Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelasaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tanpa kehendak-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul Aspek Teknologi, dan Demografi Dalam Perencanaan
Kesehatan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi
Kesehatan. Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas mengenai data dan pengukuran,
ruang lingkup dan metode penilaian masa lalu dan sekarang, pertimbangan demografi umum
dalam perencanaan kesehatan, sumber-sumber data kependudukan, serta data kependudukan
khusus yang diperlukan dalam perencanaan kesehatan.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusunan makalah menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca dan
dosen pengampu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
2
gjadghadkahkjadkjahdkjhdkjahsdjkhakjhkjahkjaanvanvjnajkdnvkanvkanv
BAB II
PEMBAHASAN
29
4
diantaranya anak-anak yang dilahirkan hidup itu masih hidup pada saat
survey dilakukan.
2. Multi round survey (survei bertaraf ganda)
Dalam survey bertahap ganda dilakukan kunjungan berulang kali
kerumah tangga- rumah tangga dimana berbagai kejadian demografi
dalam interval waktu antar kunjungan dicatat seperti kelahiran, kematian
dan migrasi. Sedangkan survey bertipe kombinasi selain berguna bagi
penaksiran-penaksiran reit vital, data yang dikumpulkan juga dapat
menilai sejauh mana kelengkapan dan dapat dipercayanya informasi
demografi yang dikumpulkan oleh sistem registrasi. (Rusli Said,
1995:33-34)
3. Kombinasi metode
Singgle round survey dan Multi round survey atau kombinasi salah
satu metode dan registrasi.
4. Registrasi Penduduk
6
b. Pengukuran
Dalam demografi, ada beberapa alat terpenting untuk mengukur data
kependudukan, yakni:
a) Angka absolut (count)
Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk, jumlah kelahiran,
jumlah kematian, dan jumlah perpindahan adalah ukuran demografi dalam
angka absolut. Sebagai contoh, jumlah penduduk indonesia menurut hasil SP
1990 adalah sekitar 180 juta jiwa, sedangkan jumlah kelahiran di indonesia
menurut hasil SP 1990 adalah 5.040.000.
Untuk kepentingan perencanaan atau pelaksanaan program
kependudukan, angka absolut memang diperlukan. Misalnya, jika diketahui
bahwa di Indonesia rata-rata ada sebanyak 4 juta bayi lahir per tahun, maka
dapat diperkirakan berapa banyak obat-obatan untuk imunisasi bayi yang
diperlukan. Atau, jika diketahui bahwa di Indonesia ada sebanyak 49 juta
pasangan usia subur dan 60 persen nya ingin memakai alat atau cara KB, maka
dapat direncanakan berapa banyak alat atau cara KB yang harus disediakan.
7
b) Angka (rate)
Angka (rate) adalah banyaknya peristiwa demografi dari suatu penduduk
dalam jangka waktu tertentu. Ada 2 jenis angka, yaitu angka kasar dan angka
spesifik. Angka kasar (crude rate) adalah jangka yang pembagi nya penduduk
lengkap, sedangkan angka spesifik (spesific rate) adalah angka pembagi nya
merupakan golongan penduduk tertentu.
Contoh :
a. angka kasar (crude rate) yaitu angka yang dipakai untuk menghitung suatu
penduduk lengkap/keseluruhan
b. Angka spesifik (specific rate) untuk menghitung suatu penduduk yang
berkenaan menurut kelompok yang spesifik dengan demikian tingkat spesifik
ini dapat dilakukan menurut umur, jenis kelamin, jeniis pekerjaan dsb.
c) Rasio (ratio)
Rasio adalah jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainya.
𝑎
Dengan perkataan lain merupakan perbandingan antara dua bilangan (𝑏) dan
Contoh:
Proporsi penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan menurut hasil
supas 1995 adalah 35, 1 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
e) Konstanta (constant)
Konstanta adalah suatu bilangan tetap (arbitrary number). Misalnya
100, 1.000 atau 10.000. Dalam rumus, ukuran-ukuran demografi dinyatakan
dengan “k”. Pengalian dengan “k” dilakukan supaya pengertian mengenai
ukuran-ukuran demografi menjadi lebih jelas.
8
h) Insiden (incidence)
Insiden adalah jumlah kejadian/kasus baru selama satu periode
tertentu.
Contoh: insidens penyakit muntaber selama bulan november 1983 di kota
X ada 25 orang.
i) Pravelansi (pravelence)
Prevalensi adalah jumlah kejadian/kasus baru dan lama pada suatu
periode tertentu.
Contoh: prevelens penyakit tuberkulosis selama tahun 1980 di kota X
adalah 253 orang.
j) Pravelensi titik (point prevalence)
Prevalensi titik adalah jumlah kejadian/kasus pada suatu saat
tertentu. Contoh: jumlah penderita tuberkulosis di kota X pada tanggal 1
januari 1980 adalah 240 orang.
9
Jika di tinjau dari orientasi waktu pada waktu melakukan perencanaan, maka
perencanaan dapat atas dua macam :
1. Perencanaan Redistributif
Pada perencanaan redistributif (redistributive planning), sekalipun
orientasinya adalah masa depan,tetapi rencana yang di susun tidak atas kajian
10
masa depan yang terlalu mendalam. Perencanaan model ini dilakukan karena
kebutuhan yang mendesak saja. Pada umumnya perencanaan model ini
merupakan kelanjutan dari perencanaan masa lalu-kini (past-present
planning). sekalipun mungkin dilakukan dengan mempergunakan data, tetapi
terlalu berani.
2. Perencanaan Spekulatif
Pada perencanaan spekulatif (speculative planning), sifat spekulatif sangat di
rasakan.kajian tentang masa depan, sekalipun mungkin dilakukan dengan
mempergunakan data, tetapi terlalu berani.
3. Perencanaan Kebijakan
Perencanaan kebijakan (policy planning) adalah perencanaan yang sangat
berorientasi pada masa depan, serta di susun atas kajian yang seksama dan
mendalam terhadap berbagai data yang tersedia.
a. Perencanaan strategik
b. Perencanaan taktis
c. Perencanaan menyeluruh
mencakup seluruh aspek dan ruang lingkup berbagai kegiatan yang akan
dilakukan.
d. Perencanaan terpadu
a. Rating Scale
Penilai melakukan penilaian subyektif dengan skala tertentu dari yang terendah
sampai dengan tertinggi. Penilai memberikan tanda pada skala yang sudah ada tersebut
dengan membandingkan antara hasil dengan kriteria yang telah ditentukan tersebut
berdasarkan justifikasi penilai. Kelebihan metode ini adalah tidak mahal dalam
penyusunan dan administrasinya& penilai hanya memerlukan sedikit latihan& tidak
memakan waktu, dan dapat diterapkan untuk jumlah karyawan yang besar. Kelemahan
adalah kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan dengan pelaksanaan kerja.
b. Checklist
Kelebihan metode ini adalah berguna dalam memberikan umpan balik kepada
karyawan dan mengurangi kesalahan pesan terakhir. Kelemahannya adalah bahwa para
atasan sering tidak berminat mencatat peristi/a kritis atau cenderung mengada- ada, dan
bersifat subyektif.
matang jiwanya akan juga mengakui bahwa dalam dirinya terdapat kelemahan.
Pengakuan demikian akan mempermudahnya menerima bantuan pihak lain, seperti
pejabat dari bagian kepegawaian, atasan langsung dan rekan-rekan kerja untuk
mengatasinya. Pengenalan ciri-ciri positif dan negatif yang terdapat dalam diri
seseorang akan merupakan kerja, baik dengan menggunakan ciri-ciiri positif
sebagai modal maupun dengan usaha yang sistematik untuk menghilangkan& atau
paling sedikit mengurangi, ciri-ciri negatifnya. Sudah jarang tentu banyak teknik
yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian diri sendiri. Akan tetapi teknik
apapun yang digunakan yang jelas ialah bahwa pegawai yang melakukan penilaian
terhadap diri sendiri itu berusaha seobyektif mungkin untuk menjelaskan antara
lain:
Penilaian Psikologikal
Telah umum diakui dan diterima sebagai suatu kenyataan bahwa jika
penilaian terhadap seorang pegawai berkaitan dengan fajtor - faktor intelektual,
emosional, motivasional dan faktor - faktor kritikal lainnnya yang dimaksudkan
untuk memprediksi potensi seseorang di masa depan& yang paling kompeten
melakukan penilaian tersebut adalah para ahli psikologi. Karena itulah banyak
organisasi terutama organisasi besar yang memperkerjakannya para ahli psikologi
yang ada umumnya ditempatkan di bagian kepegawaian. Sebaliknya organisasi
yang merasa tidak mampu atau tidak memerlukan ahli psikologi bekerja purna
/aktu, biasanya memelihara hubungan institusional dengan konsultan yang bergerak
di bidang psikologi yang menyediakan %asa konsultan setiap kali diperlukan.
• Selama para pegawa yang dinilai berada di pusat penilaian, mereka dinilai oleh
para psikologi dan manajerial yang lebih tinggi kedudukannya dalam organisasi
dengan sorotan perhatian ditujukan pada faktor - faktor kekuatan, kelemahan
dan potensi para pegawai yang dinilai.
• Setelah masa berada di pusat penilaian tersebut hampir berakhir, para penilai
mengumpulkan hasil penilaian yang dilakukan sendiri - sendiri dan
mendiskusikan berbagai hasil penilaian yang telah dilakukan hingga telah
diperoleh konsensus tentang kemampuan dan potensi yang dinilai itu.
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, dan pengambil kebijakan
sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun.
16
Data/informasi yang tersedia akan sangat penting dalam penentuan skala prioritas
masalah. Data/informasi meliputi data kesehatan (indikator kesehatan), demografi, sosio-
ekonomi, budaya, kebijakan, dan peraturan yang ada hubungan dengan sebuah program.
Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data
jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut kelompok umur penduduk yang
relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperlukan tidak hanya menyangkut keadaan
pada waktu rencana itu disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting
lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang.
1) Environment (Lingkungan)
a. Lingkungan terkait
b. Sistem politik
c. Kebijakan pelayanan kesehatan
d. Pengembangan kebijakan
e. Status sosial ekonomi
f. Lingkungan fisik, misalnya kondisi iklim
17
3) Community (Masyarakat)
Karakteristik masyarakat, misalnya budaya, gender, kepercayaan, dan perlaku
pencarian pengobatan.
Permasalahan yang sering terjadi pada registrasi penduduk adalah data yang dicatat
hanya sedikit, menganut system de jure, dan kelengkapan serta kecermatan data
yang terganggu karena pencacatan tidak dilakukan terus menerus (Sugiharyanto,
2007).
Perbedaan antara sensus-survei dan registrasi yang merupakan cara-cara
pengumpulan data kependudukan.
Registrasi Seurvei dan Sensus
Memberi gambaran tentang Memberi gambaran tentang
perubahan penduduk secara terus keadaan penduduk pada saat
menerus. tertentu saja
Pada saat angka kelahiran suatu Negara tinggi, maka jumlah penduduk
berusia muda akan lebih banyak daripada yang berusia dewasa. Sebaliknya, jika
angka kelahirannya rendah, maka jumlah penduduk dewasa lebih banyak dari
yang berusia muda. Adapun klasifikasi angka kelahiran adalah sebagai berikut:
Tinggi : Angka kelahiran lebih dari 30
Sedang : Angka kelahiran 20 s.d 30
Rendah : Angka kelahiran kurang dari 20
Kemudian secara garis besar, kelahiran di golongkan menjadi 3 :
1) Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR),
menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu
tahun.
2) Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate (GFR) adalah
banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun pada
pertengahan tahun.
3) Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR)
menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia
tertentu dalam waktu satu tahun.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat
melahirkan lebih dari seorang bayi. Di samping itu, seseorang yang meninggal
pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak
mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang perempuan yang telah
melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan
tersebut menurun (Mantra, 2011).
b. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata – rata tahun hidup yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah mencapai umur x, pada suatu tahun
tertentu, ataupun dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Angka Harapan Hidup (AHH) dapat diartikan juga sebagai rata
– rata perkitaan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup,
ataupun sebagai umur yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada waktu
tertentu. Umumnya, angka harapan hidup dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup (AHH),
24
ibu dan atau merupakan akibat dari faktor lingkungan yang buruk pada awal
usia anak.
d. Angka Kematian Ibu
Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan/ penanganannya, namun bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. Angka kematian ibu merupakan
angka kematian yang paling lambat atau sukar diturunkan di Indonesia.
4. Perkawinan
a. Angka Perkawinan Kasar
Angka perkawinan kasar merupakan persentase penduduk yang
berstatus kawin terhadap jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan
tahun untuk suatu tahun tertentu (Balatbang Bengkulu, 2010). Penghitungan
angka perkawinan kasar memerlukan data jumlah penduduk yang berstatus
kawin tanpa adanya batasan umur tertentu dan data jumlah penduduk
pertengahan tahun (Fitriyah, 2012).
b. Angka Perkawinan Umum
Menurut (Fitriyah, 2012) mengatakan bahwa angka perkawinan umum
menunjukan jumlah penduduk yang berstatus kawin pada suatu tahun tertentu
terhadap jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas pada pertengahan
tahun. Angka perkawinan umum berguna untuk memperhitungkan proporsi
penduduk kawin.
Angka perkawinan umum memiliki pembagi yaitu penduduk usia lima
belas tahun ke atas dimana penduduk bersangkutan lebih berisiko untuk kawin.
Penduduk yang umurnya kurang dari lima belas tahun tidak ikut serta sebagai
pembagi karena mereka tidak berisiko kawin. Oleh karena itu, angka
perkawinan umum menunjukkan informasi yang lebih realitas (Lembaga
Demografi FE UI, 2004). Data yang diperlukan untuk menghitung angka
perkawinan umum adalah data jumlah penduduk berstatus kawin yang tercatat
dalam satu tahun dan jumlah penduduk pertengahan tahun umur lima belas
tahun keatas.
c. Angka Perkawinan Spesifik
Dalam penghitungan angka perkawinan spesifik, kita dapat melihat
penduduk yang berstatus kawin berdasarkan kelompok umur dan jenis
26
kelamin. Perkawinan adalah hubungan dari dua jenis kelamin yang berbeda
dan biasanya memiliki umur yang berlainan. Dalam penghitungan angka
perkawinan spesifik membutuhkan data jumlah perkawinan menurut
kelompok umur dan jenis kelamin dalam satu tahun dan jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur pada pertengahan tahun
(Fitriyah, 2012).
Angka perkawinan spesifik berguna untuk mengetahui perbedaan
konsekuensi perkawinan yang berbeda antar kelompok umur dan jenis
kelamin. Perihal yang membuat beda dapat berhubungan dengan kesiapan
mental, reproduksi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, pemerintah atau
pembuat kebijakan dapat membuat program yang bertujuan kepada kelompok
remaja untuk penundaan perkawinan. Jika memang sudah kawin, kelompok
remaja sebaiknya melakukan penundaan kehamilan terkait dengan masalah
mental dan reproduksi untuk kelompok remaja (Balatbang Bengkulu, 2010).
d. Singulate Mean Age of Marriage
Singulate Mean Age of Marriage adalah rata – rata umur perkawinan pertama
yang perhitungannya dilakukan dengan cara tidak langsung. Data yang
diperlukan untuk menghitung SMAM adalah presentase dari wanita atau pria
yang belum kawin menurut kelompok umur dari hasil sensus penduduk atau
survey penduduk. Singulate Mean Age of Marriage merupakan suatu angka
perkiraan rata – rata dari jumlah tahun hidup oleh suatu kohor wanita atau laki
– laki sebelum perkawinan mereka yang pertama. AMAM ini merupakan salah
satu indicator untuk menggambarkan tingkat fertilitas, karena semakin muda
seseorang melakukan perkawinan, semakin Panjang masa reproduksinya
dengan besar peluang untuk melahirkan anak.
5. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan
dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud menetap (Ida Bagus Mantra, 2000).
Tujuan utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan
keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat
memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan.
Macam – macam migrasi :
a. Nasional
27
3.1 Simpulan
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses dalam merumuskan masalah-
masalah kesehatan dan menentukan kebutuhan serta sumber daya kesehatan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam perencanaan kesehatan, perencana
membutuhkan data untuk menjadi acuan. Data adalah keterangan yang diperoleh dari
suatu pengamatan. Informasi yang diperoleh dapat berupa angka, lambang, ataupun
sifat. Untuk mengukur data, ada beberapa alat penting yaitu angka absolut yang
merupakan banyaknya peristiwa tertentu di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu
tertentu, angka/rate yang merupakan banyaknya peristiwa dari suatu penduduk, rasio,
proporsi (perbandingan), konstanta (bilangan tetap), ukuran kohor, ukuran periode,
insiden, prevalensi, dan prevalensi titik.
Ruang lingkup dalam perencanaan kesehatan dilihat dari penilaian masa lalu
dan sekarang. Ruang lingkup tersebut dibagi menjadi empat yaitu perencanaan
strategik, perencanaan taktis, perencanaan menyeluruh, dan perencanaan terpadu.
Metode yang digunakan dengan rating scale, checklist, metode peristiwa kritis, dan
metode evaluasi kelompok.
Saat melakukan perencanaan kesehatan, pertimbangan demografi umum harus
diperhatikan. Dengan demikian, perencana dapat mengetahui kondisi umum, analisa
situasi, menentukan prioritas masalah kesehatan, mengkaji solusi, dan menyusun
perencanaan. Determinan yang dapat dilihat dari demografi adalah lingkungan, system
pemberian pelayanan kesehatan, dan masyarakat.
Terkait dengan demografi, perencana dapat melihat dari sumber data
kependudukan yang dibagi menjadi sensus penduduk, survei penduduk, atau registrasi
penduduk. Sensus penduduk adalah pengumpulan data pada semua unit populasi yang
dilakukan setiap sepuluh tahun. Survei penduduk adalah data untuk mengestimasi
jumlah penduduk. Macam-macam survei yang diadakan di Indonesia adalah Survei
Sosial Ekonomi Indonesia, Survei Antar Penduduk Sensus, dan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia. Registrasi penduduk adalah pengumpulan keterangan yang
berhubungan dengan peristiwa kependudukan.
29
30
3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari Aspek Teknologi dan Demografi dalam Perencanaan Kesehatan serta
dapat berguna bagi semua pembaca. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Diakses pada 20
Februari 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/7a6d058259637c5aa6c706abba
ca7d71.pdf
Eryando, Tris dkk. 2017. Teori dan Aplikasi Pengumpulan Data Kesehatan – Termasuk
Biostatistika Dasar. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamavinsah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Mercubuana.
Irawan, Bambang. 2008. Analisis Perilaku Eksekutif dan Legislatif dalam Perencanaan
Kesehatan di Kota Langsa. Diakses pada 22 Februari 2019 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6802/09E00285.pdf?sequence
=1
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Program Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan Tahun 2015- 2019. Diakses pada 22 Februari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama%202015-
2019/1.%20Sekjen.pdf
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Diakses pada 20 Februari
2019 dari
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Manajemen
_Puskesmas_%20(1).pdf
Kurniati, Desak Putu Yuli. 2016. Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan.
Diakses pada 21 Februari 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/7a6d058259637c5aa6c706abba
ca7d71.pdf
Kuswadi dan Erna Mutiara. 2004. DELTA Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk
Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
31
32
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI. 1980. Buku Pegangan Bidang Kependudukan.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Sumardi, dkk. 2009. Geografi 2: Lingkungan Fisik dan Sosial. Jakarta: Pusat Pembukuan.
Supriatna, Nana dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi).
Jakarta: Grafindo.
Tukiran. 2000. Sensus Penduduk di Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Populasi. Vol.11 No.1
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.