Вы находитесь на странице: 1из 5

KAJIAN PEMANFAATAN SERASAH TEBU UNTUK OPTIMALISASI

EKONOMI MASYARAKAT DESA SUMBEREJO KECAMATAN


GEDANGAN KABUPATEN MALANG

Yulia Eka Yanti

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang


Jalan Semarang No. 5 Malang 65145
yuliaekay@gmail.com

PENDAHULUAN

Penggunaan kembali bahan limbah hasil industri dan pertanian merupakan


praktek yang gencar diakukan di seluruh dunia. Hal ini diketahui bahwa bahan
limbah padat merupakan permasalahan serius mengenai kelestarian lingkungan
(Cociña, Rojas, dan Morales, 2008)
Tebu (Saccharum oficinarum L.) merupakan salah satu komoditas strategis
terkait dengan upaya swasembada gula yang ditargetkan pemerintah untuk dicapai
pada tahun 2019. Di Indonesia, pada tahun 2015 data sementara perkebunan tebu
menempati areal seluas 461 ribu hektar, di mana sekitar 63,96% di antaranya
terdapat di Pulau Jawa. Sekitar 87,36% dari luas perkebunan tersebut merupakan
perkebunan rakyat, sementara sisanya merupakan perkebunan besar swasta dan
perkebunan besar negara, masing-masing dengan 0,73% dan 13,56% untuk luas
perkebunan di Pulau Jawa. Total produksi gula untuk daerah Jawa Timur pada
tahun 2015 mencapai 1,31 juta ton dengan total luas area 206,7 ribu hektar.
Sedangkan untuk daerah Malang luas perkebunan tebu 32.287 Ha dengan hasil ±
2.740.558 ton per musim. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015).
Dalam proses produksi di pabrik gula, selain gula yang menjadi produk utama,
juga dihasilkan produk samping maupun limbah buangan. Selama ini, hanya produk
utama berupa gula yang diperhatikan, sementara produk samping ataupun limbah
buangan tidak begitu diperhatikan, kecuali tetes tebu (molasses) yang sudah lama
dimanfaatkan untuk pembuatan etanol dan bahan pembuatan monosodium
glutamate (MSG, salah satu bahan untuk membuat bumbu masak), atau ampas tebu
(bagasse) yang dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Namun,
penggunaannya masih terbatas dan nilai ekonomi yang diperoleh juga belum tinggi.
Sementara, limbah buangan lainnya terbuang percuma, bahkan menimbulkan
pencemaran lingkungan, sehingga menambah pengeluaran pabrik gula (Misran,
2005).
Sementara itu, dari budi daya tanaman tebu sendiri dihasilkan pula limbah
buangan, sejak masa tanam hingga penebangan/pemanenan. Daun klethekan atau
daun tebu kering (daduk), pucuk tebu, hingga sogolan (pangkal tebu) menimbulkan
masalah tersendiri untuk membuangnya, padahal semuanya bisa dimanfaatkan dan
juga mempunyai nilai ekonomis (Kompas, 2015). Pada Bagan 1.1 dijelaskan
mengenai berbagai macam limbah yang dihasilkan dari perkebunan tebu (Dirjen
Industri Agro, 2011).
Berdasarkan bagan tersebut dapat diketahui, limbah yang dihasilkan oleh tebu
sudah dimanfaatkan dengan baik pada limbah nira dan ampas, tetapi untuk bagian
serasah tebu masih belum termanfaatkan dengan baik.

METODE PENELITIAN
Studi ini merupakan literature review dari berbagai hasil studi yang telah
diterbitkan pada berbagai publikasi, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan
didukung oleh data statistik yang relevan. Ruang lingkup analisis mencakup potensi
produk samping dan limbah buangan dari industri tebu dan potensi pemanfaatannya
baik bagi keperluan industri tebu sendiri maupun dimanfaatkan sebagai bahan
baku/bahan pembantu industri lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Observasi

Gambar 1. Lahan Tebu Pasca Panen

Gambar 2. Lahan Tebu Pasca Panen

Gambar 3. Lahan yang Sudah Dibakar


Gambar 4. Lahan Setelah Dibakar
Hasil Wawancara
Warga masyarakat dan perangkat desa (kepala Desa)
• Di Desa Sumberejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang untuk
pemanfaatan limbah tebu seperti blothong dan tetes tebu dikembalikan kepada
petani sebagai pupuk untuk tanaman tebu oleh pabrik gula
• Pemanfaatan daun tebu kering masih belum diolah secara maksimal hanya
dibakar saja, sehingga penimbulkan pencemaran udara dan kualitas tanah juga
akan menurun
• Untuk pucuk tebu digunakan sebagai pakan ternak segar yang langsung
diberikan kepada ternak, untuk pangkal tebu dibiarkan di lahan dan ikut
dibakar beserta serasah tebu
Pemanfaatan serasah tebu dapat digunakan untuk
1. Kompos
2. Vermikompos
3. Pakan ternak probiotik
4. Mulsa
5. Bahan baku kertas
6. Media tanam
Daftar Rujukan

Cociña, Ernesto Villar; Rojas, Moisés Frías; and Morales, Eduardo Valencia. 2008.
Sugar Cane Wastes as Pozzolanic Materials: Application of Mathematical
Model. ACI Materials Journal, V. 105, No. 3, May-June

Direktorat Jenderal Industri Agro. 2011. Pohon Industri Tebu. Direktorat Jenderal
Industri Agro. Kementerian Perindustrian. Jakarta. (Online).
(http://agro.kemenperin.go.id/399-POHON-INDUSTRI-TEBU, diakses
September 2016).

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia tree crop


estate statistic of Indonesia 2014-2016, Tebu (Sugarcane). Jakarta: Dirjen
Perkebunan.

Misran, E. 2005. Industri tebu menuju zero waste industry. Jurnal Teknologi
Proses 4(2):6-10.

Вам также может понравиться