Вы находитесь на странице: 1из 12

“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.

1 Maret 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT SOSIAL EKONOMI


DAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG
PERAWATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI
PADA ANAK USIA BALITA DI DESA MANCASAN
BAKI SUKOHARJO

Rahayu Setyaningsih1, Irfan Prakoso2

Abstract

Background: Dental abnormalities are often found in preschool children is dental


caries (cavities), since in general the state of children's oral hygiene is worse and
more children eating food and drinks that cause caries than adults. The role of
parents is indispensable in maintaining the health of children, especially dental
and oral hygiene for children of preschool age are still dependent on their
parents.
The Purpose : to determine the relationship between the level of education,
socioeconomic level and the level of parental knowledge about dental treatment
with the incidence of dental caries in children under five year”s in the village
Mancasan.
Subjects: The population in this study were all parents in Mancasan village who
have toddlers as many as 50 people.The sample in this study
used a sampling technique total sampling.
Methods: This research is an analytical research design correlation to determine
the relationship between the level of education, socioeconomic level and the level
of parental knowledge about dental care
Results: the results of multivariate statistical test values obtained Nagelkerke R
Square of 47.3%
Conclusion: a variable level of education, socioeconomic level and the level of
knowledge together can influence the incidence of dental caries in children under
five years of 47.3% and the remaining 52.7% influenced by other variables.

Keywords: Education level, social economy, the level of knowledge, Dental


Caries

PENDAHULUAN Orang tua mempunyai kewajiban


Kelainan gigi yang sering dijumpai dalam menjaga kebersihan gigi pada
pada anak prasekolah adalah karies anak dan pada masa ini, berbagai
gigi (gigi berlubang), karena pada masalah kesehatan dapat terjadi
umumnya keadaan kebersihan mulut pada anak usia prasekolah, salah
anak lebih buruk dan anak lebih satunya adalah karies gigi atau yang
banyak makan-makanan serta biasanya dikenal gigi berlubang.
minuman yang menyebabkan karies Prevalensi nasional masalah gigi
dibanding orang dewasa. Peran dan mulut adalah 25,9 persen,
orang tua sangat diperlukan dalam sebanyak 14 provinsi mempunyai
pemeliharaan kesehatan anak, prevalensi masalah gigi dan mulut di
khususnya kebersihan gigi dan atas angka nasional. Secara
mulut karena anak usia prasekolah keseluruhan kemampuan untuk
masih bergantung pada orang tua. mendapatkan pelayanan dari tenaga

13
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

medis gigi sebesar 8,1 persen EMD dan tingkat pengetahuan orangtua
(Effective Medical Demand). tentang perawatan gigi sebagai
Ditemukan EMD meningkat pada variabel bebas (independent
kelompok umur yang lebih tinggi variable) dengan kejadian karies
umur 45-54 tahun meningkat gigi pada anak usia balita sebagai
(EMD:10,6 dibanding EMD umur 12 variabel terikat (dependent variable).
tahun: 7,0), EMD di perkotaan (8,6)
lebih besar dari EMD perdesaan POPULASI, SAMPEL, DAN
(7,5), dan EMD meningkat pada TEHNIK SAMPLING
status ekonomi lebih tinggi (EMD Populasi pada penelitian ini adalah
teratas: 9,0). Prevalensi nasional seluruh orangtua yang ada di Desa
menyikat gigi setiap hari adalah Mancasan yang mempunyai balita
94,2 persen sebanyak 15 provinsi sebanyak 50 orang.
berada dibawah prevalensi nasional. Sampel dalam penelitian ini adalah
Untuk perilaku benar dalam orangtua yang mempunyai anak
menyikat gigi berkaitan dengan balita di Desa Mancasan sebanyak
faktor gender, ekonomi, dan daerah 50 orang.
tempat tinggal. Ditemukan sebagian Dalam penelitian ini peneliti
besar penduduk Indonesia menyikat menggunakan teknik sampling jenuh
gigi pada saat mandi pagi maupun atau total sampling.
mandi sore, (76,6%).
Berdasarkan hasil wawancara pada HASIL PENELITIAN
10 ibu yang memiliki anak usia Dibawah ini akan dipaparkan
balita, 6 ibu mengharuskan anaknya karakteristik responden orangtua
menggosok gigi dan 4 ibu tidak berdasarkan jenis kelamin,
mengharuskan anaknya gosok gigi pendidikan, pekerjaan, pendapatan
dikarenakan anaknya yang rewel dan karakteristik balita berdasarkan
dan 4 anak yang rewel tersebut jenis kelamin dan umur sebagai
mengalami karies gigi. Orangtua berikut:
belum mengetahui bagaimana cara
merawat gigi anak yang benar. 1. Karakteristik responden
Berdasarkan hal tersebut peneliti orangtua
tertarik untuk mengetahui a. Berdasarkan jenis kelamin
“Hubungan antara Tingkat
Pendidikan, Tingkat Sosial Ekonomi Tabel 1
dan Tingkat Pengetahuan Orangtua Jns Klmin f (%)
tentang Perawatan Gigi dengan Laki-laki 9 18
Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Perempuan 41 82
Balita di Desa Mancasan”. Jumlah 50 100

TUJUAN PENELITIAN Dari tabel di atas diperoleh


Mengetahui hubungan antara tingkat informasi bahwa 41
pendidikan, tingkat sosial ekonomi responden (82 %) berjenis
dan tingkat pengetahuan orangtua kelamin perempuan dan 9
tentang perawatan gigi dengan responden (18%) adalah
kejadian karies gigi pada anak usia berjenis kelamin laki-laki.
balita di Desa Mancasan.

DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
analitik dengan desain korelasi untuk
mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi

14
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

b. Berdasarkan umur adalah dengan pendapatan


kurang dari 2 juta rupiah
Tabel 2 perbulan yaitu 41 orang
Umur (82%), dan jumlah responden
f (%)
(Tahun) dengan pendapatan di atas 2
25 - 30 26 52 juta rupiah perbulan adalah 9
31 - 35 11 22 orang (18%).
36 - 40 4 8
41 - 45 6 12 e. Berdasarkan pekerjaan
46 - 50 2 4
51 - 55 1 2 Tabel 5
Jumlah 50 100 Pekerjaan f (%)
Wiraswasta 18 36
Dari tabel di atas diperoleh IRT 14 28
informasi bahwa jumlah Buruh 11 22
responden terbanyak adalah Guru 4 8
usia 25 – 30 tahun yaitu 26 Pedagang 2 4
orang (52%), dan jumlah Perawat 1 2
responden paling sedikit usia 51 Jumlah 50 100
- 55 tahun yaitu 1 orang (2 %).
Dari tabel di atas diperoleh
c. Berdasarkan pendidikan
informasi bahwa jumlah
Tabel 3 responden yang terbanyak
Pendidikan f (%) adalah bekerja sebagai
SD 5 10 wiraswasta yaitu 18 orang
SMP 29 58 (36%), dan responden paling
SMA 12 24 sedikit bekerja sebagai
Diploma 1 2 perawat yaitu sebanyak 1
Sarjana 3 6 orang (2%).
Jumlah 50 100
2. Karakteristik balita
a. Berdasarkan jenis kelamin
Dari tabel di atas diperoleh
informasi bahwa jumlah Tabel 6
responden terbanyak adalah Jns Klmin f (%)
berpendidikan SMP yaitu 29 Laki-laki 23 46
orang (58%), dan jumlah Perempuan 27 54
responden paling sedikit Jumlah 50 100
berpendidikan diploma yaitu 1
orang (2 %) Dari tabel di atas diperoleh
informasi bahwa 23 balita (46 %)
d. Berdasarkan pendapatan
berjenis kelamin laki-laki dan 27
perbulan balita (54%) berjenis kelamin
Tabel 4 perempuan.
Pendapatan f (%)
< 2 juta 41 82 b. Berdasarkan usia
>2 juta 9 18 Tabel 7
Jumlah 50 100 Usia
f (%)
(Tahun)
Dari tabel di atas diperoleh
informasi bahwa jumlah 1-3 16 32
responden yang terbanyak 4-5 34 68
Jumlah 50 100

15
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

Dari tabel di atas diperoleh Dari tabel di atas dapat


informasi bahwa jumlah balita diketahui bahwa sebagian
yang terbanyak adalah usia 4-5 besar responden berada
tahun yaitu 34 orang (68%), dan pada tingkat pengetahuan
balita sebanyak 16 orang (32%) tinggi yaitu 31 orang (62%),
berusia 1-3 tahun. sedangkan 19 orang (38%)
berada pada tingkat
3. Hasil penelitian pengetahuan rendah.
a. Variabel tingkat pendidikan
d. Variabel kejadian karies gigi
Tabel 8
Tingkat Tabel 11
f (%) Kejadian Karies
Pendidikan f %
Tinggi 16 32 Gigi
Rendah 34 68 Karies 23 46
Jumlah 50 100 Tidak 27 54
Jumlah 50 100
Dari tabel di atas dapat
Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa sebagian
diketahui bahwa sebagian
besar responden berada
besar balita tidak mengalami
pada tingkat pendidikan
karies gigi yaitu 27 orang
rendah yaitu 34 orang (68%),
(54%), sedangkan 23 orang
sedangkan 16 orang (32%)
(46%) mengalami karies gigi.
berada pada tingkat
pendidikan tinggi.
e. Hubungan tingkat pendidikan
dengan kejadian karies gigi
b. Variabel tingkat sosial
ekonomi (pendapatan) Tabel 12
Kejadian Karies
Tabel 9 Tingkat Gigi
Tingkat Pendidi Jumlah
f (%)
Pendapatan Kan Karies Tidak
Tinggi 9 18
Rendah 41 82 Tinggi 2 14 16
Jumlah 50 100 Rendah 21 13 34
Jumlah 23 27 50
Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa sebagian Berdasarkan tabel di atas
besar responden berada dapat dilihat bahwa:
pada tingkat sosial ekonomi 1) Terdapat responden yang
rendah yaitu 41 orang (82%), mempunyai tingkat
sedangkan 9 orang (18%) pendidikan tinggi yaitu 16
berada pada tingkat sosial orang, dengan 2 balita
ekonomi tinggi. yang mengalami karies
gigi dan 14 balita tidak
c. Variabel tingkat pengetahuan mengalami karies gigi.
2) Terdapat responden yang
Tabel 10 mempunyai tingkat
Tingkat pendidikan rendah yaitu
f %
Pengetahuan 34 orang, dengan 21 balita
Tinggi 31 62 yang mengalami karies
Rendah 19 38 gigi dan 13 balita tidak
Jumlah 50 100 mengalami karies gigi.

16
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

Berdasarkan hasil uji statistik kejadian karies gigi pada anak


bivariat dengan menggunakan balita di Desa Mancasan.
chi square dengan α = 5%
(0,05) diperoleh p sebesar g. Hubungan tingkat
0,001 sehingga p < 0,05, yang pengetahuan dengan kejadian
berarti hipotesa diterima maka karies gigi
dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan tingkat Tabel 14
pendidikan dengan kejadian Kejadian Karies
karies gigi pada anak balita di Tingkat Gigi
Jumlah
Desa Mancasan. Pengetahuan
Karies Tidak
f. Hubungan tingkat osial Tinggi 9 22 31
ekonomi dengan kejadian Rendah 14 5 19
karies gigi Jumlah 23 2 50
Tabel 13 Berdasarkan tabel di atas
Kejadian Karies dapat dilihat bahwa
Tingkat Gigi
Sosial Jumlah 1) Terdapat responden yang
Ekonomi Karies Tidak mempunyai tingkat
pengetahuan tinggi yaitu 31
Tinggi 1 8 9 orang, dengan 9 balita yang
Rendah 22 19 41 mengalami karies gigi dan
Jumlah 23 27 50 22 balita tidak mengalami
karies gigi.
Berdasarkan tabel di atas 2) Terdapat responden yang
dapat dilihat bahwa mempunyai tingkat
1) Terdapat responden yang pengetahuan rendah yaitu
mempunyai tingkat sosial 19 orang, dengan 14 balita
ekonomi tinggi yaitu 9 yang mengalami karies gigi
orang, dengan 1 balita yang dan 5 balita tidak
mengalami karies gigi dan 8 mengalami karies gigi.
balita tidak mengalami
karies gigi. Berdasarkan hasil uji statistik
2) Terdapat responden yang bivariat dengan menggunakan
mempunyai tingkat sosial chi square dengan α = 5%
ekonomi rendah yaitu 41 (0,05) diperoleh p sebesar
orang, dengan 22 balita 0,002 sehingga p < 0,05, yang
yang mengalami karies gigi berarti hipotesa diterima maka
dan 19 balita tidak dapat ditarik kesimpulan
mengalami karies gigi. bahwa ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan kejadian
Berdasarkan hasil uji statistik karies gigi pada anak balita di
bivariat dengan menggunakan Desa Mancasan.
chi square dengan α = 5%
(0,05) diperoleh p sebesar
0,02 sehingga p < 0,05, yang
berarti hipotesa diterima maka
dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan tingkat
sosial ekonomi dengan

17
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

h. Hubungan tingkat pendidikan, 3) Adanya hubungan yang


tingkat sosial ekonomi dan negatif dan signifikan antara
tingkat pengetahuan dengan tingkat pengetahuan
kejadian karies gigi dengan kejadian karies gigi
pada anak balita.
Tabel 15 Responden yang memiliki
Variabel tingkat pengetahuan tinggi
OR P
Independen mampu mencegah anak
Tingkat balitanya untuk mengalami
0,133 0,035
Pendidikan karies gigi 11 kali lebih baik
Tingkat Sosial daripada responden yang
0,163 0,179
Ekonomi memiliki tingkat
Tingkat pengetahuan rendah. (OR =
0,118 0,008
Pengetahuan 0,118 ; p=0,008)
Nagelkerke R Square 47,3 % 4) Bahwa hasil penelitian
menunjukkan variabel
Hasil Analisa Multivariat independen secara
Regresi Logistik Ganda Antara bersama-sama
Tingkat Pendidikan, Tingkat mempengaruhi variabel
Sosial Ekonomi dan Tingkat dependen dapat dilihat
Pengetahuan Dengan pada nilai Nagelkerke R
Kejadian Karies Gigi Square 47,3% artinya
bahwa variabel tingkat
Berdasarkan tabel di atas pendidikan, tingkat sosial
dapat dilihat bahwa : ekonomi dan tingkat
1) Adanya hubungan yang pengetahuan orangtua
negatif dan signifikan antara mampu mempengaruhi
tingkat pendidikan dengan kejadian karies gigi pada
kejadian karies gigi pada anak balita sebesar 47,3 %
anak balita. Responden dan sisanya 52,7 %
yang memiliki tingkat dipengaruhi oleh variabel
pendidikan tinggi mampu lain di luar penelitian
mencegah anak balitanya
untuk mengalami karies gigi PEMBAHASAN
13 kali lebih baik daripada 1. Hubungan Tingkat Pendidikan
responden yang memiliki dengan Kejadian Karies Gigi
tingkat pendidikan rendah. Pada Balita
(OR = 0,133 ; p=0,035) Dari tabel 8 dapat diketahui
2) Adanya hubungan yang bahwa sebagian besar responden
negatif dan tidak signifikan berada pada tingkat pendidikan
antara tingkat sosial rendah yaitu 34 orang (68%),
ekonomi dengan kejadian sedangkan 16 orang (32%)
karies gigi pada anak balita. berada pada tingkat pendidikan
Responden yang memiliki tinggi.
tingkat sosial ekonomi tinggi
mampu mencegah anak Pendidikan sebagaimana yang
balitanya untuk mengalami dikutip oleh Malik (2013) adalah
karies gigi 16 kali lebih baik daya upaya untuk memajukan
daripada responden yang budi pekerti (karakter, kekuatan
memiliki tingkat sosial batin), pikiran (intellect), dan
ekonomi rendah. (OR = jasmani anak-anak selaras
0,163 ; p=0,179) dengan alam dan masyarakatnya.
Menurut Mill sebagaimana yang

18
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

dikutip oleh Malik (2013), mengalami karies gigi dan 13


mengemukakan bahwa balita tidak mengalami karies gigi.
pendidikan itu meliputi segala
sesuatu yang dikerjakan oleh Hasil di atas diperkuat dengan
seseorang untuk dirinya atau hasil uji statistik bivariat dengan
yang dikerjakan oleh orang lain menggunakan chi square dengan
untuknya, dengan tujuan α = 5% (0,05) diperoleh p sebesar
mendekatkannya kepada tingkat 0,001 sehingga p < 0,05, dimana
kesempurnaan. Dari beberapa ada hubungan tingkat pendidikan
pengertian pakar pendidikan di dengan kejadian karies gigi pada
atas kita dapat menarik benang anak balita di Desa Mancasan.
merah bahwa pendidikan terkait Sebagaimana yang dikutip oleh
dengan daya dalam proses Mubarak, et al. (2007), bahwa
pembentukan budi pekerti, pendidikan erat kaitannya dengan
pikiran, dan jasmani menuju pengetahuan. Di mana semakin
tingkat kesempurnaan. tinggi tingkat pendidikan
Pendidikan terkait pula dengan seseorang maka semakin banyak
proses pematangan intelektual, pula pengetahuan yang
emosional, dan kemanusiaan diperolehnya. Selain pendidikan
yang dilakukan secara terus- ada faktor lain yang
menerus. Dengan demikian mempengaruhi antara lain
pendidikan diusahakan secara pekerjaan, umur, minat,
sadar melalui proses bimbingan, pengalaman, kebudayaan, dan
pengajaran dan latihan. informasi.

Dengan kata lain, pendidikan tak Lingkungan pekerjaan dapat


lain adalah proses memberikan menjadikan seseorang
pengaruh pada kebiasaan tingkah memperoleh pengalaman dan
laku, pikiran, dan perasaan. pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak
Dalam penelitian ini peneliti langsung. Hal ini sejalan dengan
membuat kategori pendidikan pekerjaan responden yang
menjadi dua yaitu tinggi dan sebagian besar adalah
rendah, berbeda dengan kategori wiraswasta 18 orang (36 %), dari
pendidikan dalam Undang- pekerjaan tersebut menunjukkan
Undang No. 20 tahun 2003. bahwa responden banyak
sedangkan yang termasuk dalam berinteraksi dengan orang lain
kategori pendidikan tinggi dimulai sehingga memberikan
dari sekolah menengah atas. pengalaman dan pengetahuan
kepada responden secara
Dari uraian di atas maka bila langsung.
dihubungkan dengan kejadian
karies gigi, pada tabel 12. dapat Dari faktor umur, dengan
dipaparkan bahwa responden bertambahnya umur seseorang
yang mempunyai tingkat akan terjadi perubahan pada fisik
pendidikan tinggi yaitu 16 orang, dan psikologis yang mampu
hanya 2 balita yang mengalami mempengaruhi kemampuan
karies gigi dan 14 balita tidak seseorang dalam mencari
mengalami karies gigi, sedangkan informasi atau pengetahuan.
responden yang mempunyai Umur responden terbanyak
tingkat pendidikan rendah yaitu adalah usia 25 – 30 tahun yaitu
34 orang, ada 21 balita yang 26 orang (52%), dimana umur
tersebut tergolong dalam usia

19
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

produktif sehingga responden jumlah dan usia anggota


mampu mencari informasi yang keluarga, tingkat harga barang
dibutuhkan dengan baik. dan jasa. Maka dengan hasil uji
bivariat terdapat hubungan tingkat
2. Hubungan Tingkat Sosial sosial ekonomi dengan kejadian
Ekonomi dengan Kejadian Karies karies gigi pada anak balita di
Gigi Pada Balita Desa Mancasan menunjukkan
faktor sosial ekonomi mampu
Dari tabel 9 dapat diketahui mempengaruhi kejadian karies
bahwa sebagian besar responden gigi.
berada pada tingkat sosial
ekonomi rendah yaitu 41 orang 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan
(82%), sedangkan 9 orang (18%) Tentang Perawatan Gigi dengan
berada pada tingkat sosial Kejadian Karies Gigi Pada Balita
ekonomi tinggi. Tingkat sosial
ekonomi dalam penelitian ini Dari tabel 10 dapat diketahui
berdasarkan pada tingkat bahwa sebagian besar responden
pendapatan keluarga perbulan. berada pada tingkat pengetahuan
Menurut Haryono dan tinggi yaitu 31 orang (62%),
Setianingsih (2014), pendapatan sedangkan 19 orang (38%)
keluarga adalah penghasilan berada pada tingkat pengetahuan
yang diperoleh suami dan istri rendah.
dari berbagai kegiatan ekonomi
sehari-hari, misalnya gaji. Pengetahuan adalah hasil “tahu”,
dan ini terjadi setelah orang
Berdasarkan tabel 13 dapat melakukan pengindraan terhadap
dilihat bahwa responden yang suatu objek tertentu. Pengindraan
mempunyai tingkat sosial terjadi melalui panca indera
ekonomi tinggi yaitu 9 orang, manusia, yakni indera
hanya 1 balita yang mengalami penglihatan, pendengaran,
karies gigi dan 8 balita tidak penciuman, rasa dan raba.
mengalami karies gigi, sedangkan Sebagian besar pengetahuan
responden yang mempunyai diperoleh melalui mata dan
tingkat sosial ekonomi rendah telinga. (Fitriani, 2011)
yaitu 41 orang, ada 22 balita yang Sebagian besar responden
mengalami karies gigi dan 19 mempunyai tingkat pengetahuan
balita tidak mengalami karies gigi. yang tinggi. Tingkat pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh
Hasil di atas diperkuat oleh hasil beberapa hal yaitu pendidikan
uji statistik bivariat dengan yang diterima dengan baik dari
menggunakan chi square dengan lingkungan sekolah, keluarga
α = 5% (0,05) diperoleh p sebesar maupun dari orang lain. Bisa
0,02 sehingga p < 0,05, yang diperoleh melalui berbagai media
berarti bahwa ada hubungan informasi seperti buku, internet
tingkat sosial ekonomi dengan dan media massa yang lain.
kejadian karies gigi pada anak Semakin bertambah usia dan
balita di Desa Mancasan. pengetahuan seseorang juga
mempengaruhi pola pikir yang
Sebagaimana yang disampaikan semakin berkembang. Hal ini
oleh Prishardoyo, et al. (2005), sesuai dengan yang dikemukakan
faktor yang mempengaruhi oleh Mubarak, et al. (2007),
pendapatan keluarga adalah bahwa faktor-faktor yang
jumlah pendapatan keluarga, mempengaruhi tingkat

20
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

pengetahuan seseorang adalah kejadian karies gigi anak SDN V


pendidikan, pekerjaan, umur, Jaten Karanganyar
minat, pengalaman, kebudayaan,
dan informasi. 4. Hubungan Tingkat Pendidikan,
Berdasarkan tabel 14 dapat Tingkat Sosial Ekonomi dan
dilihat responden yang Tingkat Pengetahuan dengan
mempunyai tingkat pengetahuan Kejadian Karies Gigi Pada Balita
tinggi yaitu 31 orang, hanya 9
balita yang mengalami karies gigi Hasil penelitian menunjukkan
dan 22 balita tidak mengalami variabel independen secara
karies gigi sedangkan responden bersama-sama mempengaruhi
yang mempunyai tingkat variabel dependen. Hal ini dapat
pengetahuan rendah yaitu 19 dilihat dari nilai Nagelkerke R
orang, terdapat 14 balita yang Square 47,3 % analisis dengan
mengalami karies gigi dan 5 balita model regresi logistik ganda.
tidak mengalami karies gigi. Variabel independen yang
Hal di atas di dukung oleh hasil uji dimasukkan dalam model adalah
statistik bivariat dengan tingkat pendidikan, tingkat sosial
menggunakan chi square dengan ekonomi dan tingkat pengetahuan
α = 5% (0,05) diperoleh p sebesar secara bersamaan mampu
0,002 sehingga p < 0,05, yang mempengaruhi variabel
bahwa ada hubungan tingkat dependen yaitu kejadian karies
pengetahuan dengan kejadian gigi, maka dapat disimpulkan
karies gigi pada anak balita di bahwa variabel independen
Desa Mancasan. secara bersama-sama yaitu
Pengetahuan atau kognitif tingkat pendidikan, tingkat sosial
merupakan domain yang sangat ekonomi, tingkat pengetahuan
penting dalam membentuk berpengaruh terhadap variabel
tindakan seseorang (overt dependen yaitu kejadian karies
behavior). (Fitriani, 2011) gigi. Dari tabel 11 dapat diketahui
Sedangkan menurut Notoatmodjo bahwa sebagian besar balita tidak
(2011), dari pengalaman dan mengalami karies gigi yaitu 27
penelitian ternyata perilaku yang orang (54%), sedangkan 23
didasarkan oleh pengetahuan orang (46%) mengalami karies
akan lebih langgeng daripada gigi.
perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Cara menggosok gigi anak-anak
perlu diajarkan untuk menggosok
Hasil penelitian ini sesuai dengan gigi paling tidak setelah makan
penelitian Yulianti (2011) yang pagi dan terakhir pada malam
meneliti tentang hubungan hari. Gigi harus disikat dengan
pengetahuam orang tua tentang gerakan rol, mulai dari gusi
kesehatan gigi dan mulut dengan kearah permukaan gigi dan sikat
kejadian karies gigi pada anak di harus menembus celah di antara
SDN V Jaten Karanganyar setiap gigi. Akan tetapi menjadi
dimana didapatkan hasil uji sulit bila gigi saling berdekatan,
hipotesis diperoleh nilai Z = 1,435 untuk itu ajarkan untuk
dan nilai p-value = 0,033. P-Value menggunakan dental floss untuk
<0,05, maka terdapat hubungan menghilangkan plak gigi atau
yang signifikan antara tingkat partikel makanan. (Sodikin, 2011)
pengetahuan orang tua tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan Makanan mencegah karies gigi,
pengurangan frekuensi

21
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

mengkonsumsi karbohidrat dapat pengetahuan tinggi yaitu 31


mencegah karies gigi, termasuk responden (68 %), dan
dalam hal ini konsumsi permen frekuensi tingkat pendidikan
karet, gula-gula, dan minuman rendah yaitu 19 responden (28
ringan yang mengandung gula %)
(manitol, sorbitol, aspartam). Ahli 4. Berdasarkan hasil uji analisa
gigi telah menganjurkan agar bivariat dengan menggunakan
lebih banyak makan buah-buahan chi square dengan α = 5 %
serta sayur-sayuran. Walaupun (0,05) diperoleh p sebesar 0,001
begitu, makanan yang sehingga p < 0,05 yang berarti
menimbulkan keasaman dalam hipotesa diterima maka dapat
mulut, seperti apel, tidak disimpulkan bahwa ada
dianjurkan untuk dikonsumsi pada hubungan tingkat pendidikan
waktu malam hari, hal ini dengan kejadian karies gigi
merupakan langkah pencegahan pada balita di Desa Mancasan.
yang efektif pada anak dengan 5. Berdasarkan hasil uji analisa
gigi manis (sweet tooth). (Sodikin, bivariat dengan menggunakan
2011) chi square dengan α = 5 %
(0,05) diperoleh p sebesar 0,020
Untuk mengetahui semua hal di sehingga p < 0,05 yang berarti
atas maka dibutuhkan hipotesa diterima maka dapat
pengetahuan yang cukup dalam disimpulkan bahwa ada
hal perawatan gigi oleh orangtua, hubungan tingkat sosial
pengetahuan bisa diperoleh salah ekonomi dengan kejadian karies
satunya dengan pendidikan, gigi pada balita di Desa
semakin tinggi pendidikan maka Mancasan.
diharapkan semakin luas tingkat 6. Berdasarkan hasil uji analisa
pengetahuannya, selain itu perlu bivariat dengan menggunakan
dukungan finansial untuk chi square dengan α = 5 %
mencapai kesehatan yang (0,05) diperoleh p sebesar 0,002
optimal. Dengan demikian tingkat sehingga p < 0,05 yang berarti
pendidikan, tingkat sosial hipotesa diterima maka dapat
ekonomi dan tingkat pengetahuan disimpulkan bahwa ada
merupakan faktor yang hubungan tingkat pengetahuan
mempengaruhi kejadian karies dengan kejadian karies gigi
gigi pada anak balita di Desa pada balita di Desa Mancasan.
Mancasan. 7. Berdasarkan hasil uji analisa
multivariat menunjukkan bahwa
KESIMPULAN variabel independen secara
1. Didapatkan hasil frekuensi bersama-sama mempengaruhi
paling banyak pada tingkat variabel dependen yang mana
pendidikan rendah yaitu 34 dapat dilihat pada nilai
responden (68 %), dan Nagelkerke R Square 47,3 %
frekuensi tingkat pendidikan artinya bahwa variabel tingkat
tinggi yaitu 16 responden (32 %) pendidikan, tingkat sosial
2. Didapatkan hasil frekuensi ekonomi dan tingkat
paling banyak pada tingkat pengetahuan secara bersama-
sosial ekonomi rendah yaitu 41 sama mampu mempengaruhi
responden (82 %), dan kejadian karies gigi pada anak
frekuensi tingkat sosial ekonomi balita sebesar 47,3 % dan
tinggi yaitu 9 responden (18 %) sisanya 52,7 % dipengaruhi
3. Didapatkan hasil frekuensi variabel lain di luar penelitian.
paling banyak pada tingkat Jadi terdapat hubungan antara

22
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

tingkat pengetahuan, tingkat Fitriani, Sinta. 2011. Promosi


sosial ekonomi dan tingkat Kesehatan. Edisi I. Graha
pengetahuan tentang Ilmu, Yogyakarta.
perawatan gigi dengan kejadian
karies gigi padaanak balita di Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009.
Desa Mancasan. Metodologi Penelitian
Keperawatan dan Teknik
SARAN Analisis Data. Jakarta:
1. Sesuai hasil penelitian bahwa Salemba Medika.
terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan, tingkat sosial ______. 2008. Riset Keperawatan
ekonomi dan tingkat dan Teknik Penulisan Ilmiah.
pengetahuan tentang perawatan Edisi II. Salemba Medika,
gigi dengan kejadian karies gigi Jakarta.
pada anak balita, maka hasil
penelitian ini dapat memberikan Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Salekta
motivasi pada orangtua yang Kedokteran. Media
memiliki tingkat pendidikan Aesculapius FKUI, Jakarta.
kategori rendah untuk
meningkatkan pengetahuan Maulani dan Jubilee. 2005. Panduan
dengan cara membaca atau Orang Tua Dalam Merawat
mencari informasi tentang dan Menjaga Kesehatan Gigi
perawatan gigi melalui cara lain Bagi Anaknya. PT. Elex Media
agar bisa melakukan Komputindo Gramedia,
pencegahan terhadap kejadian Jakarta.
karies gigi.
2. Sedangkan bagi keluarga Mubarak, et al. 2007. Promosi
dengan tingkat sosial ekonomi Kesehatan Sebuah Pengantar
kategori rendah untuk berusaha Proses Belajar Mengajar
menyediakan perawatan gigi dalam Pendidikan. Graha Ilmu,
minimal bagi balitanya dengan Yogyakarta.
cara menyediakan sikat gigi dan
pasta gigi yang sesuai dengan Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Ilmu
usia anak. Perilaku Kesehatan. Rineka
3. Orangtua diharapkan Cipta, Jakarta.
senantiasa memperhatikan
kebersihan gigi anak dengan Nursalam. 2013. Metodologi
cara mengajari menggosok gigi Penelitian Ilmu Keperawatan.
setiap kali selesai makan dan Edisi III. Salemba Medika,
menjelang tidur malam. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan


Ariani, Ayu Putri. 2014. Aplikasi Anak: Gangguan Sistem
Metodologi Penelitian Gastrointestinal dan
Kebidanan dan Kesehatan Hepatobilier. Salemba Medika,
Reproduksi. Nuha Medika, Jakarta.
Yogyakarta.
Susanto. 2007. Kesehatan Gigi dan
Budiyanti, Arlia. 2006. Perawatan Mulut. Sunda Kelapa Pustaka,
Endodontik pada Anak. EGC, Jakarta,
Jakarta.

23
“KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1 Maret 2016

Trisnawati dan Arroyyan Dwi Andini. Wahyuni. 2010. “Perawatan Gigi dan
2011. Gigi Sehat Ibadah Mulut Pada Masa Balita dan
Dahsyat. Penerbit: Pro-U Anak”. URL:
Media, Yogyakarta. http://www.Balita_anda.com/fat
herhood/339.htm. Diakses
Nugroho, Tomi Adi. 2004. tanggal 5 Desember 2015.
”Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Perilaku
Orang Tua Tentang
Pemberian Susu Botol Dengan 1 Dosen AKPER Panti Kosala
Kejadian Karies Gigi Pada Surakarta
Siswa Prasekolah Intan 2 Mahasiswa AKPER Panti Kosala
Permata, Di Desa Makamhaji, Surakarta
Kecamatan Kartosuro,
Kabupaten Sukoharjo”. URL:
eprints.ums.ac.id/22019/13/NA
SKAH_PUBLIKASI.pdf.

Yulianti, Riska Puji. 2011.


“Hubungan pengetahuan
orang tua tentang kesehatan
gigi dan mulut dengan
kejadian karies gigi pada anak
di SDN V Jaten, Karanganyar”.
URL:
eprints.ums.ac.id/14779.pdf.
Diakses tanggal 4 Januari
2016.

24

Вам также может понравиться