Вы находитесь на странице: 1из 35

Aspek Teknologi, dan Demografi Dalam Perencanaan Kesehatan

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan

Dosen Pengampu: Fathinah Ranggauni Hardy, SKM, M.Epid

Disusun oleh:

Amelia Savitri 1710713003

Salsa Farah Diba 1710713099

Martha Lidya Roberta S. 1710713106

Annice Luthfiya Rochani 1710713107

Adinda Kania Prameswari 1710713116

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelasaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tanpa kehendak-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul Aspek Teknologi, dan Demografi Dalam Perencanaan
Kesehatan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan. Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas mengenai data dan pengukuran,
ruang lingkup dan metode penilaian masa lalu dan sekarang, pertimbangan demografi umum
dalam perencanaan kesehatan, sumber-sumber data kependudukan, serta data kependudukan
khusus yang diperlukan dalam perencanaan kesehatan.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusunan makalah menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca dan
dosen pengampu.

Jakarta, 25 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II ISI .....................................................................................................................3

A. Data dan Pengukuran................................................................................................3


B. Ruang Lingkup Dan Metode Penilaian Masa Lalu dan Sekarang............................9
C. Pertimbangan Demografi Umum Dalam Perencanaan Kesehatan .........................15
D. Sumber-Sumber Data Kependudukan ....................................................................17
E. Data Kependudukan Khusus yang Diperlukan Dalam Perencanaan Kesehatan ....21

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 29


A. Simpulan ...................................................................................................... 29
B. Saran ............................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

1
2

gjadghadkahkjadkjahdkjhdkjahsdjkhakjhkjahkjaanvanvjnajkdnvkanvkanv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Data dan Pengukuran


a. Data
Data merupakan bentuk jamak dari datum. Datum adalah keterangan informasi
yang diperoleh dari suatu pengamatan. Data yang diperoleh dapat berupa angka,
lambang maupun sifat. Jadi, data adalah kumpulan keterangan informasi yang
diperoleh dari suatu pengamatan berupa angka, lambang ataupun sifat. (Kuswadi dan
Erna Mutiara, 2004).
Data kependudukan adalah segala tampilan data penduduk dalam bentuk resmi
atau tidak resmi yang diterbitkan oleh badan-badan pencatatan kependudukan
(pemerintah maupun non pemerintah), dalam berbagai bentuk baik angka, grafik,
gambar dan lain-lain. (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014).
Macam-Macam Data Kependudukan:
2. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia
untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada suatu saat tertentu (de facto
dan de jure) (UU No 16 Tahun 1997).
Pencacahan penduduk pada sistem sensus penduduk menggunakan dua
cara, yaitu sistem de jure dan sistem de facto.
1. Sistem de jure ialah pencacahan penduduk di tempat mereka biasanya
bertempat tinggal, yaitu tempat yang telah dihuni selama 6 bulan, tetapi
berkeinginan untuk menetap di daerah tersebut.
2. Sistem de facto ialah pencacahan penduduk di tempat mereka ditemui oleh
petugas pada waktu pencacahan. Mereka tersebut adalah tunawisma,
pengungsi, awak kapal berbendera Indonesia masyarakat terpencil/
terasing, penghuni perahu apung, dan penduduk yang sedang bepergian
dan belum pernah dicacah didaerah lain.
Ciri khas pelaksanaan Sensus Penduduk (Eryando, 2017:61):
1. bersifat individu, baik sebagai anggota keluarga maupun masyarakat
2. bersifat universal, berarti pencacahan bersifat rnenyeluruh
3. pencacahan dilaksanakan secara serentak di seluruh Negara

29
4

4. dilaksanakan secara periodik, setiap tahun berakhiran angka nol.


3. Survei Penduduk
Survei merupakan metode menjaring data penduduk dalam beberapa
peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden
yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh
daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut
(Sugiyono, 2014).
Pada abad 16 dan 17 beberapa sensus penduduk telah dilaksanakan di
Italia, Sisiliá, dan Spanyol.Pada masa itu sensus dilaksanakan untuk tujuan
militer, pemungutan pajak, dan peluasan kerajaan. Sekarang, sensus penduduk
bertujuan untuk mencacah seluruh penduduk yang ada di suatu negara.
(Supriatna, 2007:37)
1. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dari periode ke periode
2. Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk di setiap wilayah
3. Mengetahui berbagai atribut sosial penduduk, seperti tingkat kelahiran,
kematian, dan migrasi serta berbagai factor yang memengaruhinya
Manfaat survei menurut waktu pelaksanaannya, yaitu:
a) Sebelum sensus:
1. Sebagai bahan pertimbangan (input) untuk sensus yang akan
datang.
2. Untuk mengestimasi hasil sensus yang akan datang.
b) Sesudah sensus:
1. Untuk mengkoreksi/evaluasi hasil sensus yg lalu dan
melengkapinya bila ada kekurangan.
2. Untuk mengetahui perubahan penduduk setelah 5 tahun sensus.
3. Untuk mengetahui kondisi penduduk antara dua sensus.
Jenis-jenis survey:
1. Single round survey (survei bertaraf tunggal)
Informasi demografi yang dikumpulkan melalui survey bertahap
tunggal diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
berbagai kejadian demografi yang dialami seseorang di masa lampau
dalam periode tertentu. Sebagai contoh, kepada seorang wanita diajukan
pertanyaan: jumlah anak yang dilahirkan hidup, dan berapa banyak
5

diantaranya anak-anak yang dilahirkan hidup itu masih hidup pada saat
survey dilakukan.
2. Multi round survey (survei bertaraf ganda)
Dalam survey bertahap ganda dilakukan kunjungan berulang kali
kerumah tangga- rumah tangga dimana berbagai kejadian demografi
dalam interval waktu antar kunjungan dicatat seperti kelahiran, kematian
dan migrasi. Sedangkan survey bertipe kombinasi selain berguna bagi
penaksiran-penaksiran reit vital, data yang dikumpulkan juga dapat
menilai sejauh mana kelengkapan dan dapat dipercayanya informasi
demografi yang dikumpulkan oleh sistem registrasi. (Rusli Said,
1995:33-34)
3. Kombinasi metode
Singgle round survey dan Multi round survey atau kombinasi salah
satu metode dan registrasi.

Kelebihan dan Kekurangan Survei:


 Kelebihan Survei Penduduk
Dalam pelaksanaannya tentunya survei penduduk memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya :
3 Biaya lebih murah dibanding sensus karena tidak melibatkan
seluruh masyarakat melainkan hanya sampel dari masyarakat.
4 Kualitas data lebih baik dari pada sensus ataupun registrasi
karena dapat mengetahui informasi secara lebih spesifik dan
mendalam.
5 Dapat pula digunakan sebagai penguji ketelitian dari sensus dan
registrasi.
 Kekurangan Survei Penduduk
Dalam pelaksanaannya tentunya survei penduduk memiliki
beberapa kekurangan, diantaranya : Data yang dihasilkan tidak akan
representative atau valid jika terjadi kesalahan dalam pengambilan
sampel atau ketidaktepatan dalam memilih sampel.

4. Registrasi Penduduk
6

Registrasi penduduk ialah pencacatan tentang identitas atau ciri – ciri,


status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan oleh pemerintah dari mulai
tingkat terendah yaitu desa atau kelurahan (Sumardi dkk, 2009:41).
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang
dipelihara penguasa setempat dimana biasanya dicatat setiap kelahiran,
kematian, adopsi, kematian, perceraian, perubahan pekerjaan, pekerjaan nama
dan perubahan tempat tinggal (Rusli, 1995:30-31)
Permasalahan dalam registrasi penduduk:
1. Data yang dicatat hanya sedikit.
2. Menganut system de jure (pendaftaran hanya dilakukan oleh penduduk
yang memenuhi syarat kependudukan saja berakibat kekurangan
cacah)
3. Kelengkapan dan kecermatan data yang terganggu karena pencatatan
tidak dilakukan secara konsisten dan terus menerus. (Sugiharyanto,
2007)

b. Pengukuran
Dalam demografi, ada beberapa alat terpenting untuk mengukur data
kependudukan, yakni:
a) Angka absolut (count)
Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk, jumlah kelahiran,
jumlah kematian, dan jumlah perpindahan adalah ukuran demografi dalam
angka absolut. Sebagai contoh, jumlah penduduk indonesia menurut hasil SP
1990 adalah sekitar 180 juta jiwa, sedangkan jumlah kelahiran di indonesia
menurut hasil SP 1990 adalah 5.040.000.
Untuk kepentingan perencanaan atau pelaksanaan program
kependudukan, angka absolut memang diperlukan. Misalnya, jika diketahui
bahwa di Indonesia rata-rata ada sebanyak 4 juta bayi lahir per tahun, maka
dapat diperkirakan berapa banyak obat-obatan untuk imunisasi bayi yang
diperlukan. Atau, jika diketahui bahwa di Indonesia ada sebanyak 49 juta
pasangan usia subur dan 60 persen nya ingin memakai alat atau cara KB, maka
dapat direncanakan berapa banyak alat atau cara KB yang harus disediakan.
7

b) Angka (rate)
Angka (rate) adalah banyaknya peristiwa demografi dari suatu penduduk
dalam jangka waktu tertentu. Ada 2 jenis angka, yaitu angka kasar dan angka
spesifik. Angka kasar (crude rate) adalah jangka yang pembagi nya penduduk
lengkap, sedangkan angka spesifik (spesific rate) adalah angka pembagi nya
merupakan golongan penduduk tertentu.
Contoh :
a. angka kasar (crude rate) yaitu angka yang dipakai untuk menghitung suatu
penduduk lengkap/keseluruhan
b. Angka spesifik (specific rate) untuk menghitung suatu penduduk yang
berkenaan menurut kelompok yang spesifik dengan demikian tingkat spesifik
ini dapat dilakukan menurut umur, jenis kelamin, jeniis pekerjaan dsb.
c) Rasio (ratio)
Rasio adalah jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainya.
𝑎
Dengan perkataan lain merupakan perbandingan antara dua bilangan (𝑏) dan

dapat dinyatakan dalam persen, persepuluh, atau perseribu.


Contoh :
Rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk
perempuan) penduduk indonesia menurut hasil supas 1995 adalah 99.artinya
terdapat 99 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan
d) Proporsi (proportion)
Proporsi adalah perbandingan, namun pembilang merupakan bagian
𝑎
dari penyebut maka perbandingan tersebut dinamakan proporsi apabila
𝑎+𝑏

proporsi seratus akan menjadi persen.

Contoh:
Proporsi penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan menurut hasil
supas 1995 adalah 35, 1 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
e) Konstanta (constant)
Konstanta adalah suatu bilangan tetap (arbitrary number). Misalnya
100, 1.000 atau 10.000. Dalam rumus, ukuran-ukuran demografi dinyatakan
dengan “k”. Pengalian dengan “k” dilakukan supaya pengertian mengenai
ukuran-ukuran demografi menjadi lebih jelas.
8

Contoh: Hasil estimasi angka kelahiran kasar indonesia menurut hasil SP


1990 adalah 0,028. Angka ini kemudian dikalikan dengan k=1.000 yang
akan berartidari ssetiap 1.000 penduduk indonesia terjadi kelahiran
sebanyak 28 orang.
f) Ukuran kohor (cohort measure)
Ukuran kohor adalah ukuran peristiwa demografi pada suatu kohor.
Kohor adalah sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang
sama (biasanya satu tahun) dari suatu peristiwa tertentu.
Kohor yang sering digunakan adalah kohor kelahiran (birth cohort),
yaitu orang-orang yang dilahirkan dalam tahun atau periode yang sama.
Beberapa kohor lainya antara lain adalah kohor perkawinan (marriage
cohort) dan kohor kelas sekolah (school class cohort).
g) Ukuran periode (period measure)
Ukuran periode adalah suatu ukuran mengenai peristiwa yang
terjadi dari sebagian penduduk maupun keseluruhan selama satu periode
tertentu.
Contoh: Angka kematian seluruh penduduk indonesia dalam tahun 1978

h) Insiden (incidence)
Insiden adalah jumlah kejadian/kasus baru selama satu periode
tertentu.
Contoh: insidens penyakit muntaber selama bulan november 1983 di kota
X ada 25 orang.
i) Pravelansi (pravelence)
Prevalensi adalah jumlah kejadian/kasus baru dan lama pada suatu
periode tertentu.
Contoh: prevelens penyakit tuberkulosis selama tahun 1980 di kota X
adalah 253 orang.
j) Pravelensi titik (point prevalence)
Prevalensi titik adalah jumlah kejadian/kasus pada suatu saat
tertentu. Contoh: jumlah penderita tuberkulosis di kota X pada tanggal 1
januari 1980 adalah 240 orang.
9

B. Ruang Lingkup dan Metode Penilaian Masa Lalu dan Sekarang


Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi
yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai
cara antara lain :

a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.

b. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.

c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan


perencanaan kesehatan.

d. Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya

Jika di tinjau dari orientasi waktu pada waktu melakukan perencanaan, maka
perencanaan dapat atas dua macam :

a. Perencanaan berorientasi masa lalu- kini

Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa lalu-kini (Past present


plan), apabila rencana yang di hasilkan semata-mata bertitik tolak dari
pengalaman yang pernah di peroleh pada masa lalu saja. Perencanaan model ini
biasanya dilakukan apabila menghadapi keadaan darurat serat waktu yang
dimiliki sangat singkat. Misalnya dalam keadaan wabah. Perencanaan masa lalu-
kini di sebut pula dengan nama ameliorative planning.

b. Perencanaan berorientasi masa depan

Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa depan (future oriented


planning), apabila rencana yang dihasilkan memperhitungkan perkiraan-
perkiraan yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Perencanaan model ini
di bedakan atas tiga macam yakni :

1. Perencanaan Redistributif
Pada perencanaan redistributif (redistributive planning), sekalipun
orientasinya adalah masa depan,tetapi rencana yang di susun tidak atas kajian
10

masa depan yang terlalu mendalam. Perencanaan model ini dilakukan karena
kebutuhan yang mendesak saja. Pada umumnya perencanaan model ini
merupakan kelanjutan dari perencanaan masa lalu-kini (past-present
planning). sekalipun mungkin dilakukan dengan mempergunakan data, tetapi
terlalu berani.

2. Perencanaan Spekulatif
Pada perencanaan spekulatif (speculative planning), sifat spekulatif sangat di
rasakan.kajian tentang masa depan, sekalipun mungkin dilakukan dengan
mempergunakan data, tetapi terlalu berani.

3. Perencanaan Kebijakan
Perencanaan kebijakan (policy planning) adalah perencanaan yang sangat
berorientasi pada masa depan, serta di susun atas kajian yang seksama dan
mendalam terhadap berbagai data yang tersedia.

Jika di tinjau dari ruang lingkup rancana ynag di hasilkan, perencanaan


dapat di bedakan atas empat macam yakni :

a. Perencanaan strategik

Disebut perencanaan strategik (strategic planning), apabila rencana yang


dihasilkan menguraikan dengan lengkap kebijakan jangka panjang yang ingin
diterapkan, tujuan jangka panjang yang inigin di capai, serta rangkaian dan
pentahapan kegiatan yang kan dilakukan. Perencanaan strategik umumnya sulit di
ubah.

b. Perencanaan taktis

Disebut perencanaan taktis (tactical planning), apabila rencana yang di


hasilkan hanya mengandung uraian tentang kebijakan, tujuan serta kegiatan jangka
panjang saja. Perencanaan taktik mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan
situasi dan kondisi.

c. Perencanaan menyeluruh

Disebut perencanaan menyeluruh (compherensive planning), apabila


rencana yang dihasilkan mengandung uraian yang bersifat menyeluruh. Dalam arti
11

mencakup seluruh aspek dan ruang lingkup berbagai kegiatan yang akan
dilakukan.

d. Perencanaan terpadu

Disebut perencanaan terpadu (integrated planning), apabila rencana yang


di hasilkan jelas menggambarkan keterpaduan antara kegiatan yang akan
dilakukan, dan atau dengan kegiatan lain yang telah ada.

Penilaian Masa lalu

a. Rating Scale

Penilai melakukan penilaian subyektif dengan skala tertentu dari yang terendah
sampai dengan tertinggi. Penilai memberikan tanda pada skala yang sudah ada tersebut
dengan membandingkan antara hasil dengan kriteria yang telah ditentukan tersebut
berdasarkan justifikasi penilai. Kelebihan metode ini adalah tidak mahal dalam
penyusunan dan administrasinya& penilai hanya memerlukan sedikit latihan& tidak
memakan waktu, dan dapat diterapkan untuk jumlah karyawan yang besar. Kelemahan
adalah kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan dengan pelaksanaan kerja.

b. Checklist

Dalam metode checklist penilai hanya memilih pernyataan-pernyataan yang


sudah tersedia, yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik-karakteristik
karyawan ( yang dinilai ). Kebaikan checklist adalah ekonomis, mudah
administrasinya, latihan bagi penilai terbatas, dan terstandardisasi. Kelemahannya
meliputi penggunaan kriteria kepribadian di samping kriteria prestasi kerja,
kemungkinan terjadinya bias penilai (terutama hallo efect)& interpretasi salah terhadap
item-item check list dan penggunaan bobot yang tidak tepat dan juga tidak
memungkinkan penilai memberikan penilaian relatif.

c. Metode Peristiwa Kritis

Metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai yang


menggambarkan perilaku karyawan sangat baik dan sangat jelek dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kerja Peristiwa diklasifikasikan menjadi berbagai kategori seperti
pengendalian bahaya keamanan pengawasan sisa bahan atau pengembangan karyawan.
12

Kelebihan metode ini adalah berguna dalam memberikan umpan balik kepada
karyawan dan mengurangi kesalahan pesan terakhir. Kelemahannya adalah bahwa para
atasan sering tidak berminat mencatat peristi/a kritis atau cenderung mengada- ada, dan
bersifat subyektif.

d. Metode-metode Evaluasi Kelompok

Penilaian-penilaian seperti biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan


langsung. Metode-metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan
kenaikan upah, promosi, dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat
menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek. ,berbagai metode
evaluasi kelompok di antaranya adalah: 1. Metode ranking Penilai membandingkan
karyawan yang satu dengan karyawa lain untuk menentukan siapa yang lebih baik, dan
kemudian menempatkan setiap karyawan dalam urutan dari yang terbaik sampai
terjelek. Kekurangan metode ini adalah kesulitan untuk menentukan faktor
pembanding, subyek kesalahan kesan terakhir dan halo efect. Kebaikannya
menyangkut kemudahan administrasi dan penjelasannya 2.Grading atau forced
Distributions Penilaian memisah-misahkan atau “menyortir” pada karyawan ke dalam
berbagai klasifikasi yang berbeda. 3. Point of allocation Method Metode ini merupakan
bentuk lain metode grading. Penilai diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan
di antara para karyawa dalam kelompok. Para karyawan yang lebih baik diberi nilai
lebih besar daripada para karyawan dengan prestasi lebih jelek. Kebaikan metode
alokasi nilai adalah bahwa penilai dapat mengevaluasi perbedaan relatif di antara para
karyawan, meskipun kelemahannya halo efects dan bias kesan terakhir masih ada
(handoko, 1994)

Teknik Penilaian masa Depan

 Penilaian Diri Sendiri


Salah satu pendangan yang sangat penting diperhatikan dalam manajemen
sumber daya manusia ialah setiap pekerjaan dapat mencapai tingkat kedewasaan
mental, intelektual dan psikologis. Apabila dikaitkan dengan pengembangan karier
pegawai hal itu antara lain berarti bahwa seorang mampu melakukan penilaian yang
obyektif mengenal diri sendiri, termasuk mengenal potensinya yang masih dapat
dikembangkan. Meskipun benar bahwa dalam menilai diri sendiri seseorang akan
cenderung menonjolkan ciri -ciri positif mengenai dirinya, orang yang sudah
13

matang jiwanya akan juga mengakui bahwa dalam dirinya terdapat kelemahan.
Pengakuan demikian akan mempermudahnya menerima bantuan pihak lain, seperti
pejabat dari bagian kepegawaian, atasan langsung dan rekan-rekan kerja untuk
mengatasinya. Pengenalan ciri-ciri positif dan negatif yang terdapat dalam diri
seseorang akan merupakan kerja, baik dengan menggunakan ciri-ciiri positif
sebagai modal maupun dengan usaha yang sistematik untuk menghilangkan& atau
paling sedikit mengurangi, ciri-ciri negatifnya. Sudah jarang tentu banyak teknik
yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian diri sendiri. Akan tetapi teknik
apapun yang digunakan yang jelas ialah bahwa pegawai yang melakukan penilaian
terhadap diri sendiri itu berusaha seobyektif mungkin untuk menjelaskan antara
lain:

•Apa tugas pokoknya.

• Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut oleh tugas.

• Kaitan tugasnya dengan tugas - tugas orang lain.

•Dalam hal apa pegawa yang bersangkutan merasa berhasil.

• Kesulitan yang dihadapi.

• Langkah - langkah perbaikan apa yang perlu ditempuh.

• Manajemen Berdasarkan Sasaran

Manajemen berdasarkan sasaran yang mungkin lebih dikenal dengan istilah


aslinya dalam ,bahasa Inggris, Manajemen by objectives atau MBO adalah suatu
gaya yang dewasa ini banyak di gunakan untuk berbagai kepentingan dalam usaha
mencapai tujuan organisasi. Salah satu bentuk pengguannya ialah melibatkan para
anggota organisasi dalam menentukan berbagai sasaran yang ingin dicapai oleh
para pegawai. Dasar filsafati dari penggunaan teknik ini ialah bahwa apabila
seorang pegawai dilibatkan dalam menentukan sendiri sasaran yang hendak
dicapainya, sbagai bagian dari sasaran kelompok yang pada gilirannya juga
merupakan bagian dari sasaran organisasi sebagai keseluruhan pegawai tersebut
akan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk mencapai sasaran
tersebut& dibandingkan dengan apabila sasaran itu ditentukan dari atas oleh
pendapat pemimpin.
14

 Penilaian Psikologikal
Telah umum diakui dan diterima sebagai suatu kenyataan bahwa jika
penilaian terhadap seorang pegawai berkaitan dengan fajtor - faktor intelektual,
emosional, motivasional dan faktor - faktor kritikal lainnnya yang dimaksudkan
untuk memprediksi potensi seseorang di masa depan& yang paling kompeten
melakukan penilaian tersebut adalah para ahli psikologi. Karena itulah banyak
organisasi terutama organisasi besar yang memperkerjakannya para ahli psikologi
yang ada umumnya ditempatkan di bagian kepegawaian. Sebaliknya organisasi
yang merasa tidak mampu atau tidak memerlukan ahli psikologi bekerja purna
/aktu, biasanya memelihara hubungan institusional dengan konsultan yang bergerak
di bidang psikologi yang menyediakan %asa konsultan setiap kali diperlukan.

 Pusat & Pusat Penilaian


Salah satu perkembangan yang relatif baru dalam penilaian prestasi kerja
dengan orientasi masa depan ialah penggunaan Pusat - pusat penilaian teknik ini
digunakan untuk menilai potensi para manajer tingkat menengah yang diperkirakan
memiliki potensi untuk menduduki jabatan manajerial yang lebih tinggi dalam
organisasi di masa depan. Skenario penggunannya adalah sebagai berikut:

• Organisasi yang akan melakukan penilaian membentuk suatu pusat penilaian


yang lokasinya bukan di tempat pekerjaan dan berbagai pihak yang terlibat pergi
ke pusat tersebut atas biaya organisasi seperti dalam hal transportasi&
penginapan dan makan. yang pergi ke pusat penilaian itu ialah para pegawai
yang dinilai, atasan langsungnya, para pejabat bagan kepegawaian dan para ahli
psikologi.
 Dengan menggunakan format dan pola penilaian yang sudah baku penilaian
dilakukan oleh banyak penilaian yang berbagai bentuknya ialah antara lain
wawancara, tes psikologi, pengecekan latar belakang, penilaian rekan sekerja,
diskusi kelompok tanpa pimpinan diskusi, penilaian ahli psikologi, penilaian
oleh atasan langsung dan simulasi penyelenggaraan kegiatan sehari 6 hari.
• Khusus dalam simulasi& pegawai yang dinilai diharuskan terlibat dalam
berbagai Permainan seperti dalam hal pengambilan keputusan, permainan
manajemen dengan menggunakan komputer, latihan Kotak masuk dan kegiatan
- kegiatan lain dalam mana pegawai yang bersangkutan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari - hari.
15

• Selama para pegawa yang dinilai berada di pusat penilaian, mereka dinilai oleh
para psikologi dan manajerial yang lebih tinggi kedudukannya dalam organisasi
dengan sorotan perhatian ditujukan pada faktor - faktor kekuatan, kelemahan
dan potensi para pegawai yang dinilai.
• Setelah masa berada di pusat penilaian tersebut hampir berakhir, para penilai
mengumpulkan hasil penilaian yang dilakukan sendiri - sendiri dan
mendiskusikan berbagai hasil penilaian yang telah dilakukan hingga telah
diperoleh konsensus tentang kemampuan dan potensi yang dinilai itu.

C. Pertimbangan Demografi Umum dalam Perencanaan Kesehatan


Perencanaan adalah salah satu unsur atau kegiatan tidak terpisahkan dari siklus
(daur) manajemen, disamping implementasi dan evaluasi. Perencanaan kesehatan
merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan. Tahap utama dalam perencaan
kesehatan adalah analisa situasi. Di bidang kesehatan, analisa situasi dilakukan dengan
mengumpulkan indikator kesehatan yang sesuai dengan permasalahan serta indikator
lainnya termasuk non kesehatan yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
Di bidang kesehatan, analisa situasi dilengapi dengan mengumpulkan dan menelaah
indikator perilaku (kesehatan). Selanjutnya, tahap penentuan prioritas masalah. Untuk
sampai pada kesimpulan masalah apa yang dihadapi atau yang prioritas, diperlukan
konsensus, yang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah
bertanya dengan ahli, bermusyawarah, dan membuat konsensus dengan menyepakati hasil
pemilihan dengan menggunakan tehnik tertentu yang diangap objektif. Tahap ketiga
adalah pemilihan solusi alternatif. Langkah berikutnya ialah memilih solusi. Ini juga
dilakukan dengan cara pendapat, sebagai kelanjutan penentuan masalah sebelumnya.
Dimungkinkan terdapat beberapa alternatif solusi yang harus dipilih. Semua alternatif tadi
dibahas dan dikaji, dilihat keterkaitan satu sama lain. Tahap yang terakhir yaitu
penyusunan rencana.

Analisis Menurut demografi (jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, tingkat


pendidikan, status ekonomi): Dari analisis menurut kelompok demografi (jenis kelamin,
umur, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan) dapat dilihat perbandingan kejadian pada
masing-masing kelompok sehingga dapat diketahui kelompok mana yang lebih berisiko

Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, dan pengambil kebijakan
sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.
16

Data/informasi yang tersedia akan sangat penting dalam penentuan skala prioritas
masalah. Data/informasi meliputi data kesehatan (indikator kesehatan), demografi, sosio-
ekonomi, budaya, kebijakan, dan peraturan yang ada hubungan dengan sebuah program.
Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data
jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut kelompok umur penduduk yang
relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan
pada waktu rencana itu disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting
lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang.

Gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan


dipaparkan berdasarkan dari hasil pencapaian program kesehatan, kondisi lingkungan
strategis, kependudukan, pendidikan, kemiskinan dan perkembangan baru lainnya. Potensi
dan permasalahan pembangunan kesehatan akan menjadi input dalam menentukan arah
kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan.

Dalam memenuhi tujuan dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional) 2010-2025 diperlukan informasi kependudukan yang dapat menunjang
perencanaan pembangunan di masa yang akan datang, baik tingkat nasional maupun
tingkat provinsi. Di samping jumlah penduduk, juga perlu diketahui proyeksi parameter
kependudukan, seperti struktur umur penduduk, angka kelahiran total, serta angka harapan
hidup penduduk. Oleh karena itu, sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut perlu
dilakukan penyusunan proyeksi penduduk.

Dalam menyusun perencanaan kesehatan perlu diperhatikan determinan yang


memengaruhi munculnya masalah atau memengaruhi status kesehatan masyarakat. Ada
tiga determinan utama, yaitu status kesehatan secara bersama lingkungan, sistem
pemberian pelayanan kesehatan dan kondisi masyarakat menentukan status kesehatan.
Berikut penjelasan determinan tersebut :

1) Environment (Lingkungan)
a. Lingkungan terkait
b. Sistem politik
c. Kebijakan pelayanan kesehatan
d. Pengembangan kebijakan
e. Status sosial ekonomi
f. Lingkungan fisik, misalnya kondisi iklim
17

g. Semua elemen berpengaruh terhadap status kesehatan individu dan masyarakat,


termasuk memengaruhi sistem pemberian pelayanan kesehatan

2) Health Service Delivery System (Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan)


Bagaimana fasilitas kesehatan terdistribusi di masyarakat akan memengaruhi cakupan
pelayanan. Pelayanan kesehatan mesti dilihat sebagai upaya untuk memberikan dan
merespon kesetaraan guna mendukung status kesehatan masyarakat.

3) Community (Masyarakat)
Karakteristik masyarakat, misalnya budaya, gender, kepercayaan, dan perlaku
pencarian pengobatan.

D. Sumber Data Kependudukan


Sumber Data Kependudukan adalah tampilan data dalam bentuk resmi maupun
tidak resmi yang diterbitkan oleh badan-badan pencatatan kependudukan dalam berbagai
bentuk seperti angka, grafik, gambar (Hamavinsah ,2012).

Pengelompokkan sumber data kependudukan dibagi menjadi :

a) Sumber Data Primer


Sumber data primer adalah segala catatan asli atau terbitan resmi atau tidak
terbitan dari badan pemerintah dalam bentuk angka, grafik, atau gambar. Sumber
data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh pengguna data dan
dikumpulkan untuk tujuan yang spesifik. Contoh data primer:
 Survei wawancara kesehatan.
 Survei pemeriksaan kesehatan.
 Survei catatan kesehatan.
 Survei penyakit tertentu.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang telah diolah dan disajikan dalam buku,
laporan penelitian, karya tulis, dan lain-lain. Sumber data sekunder merupakan data
yang dikumpulkan oleh pihak lain dan digunakan oleh pengguna data diluar pihak
yang mengumpulkan data. Contoh data sekunder:
 Rekap Medis
 Registrasi, migrasi penduduk
18

Pengumpulan data kependudukan di Indonesia, dibagi menjadi tiga, yaitu :

a) Sensus Penduduk (SP)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sensus merupakan penghitungan
jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
jangka waktu tertentu, misalnya waktu sepuluh tahun, dilakukan secara serentak
dan bersifat menyeluruh dalam batas wilayah suatu negara untuk kepentingan
demografi negara yang bersangkutan. Menurut UU No. 16 Tahun 1997, Sensus
penduduk adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh
karakteristik suatu populasi pada suatu saat tertentu.
Metode sensus penduduk ada dua pendekatan yaitu de jure dan de facto. de jure
adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah pada jangka waktu tertentu. de facto
adalah pencatatan penduduk yang dilakukan pada setiap orang yang berhasil
ditemui petugas disuatu daerah sehingga memungkinkan orang yang berhasil
ditemui bukan penduduk daerah yang bersangkutan (Badan Pusat Statistik).
Berdasarkan PP No. 6 dan No. 7 Tahun 1960, Sensus penduduk dilaksanakan
setiap sepuluh tahun. Pelaksanaan sensus di Indonesia dimulai dari tahun 1961,
1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 (SP 2010). Pada SP 2010, jumlah penduduk di
Indonesia adalah 237.641.326 jiwa, dengan penyebaran penduduk terbanyak ada di
Pulau Jawa dihuni oleh 57,5% penduduk.
Tujuan sensus penduduk adalah mengetahui perkembangan jumlah penduduk
dari periode ke periode, mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk di setiap
wilayah, dan mengetahui atribut social penduduk (fertilitas, mortalitas, migrasi, dan
factor lain). Ciri khas pelaksanaan sensus yaitu bersifat universal (menyeluruh) serta
dilaksanakan serentak dan periodic dengan tahun berakhiran angka nol (Eryando,
2017).
Karakteristik yang dimiliki oleh sensus penduduk dan harus dipenuhi adalah
sebagai berikut :
1. Meliputi semua orang
Semua orang atau penduduk yang tinggal dalam wilayah yang dicacah
haruslah tercakup, meliputi : usia, jenis kelamin, pendidikan dan lain
sebagainya.
2. Dalam waktu tertentu
19

Harus dilaksanakan pada saat yang telah ditentukan secara serentak.


Dilakukan dalam jangka waktu sepuluh tahun sekali.
3. Meliputi suatu wilayah tertentu
Ruang lingkup sensus harus meliputi batas wilayah tertentu. Misalnya,
sensus penduduk Indonesia artinya harus mencakup seluruh wilayah
Indonesia yang batas-batasnya adalah batas negara Indonesia (Wirosuhadjo,
2007).
b) Survei Penduduk
Survei Penduduk adalah data untuk mengestimasi jumlah penduduk dan
indicator demografi diantara dua waktu sensus. Manfaat Survei Penduduk menurut
waktu pelaksanaannya, yakni :
 Sebelum sensus
3. Sebagai bahan pertimbangan (input) untuk sensus yang akan datang.
4. Untuk mengestimasi hasil sensus yang akan datang.
 Sesudah sensus
1. Untuk mengkoreksi/evaluasi hasil sensus yg lalu dan melengkapinya
bila ada kekurangan.
2. Untuk mengetahui perubahan penduduk setelah 5 tahun sensus.
3. Untuk mengetahui kondisi penduduk antara dua sensus.
Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh survei penduduk, antara lain:
- Kelebihan
a) Biaya lebih murah dibanding sensus karena tidak melibatkan seluruh
masyarakat melainkan hanya sampel dari masyarakat.
b) Kualitas data lebih baik dari pada sensus ataupun registrasi karena dapat
mengetahui informasi secara lebih spesifik dan mendalam.
c) Dapat pula digunakan sebagai penguji ketelitian dari sensus dan
registrasi.
- Kekurangan survei penduduk adalah data yang dihasilkan tidak akan
representative atau valid jika terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel
atau ketidaktepatan dalam memilih sampel.
Pencacahan survey penduduk dilakukan dengan de jure dan de facto. de jure
adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah pada jangka waktu tertentu. de facto
adalah pencatatan penduduk yang dilakukan pada setiap orang yang berhasil
20

ditemui petugas disuatu daerah sehingga memungkinkan orang yang berhasil


ditemui bukan penduduk daerah yang bersangkutan (Badan Pusat Statistik). Survei
penduduk yang diadakan di Indonesia ada diantaranya:
1. Survei Sosial Ekonomi Indonesia (Susenas)
Susenas bertujuan untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif
sangat luas, antara lain menyangkut bidang pendidikan, kesehatan/gizi,
perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi
lainnya/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, dan pendapat
masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangganya.
2. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Survei Penduduk Antar Sensus merupakan survei yang dilaksanakan BPS pada
tahun-tahun yang berakhiran dengan 5. Secara umum tujuan dari survei ini
adalah untuk menjembatani data dari dua sensus, mengingat periode sensus
yang panjang yaitu sepuluh tahun sekali. Tujuan dari SUPAS:
o Menyediakan data untuk berbagai perhitungan seperti fertilitas,
mortalitas dan migrasi
o Menyediakan data yang dapat digunakan untuk evaluasi pelaksanaan
administrasi kependudukan dalam peran serta melaporkan kejadian vital
kelahiran, kematian dan perpindahan
o Menyediakan data untuk melihat fenomena mobilitas penduduk
3. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Survei ini diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan dilaksanakan
di seluruh Indonesia. SDKI dirancang untuk mengetahui informasi mengenai
tingkat kelahiran, tingkat kematian, Keluarga Berencana, penyakit menular
seksual dan kesehatan lainnya. Survei ini adalah hasil kerjasama antara BPS,
BKKBN, dan Kemenkes.
c) Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pengumpulan keterangan yang berhubungan
dengan peristiwa – peristiwa kependudukan harian dan kejadian – kejadian yang
mengubah status seseorang, seperti peristiwa kelahiran, perceraian, perpindahan
tempat tinggal dan kematian (Utoyo, 2009:27).
Tujuan utama registrasi penduduk adalah pembentukan dokumen legal
sebagaimana ditetapkan oleh Undang-Undang. Data yang dihasilkan bersumber dari
vital statistic kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan lain-lain.
21

Permasalahan yang sering terjadi pada registrasi penduduk adalah data yang dicatat
hanya sedikit, menganut system de jure, dan kelengkapan serta kecermatan data
yang terganggu karena pencacatan tidak dilakukan terus menerus (Sugiharyanto,
2007).
Perbedaan antara sensus-survei dan registrasi yang merupakan cara-cara
pengumpulan data kependudukan.
Registrasi Seurvei dan Sensus
Memberi gambaran tentang Memberi gambaran tentang
perubahan penduduk secara terus keadaan penduduk pada saat
menerus. tertentu saja

Dituntut partisipasi aktif penduduk Petugas pendata yang aktif


untuk melapor kepada petugas mendatangi penduduk
Dicatat oleh instansi atau badan Dicatat oleh badan yang sama yaitu
yang berbeda BPS

E. Data Kependudukan Khusus Yang Diperlukan Untuk Perencanaan Kesehatan


1. Struktur penduduk
1. Karakteristik Penduduk
1) Umur
Usia/umur adalah rentang waktu antara tanggal lahir dan tanggal
dilakukannya sensus yang diukur dalam tahun masehi (Dudley, dkk.,
2006) atau lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu
dipandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan
derajat perkembangan yang sama (Nuswantari, 1998).
Ada beberapa macam penggolongan penduduk berdasarkan umur, salah
satunya adalah dengan membuat tiga golongan utama, golongan muda
dengan 14 tahun ke bawah; golongan penduduk yang produktif dengan
umur 15 sampai 64 tahun; dan golongan tua berusia 65 tahun ke atas
(Faqih, 2010).
2) Jenis Kelamin
22

Jenis Kelamin adalah pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan


secara biologis, yaitu bahwa pria memiliki penis dan menghasilkan
sperma sedangkan wanita memiliki rahim dan menghasilkan sel telur
(Sudarma, 2008). Jenis kelamin sudah diketahui sejak lahir dan
kemungkinan besar tidak akan berubah seumur hidup.
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis
antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu: kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar.
3. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk di suatu wilayah atau negara. Persebaran penduduk menurut tempat
tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu persebaran penduduk secara
geografis dan persebaran penduduk secara administrative (politis). Persebaran
penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas – batas
alam seperti pantai, sungai, danau, dan sebagainya. Secara geografis, penduduk
Indonesia tersebar di beberapa pulau besar (Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua) dan kepulauan lain. Sedangkan persebaran penduduk
secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas – batas
wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara. Secara administratif,
penduduk Indonesia tersebar di 34 provinsi walaupun belum merata.
2. Fertilitas
a. Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah salah satu unsur dari pertambahan penduduk
secara alami. Angka kelahiran adalah bilangan yang menunjukkan jumlah bayi
yang lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Golongan tinggi, apabila jumlah kelahiran dari setiap 1000 penduduk
dalam setahun lebih dari 30 bayi
2. Golongan sedang, apabila jumlah kelahiran dari setiap 1000 penduduk
dalam setahun antara 20 – 30 bayi.
3. Golongan rendah, apabila jumlah kelahiran dari setiap 1000 penduduk
dalam setahun kurang dari 20 bayi.
23

Pada saat angka kelahiran suatu Negara tinggi, maka jumlah penduduk
berusia muda akan lebih banyak daripada yang berusia dewasa. Sebaliknya, jika
angka kelahirannya rendah, maka jumlah penduduk dewasa lebih banyak dari
yang berusia muda. Adapun klasifikasi angka kelahiran adalah sebagai berikut:
Tinggi : Angka kelahiran lebih dari 30
Sedang : Angka kelahiran 20 s.d 30
Rendah : Angka kelahiran kurang dari 20
Kemudian secara garis besar, kelahiran di golongkan menjadi 3 :
1) Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR),
menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu
tahun.
2) Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate (GFR) adalah
banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun pada
pertengahan tahun.
3) Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR)
menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia
tertentu dalam waktu satu tahun.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi. Di samping itu, seseorang yang meninggal
pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak
mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang perempuan yang telah
melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan
tersebut menurun (Mantra, 2011).
b. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata – rata tahun hidup yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah mencapai umur x, pada suatu tahun
tertentu, ataupun dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Angka Harapan Hidup (AHH) dapat diartikan juga sebagai rata
– rata perkitaan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup,
ataupun sebagai umur yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada waktu
tertentu. Umumnya, angka harapan hidup dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup (AHH),
24

dijadikan indikator dalam mengukur kesehatan suatu individu di suatu daerah.


Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.
3. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah peristiwa hilangnya segala tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang terjadi setelah kelahiran hidup yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor keadaan untuk mengukur tingkat kehidupan
dan kesehatan penduduk disuatu wilayah.
Mortalitas merupakan komponen demografi yang bersangkut paut dengan
kematian atau peristiwa kematian. Mati adalah menghilangnya tanda-tanda
kehidupan secara permanen pada setiap saat sesudah terjadinya kelahiran hidup.
Tinggi rendahnya tingkat kematian penduduk dipengaruhi oleh struktur umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, status sosial-ekonomi, serta keadaan lingkungan di mana
mereka berada (UI, 2012). Macam – macam mortalitas :
a. Angka Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar ( Crutde Death Rate/ CDR) dipakai untuk mengukur
mortalitas secara kasar , yaitu secara umum dan menyeluruh. Oleh sebab itu,
bila menggunakan perbandingan status kesehatan dua komunitas dengan CDR
perlu memperhatikan ciri yang sama dalam komunitas tersebut.
b. Angka Kematian Bayi
Bayi adalah anak yang berumur 0 tahun (sebelum ulang tahun yang pertama).
Angka Kematian Bayi dianggap sebagai indikator tingkat kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat dari suatu kelompok karena sangat sensitive terhadap
perubahan yang ada. Bilamana angka kematian bayi di suatu wilayah tinggi,
artinya status kesehatan di wilayah tersebut rendah.
c. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita merupakan kematian anak usia 1-4 tahun pada suatu
wilayah dan periode waktu tertentu. AKB juga dianggap sebagai indikator
tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dari suatu kelompok karena
sangat sensitive terhadap perubahan yang ada. Angka kematian anak balita
tinggi mencerminkan kondisi perinatal yang tidak sehat yang dialami oleh para
25

ibu dan atau merupakan akibat dari faktor lingkungan yang buruk pada awal
usia anak.
d. Angka Kematian Ibu
Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan/ penanganannya, namun bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. Angka kematian ibu merupakan
angka kematian yang paling lambat atau sukar diturunkan di Indonesia.
4. Perkawinan
a. Angka Perkawinan Kasar
Angka perkawinan kasar merupakan persentase penduduk yang
berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan
tahun untuk suatu tahun tertentu (Balatbang Bengkulu, 2010). Penghitungan
angka perkawinan kasar memerlukan data jumlah penduduk yang berstatus
kawin tanpa adanya batasan umur tertentu dan data jumlah penduduk
pertengahan tahun (Fitriyah, 2012).
b. Angka Perkawinan Umum
Menurut (Fitriyah, 2012) mengatakan bahwa angka perkawinan umum
menunjukan jumlah penduduk yang berstatus kawin pada suatu tahun tertentu
terhadap jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas pada pertengahan
tahun. Angka perkawinan umum berguna untuk memperhitungkan proporsi
penduduk kawin.
Angka perkawinan umum memiliki pembagi yaitu penduduk usia lima
belas tahun ke atas dimana penduduk bersangkutan lebih berisiko untuk kawin.
Penduduk yang umurnya kurang dari lima belas tahun tidak ikut serta sebagai
pembagi karena mereka tidak berisiko kawin. Oleh karena itu, angka
perkawinan umum menunjukkan informasi yang lebih realitas (Lembaga
Demografi FE UI, 2004). Data yang diperlukan untuk menghitung angka
perkawinan umum adalah data jumlah penduduk berstatus kawin yang tercatat
dalam satu tahun dan jumlah penduduk pertengahan tahun umur lima belas
tahun keatas.
c. Angka Perkawinan Spesifik
Dalam penghitungan angka perkawinan spesifik, kita dapat melihat
penduduk yang berstatus kawin berdasarkan kelompok umur dan jenis
26

kelamin. Perkawinan adalah hubungan dari dua jenis kelamin yang berbeda
dan biasanya memiliki umur yang berlainan. Dalam penghitungan angka
perkawinan spesifik membutuhkan data jumlah perkawinan menurut
kelompok umur dan jenis kelamin dalam satu tahun dan jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur pada pertengahan tahun
(Fitriyah, 2012).
Angka perkawinan spesifik berguna untuk mengetahui perbedaan
konsekuensi perkawinan yang berbeda antar kelompok umur dan jenis
kelamin. Perihal yang membuat beda dapat berhubungan dengan kesiapan
mental, reproduksi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, pemerintah atau
pembuat kebijakan dapat membuat program yang bertujuan kepada kelompok
remaja untuk penundaan perkawinan. Jika memang sudah kawin, kelompok
remaja sebaiknya melakukan penundaan kehamilan terkait dengan masalah
mental dan reproduksi untuk kelompok remaja (Balatbang Bengkulu, 2010).
d. Singulate Mean Age of Marriage
Singulate Mean Age of Marriage adalah rata – rata umur perkawinan pertama
yang perhitungannya dilakukan dengan cara tidak langsung. Data yang
diperlukan untuk menghitung SMAM adalah presentase dari wanita atau pria
yang belum kawin menurut kelompok umur dari hasil sensus penduduk atau
survey penduduk. Singulate Mean Age of Marriage merupakan suatu angka
perkiraan rata – rata dari jumlah tahun hidup oleh suatu kohor wanita atau laki
– laki sebelum perkawinan mereka yang pertama. AMAM ini merupakan salah
satu indicator untuk menggambarkan tingkat fertilitas, karena semakin muda
seseorang melakukan perkawinan, semakin Panjang masa reproduksinya
dengan besar peluang untuk melahirkan anak.
5. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan
dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud menetap (Ida Bagus Mantra, 2000).
Tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan
keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat
memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan.
Macam – macam migrasi :
a. Nasional
27

Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk di dalam suatu


negara yang mencakup urbanisasi, transmigrasi, dan fultralisasi (Putri, Tania
Ramdani; Buchory MS., 2017).
Program-program dan kebijakan mengenai migrasi nasional memiliki tujuan
umum tertentu yaitu berkaitan dengan redistribusi penduduk. Dalam proses
tersebut pertumbuhan beberapa daerah didorong, sedangkan beberapa daerah
lain dihambat. Di Indonesia sendiri program migrasi dalam rangka
mendistribusikan populasi masyarakat yaitu dengan urbanisasi, transmigrasi,
dan fultralisasi.
b. Internasional
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara
asal ke negara tujuan demi keberlangsungan hidupnya (Arfan, 2012).
1) Kebijaksanaan Emigrasi
Emigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu
wilayah /negara asal ke negara luar dengan tujuan bekerja/menetap.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang
Indonesia pergi ke Malaysia menjadi tenaga kerja Indonesia. Sejumlah
negara mencoba menghambat emigrasi melalui restriksi atau hambatan
hukum, sosial, dan ekonomi. Imigrasi biasanya terjadi karena tuntutan
ekonomi seperti menjadi seorang TKI untuk memenuhi kecukpan hidup
dan juga merupakaan kebiasaan masyrakaat pedesaan sebagai respons
terhadap keluarganya.Namun pemerintah juga memiliki kebijakan
mengenai ketenagakerjaan yaitu dalam UU RI No. 34 Tahun 2004
mengenai Penempatan Tenaga Kerja Migran.
2) Kebijakaan Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu
tempat/negara luar ke dalam negeri, dengan tujuan menetap. Orang yang
melakukan imigrasi disebut imigran. Contoh orang India pindah
menetap ke Indonesia. Ada banyak alasan mengapa orang mungkin
memilih untuk berimigrasi. Beberapa adalah untuk alasan terjadinya
diskriminasi seperti larangan memeluk agama ataupun ras, ataupun juga
melakukan melarikan diri akibat terjadi penolakaan atau pun serangan
atau ancaman dari negara lain ataupun internal dan juga bisa terjadi
28

akibat bencana alam yang mengakibatkan Warga Negara Asing (WNA)


harus melarikan diri ke Indonesia (Devi, 2017).
3) Kebijakaan Remigrasi
Remigrasi adalah perpindahan atau kembalinya penduduk asing
ke negara asalnya. Sebagai Contoh Remigrasi TKI di Malaysia pulang
kembali ke Indonesia. Dan juga orang orang yang telah melakukan
emigrasi akibat penolakan ataupun diskriminasi dinegara asalnya boleh
melakukan emigrasi apabila situasi telah kembali normal ataupun dapat
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dengan memenuhi persyaratan
dan tata cara yang diataur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia
Bab III Pasal 9 (Anonim, 2017).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses dalam merumuskan masalah-
masalah kesehatan dan menentukan kebutuhan serta sumber daya kesehatan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam perencanaan kesehatan, perencana
membutuhkan data untuk menjadi acuan. Data adalah keterangan yang diperoleh dari
suatu pengamatan. Informasi yang diperoleh dapat berupa angka, lambang, ataupun
sifat. Untuk mengukur data, ada beberapa alat penting yaitu angka absolut yang
merupakan banyaknya peristiwa tertentu di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu
tertentu, angka/rate yang merupakan banyaknya peristiwa dari suatu penduduk, rasio,
proporsi (perbandingan), konstanta (bilangan tetap), ukuran kohor, ukuran periode,
insiden, prevalensi, dan prevalensi titik.
Ruang lingkup dalam perencanaan kesehatan dilihat dari penilaian masa lalu
dan sekarang. Ruang lingkup tersebut dibagi menjadi empat yaitu perencanaan
strategik, perencanaan taktis, perencanaan menyeluruh, dan perencanaan terpadu.
Metode yang digunakan dengan rating scale, checklist, metode peristiwa kritis, dan
metode evaluasi kelompok.
Saat melakukan perencanaan kesehatan, pertimbangan demografi umum harus
diperhatikan. Dengan demikian, perencana dapat mengetahui kondisi umum, analisa
situasi, menentukan prioritas masalah kesehatan, mengkaji solusi, dan menyusun
perencanaan. Determinan yang dapat dilihat dari demografi adalah lingkungan, system
pemberian pelayanan kesehatan, dan masyarakat.
Terkait dengan demografi, perencana dapat melihat dari sumber data
kependudukan yang dibagi menjadi sensus penduduk, survei penduduk, atau registrasi
penduduk. Sensus penduduk adalah pengumpulan data pada semua unit populasi yang
dilakukan setiap sepuluh tahun. Survei penduduk adalah data untuk mengestimasi
jumlah penduduk. Macam-macam survei yang diadakan di Indonesia adalah Survei
Sosial Ekonomi Indonesia, Survei Antar Penduduk Sensus, dan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia. Registrasi penduduk adalah pengumpulan keterangan yang
berhubungan dengan peristiwa kependudukan.

29
30

Data kependudukan khusus yang diperlukan dalam perencanaan kesehatan


adalah tentang karakteristik penduduk, fertilitas (angka kelahiran dan angka harapan
hidup), mortalitas (angka kematian), perkawinan, dan migrasi (perpindahan penduduk).
Karakteristik penduduk dapat meliputi umur, jenis kelamin, pertumbuhan penduduk,
dan persebaran penduduk.

3.2 Saran

Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari Aspek Teknologi dan Demografi dalam Perencanaan Kesehatan serta
dapat berguna bagi semua pembaca. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Syahmida Syahbuddin dan Septi Nurhayati. 2016. “DETERMINAN FERTILITAS DI


INDONESIA”. Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 11,No. 1, diakses dari
http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/

Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Diakses pada 20
Februari 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/7a6d058259637c5aa6c706abba
ca7d71.pdf

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 2014

Eryando, Tris dkk. 2017. Teori dan Aplikasi Pengumpulan Data Kesehatan – Termasuk
Biostatistika Dasar. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamavinsah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Mercubuana.

Irawan, Bambang. 2008. Analisis Perilaku Eksekutif dan Legislatif dalam Perencanaan
Kesehatan di Kota Langsa. Diakses pada 22 Februari 2019 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6802/09E00285.pdf?sequence
=1

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.


Diakses pada 20 Februari 2019 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
publik/Renstra-2015.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Program Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan Tahun 2015- 2019. Diakses pada 22 Februari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama%202015-
2019/1.%20Sekjen.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Diakses pada 20 Februari
2019 dari
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Manajemen
_Puskesmas_%20(1).pdf
Kurniati, Desak Putu Yuli. 2016. Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan.
Diakses pada 21 Februari 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/7a6d058259637c5aa6c706abba
ca7d71.pdf

Kuswadi dan Erna Mutiara. 2004. DELTA Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk
Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

31
32

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI. 1980. Buku Pegangan Bidang Kependudukan.
Jakarta: Universitas Indonesia.

Lubis, Ade fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU press.

Mantra, Ida Bagoes. 2007. Demografi Umum.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Putri, Devi. 2017. Mortalitas dalam Kependudukan Indonesia. Dalam www.scribd.com/.

Rusli, Said. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta Barat: LP3ES.

Sugiharyanto. 2007. Geografi dan Sosiologi 2. Yogyakarta: Yudhistira.

Sumardi, dkk. 2009. Geografi 2: Lingkungan Fisik dan Sosial. Jakarta: Pusat Pembukuan.

Supriatna, Nana dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi).
Jakarta: Grafindo.

Tukiran. 2000. Sensus Penduduk di Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Populasi. Vol.11 No.1

Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Wirosuhardjo, Kartomo. 2007. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi FEUI.

---------------------------------------------------. 2004. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Вам также может понравиться