Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umun
2. Tujuan khusus
1
b. Memahami konsep dan teori fokus pengkajian keperawatan dermatitis
c. Memahami konsep dan teori fokus diagnosa keperawatan dermatitis
d. Memahami konsep dan teori fokus intervensi keperawatan dermatitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. Definisi
a. Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang
menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif
pruritus, obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan
pembentukan sisik.
(Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 2. Jakarta:
Media Aesculapius)
b. Dermatitis kontak sering terjadi pada tempat tertentu dimana alergen
mengadakan kontak dengan kulit. (Price, Sylvia Anderson. 1991.
Patofisiologi. Jakarta: EGC)
c. Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang
disertai dengan adanya spongiosis/edeme interseluler pada epidermis
karena kulit berinteraksi dengan bahan – bahan kimia yang berkontak
atau terpajan kulit .Bahan- bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun
alergik.
(Harahap Mawarli Prof.Dr. 2006.Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta:Hipokrates)
B. Etiologi
Dermatitis kontak bisa ditimbulkan oleh bahan-bahan irritan primer
atau penyebab alergic primary irritant contact dermatitis merupakan reaksi
non alergik dari pada kulit yang disebabkan karena terkena irritantia. Zat
diterjen ( seperti lisol ) desinfektan dan zat warna (untuk pakaian, sepatu
dan lain – lain ) dapat mengakibatkan dermatitis.
a.Irritantia ringan, relatif atau marginal, memebutuhkan kontak berulang-
ulang dan atau kontak yang lama untuk menimbulkan peradangan atau
termasuk di sini adalah sabun, deterjen dan kebanyakan jenis bahan
pelarut.Dermatitis pekerjaan tampak pula fisura ,skuama,dan paronikima
sebagai akibat iritasi kronik.dermatitis juga dapat terdapat pada rumah
tangga yang terjadi karena insektisida dan pelbagai salep yang di jual
secara bebas yang mengandung sulfonamid,penisilin,merkuri,atau sulfur.
3
b. Irritantia keras atau absolut merupakan zat-zat perusak yang keras
sehingga akan melukai kulit dengan seketika jika mengenainya (asam kuat
dan basa kuat).
C. Manifestasi Klinis
Gejala dari dermatitis kontak yaitu sebagai berikut:
4
c. Gejala subyekti: Iritan primer akan menyebabkan kulit terasa kaku, rasa
tidak enak karena kering, gatal-gatal sebab peradangan dan rasa sakit
karena fisura, vesikula, ulkus.
d. Gejala obyektif : -Erythema
D. Klasifikasi
Dermatitis kontak ditimbulkan oleh fenomena alergik atau toksik.
1. Dermatitis kontak dapat berupa:
a. Tipe dermatitis kontak alergi, merupakan manifestasi “Delayed
Hypersesitivity”; hipersensitifitas yang tertunda dan merupakan
terkena oleh alergen kontak pada orang yang sensitif.
b. Tipe dermatitis kontak iritan, terjadi karena irritant primer dimana
reaksi non alergik terjadi akibat pejanan terhadap substansi iritatif.
2. Perbedaan dermatitis kontak iritan dan alergi:
Faktor Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Kontak Alergi
Penyebab Iritan primer Alergen kontak sensitizer
E. Patofisiologi
5
Dermatitis Kontak termasuk reaksi hipersensitivitas tipe IV, yaitu reaksi
hipersensitivitas tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase:
a. Fase Induksi (sensitisasi)
a) Saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal
dan memberi respons, perlu waktu 2-3 minggu.
b) Hapten (protein tidak lengkap) berpenetrasi ke dalam tubuh dan
berikatan dengan protein karier membentuk ,antigen yang lengkap.
Antigen ditangkap dan diproses oleh macrofag dan sel langerhans
kemudian memicu reaksi limfosit T yang belum tersensitisasi di kulit,
sehingga terjadi sensitisasi limfosit T melalui saluran limfe.
b.Kontak alergen dengan kulit
Fase Eksitasi
Yaitu saat terjadinya kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa.
Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
Respon limfosit
menarik berbagai sel radang sehingga timbul gejala klinis.
Gejala klinis
G. Penanganan
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan
tindakan penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan,
sebab tidak ada pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi
pembebasan histamin secara pasif. Kortikosteroid diberikan bila penyakit
berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal diberikan sesuai petunjuk
umum.
“Dasar penyakit dermatitis adalah mencari etiologi dan menyingkirkan
penyebabnya.”
7
a. Kompres
Cara kompres : - Rendam kain putih halus ke air
b. Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif.
c. Antihistamin
d. Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat
topical dapat sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang
tinggi dapat dioleskan langsung pada kulit yang sakit dengan sedikit
absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit.adapun
obat topikalnya antara lian:
a. Lotion memeiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan dalam
air yang perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan jernih yang
mengandung unsur - unsur aktif yang bisa di larutkan seluruhnya .
8
c.Krim dapat berupa suspensi minyak - dalam – air atau emulsi air- dalam-
minyak dengan unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun jamur
(Mackie,1991).
f. Preparat spray dan aerosol Dapat di gunakan untuk lesi yang luas,bentuk
ini akan mengisat ketika mengenai kulit sehinga harus digunakan dengan
sering.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS KONTAK
A. Pengkajian Keperawatan
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling terlihat, bila terjadi cedera akut
dari dermatitis kontak eksim pasien sulit untuk mengabaikan atau
menyembunyikanya dari orang lain.Sangat penting untuk mengetahui faktor
penyebabnya agar dapat mencegah kontak ulang atau terhadap perubahan data
yang harus dikumpulkan sejak awal adalah:
9
Pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode kontak. Kemungkinan
bisa kontak dengan menimbulkan iritasi di rumah, tempat pekerjaan/pada
waktu kegiatan rekreasi. Bagaimana kelainan kulit yang timbul dimulai.
Riwayat tentang infeksi yang berulang, kemungkinan kurangnya respon
imunitas.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit.
2) Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan adanya lesi kulit.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
bagus.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah tanggap informasi.
6) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit.
10
C. Intervensi Keperawatan
1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perbahan
fungsi barier kulit.
Intervensi:
11
b. Mencatat hasil-hasil observasi secara rinci dengan
memakai terminologi deskriptif
c. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi ,
mendapatkan riwayat pemakaian obat.
2. Kendalikan faktor – faktor iritan.
a. Pertahankan kelembaban kira-kira 60%;gunakan alat
pelembab
b. Pertahankan lingkungan dingin
c. Gunakan sabun ringan atau sabun yang dibuat untuk
kulit sensitif.
d. lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat
tidur.
e. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun
ringan .
f. Hentikan pemajanan berulang terhadap
deterjen,pembersih,dan pelarut.
12
g. Menasehati pasien untuk menghindari pemakaian salep
atau losion yang di beli tanpa resep dokter
Rasional:
13
c. Hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah
gangguan lapisan barier pada kulit.
d. Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit karena
garukan.
e. Tindakan ini membantu meredakan gejala.
f. Tindakan koping biasanya akan meningkatkan kenyamanan.
g. Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atau sensitisasi
pengobatan sendiri.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus.
Intervensi:
14
b. Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan
gatal biasanya tidak dapat disembuhkan, tapi bisa di
kendalikan.
c. Semua tindakan ini kan memelihara kelembaban kulit.
2.
a. Dengan kelembaban yang rendah kulit akan kehilangan air.
b. Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam sesduah di konsumsi.
c. Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk
tidur jika dilaksanakan pada sore hari.
d. Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terja menjadi
tertidur.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak bagus.
Intervensi:
15
8. Memberikan nasehat kepada pasien mengenai cara – cara
perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang
abnormal.
Rasional:
16
1. Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana
penyuluhan.
2. Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada yang harus
diperbuat, kebanyakan pasien merasakan manfaat yang lebih.
3. Memungkinkan pasien untuk memperoleh kesempatan untuk
menunjukan cara yang tepat untuk melakukan terapi.
4. Stratum korneum memerlukan air agar fleksibilitas kulit tetap
terjaga. Pengolesan krim atau losion untuk melembabkan kulit
akan mencegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak dan
bersisik.
5. Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang.
Perubahan pada kulit akan menandakan status nutrisi yang ab
normal.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit.
Intervensi:
17
7. Nasihati pasien untuk menghentukan pemakaian obat kulit
yang yang memperburuk masalah.
Rasional:
BAB IV
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang
menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan). Dermatitis
merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif pruritus, obyek
tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik.
(Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 2. Jakarta:
Media Aesculapius).
Dermatitis kontak bisa ditimbulkan oleh bahan-bahan irritan primer
atau penyebab alergic primary irritant contact dermatitis merupakan reaksi
non alergik dari pada kulit yang disebabkan karena terkena irritantia. Zat
diterjen ( seperti lisol ) desinfektan dan zat warna (untuk pakaian, sepatu dan
lain – lain ) dapat mengakibatkan dermatitis
B. Saran
a. Bagi penulis
Disarankan agar penulis dapat memahami konsep dan teori dermatitis
dan asuhan keperawatan pada pasien mengalami dermatitis
b. Bagi institusi
Diasarankan kepada institusi agar menambah literatur di perpustakaan
untuk pengembangan pendidikan dimasa yang akan datang,sehingga
mahasiswa memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi dalam
menyelesaikan tugas perkuliahan dan menambah pengetahuan dengan
membaca diperpustakaan.
c. Bagi Pembaca
Disarankan kepada pembaca agar memberikan masukan yang sifatnya
membangun agar makalah ini lebih sempurna dan dapat digunakan
sebagai literature dalam proses belajar mengajar.
19