Вы находитесь на странице: 1из 2

Indonesia merupakan negara kelautan terbesar di dunia, dengan luas laut mencapai

6.315.222 km² atau sekitar 70% dari luas keseluruhan. Kondisi geografi yang berbentuk
kepulauan, didukung faktor geologi dan klimatologi menyebabkan Indonesia memiliki
banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga air, panas bumi, biomasa, angin, dan
gelombang laut. Sedangkan letak Indonesia yang terletak di garis katulistiwa menjadikan
Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari
rata-rata sekitar 4.8 kWh/m² per hari.
Lautan Indonesia yang luas sangat berpotensi untuk dikembangkan pembangkit listrik
energi gelombang laut (wave energy). Keuntungan energi gelombang laut dibanding dengan
sumber energi terbarukan lainnya adalah intensitasnya yang lebih besar. Intensitas energi
gelombang laut mencapai 24 jam.
Gelombang yang terjadi di laut merupakan gerakan naik turunnya muka laut yang timbul
akibat adanya gangguan pada badan air, misalnya angin, gempa bumi akibat gerakan tektonik
maupun vulkanik, dan gaya tarik benda-benda langit. Gelombang adalah profil elevasi
permukaan laut yang didefinisikan dari suatu titik still water level (SWL) yang akan
membentuk puncak berikutnya. Elevasi permukaan air laut selalu bernilai positif sedangkan
tinggi gelombang dapat bernilai positif (Holthuijen, 2007 dalam Wicaksana, 2015).
Di sisi lain, kecenderungan masyarakat indonesia yang masih bergantung pada bahan
bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap harinya menyebabkan
meningkatnya harga minyak dunia. Selain itu peningkatan rasio penggunaan bahan bakar
fosil juga menyebabkan terjadinya global warming dan bencana lingkungan lainnya. Dalam
beberapa dekade terakhir, ketersediaan cadangan bahan bakar fosil terus menipis. Sehingga
perlu adanya pengembangan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan yang bersih dan
ramah lingkungan untuk menggantikan peran bahan bakar fosil.
Melimpahnya sumber energi surya dan gelombang laut yang belum dimanfaatkan
secara optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terjangkau
oleh jaringan listrik PLN, salah satunya adalah propinsi Kalimantan Selatan.
Potensi energi gelombang laut yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga
gelombang laut (PLTGL) di beberapa laut Indonesia ternyata memiliki beberapa kendala,
salah satunya adalah gelombang yang relatif kecil karena terhalang oleh pulau-pulau. Di sisi
lain, energi matahari di Indonesia memiliki intensitas radiasi yang besar, sehingga sangat
memungkinkan untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) secara masal.
Mencermati 2 (dua) kondisi tersebut, tim penulis memiliki ide yang perlu dikembangkan
dalam PKMKC untuk menciptakan alat/ prototype yang menggabungkan sistem PLTS dan
PLTGL. Ide tersebut kemudian ditulis dalam judul “AWARE (Artificial Wave Power Plant)
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Buatan Sebagai Solusi Peningkatan Rasio
Elektrifikasi Indonesia”.
Referensi

Studi eksperimental pengaruh bentuk pelampung pada mekanisme pltgl metode pelampung
terhadap energi listrik yang dihasilkan – jurnal pomits ITS

Analisis potensi pembangkit listrik tenaga surya di indonesia – irawan rahardjo dan ira
setiawan

Karakteristik gelombang signifikan di selat karimata dan laut jawa berdasarkan rerata angin
9 tahunan (2005-2013), sigit wicaksana, dkk

Вам также может понравиться