Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian internal merupakan salah satu sarana yang digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan dari suatu perusahaan. Melalui
pengendalian internal ini, pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui
sampai sejauh mana pelaksanaan efektivitas perusahaan telah tercapai,
masalah-masalah yang ada dalam perusahaan juga cara-cara mengatasi masalah
tersebut. Pengendalian internal perusahaan terdiri dari lima unsur, yaitu
lingkungan pengendalian, pengukuran risiko, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi, serta pengawasan. Tujuan pengendalian internal dapat dicapai
bila unsur-unsur pengendalian itu sendiri benar- benar dipenuhi dan agar
pengendalian itu berjalan secara efektif, maka diperlukan suatu bagian tertentu
yang mengawasi dan mengevaluasi keefektifan pengendalian internal dalam
perusahaan. Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap
risiko. Perusahaan merupakan sasaran berbagai macam ekposur yang dapat
mengganggu operasi perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup
perusahaan. Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur,
pengendalian internal pada pembelian bahan baku dan persediaan bahan baku
yang efektif merupakan suatu keharusan guna kelancaran operasi 2 perusahaan,
penyediaan bahan baku yang bermutu baik, tepat waktu dan memenuhi kualitas
yang diinginkan, dengan adanya sistem pengendalian internal yang efektif
maka dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan
guna kelancaran operasi perusahaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus
dikelola.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah
dilaksanakan.
Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan
tanggung jawabnya.
Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian intern pada suatu waktu.
3
Organisasi yang mensponsor Commission harus bekerjasama dalam
mengembangkan pedoman tambahan mengenai sistem pengendalian intern.
4
hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan
pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas.
Kesalahan dalam pertimbangan. Kadang-kadang, manajemen dan personel
lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat
keputusan bisnis atau dalam melaksanakan keputusan rutin karena
informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur
lainnya.
Kemacetan. Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi
ketika personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat
kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan.
Kolusi. Individu yang bertindak bersama, dapat melakukan sekaligus
menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian
intern.
Penolakan manajemen. Praktik penolakan (override) termasuk membuat
penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti
menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi
penjualan fiktif.
Biaya versus manfaat. Pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat
biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi
kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya
dan manfaat.
5
yang diperlukan untuk membatasi tindakan yang tidak sesuai oleh
manajemen.
Auditor internal. Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi
kecukupan pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat
rekomendasi untuk perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung
jawab utama untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern.
Personel entitas lainnya. Peran dan tanggung jawab dari semua personel
lain yang menyediakan informasi kepada, atau menggunakan informasi
yang disediakan oleh, sistem yang mencakup pengendalian intern, harus
memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengkomu-
nikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan pengendalian atau
tindakan melawan hukum yang mereka temui kepada tingkat yang lebih
tinggi dalam organisasi.
Auditor independen. Sistem pengendalian intern klien dalam audit laporan
keuangan dilaksanakan terutama agar auditor dapat secara tepat
merencanakan suatu audit, baik akan menyatakan suatu pendapat atas
efektifitas pengendalian intern, maupun dapat digunakan untuk
mengidentifikasi semua, atau bahkan kelemahan yang paling signifikan
dalam pengendalian intern.
Pihak eksternal lainnya. Pembuat aturan menetapkan persyaratan
minimum untuk pengadaan pengendalian intern oleh entitas-entitas
tertentu. Contohnya Federal Deposit Insurance Corporation Improvement
Act tahun 1991, yang mensyaratkan bank-bank tertentu melaporkan
efektifitas pengendalian intern mereka mengenai pengendalian intern.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian internal pada hakikatnya adalah untuk melindungi asset
perusahaan. Pemisahan tugas adalah salah satu pengendalian internal yang
harus diterapkan di suatu perusahaan, terlebih lagi perusahaan tersebut adalah
perusahaan besar. Dengan adanya pemisahan tugas maka kecil kemungkinan
adanya pengelapan asset yang bisa dilakukan oleh pegawai. Contohnya
pemisahan tugas/fungsi pada sistem penerimaan kas, dimana yang mencatat
dan yang memegang uang harus berbeda.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini kami berharap pembaca dapat
memahami apa itu pengendalian intern. Dan sekiranya bagi pembaca dapat
7
meneliti makalah ini dan memberikan sanggahan agar ilmu kita tentang
pengendalian intern dapat lebih luas dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA