Rencana Bab 4

1. Perhitungan hujan rerata-rata menggunakan Metode Poligon Thiessen.

a. Catatan :
Data yang sudah diperoleh :
 Curah hujan daerah Cisampih, Ciherang, Cisalak tahun 2007 sampai 2017.
 Peta administrasi Waduk Sadawarna.
 Peta pos hidrologi WS. Citarum.
 Peta wilayah Sungai Citarum.
b. Perhitungan :
Data curah hujan yang digunakan terdiri dari 3 stasiun. Dalam analisis hidrologi untuk
menentukan hujan rerata daerah pada DAS Waduk Sadawarna menggunakan Metode
Poligon Thiessen.
 Perhitungan luas DAS Ciasem (010).
 Perhitungan luas DAS Cipunegara (014).
 Pakai rumus :
A1.R1+A2.R2+A3.R3+⋯+An.Rn
̅
R =
A1+A2+A3…An

Keterangan :
̅
R : Curah hujan rata-rata DAS (mm)
R1, R2, Rn : Curah hujan pada setiap stasiun hujan 1,2,..........,n (mm)
A1, A2,An : Luas daerah pengaruh dari setiap stasiun hujan 1,2,…..,n (Km²)
Sumber : (C.D.Soemarto, 1999. hal :11)

2. Perhitungan Evapotranspirasi menggunakan Metode Penman Modifikasi FAO.

a. Catatan :
Data yang sudah diperoleh :
 Klimatologi daerah Kalijati tahun 2009 sampai 2013.
 b. Perhitungan :
Data iklim adalah :
 Suhu udara rata-rata dalam satuan derajat Celcius (°C);
 Kelembaban relatif rata-rata dalam persen (%);
 Kecepatan angin rata-rata dalam satuan meter per detik (m/s);
 Lama penyinaran matahari dalam satu hari yang dinyatakan dengan satuan jam;
 Tekanan udara di lokasi stasiun dengan satuan kilo Pascal (KPa);
 Radiasi matahari di lokasi stasiun dengan satuan mega Joule per meter persegi
per hari (MJ/m² /hari).
Contoh perhitungan pada Lampiran.
Sumber : Skripsi, Januar ade saputra, Misgiarti, 2013.

3. Perhitungan Curah Hujan Efektif (RE).

a. Catatan :
Data curah hujan daerah yang diambil adalah data curah hujan pada stasiun tedekat
yang ada di sekitar Daerah Irigasi Waduk Sadawarna yaitu Stasiun Cisampih,
Ciherang, dan Cisalak. Dengan pengamatan 10 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2017.
b. Perhitungan :
Untuk irigasi pada curah hukan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum
tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun.
1
𝑅𝑒=0,7𝑥15𝑅(𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)

Keterangan :
Re = Curah hujan efektif, mm/ hari
R (setengah bulan) 5 = Curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5
tahun/ mm.
Di daerah-daerah proyek yang besar dimana tersedia data-data curah hujan harian,
harus dipertimbangkan untuk diadakan studi simulasi untuk menghasilkan kriteria yang
lebih terinci.
Sumber: KP 01.
4. Perhitungan Debit Aliran Rendah.
Perhitungan debit aliran rendah menggunakan metode F.J. Mock. Prinsip dari metode ini
memiliki dua pendekatan perhitungan aliran permukaan yang terjadi di sungai, yaitu neraca
air di atas permukaan tanah dan neraca air bawah tanah yang semua berdasarkan hujan,
iklim dan kondisi tanah.
 Data curah hujan : Curah Hujan (P), Hari Hujan (h),
 Evapotranspirasi terbatas (Et),
 Keseimbangan air (Water Balance),
 Aliran dan Penyimpanan Air Tanah,
 Debit Aliran Sungai (m³/dt).

5. Analisis Bangkitan Data Debit Inflow.

Setelah data debit aliran rendah diketahui dengan menggunakan metode F.J. Mock maka
selanjutnya data tersebut dianalisa kembali. Analisa yang dilakukan adalah bangkitan data
untuk memperkirakan debit aliran rendah yang terjadi selama 20 tahun kedepan. Metode
bangkitan data yang digunakan adalah metode Thomas dan Fiering. Dari bangkitan data
ini diharapkan akan didapatkan data yang mempunyai rangkaian data dengan sifat-sifat
statistik yang hampir sama dengan data historisnya.

6. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi.

 Pola tanam : Padi-Padi-Palawija.
 Perkolasi : 3 mm/hari
 Kebutuhan Air Untuk Pengolahan Lahan
Besarnya kebutuhan untuk pengolahan lahan tergantung pada besarnya evaporasi,
perkolasi sawah yang sudah dijenuhkan, jangka waktu pengolahan lahan dan
kebutuhan air untuk penjenuhan.
 Evaporasi (Eto)
 Evaporasi selama penyiapan lahan (Eo) = 1,1 x Eto
 Perkolasi (P) = 3 mm/hari
 Kebutuhan air pengganti disawah (M) = Eo + P
 Jangka waktu penyiapan lahan (T) = 30 hari
  Kebutuhan air penyiapan lahan (S) = penjenuhan + lapisan air
 k = M(T/S)
 e = 2,72
 Penyiapan lahan (IR) = M x 𝑒 𝑘 / (𝑒 𝑘 – 1)
 Penggunaan Air Konsumtif
Jumlah air yang digunakan selama pertumbuhan tanaman, dihitung dengan rumus,
Etc = Kc x Eto
 Kebutuhan Air Untuk Mengganti Lapisan Air
Kebutuhan air untuk mengganti lapisan air ditetapkan berdasarkan Standar
Perencanaan Irigasi 1986, KP-01 sebesar 3,30 mm/hari selama setengah bulan dan
dua bulan setelah transplantasi.
 Efisiensi Irigasi (IE)
Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi pada
saluran pembawa, mulai dari bendung sampai petak sawah. Kehilangan air tersebut
disebabkan karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar. Besarnya
efisiensi pada tiap saluran dipakai :
efisiensi di saluran primer (ep) = 0,9
efisiensi di saluran sekunder (es) = 0,9
efisiensi di saluran tersier (et) = 0,8
efisiensi keseluruhan (e) = ep x es x et
= 0,9 x 09 x 0,8
= 0,65
 Kebutuhan Air di Sawah (NFR)
NFR = (Etc+P+WLR) – RE padi
NFR = Etc – RE palawija
 Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi pada pintu pengambilan untuk tanaman padi dan palawija.
7. Perhitungan Kebutuhan Air Baku.
 Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk,
Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan Metode Geometrik, yaitu :
Pn = Po x (1 + r)𝑛
 Sektor Domestik (Sambungan Rumah tangga).