Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PURWOKERTO
PROGRAM STUDI PGSD
2019.1
BAb I
Pendahuluan
A. latar belakang
Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu penegetahuan dewasa ini menuntut
kualitas guru yang terbaik. Pendidikan IPS di sd merupakan salah satu mata
kuliah yang penting dalam resume ini membahas tentang perkembangan
kurikulum pendidikan IPS di SD .
Tujuan dan mafaat
1. Menjelaskan perkembangan dan tujuan pendidikan
2. Memberi cintoh keterkaitan anatra fakta konsep generalilasi nilai sikap dan
keterampilan intelektual dalam pendidikan IPS di SD kelas III dan IV
3. Menguraikan keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan
keterampilan (intelektual, personal,sosial) dalam pendidikan IPS di SD
kelas V dan VI.
4. Menguraikan keterkaitan antara berbagai isu dan masalah budaya
5. Menjelaskan macam macam pendekatan pembelajaran IPS di SD
6. Menggunakan metode ,media dan pemanfaatan sumber belajar IPS kelas
II dan IV
7. Menggunakan metode ,media dan pemanfaatan
8. Merancang menyusun prosedur dan alat evaluasi pembelajaran IPS di SD
9. Menerapkan nodel pembelajaran IPS terpadu
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 1
TINJAUAN PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS SD
Kegiatan Belajar 1
Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD
1. Kurikulum SD 1994
Membaca, menulis, dan berhitung
Muatan Lokal
IPTEK
Wawasan lingkungan
Pengembangan nilai
Pengembangan keterampilan
2. Kurikulum 2006
Kerangka dasar kurikulum (kelompok mata pelajaran)
Prinsip pengembangankurikulum
Prinsip pelaksanaan kurikulum
Stuktur kurikulum pendidikan umum dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan
Stuktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1sapai kelas 6
Kegiatan Belajar 2
2. Sanusi (1993)
Studi social adalah semua pengetahuan dan penelaaahan gejala masalah social
di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan social, dalam usaha
mencari jalan dari masalah-masalah tersebuut.
Ruang Lingkup
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, berkelanjutan dan perubahan
3. Sistem Sosian dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD
2006 kelas 3 dan 4
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan
pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu
yang terkenal dengan isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak
jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin.
Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan data.
Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam
didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada
konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai
berikut :
1. Peristiwa
2. Fakta/data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hokum
A. PERISTIWA
Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah
terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus,
tsunami, gempa bumi, gerhana matahari.
Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat
manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter
inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut
fakta.
B. FAKTA
Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah
terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga
merupakan kenyataan yang nyata.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan
untuk mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong
untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari
pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab
:
1. Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
2. Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim
suatu kota,dsb
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk
tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda,
gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan,
mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek.
D. GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikt konsep. Car mempermudah memahami generalisasi
dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses
terbentuknya generalisai 2 konsep bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari ilmu-
ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya
hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi
khusus.
1. Sosial
a. Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya
b. Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
c. Norma dan sanksi norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing
perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman
d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap
berharga
e. Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk
memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat
f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan
komunikasi.
2. Ekonomi
a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas
b. Produksi hasil proses pembuatan barang
c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.
3. Geografi
a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
b. Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan,
Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll
4. Sejarah
a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam
usaha mencapai tujuan
d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.
Kriteria memilih konsep
Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut :
1. Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu
2. Significance konsep yang bermakna
3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan
4. Durability tahan lama
5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.
Kegiatan Belajar 2
NILAI DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN INTELEKTUAL/ KEMAMPUAN
ANALISA, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS
3 DAN 4
1. Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya
yang telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari
kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan
terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut rochman
Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan
sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan
kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative
dengan intensitas berbeda dan bias berubah ubah.
Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan
terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan
keterampilan-keterampilan sebagai berikut :
1. Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini meliputi :
a. Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi
b. Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan
informasi yang dipilih dari berbagai sumber
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini
d. Kemampuan membuat keputusan
e. Keterampilan memecahkan masalah
f. Keterampilan menggunakan media
2. Keterampilan Personal
Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual
hanya pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya
mandiri. Sifat-sifat tersebut antara lain : a. Bersifat praktis atau keterampilan
psikomotor
b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok
d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning
skills)
e. Keterampilan lainnya, antara lain : 1) keterampilan fisik, 2) keterampilan
politik, 3) keterampilan pengembangan emosional (motional growth)
3. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina
kesadaran sosial. Dengan ni siswa diharapkan mampu berkomnikasi
dengan sesame manusia, lingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini
merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum
SD 2005 Kelas 5 dan 6
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan
konsep dan generalisasi.
Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur
untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia
ini.
Kegiatan Belajar 2
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang,
tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan
sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk,
nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain
dalam lingkungannya.
• Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh,
merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi.
Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
• Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya
indicatorindikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang,
aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang
diutarakan, perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan
(Kosasih Djahiri, 1985: 18)
1. Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia
2. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan.
3. Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
• SIKAP
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang
sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran
dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari
kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan
terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut Rochman
Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan
sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan
negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu
sendiri bias berubah-ubah.
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai
dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki
seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak.
Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah
satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan
bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek
kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak.
Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut :
o Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif o Adanya
hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
Kelas 5
Topik 1
Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di
Indonesia.
Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain :
1. Nilai Material
Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang
sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan sumber daya
alam tanah air kita yang melimpah.
2. Nilai Vital
Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :
a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b. Tekun (dalam mempelajarinya)
c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan
belajar pada umumnya)
d. Dan seterusnya.
3. Nilai Kerohanian
• Siswa memiliki rasa seperti berikut :
a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah
memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi disampaikan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan terhadap
kelestarian alam)
e. Dst.
• Keterampilan Personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari
keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan
kepada keterampilan yang sifatnya mandiri.
Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan
psikomotor, seperti keterampilan berbuat. Berlatih serta mengkoordinasi
indera dan anggota badan. Keterampilan praktis ini tampak dalam hal
kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan
sebagainya.
Keterampilan studi dan kebiasaan kerja.
• Keterampilan Sosial
Keteraampilan itu meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina
kesadaran sosial. Siswa mampu berkomunikasi dengan sesame manusia,
lingkungan dimasyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari
penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan dan pembinaan
yang tampak dalam proses belajar mengajar antara lain mampu
melaksanakan dengan baik :
1. Berdiskusi dengan teman
2. Bertanya kepada siapapun
3. Menjawab pertanyaan orang lain
4. Menjelaskan perbuatan kepada orang lain
5. Membuat llaporan
6. Memerankan sesuatu, dan seterusnya. (Belen dan kawankawan,
1990:348)
Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang
perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih
gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan
siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran,
mengerti istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan
sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka
membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian.
Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa
memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.
Kegiatan Belajar 3
Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai,
Sikap dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal,
Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6
Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui
proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan
siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM
secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum di lapangan
direalisasikan dan dapat diamati seara faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Konsep:
1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing,
patriotism, organisasi politik, HAM, dan seterusnya.
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan 2.
Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material
Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya 2.
Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya
dan seterusnya
Keterampilan personal:
1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan
kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin
dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya
A. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional lebih
disertakan lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
dan isu-isu internasional yang bersifat lintas Negara dan lintas budaya.
Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan
dihadapioleh berbagai bangsa dan Negara. Masalah ini semakin dipacu oleh
kemajuan IPTEK. Contoh isu dan masalah yang bersifat global diantaranya :Krisis
energi, jarak antara Negara kaya dan miskin, kepadatan pendudukan, populasi,
perang nuklir, perdagangan internasional, kkomunikasi dan perdagangan obat
terlarang
Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga Negara yang memiliki
kepedulian terhadap masalah dan isu global. Keanekaragaman budaya
merupakan ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian setiap bangsa
ataupun memiliki seperangkat gagasan, tindakan dan hasil karya yang berbeda.
Masalah keanekaragaman budaya yang utama adalah pembauran atau
asimilasi. Pembauran adalah suatu proses social dari golongangolongan manusia
yang berlatabelakang yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati
sert peduli terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya
pembauran.
Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan,
mendorong perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk
menumbuh kembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman
budaya dalam memahami dan menyikapi globalisasi.
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup
termasuk didalamnya manusia dan prilaku yang mempengaruhi kelangsungan
prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Aspek-aspek yang termasukkedalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal
yaitu:
1. Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup
yang bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air
dll
2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup
yang berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan,
manusia dll.
3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic
yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok
yang ada diluar dirinya
5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non
materi yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan
karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari
FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan
lingkungan hidup manusia, yaitu:
1. Perkembangan populasi manusia yang cepat
2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4. Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang
konsepsional dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan
keselarasan lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia
dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya
pada masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh
kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai,
mewarisi, memelihara dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara
professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi yaitu untuk mengembangkan
disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu lingkungan untuk kepentingan
bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau
hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi)
yang bersifat mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau
pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam
pergaulan antara pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang terjadi.
Peristiwa hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hokum, ketertiban, dan kesadaran hokum dengan pendidikan
IPS yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang
besar terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya
IPS bertujuan membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap
pengetahuan dan kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti
dengan lingkungannya. Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek
tentang hokum, ketertiban dan kesadaran hokum penting dimiliki oleh siswa
sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara
Manusia meripakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa
berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social
berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi
dengan sesama, manusia akan terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu
masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa
ada aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang
tertib, aman, adil, serasi, seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara pengetahuan
nilai dan skill pada diri siswa.
Apabila dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu
dengan pendekatan integrase dan korilasiterhadap permasalahan-permasalahan
sehari-hari yang dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki
pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Karakteristik pembelajaran di SD secara umum merupakan pendidikan
kognitif sebagai dasar persitifasi social. Artinya, pusat perhatian utama
pembelajaran IPS adalah pengembangan murid sebagai aktor sosial yang cerdas.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD
adalah kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukkan
individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari
anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau
cerdas tidak lain secara rasional dan emosional.
Pendekatannya yaitu berorientasi pada proses penelitian dan proses
konseptualisasi.
Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagaipendekatan
inquiri. Pendekatan yang berorientasi pada proses pemahaman dan penggunaan
factor, konsep, generalisasi dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya
dengan proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh
karena itu seseorang akan dapat meningkatkan isi dan dinamika schemata dalam
pikirannya.
Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakandua pendekatan
kognitif,dimana satu laman lain mengisi. Proses konseptualisasi di perlukan dalam
proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah serta
pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses konseptualisasi terutama
pada saat penerusan generallisasi dan teori.
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS
di SD
Emosi, nilai dan sikap serta perilaku social merupakan dimensi social dan
personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada dasarnya
bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti
dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan dipandang berharga
sedangkan sikap adalah kecenderungan berbuat. Emosi, nilai dan sikap serta
perilaku social dapat dikembangkan dalam suasana formal dan informal.
Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi
nilai secara bebas terarah penamaan nilai, suri teladan, dan klarifikasi terintegrasi
struktur.
Kegiatan Belajar 1 :
Merancang dan Menetapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4
dengan Pendekatan Kognitif
Metode Mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Dalam memilih
metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tujuan pembelajaran
b. Kemampuan guru teerhadap materi dan metode yang akan dipilih
c. Kemampuan siswa yang belajar
d. Jumlah siswa yang belajar
e. Situasi atau kondisi saat belajar
f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar)
g. Evaluasi yang dipakai
Macam metode seperti metode ceramah, metode diskusi kelompok, panel study
kasus, metode brainstorming, diskusi formal, metode Tanya jawab, metode kerja
kelompok dll.
Media dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
1. Media visual (visual dapat diproyeksikan, dan tidak dapat diproyeksikan)
2. Media audio
3. Media audio visual
Pendekatan kognitif dalam proses belajar mengajar meliputi 3 aspek pokok
sebagai berikut:
1. Aspek pengetahuan (knowledge)
2. Aspek pemahaman (comprehension)
3. Aspek penerapan (application)
Selain tiga spek pokok tersebut, ada 3 aspek lain yang lebih tinggi, yaitu analisi,
sintesis dan evaluasi.
Kegiatan Belajar 2 :
Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan
4 yang BerlandaskanPendekatan Sosial
Pendekatan Sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses social
akan dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu
anak didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat
dan hubungan antar pribadi.
Maksud dari pendekatan social adalah sebagai berikut:
1. Model Investigasi Kelompok
2. Model Inkuiri Sosial
3. Model Laboratori
4. Model Yurisprudensial
5. Model Bermain Peran
6. Simulasi Sosial
Model pendekatan social mempunyai 3 ciri utama sebagai berikut :
1. Adanya aspek-aspek social dalam kelas yang dapat menumbuhkan
terciptanya diskusi social
2. Adanya peranan hipotesis yang dapat digunakan sebagai arahan dalam
memecahkan masalah
3. Dalam menguji hipotesis dipergunakan masalah yang harus dipecahkan
Tahap-tahap model Inquiri social, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis
3. Tahap definisi
4. Tahap eksplorsi
5. Tahap pembuktian
6. Tahap generalisasi
Contoh penerapan dikelas 3 semester 1 yaitu
KD: Kemampuan mendeskripsikan bentuk-bentuk kerjasama/kerja bakti
dilingkungan keluarga.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD kelas 3 dan 4
Dengan Pendekatan personal
Pendekatan personal adalah pendekatan didalam belajar mengajar yang
berorientasi kepada perkembangan diri individu dan pembentukan pribadi.
Teori-teori yang menghasilkan model-model yang serumpun dengan pendekatan
personal adalah sebagai berikut:
1. Model pengajaran non direktif, oleh Varl Rogers
2. Model latihan kesabaran, oleh Frit Pers dan William Schultz
3. Model Sympatic oleh William Gordon
4. Model system konsepsional oleh David Hunt
5. Model pertemuan kelas oleh William Glasser
Glasser membedakan pertemuan kelas menjadi 3 tipe :
1. Tipe pertemuan Pemecahan Sosial
2. Tipe pertemuan Terbuka
3. Tipe pertemuan Terarah Terbuka
Dalam pertemuan kelas, tahap-tahap yang harus dilalui adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4. Mengidentifikasi alternative tindakan
5. Merumuskan kesepakatan
6. Perilaku tindak lanjut
Contoh penerapannya dikelas 4 semester 2, yaitu :
KD : kemampuan menggambar peta lingkungan setempat
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4
Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan
mengusahakan terjadinya perilaku siswa.
Pendekatan modifikasi perilaku dapat dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Pengelolaan Kontingensi
2. Mawas diri atau pengendalian diri
3. Relaksasi
4. Reduksi stress
5. Assertive training
6. Direct training
Model mengajar pengendalian diri melalui 5 tahap berikut :
1. Pengenalan prinsip
2. Menetapkan data dasar
3. Menyiapkan program yang realistis
4. Pelaksanaan program
5. Evaluasi dan tindak lanjut
Contoh penerapan dikelas 4 semester 1 yaitu :
KD : Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat
(provinsi)
Kegiatan Belajar 5
Merancang dan Menerapakan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4
yang berlandaskan Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengelolaan
materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada siswa. Pendekatan
ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher centered)
Metode ceramah baik digunakan jika: bahan yang digunakan merupakan bahan
yang baru, jika jumlah siswa banyak, siswa dapat memahami informasi yang
disampaikan melalui kata-kata.
Contoh menerapkan pendekatan ekspositori dikelas 4:
KD: kemampuan menunjukkan jenis persebaran sumber daya alam dan
pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.
MODUL 7
METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS DIKELAS 5
DAN 6
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD
yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu merespons
rangsangan yang datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu
melalui mengorganisasi data, merumuskan masalah, dan membangun konsep
untuk memecahkan masalah denga symbol-symbol verbal dan nonverbal.
Melaui penerapan metode inquiri diharapkan siswa memiliki keterampilan dalam
proses ilmiah, menguasai strategi penelitian secara kreatif.
Langkah-langkah motode inquiri yaitu:
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan verivikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelaskan
5. Menganalisis proses inquiri
Contohnya dikelas 6 semester 2 berikut:
KD : kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara
tetangga.
Indikatornya yang menjurus ke pendekatan kognitif : siswa bisa menunjukkan letak
peta, menyebutkan nama-nama Negara, membandingkan ciri gejala sosial di
Indonesia.
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD
yang Berlandaskan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu berhadapan dengan orang
lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala sosial yang
muncul. Metode inquiri sosial tepat untuk mengkaji gejala-gejala sosial. Metode
inquri sosial memungkinkan siswa berfikir dan mencari fakta-fakta, informasi atau
data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi beban dan terarah.
Langkah – langkah metode inquri yaitu : orientasi, penyusunan hipotesis, definisi,
eksplorasi, pembuktian hipotesis dan generalisasi.
Contohnya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :
KD : kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di
Indonesia.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD
yang Berlandaskan Pendekatan Personal
Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada usaha
membantu siswa untuk menekankan pada setiap individu mempunyai
karakterristik yang berbeda. Oleh karena itu ,menuntut pendekatan yang berbeda
pula .Salah satu contoh pendekatan personal adalah metode pertemuan kelas.
Langkah-langkah metode petemuan kelas adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4. Mengidentifikasi alternative tindakan
5. Merumuskan kesepakatan
6. Perilaku tidak lanjut
Evaluasi atau penilaian yaitu suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efesiensi suatu program.
Dalam menyusun tes atau soal hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Tentukan tujuan tes
2. Pilih Kompetensi Dasar (KD)
3. Pilih materi pokok dan hasil belajar dan indicator materi sesuai dengan
4. Kompetensi Dasar (KD)
5. Buatlan indicator tes atau TIK
6. Susunlah soal berdasarkan indicator tes atau TIK yang telah dibuat
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses
Belajar IPS Aspek Kognitif
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai 2 tingkatan sebagai berikut
:
Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini : a.
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan
b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman
c. Evaluasi yang mengungkap penerapan
Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal-hal berikut ini : a.
Analisis
b. Sintesis
c. Evaluasi
Aspek kognitif untuk siswa SD cukup tingkatan yang lebih rendah, yaitu yang
hanya mengungkapkan ingatan, pemahaman dan aplikasi.
Dalam rancangan alat evaluasi atau tes, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku
yang meliputi hal-hal berikut ini:
a. Kompetensi Dasar
b. Materi pokok/hasil bahasan
c. Indikator Materi
d. Menyusun/membuat indicator untuk kisi-kisi soal
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi dan Sikap Sosial
Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan
orang lain, dengan kelompok atau antar kelompok. Untuk dapat terjadi interaksi
sosial perlu ada kontak sosial dan komunikasi. Ada 3 macam kontak sosial, yaitu
antara orang perorang, orang dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial, perlu mempelajari
hal-hal berikut: a. Kompetensi dasar
b. Materi pokok
c. Hasil Belajar
d. Indicator Materi
e. Kisi-kisi tes
Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah afektifselain daftar
pertanyaan juga sebagai berikut : skala niali, daftar cek, laporan pribadi, dan
wawancara.
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Keterampilan IPS
Keterampilan—keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun
mental dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Conny Semiawan dkk (1985) keterampilan-keterampilan mendasar
dalam proses berfikir dan berkarya dibidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian,
yaitu :
1. Mengorganisasi atau mengamati, termasuk didalamnya yaitu :
a. Menghitung
b. Mengukur
c. Mengklasifikasikan
d. Mencari hubungan ruang/waktu
2. Membuat hipotesis
3. Merencanakan penelitian/eksperimen
4. Mengendalikan variable
5. Menginterprestasi atau menafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara
7. Meramalkan (memprediksi)
8. Menerapkan (mengaplikasi)
9. Mengkomunikasikan
Cara merancang evaluasi keterampilan IPS di SD perlu dipelajari kurikulum SD
yang berlaku, khususnya mengenal hal-hal berikut :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pokok
3. Hasil Belajar dan Indikator materi
Misalnya dalam KD kelas 5 semester 2 ini : kemampuan memahami keragaman
ketampakan alam dan buatan di Indonesia.
Cara menyusun alat evaluasi keterampilan IPS, misalnya untuk siswa kelas 5
semester 1 dengan materi pokok berikut : penduduk dan system pemerintahan di
Indonesia.
MODUL 9
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS TERBARU
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Menggunakan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah
Masalah dapat diartikan setiap hal yang mengundang keraguan-keraguan, ketidak
pastian atau kesulitan yang harus diatasi dan diselesaikan. Masalah sosial yaitu
suatu situasi yang mempengaruhi banyak orang dan dianggap sebagai sumber
kesulitan atau ketidakpuasan yang menuntut untuk dipecahkan.
Secara umum kita mengenal 3 cara pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Pemecahan masalah secara otoritatif
2. Pemecahan masalah secara Ilmiah
3. Pemecahan masalah secara metafisik
Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah, seyogyanya berdasarkan pada pemikiran kritis
dan reflektif yang mengikuti proses kerja sebagai berikut :
1. Menyadari adanya masalah
2. Mencari petunjuk untuk pemecahannya
a. Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya
b. Ujilah kemungkinan-kemungkinan pemecahan tersebut dengan kriteria
tertentu
3. Penggunaan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan
tinggalkan kemungkinan pemecahan yang lain.
Dalam menerapankan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah, yakni dari merumuskan masalah sampai pada
pemecahan masalah dengan menggunakan strategi yang cocok.
Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 dengan KD : kemampuan memahami
keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
Maka pengalaman belajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah
bagi siswa adalah merangsang mereka untuk berfikir secara ilmiah dan
mengembangkan daya nalar mereka dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan yang menghadapi berbagai masalah kehidupan yang menghadang
didepannya.
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Menggunakan Pendekatan Humanistik (Wawasan Bidang Interkeilmuan)
Pendekatan humanistic adalah pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar yang
menyoroti suatu topic/tema yang termasuk bidang ilmu lain yang relevan (terkait)
sehingga para murid melihat masalah/ topic tersebut lengkap dan terpadu.
Tujuan pendekatan humanistic yaitu agar para murid dapat menelaah dan
memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang pada akhirnya
mereka dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.
Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :
KD : kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Menggunakan Pendekatan Wilayah (Geografi)
Pendekatan wilayah adalah pendekatan suatu masalah dengan menyoroti dari
berbagai aspek kehidupan secara mendetail diwilayah. Tujuannya untuk
memberikan pengertian pada murid secara terpadu mengenal suatu masalah
secara wilayah.
Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan wilayah perlu memperhatikan bahwa wilayah-wilayah atau
gejalagejala yang terjadi dipermukaan bumi merupakan hasil interaksi antar
wilayah.
Contoh penerapannya dikelas 4 semester 1 dengan KD : kemampuan menunjukan
jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan
ekonomi dilingkungan setempat (provinsi).
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Menggunakan Pendekatan Metode Proyek
Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan
oleh perseorangan atau kelompok kecil. Kegiatan belajar mengajar yang
menggunakan pendekatan metode proyek harus memperhatikan kriteria metode
proyek sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 5
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Menggunakan Pendekatan Kurun Waktu (Time Line)
Konsep waktu ditinjau dari segi ilmu filsafat yaitu masa lampau, masa kini dan
masa depan. Penerapan pendekatan waktu dalam kegiatan belajar mengajar,
berarti kita mempelajari sejarah. Didalam sejarah ada 3 konsep mengenai waktu
yang berdasarkan ruang, berdasarkan matematika dan berdasarkan asosiasi.
Dalam merancang model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan kurun waktu, berarti kita merancang model pembelajaran untuk
mengajarkan sejarah.
Dengan memahami kejadian masa lampau, kita dapat mengambil banyak
pelajaran, kemudian kita jadikan sebagai ―guru‖ untuk menghadapi masa
depan. Dalam berbekal pengalaman masa lampau kita diharapkan lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan dan tidak mengulang
kesalahan/kegagalan yang pernah dialami.
Contoh penerapannya dikelas 6 semester 1 dan langkah-langkah selanjutnya
sebagai berikut :
1. Memahami KD
Kemampuan menganalisis peristiwa di sekitar proklamasi
2. Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi
3. Hasil Belajar
Mengurikan persiapan sampai dengan detik-detik proklamasi
4. Indikator Materi
Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi
(peristiwa rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, detik-detik proklamasi
kemerdekaan) dan Indikator.
5. Menyampaikan materi pelajaran berdasarkan indicator materi diatas
dengan ceramah
6. Mengadakan Tanya jawab mengenai apa yang disampaikan beserta
mengamati bukti-bukti sejarah seperti foto-foto saat proklamasi.
7. Berikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan sejarah dimana
mereka tinggal, berdasarkan informasi dari narasumber setempat. 8.
Menyimpulkan materi pelajaran secara garis besar 9. Mengadakan
penilaian dan tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiyo, dkk edisi 2 PDGK4106, Pendidikan IPS di SD, Modul 1-9, Universitas
Terbuka Bandung