Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB IV

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Observasi
1. Keterlaksanaan Praktikum
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Batang Kapas diperoleh
data keterlaksanaan praktikum kimia terdapat pada Tabel 2 , sebagai berikut:

Tabel 2. Keterlaksanaan Praktikum Kimia di SMA Negeri 1 Batang Kapas

Keterlaksanaan Praktikum (%)

Kelas %
Terlaksana /
Judul Percobaan Keterlaksana Kategori
Tidak Terlaksana
an

1. Hukum-hukum Dasar Kimia Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk


X
2. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Terlaksana 100 % Sangat Baik

3. Termokimia Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

4. Laju Reaksi Terlaksana 100 % Sangat Baik

5. Kesetimbangan Kimia Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

6. Larutan Asam dan Basa Terlaksana 100 % Sangat Baik


XI
7. Titrasi Asam dan Basa Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

8. Buffer Terlaksana 100 % Sangat Baik

9. Hidrolisis Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

10. Koloid Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

11. Sifat Koligatif Larutan Terlaksana 100 % Sangat Buruk

XII 12. Elektrokimia Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

13. Identifikasi Karbohidrat dan Protein Tidak Terlaksana 0% Sangat Buruk

Persentase Total 38,46 % Sangat Buruk


Berdasarkan hasil data keterlaksanaan praktikum SMA Negeri 1 Batang Kapas
diatas, maka dapat diperoleh persentase keterlaksanaan praktikum secara keseluruhan
adalah sebagai berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
% Total Keterlaksanaan Praktikum = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
5
= 𝑥 100%
13

= 38, 46 %

Berdasarkan teori, keterlaksanaan praktikum diharapkan harus mencapai 100 %.


Hal ini dikarenakan materi-materi yang di praktikumkan telah disesuaikan dengan
kurikulum. Sehingga apabila praktikum tidak terlaksana 100%, maka belum tercapainya
tuntutan kurikulum dan pada akhirnya tujuan pembelajaran juga tidak tercapai. Jika
keterlaksanaan praktikum didapatkan berada dibawah 50%, maka sekolah harus
melakukan evaluasi terhadap sistem laboratorium disekolah tersebut. Hal ini disebabkan
persentase di bawah 50 % dapat dikatakan rendahnya keterlaksanaan praktikum di
sekolah tersebut. Oleh karena itu, keterlaksanaan praktikum harus sebesar 100%.

Dari data perhitungan keterlaksanaan praktikum total diatas, dapat dilihat


bahwa keterlaksanaan praktikum SMA Negeri 1 Batang Kapas secara menyeluruh
persentasenya adalah 38, 46 %. Berdasarkan teori diatas keterlaksanaan praktikum di
SMA Negeri 1 Batang Kapas dapat dikatakan keterlaksanaan praktikumnya sangat
rendah, karena persentasenya berada dibawah 50 %. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu dilakukan sebuah evaluasi terhadap sistem laboratorium di SMA Negeri 1 Batang
Kapas ini agar dapat mencapai 100%.

Jika ditinjau berdasarkan kriteria kualitas persentase menurut (Riduwan, 2010)


pelaksanaan praktikum di SMA Negeri 1 Batang Kapas sangat buruk, karena secara
menyeluruh belum mencapai 100 % pada masing-masing tingkatan baik itu kelas X, XI,
dan XII. Dimana persentase keterlaksanaan praktikum untuk kelas X, XI dan XII untuk
masing-masing adalah 50 %, 37, 50 dan 33, 33 %. Untuk praktikum di kelas X sendiri
yang terlaksana hanya satu judul praktikum, kelas XI yang terlaksana hanya tiga judul
praktikum dan kelas XII hanya satu judul praktikum dari total keseluruhan jumlah
praktikum dari masing-masing kelas yang tersedia.
2. Kondisi Laboratorium
Untuk hasil observasi terhadap kondisi laboratorium yang dilakukan dilihat dari
kelayakan dari laboratorium di SMA 1 Negeri Batang Kapas ini, diperoleh kondisi pada Tabel
3 berikut ini:
Tabel 3. Kondisi Laboratorium Kimia di SMA Negeri 1 Batang Kapas

No Kondisi Laboratorium Ketersediaan


Ada Tidak
1 Apakah sekolah mempunyai laboratorium √
2 Apakah laboratorium kimia terpisah dengan biologi dan √
fisika
3 Apakah ukuran laboratorium cocok untuk 2,5 m2/siswa √
4 Apakah terdapat ruang persiapan zat √
5 Apakah terdapat ruang timbang √
6 Apakah terdapat ruang penyimpanan (gudang) √
7 Apakah laboratorium punya ventilasi udara √
8 Apakah Laboratorium mempunyai lemari asam √
9 Apakah meja praktikum dalam kondisi ideal √
10 Apakah meja praktikum mempunyai wastafel √
11 Apakah terdapat lemari khusus alat √
12 Apakah terdapat lemari khusus zat √
13 Apakah tersedia instalasi listrik √
14 Apakah tersedia instalasi air √
15 Apakah tersedia tempat pembuangan khusus bahan √
kimia
16 Apakah laboratorium mempunyai tata tertib di √
laboratorium
17 Apakah terdapat whiteboard/ papan tulis √
18 Apakah terdapat media LCD yang operasional untuk √
digunakan
19 Apakah terdapat alat kebersihan (brush tabung reaksi, √
sabun, tisu)
Persentase Kelayakan 73,68%
Kategori Baik

Pada Tabel 3 terlihat bagaimana kondisi laboratorium kimia di SMA Negeri


1 Batang Kapas. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di peroleh persentase
kelayakan laboratorium kimia sebesar 73, 68 %. Menurut teori Kriteria Kualitas
Persentase (Riduwan, 2010) kelayakan laboratorium kimia dengan persentase 73, 68
% di SMA Negeri 1 Batang Kapas ini memiliki kategori “baik”.

Gambar 1. Bagian depan Laboratorium SMA Negeri 1 Batang Kapas

Laboratorium kimia di SMA Negeri 1 Batang Kapas sudah terpisah dengan laboratorium
fisika dan biologi, hal ini telihat dari gambar 1. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting
untuk keberlangsungan praktikum, karena dengan terpisahnya laboratorium kimia dengan
laboratorium lain akan mendukung tidak terjadinya bentrokan untuk pelaksanaan praktikum
disekolah.

Secara teori, laboratorium dikatakan baik apabila penataan komponen-komponennya


dilakukan dengan baik. Untuk idealnya sebuah laboratorium harus memilki ruangan sebagai
berikut:

a. Ruangan kegiatan belajar mengajar

b. Ruangan persiapan

c. Ruangan untuk gudang

d. Ruang gelap

e. Ruangan untuk menimbang

Didalam laboratorium dkimia di SMA Negeri 1 Batang Kapas ini terdiri atas ruangan
praktikum, ruang penyimpanan zat, ruang penyimpanan alat.Berdasarkan teori tersebut
laboratorium SMA 1 Negeri Batang Kapas bisa dikatakan kurang ideal, karena tidak ada
ruangan untuk menimbang. Hal itu dikarenakan ruangan timbang merupakan komponen yang
sangat penting untuk proses keberlangsungan praktikum untuk menimbang zat-zat yang akan
digunakan dalam pelaksanaan praktikum.
Gambar 2. Ruang Praktikum Laboratorium SMA Negeri 1 Batang Kapas

Di dalam laboratorium kimia SMA 2 Padang terdiri atas ruangan praktikum, ruang
penyimpanan zat, ruang penyimpanan alat dan ruangan pengelola laboratorium. Ruangan
praktikumnya memiliki ukuran yang cocok untuk 2, 5 m2/ siswa sesuai dengan yang
seharusnya dan di ruangan ini terdapat meja praktikum yang dikelompokkan
berdasarkan jumlah anggota kelompoknya.

Ruangan belajar mengajar atau ruang praktikum di SMA 1 Negeri Batang Kapas ini
berisikan meja praktikum dan kursi yang terbuat dari kayu serta papan tulis. Kondisi meja
praktikum tersebut sebenarnya tidaklah tepat, karena untuk idealnya meja praktikum
seharusnya terbuat dari keramik. Hal ini dikarenakan dengan meja kayu ditakutkan pada
saat praktikum berlangsung tiba-tiba zat tumpah akan menyebakan meja rusak. Idealnya
untuk meja praktikum laboratorium kimia seharusnya harus memiliki wastafel, karena hal
ini sangat penting untuk keperluan dalam mencuci alat-alat yang digunakan, serta jika ada
zat yang tertumpah air pada wastafel dapat digunakan secara langsung untuk membilas.

Di SMA Negeri 1 Batang Kapas tidak memilki ruangan persiapan zat dan timbang
yang khusus. Laboran maupun guru kimia biasanya menyiapkan bahan dan
menimbang zat dilakukan di meja di dekat meja praktikum. Dapat terlihat pada
Gambar 3. tempat dilakukan menyiapkan zat.

Gambar 3. Tempat menyiapkan bahan


Untuk Ruang penyimpanan zat di SMA Negeri 1 Batang Kapas ini bisa
dikatakan dalam kondisi layak dapat terlihat pada Gambar 4. Pada ruangan
penyimpanan ini terdapat lemari khusus untuk menyimpat zat-zat kimia, setiap zat
ini disusun berdasarkan abjad dan zat yang berwujud cair dipisahkan dengan zat
yang berwujud padat. zat itu. dari zat tersebut. Akan tetapi pada ruangan
penyimpanan zat juga terdapat alat praktikum seharusnya diruangan ini hanya ada
zat tidak ada alat-alat praktikum seperti pipet tetes, statif dan klem, tabung reaksi,
rak tabung reaksi dll.
Pada ruang penyimpanan zat ini seharusnya zat disusun juga berdasarkan sifat
dari zat itu seperti zat yang memiliki sifat korosif diletakkan pada tempat yang sama
kemudian disusun berdasarkan abjad, begitu juga untuk zat yang bersifat, iritant,
mudah meledak dan lain-lain sehingga siswa ketika mengambil zat lebih berhati-
hati dan mengurangi terjadinya kecelakaan di laboratorium.

Gambar 4. Ruang Penyimpanan Zat


Lemari penyimpanan alat juga sudah tertata dengan baik. Terlihat
penyusunannya dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatnya seperti kaca,
mudah pecah, dll. Selain itu, pada lemari penyimpanan alat ini juga diberikan
nama- nama alat serta spesifikasi alat yang terdapat dalam lemari tersebut. Sehingga
memudahkan dalam mencari dan mengambil alat tersebut. Dapat terlihat pada
Gambar 5.

Gambar 5. Lemari Penyimpanan Alat

Berdasarkan teori, ketersediaan alat dan bahan dapat menentukan keberhasilan


dan kelancaran kegiatan praktikum. Cara menyimpan alat laboratorium dengan
memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta
sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati
antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan.

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di


laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan
kode dan jumlah masing-masing. Akan tetapi, untuk SMA Negeri 1 Batang Kapas
ini sendiri tidak membuat daftar invenntaris alat, baik itu untuk alat yang rusak atau
pecah.

Selain beberapa ruangan yang menunjang di laboratorium terdapat beberapa


hal lain yang juga harus diperhatikan seperti mengenai ventilasi udara, dan westafel.
Di laboratorium ini terdapat ventilasi udara di sebelah kiri dan kanannya. Ukuran
ventilasi pun cukup besar. Sehingga udara luar lebih banyak masuk ke ruangan
laboratorium ini. Untuk kondisi ventilasi ini sendiri dapat terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Ventilasi Udara

Di laboratorium ini terdapat 4 westafel, berada pada bagian sisi kanan dan kiri
ruangan praktikum. Sedangkan untuk tempat pembuangan khusus limbah zat kimia
tidak ada, maka biasanya selesai praktikum zat tersebut dikubur didalam tanah.

3. Pengelolaan Laboratorium

Observasi yang dilakukan terhadap pengelolaan laboratorium dapat diperlihatkan dengan


persentase melalui Tabel 3. di bawah ini :
Tabel 4. Persentase Pengelolaan Laboratorium

No Pengelolaan Laboratorium Ketersediaan


Ada Tidak
1 Apakah laboratorium mempunyai struktur organisasi √
2 Apakah laboratorium mempunyai laboran √
3 Apakah laboratorium mempunyai kepala laboratorium √
4 Apakah laboratorium mempunyai buku stok alat √
5 Apakah laboratorium mempunyai buku stok zat √
6 Apakah laboratorium menyediakan kartu peminjaman alat √
dan permintaan bahan
7 Apakah terdapat buku pembelian alat dan bahan praktikum √
8 Apakah terdapat buku peminjaman alat dan bahan √
praktikum
9 Apakah terdapat buku harian (logbook) kegiatan √
laboratorium
10 Apakah terdapat jadwal penggunaan laboratorium √
Persentase 60%
Kategori Cukup Baik
Berdasarkan Tabel 4. di atas dilihat bahwa pengelolaan laboratorium kimia di
SMA Negeri 1 Batang Kapas terlaksana dengan cukup baik. Dimana persentase
pengelolaan laboratorium kimia diperoleh sebesar 60%. Menurut teori Kriteria
Kualitas Persentase (Riduwan, 2010) pengelolaan laboratorium kimia dengan
persentase 160% di SMA Negeri 1 Batang Kapas ini memiliki kategori “cukup baik”.
Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu
kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi (Sudjana, 2000 : 17). Manajemen laboratorium berarti objek yang akan
dimanajemen adalah laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri dari alat-alat dan bahan-
bahan kimia, sarana / prasarana lab, dan proses pelaksanaan praktikum.
Orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator lab, penanggung jawab teknis lab, laboran,
dan guru-guru mapel IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas Kepala Sekolah adalah
memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat
dalam pengelolaan lab, menyediakan dana keperluan operasional lab. Dalam menjalankan
tugas ini dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang juga bekerja sama
dengan koordinator lab dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.
Tugas koordinator lab adalah mengkoordinasikan masing-masing guru mapel IPA
segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada
penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab teknis lab
bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran kegiatan lab, mengusulkan
kepada Kepala Sekolah tentang pengadaan alat / bahan lab, dan bertang-gung jawab atas
kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat-alat lab. Tugas laboran adalah
mengerjakan administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum,
dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta perlengkapannya
sebelum dan sesudah praktikum.
Di laboratorium SMA Negeri 1 Batang Kapas telah tersedia struktur organisasi
yang diperlihatkan pada Gambar 7. Secara teori sekolah ini bisa dikatakan belum adanya
kesesuaian yang ditemukan di lapangan dimana di laboratorium SMA Negeri 1 Batang
Kapas ini struktur organisasinya masih bergabung dengan laboratorium yang lain.
Selain itu, laboran yang seharusnya akan mengkoordinir alat dan bahan yang ada di
laboratorium dan membantu siswa mempersiapkan alat dan bahan praktikum untuk persiapan
alat dan bahan ternyata tidak terlaksana dengan baik, karena nyatanya yang mempersiapkan
alat dan bahan praktikum adalah guru.
Gambar 7. Struktur Organisasi Laboratorium

4. Keselamatan Laboratorium
Bedasarkan hasil observasi maka didapatkan persentase keselamatan laboratorium
SMA Negeri 1 Batang Kapas yang dijelaskan pada Tabel. 5 di bawah ini:
Tabel 1. Keselamatan Laboratorrium

No Keselamatan Laboratorium Ketersediaan


Ada Tidak
1 Apakah laboratorium mempunyai alat √
pemadam kebakaran
2 Apakah laboratorium mempunyai penyerap √
debu
3 Apakah laboratorium mempunya alarm √
4 Apakah laboratorium menyediakan √
peralatan P3K yang lengkap
5 Apakah laboratorium memajang hazard √
symbol
Persentase Keselamatan Laboratorium 0%
Kategori Sangat Rendah

Berdasarkan Tabel. 5 dapat dilihat bahwa persentase keselamatan di laboratorium


SMA Negeri 1 Batang Kapas adalah 0%. Menurut teori Kriteria Kualitas Persentase
(Riduwan, 2010) keselamatan laboratorium kimia dengan persentase 0% di SMA Negeri 1
Batang Kapas ini memiliki kategori “ sangat rendah”. Nilai tersebut dapat dikatakan bahwa
persiapan keselamatan tidak tersedia dengan baik apabila terjadinya kecelakaan kerja.
B. Hasil Wawancara

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Batang Kapas

Kepala Laboratorium :
Nama Guru Kimia/ Kelas : Meriza Yanti, S.Pd
Hari/Tanggal : Sabtu/16 Februari 2019
No Pertanyaan Jawaban
Apakah Bapak/ Ibu melaksanakan semua praktikum untuk praktikum yang
1 kimia sesuai dengan silabus? Silabus Kurikulum terlaksana disesuaikan dengan
2013 atau KTSP ? silabus dan kurikulum 2013.
Praktikum untuk materi apa saja yang Bapak/ Ibu - larutan elektrolit dan non
laksanakan? elektrolit
- laju reaksi
2
- larutan asam dan basa
- buffer
- sifat koligatif larutan
Praktikum untuk materi apa saja yang tidak Bapak/ Ibu - hukum-hukum dasar kimia
laksanakan? - termokimia
- kesetimbangan kimia
- titrasi asam basa
3 - hidrolisis
- koloid
- elektrokimia
- identifikasi karbohidrat dan
protein
Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan praktikum? - tidak ada instalasi air
(Apakah karena tidak adanya laboratorium, - kekurangan alat praktikum,
kekurangan alat/bahan praktikum, tidak terampil misalnya alat titrasi
4 dalam menggunakan peralatan laboratorium, tidak
- tidak ada laboran yang
adanya laboran yang membantu atau alasan
menyiapkan alat dan bahqan
lain )
praktikum
Apa kendala-kendala tidak terlaksananya praktikum ? - memerlukan waktu yang
(Apakah karena keterbatasan waktu (karena materi cukup banyak untuk
5 pelajaran kimia cukup banyak sehingga tidak sempat praktikum
melaksanakan
- guru menyiapkan alat dan
kegiatan praktikum atau lterna lain?)
bahan sendiri, sehingga
memerlukan jam ekstra untuk
guru
- tidak adanya penuntun
praktikum
Untuk mengatasi poin 4 dan 5, apa solusi yang - harus ada instalasi air
bapak/ibu lakukan? - harus ada laboran
6
- alat praktikum lengkap
- keamanan terjamin
Apakah LKS untuk praktikum sudah tersedia secara LKs tidak ada, tetapi memakai
7 lengkap? prosedur percobaan yang ada
pada buku paket
Apakah LKS yang digunakan untuk praktikum hanya menggunakan buku
8 bapak/ibu rancang sendiri atau menggunakan LKS dari paket
buku paket?
Kapankah kegiatan praktikum ada jam khusus untuk
biasanya bapak/ibu lakukan? Apakah dilakukan diawal melaksanakan praktikum
9
pembelajaran, terintegrasi dengan teori atau diakhir
pembelajaran?

Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 6 diatas, diketahui di SMA Negeri 1


Batang Kapas ini belum melaksanakan semua praktikum kimia. Hal ini disebabkan
adanya beberapa kendala yang dijumpai oleh guru untuk melaksanakan kegiatan
praktikum, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keterbatasan waktu

Keterbatsan waktu disini dimaksudkan dari segi pelaksanaan praktikum untuk


beberapa judul praktikum yang memakan banyak waktu serta waktu untuk
menyiapkan alat dan bahan praktikum oleh guru, karena laboran praktikum disekolah
SMA Negeri 1 Batang Kapas ini tidak ada.

b. Penuntun Praktikum

Penuntun praktikum disekolah ini tidak ada, karena guru kimia disekolah ini
menggunakan prosedur percobaan yang ada pada buku paket.

c. Keamanan

Dari segi keamanan pelaksanaan praktikum, guru terkadang merasa khawatir untuk
melaksanakan praktikum karena tidak adanya jaminan keselamatan yang tersedia pada
laboratorium.

Вам также может понравиться