 T
o= 1

84
sin90 sin120o

T1 = 20 x sin 150o : sin 90o = 20 x ½ 3 : 1 = 10 3 N


Jawaban: B

TITIK BERAT
Titik pusat massa suatu benda didefinisikan sebagai

x1m1 +x2m2 +... y1m1 + y2m2 +...


xpm = m1 +m2 +... ypm = m1 +m2 +...
Berikut titik berat berbagai bentuk benda

Titik
dapat berat benda-benda
dikelompokkan ke dalamTitik
tiga berat
jenis, benda-benda Titik berat benda-benda
homogen berdimensi tiga homogen berdimensi dua homogen berdimensi satu
(berbentuk luasan
) (berbentuk garis
)
Keseimbangan stabil (mantap Keseimbangan labil Keseimbangan netral
+x2 A2 +x3 A3 +titik 1 +x2l2 +x 3l3 +... terjadi kenaikan atau
= x1V1 +x2V2 titik
xKedudukan
0
+x3V3beratnya
+... = x1 A1 Kedudukan
x0naik ... beratnya
x0 = x1lturun Tidak ,
V + 2 +gaya
V
apabila 1diberi V 3... A + A + A ...
apabila diberi gaya
1 2 3 l1 +l2 +l ...
penurunan titik berat
3

y0 = y1V1 +y2V2 +y3V3 +... y0 = y1 A1 +y2 A2 +y3 A3 +..., y0 = yl1 + y2l2 + y3l3 +... ,
V1 +V2 +V3... A1 +A2 +A3... l1 +l2 +l3...

denganV = volume benda denganA = luas benda denganl = panjang benda

Jenis keseimbangan
. Suatu benda yang seimbang dan
85 diam disebut seimbang statik, keseimbangan statik
Menggeser dan mengguling
1. Syarat benda menggeser → Σf ≠ 0, Στ= 0
2. Syarat benda mengguling → Σf = 0, Στ ≠ 0
3. Syarat benda menggeser dan mengguling f ≠ 0,. ≠ 0

TEORI KINETIK
GAS
Beberapa hukum tentang gas
Hukum Boyle: jika suhu gas yang berada pada bejana yang tertutup dijaga konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

PV = konstan atau P1V1 = P2V2 P = Tekanan (N/m2 = Pa)


V = Volume (m3)
Hukum Charles dan Gay Lussac:
1. Jika tekanan gas yang berada pada bejana tertutup dijaga konstan, maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlaknya.
V = Volume (m3)
V V1 V2
=
T Konstan atau T1 T2 T = Suhu mutlak (K), jika suhu = toC maka suhu mutlak T = t +
273

86
Persamaan Keadaan Gas Ideal

Bilangan avogadro (N
A
) NA = 6,022 x 1023 molekul/mol
Hubungan mol (n), massa (m) dan
m = n Mr atau n = m , M = massa molekul relatif
jumlah partikel(N ) M
r
r

N = n Naatau n = N
NA
Persamaan umum keadaan gas ideal
PV = nRT = m RT = N RT = NkT
Mr NA
Tetapan Boltzmann k() k = 1,38 x 10
-23
J/K

2. Jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas
sebanding dengan
suhu mutlaknya. P P1 P
Konstan atau =2
T T1 T2
Hukum Boyle Gay Lussac

PV P1V1 P2V
Konstan atau = 2

T
T1 T2

Teori Kinetik Gas Ideal: molekul-molekul gas bergerak acak, bertumbukan satu sama lain dan
juga dengan dinding bejana tempat gas berada. Analisis ini didasarkan pada hukum mekanika
Newton.

87
TekananP() gas dalam ruang tertutup 2 2
N m0 v
P = N m0 vx = 1 = 2 N EK
V 3 V 3 V
m0 = massa sebuah partikel (molekul) gas (kg)
v2 = rata-rata kuadrat kecepatan
/s ) (m
2 2

E = energi kinetik rata-rata satu partikel gas.


Suhu gas ideal K
T = 2 EK atauEK = 2 k T
3k 3
2
v ) gasv2( = N1v1 +N2v2 +N3v3 +... = ∑(N1v1 )
2 2 2 2
Rata-rata kuadrat kecepatan partikel
N1 +N2 +N3 +... N

Kecepatan efektif gas ideal


) (v
rms
vrm = v 2 = 
3kT 
= 3RT 

m      
s 0  Mr 

Teorema Ekipartisi Energi


: untuk suatu sistem molekul-molekul gas pada suhu mutlak T dengan setiap
molekul memiliki f derajat kebebasan (degree of freedom), energi mekanik rata-rata per molekul
EM atau energi kinetik rata-rata per molekul EK adalah:

1 
EM = EK = f 
 kT 
2 
Contoh Soal:
1. Suatu jenis gas menempati volume 100 cm 3 pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atm. Bila suhu
menjadi 50 oC sedangkan tekanan menjadi 2,0 atm maka volume gas akan menjadi … cm 3.
a. 118,3 b. 84,5 c. 59,2 d. 45,5 e. 38 , 4
Pembahasan:
Sesuai dengan persamaan
88
P1V1 P2V
2
=

T1 T2
P1V1 T2 (1)(100) (273+50) 3

Maka didapat besar V2 = T1 x P 2 = (0+ 273) × 2 = 59,2 cm Jawaban: C

TERMODINAMIKA
Termodinamika merupakan cabang fisika yang membahas suhu, kalor dan besaran makroskopik
lainnya yang berkaitan, seperti usaha mekanik.
Usaha dalam Termodinamika
Dalam termodinamika, kumpulan benda-benda yang kita tinjau disebut sistem, sedangkan semua
yang ada di sekitar sistem disebut lingkungan. Pada sebuah sistem dengan tekanan gas (P) yang
konstan, usaha (W) yang dilakukan oleh sistem sehubungan dengan perubahan volume (V) gas
dapat dirumuskan : W = P (V2 – V1) =P (ΔV)

Hukum Termodinamika I: Q = ΔU + W
Q = kalor yang diberikan kepada sistem, W = usaha dilakukan sistem, Δw = perubahan energi
dalam

89
Ada beberapa jenis proses perubahan keadaan gas. Masing-masing memiliki rumusan usaha yang
berbeda. zat sebesar 1 Kelvin, C = Q (Joule/Kelvin)

∆T
Hubungan antara Cp dan Cv adalah Cp – Cv = nR.
Kapasitas kalor pada

Volume konstan (Cv) Tekanan konstan (C


p
)
Gas monoatomik 3 5
Cv = nR Cp = nR
2 2
Gas diatomik
Cv = 5 nR Cp = 7 nR
2 2

90
Usaha bila dinyatakan dalah kalor dirumuskan dengan persamaan:
W = Qp – Qv = (Cp - Cv). ΔT = n(Cp,m – Cv,m).ΔT = m (Cp – Cv). ΔT di mana Cp,m = Kapasitas kalor
molar pada tekanan konstan, Cv,m = Kapasitas kalor molar pada volume konstan, Cp = Kalor jenis
pada tekanan konstan, Cv = Kalor jenis volume konstan.
Mesin carnot adalah mesin panas yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Bila suatu gas mengalami yang siklus carnot menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi dan
melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah, maka usaha yang dilakukan oleh gas, sesuai
hukum Termodinamika I: Q = ΔU + W. Untuk proses siklus ΔU = 0 → Q = 0 + W atau W = Q1 –
Q2 Efisiensi (Δ) suatu mesin panas

W Q1 −Q2 Q
η = = =1− 2

Q1 Q1 Q1

Q2 T2 T 2 η max bila = sehingga η max = 1 - , T1 =


suhu tinggi, T2 = suhu rendah

Q1 T1 T1
Hukum Termodinamika II:
• Tidak mungkin membuat mesin dalam satu siklus, menerima kalor dari suatu reservoir
dan mengubah kalor itu seluruhnya menjadi usaha.

91
• Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, mengambil kalor dari
reservoir suhu rendah dan memberikannya kepada reservoir suhu tinggi tanpa dilakukan
usaha dari luar. Contoh Soal:
1. Suatu mesin menerima 100 kalori dari sebuah reservoir yang suhunya lebih tinggi dan
melepaskan 75 kalori ke sebuah reservoir yang suhunya lebih rendah. Efesiensi mesin itu adalah

a. 12,5% b. 15% c. 25% d. 20% e. 10 %
Pembahasan:
Sesuai dengan persamaan efesiensi (η) mesin karnot
η = 1−Q2

Q1
75 75
Maka didapat η =1 - = = 25%
Jawaban: C 100 100

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Hipotesis Maxwell: Karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka
sebaliknya perubahan medan listrik pun dapat mengakibatkan perubahan medan magnet.

92
Perambatan medan listrik E dan medan magnet B yang satu sama lain saling tegak lurus disebut
gelombang elektromagnetik. Medan listrik E, medan magnet B juga tegak lurus arah perambatan
gelombang elektromagnetik.
Cepat rambat gelombang elektromagnetik (c) μo = permisivitas ruang
hampa/udara = 8,854187817 x 10-12 F/m Σo
c= 1
= 4π x 10-17 H/m c = 2,997924574 x 108 m/s
(ε o µ o )
Sifat-sifat gelombang elektromagnetik:
1. Perambatannya tidak memerlukan medium sehingga dapat merambat dalam ruang
hampa.
2. Merupakan gelombang transversal, yaitu arah getarnya tegak lurus arah rambatan.
3. Dapat mengalami polarisasi, pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), lenturan
(difraksi) dan interferensi.
4. Di udara atau ruang hampa, kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.
5. Arah perambatannya tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet, dan
gelombang elektromagnetik tidak bermuatan listrik.

93
Hubungan antara panjang gelombang (λ), frekuensi (f), dan cepat rambatnya (c) dinyatakan
dengan

persamaan:

λ= c
f
Spektrum gelombang elektromagnetik
digambarkan sebagai berikut:

Sinarα Semakin ke bawah, frekuensi makin kecil


Sinar X dan panjang gelombang makin besar.
Ulraviolet
Cahaya tampak
Infra merah
Gelombang pendek
Daerah FM, TV
Daerah siaran radio AM
Gelombang panjang radio

94
Gelombang elektromagnetik (GEM) Hubungannya dengan daya (P), s = I
merambatkan energi yang nilai rata-ratanya (intensitas)=
sebanding dengan nilai maksimum induksi
Radiasi kalor. Stefan Boltzman menemukan
magnetik dan sebanding dengan nilai maksimum
bahwa jumlah energi yang dipancarkan oleh
kuat medan listrik (poynting GEM),
suatu permukaan benda per satuan luas per
dirumuskan:
satuan waktu (daya per satuan luas) sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlaknya (T4).
Emax B max
s= ; karena E = cB, maka persamaan
P W
2µo I= = = σe T4
A At
cB2max E
2 W= Energi radiasi (Joule)
P = Daya = Energi per satuan waktu (joule/sekon
di atas dapat ditulis: s = = max
= watt)
A = Luas permukaan benda
2µo 2µoc
P (m2) t = Waktu (sekon)
s = energi rata-rata per satuan luas per satuan
A σ = Konstanta Stefan-boltzman = 5,672 . 10 -8
waktu
Emax = kuat medan listrik maksimum Bmax = watt/ m2 K4
induksi magnetik maksimum μo = e = Emisivitas (tanpa satuan)
permeabilitas ruang hampa atau udara c = T = Temperatur mutlak
kecepatan cahaya di ruang hampa (Kelvin)

95
Hukum pergeseran Wien: Panjang gelombang λmax T = C
saat terjadi radiasi maksimum yang dipancarkan λmax = Panjang gelombang saat terjadi radsiasi
suatu benda hitam berbanding terbalik dengan maksimum (meter)
suhu mutlaknya. C = Konstanta pergeseran Wien (2,9 . 10 -3
m K)

96
Contoh Soal:
1. Sinar gamma, sinar infra merah, dan sinar ungu adalah gelombang elektromagnetik. Kecepatan
sinarsinar tersebut adalah …
a. Sinar gamma mempunyai kecepatan paling besar.
b. Sinar ungu mempunyai kecepatan paling kecil.
c. Sinar infra merah mempunyai kecepatan paling besar.
d. Sinar ungu mempunyai kecepatan yang besarnya di antara sinar gamma dan infra merah.
e. Ketiga sinar mempunyai kecepatan yang sama.
Pembahasan:
Sesuai dengan sifat gelombang elektromagnetik, “Di udara atau ruang hampa,
kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya,” maka kecepatan ketiga sinar tersebut sama.
Jawaban: E

OPTIKA FISIS
Gelombang-gelombang yang koheren mempunyai bentuk dan frekuensi yang sama, serta beda fase
yang tetap.
Interferensi terjadi bila dua atau lebih gelombang koheren dikombinasikan.
• Interferensi destruktif → saling meniadakan.
• Interferensi konstruktif → saling memperkuat.
Difraksi adalah peristiwa di mana gelombang dilenturkan atau melebar di tepi celah dan pinggiran
penghalang cahaya.

97
Interferensi maksimum/garis terang Interferensi minimum/garis
gelap Interferensi karena di d.sin Ө = n . λ atau d . sin Ө = (n – ½ ) . λ atau d fraksi celah ganda
y
d =nλ; dengan y = jarak titik Ly = (n− 1 2 )λ; dengan y = jarak titik L
(terang ke-n) dengan terang pusat (gelap ke-n) dengan terang pusat.
Interferensi karena di d.sin Ө = (n – ½ ) . λ atau d.sin Ө = n . λ atau
dy
fraksi celah tunggal = (n− )1λ d y = nλ
2 L L
Interferensi karena di d.sin Ө = n . λ atau d . sin Ө = (n – ½ ) . λ atau d
y 1
fraksi pada kisi d =nλ y = (n− )λ 2
L L
Interferensi karena pe 2 . n. d cos r = (k – ½) . λ 2 . n. d cos r = k . λ
mantulan dan pembia r = sudut bias sinar pada selaput
san pada selaput tipis k = orde (1, 2, 3, ...)

RELATIVITAS
Teori relativitas Einstein:
1. Hukum-hukum fisika dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk sama untuk
semua kerangka acuan inersia.
2. Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak tergantung
pada gerak relatif antara pengamat dan sumber.
98
Lo = Panjang benda yang diukur oleh pengamat yang
diam terhadap benda
L = Panjang benda yang diukur oleh pengamat yang
Kecepatan relatif bergerak terhadap benda

vAC = v AB + v BC Relativitas massa dan momentum


v v m = mo dan P = m v mov
1 + AB 2 BC 2
 v 
2
c  v  =

 −c2 
 1
 −c2 
1 

vAC = Kecepatan benda A terhadap benda C    
vAB = Kecepatan benda A terhadap benda B mo = Massabendayangdiukurolehpengamat
yang
vBC = Kecepatan benda B terhadap benda C c diam terhadap benda.
= Kecepatan cahaya dalam ruang m = Massabendayangdiukurolehpengamat
yang
hampa (3 x 108 m/s) bergerak terhadap benda.

Dilatasi waktu # Energi relativitas

∆t o
Δt = 2 Energi
 v  Energi relatif Energi kinetik

 − c2
1 
 diam
 
Eo = o 2 2 2
Δto = Selang waktu yang diukur oleh E = moc E = moc
- mo 2
m c  v 
2 k 2
pengamat yang diam terhadap pengukur  v  c
1 
 −c 2  
 −c2 
1

waktu.    
Δt = Selang waktu yang diukur oleh
pengamat yang bergerak terhadap
pengukur waktu.

# Kontraksi waktu

99
Catatan

v 0,6 c 0,8 c ½c ½ 3 c ½ 2 c 12 7
c c
13 25

2 0,8 0,6 ½ ½ 5 24
 v  3 ½ 2

 − c2
1 

 
13 25

Contoh Soal:

2
L = Lo  v 
1 
 − c2 

 
1. Sebuah elektron yang memiliki massa diam m o begerak dengan kecepatan 0,6 c, maka energi
kinetiknya adalah …
a. 0,25 moc2 b. 0,36 moc2 c. moc2 d. 1,80 moc2 e.
2,80 moc 2

Pembahasan:
Ek = moc22 - mo c2 = Ek = moc2 2 - mo c2 = moc2 −moc2 = 0,25 moc2

 1−vc2  1− (0,c62c)   0,8

Jawaban: A

DUALISME GELOMBANG
PARTIKEL
100
Dalam keadaan tertentu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang dan dalam keadaan lain dapat
bersifat sebagai partikel.
Menurut Planck: cahaya terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton dengan energi tiap
foton sebesar : c E h
E=hf=h dan momentumnya: p =
=λ c λ

E = energi satu foton (Joule) f = frekuensi gelombang cahaya


(Hz) h = tetapan Planck = 6,626 x 10 Js
-34
λ = panjang gelombang
cahaya (m)
Bila cahaya memancarkan n buah foton maka Energi total cahaya
c
En = n h f = n h
λ
Bila cahaya dikenakan pada permukaan logam, maka elektron dapat keluar dari permukaan logam.
Elektron seperti ini disebut elektron foto, dan peristiwanya disebut efek fotolistrik. Pada peristiwa
fotolistrik, berlaku persamaan: cc
EKmax = E – Eo = E – W = h f – h fo = h -
hλλo
EKmax = e . Vo e = Muatan elektron (-1,6 x 10 -
19
Coulomb) Vo = Potensial henti (volt ).
Beberapa sifat penting efek fotolistrik:

101
1. Tidak ada elektron yang dikeluarkan jika frekuensi cahaya yang dipakai lebih kecil dari
frekuensi ambang, fo yang merupakan karakteristik dari cahaya yang disinari.
2. Jika f > fo, suatu efek fotolistrik diamati dan jumlah elektron foto yang keluar sebanding
dengan intensitas cahaya.
3. Energi kinetik maksimum dari elektron foto bertambah dengan bertambahnya frekuensi
cahaya.
4. Elektron-elektron dikeluarkan dari permukaan logam hampir tanpa selang waktu.

102

Вам также может понравиться