Вы находитесь на странице: 1из 9

TUGAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ASPEK LEGAL & ETIS DALAM KEPERAWATAN KELUARGA”

Dosen Pengampu : Mamat Lukman, SKM., S.Kp., M.Si.

OLEH
1. DIAN THIOFANY SOPACUA 220120180050
2. IMAM ABIDIN 2201201800xx
3. MUHAMAD ZAINUDIN 220120180055

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
ASPEK LEGAL DAN ETIS DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (UU No 38/2014 tentang Keperawatan).
Menurut lokakarya keperawatan nasional Indonesia tahun 1983 keperawatan didefinisikan
sebagai “Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosialspiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit yang mencakup seluruh siklus hidup manusia”.
Profesi keperawatan telah terus berkembang, ruang lingkup hukum yang dapat
diaplikasikan telah meningkat juga. Tentunya hukum yang berlaku dalam suatu negara pasti akan
mempengaruhi suatu kebijakan, termasuk mempengaruhi praktek keperawatan dan
tanggungjawab legal perawat terhadap pasien. Hukum yang mengatur tentang keperawatan
sendiri yaitu Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
Undang-undang ini selanjutnya akan menjadi dasar hukum dan aspek legal perawat dalam
menjalankan pekerjaan profesinya. Meskipun demikian, untuk menjadi dasar hukum yang
komprehensif, undang-undang masih memerlukan aturan tambahan untuk sinkronisasi dengan
aturan terkait seperti permenkes, permendiknas, permendikbud, peraturan pemerintah, peraturan
presiden, peraturan organisasi profesi dan peraturan konsil keperawatan.
1. Aspek legal
Tugas dan tanggungjawab perawat diatur dalam UURI no. 38 tahun 2014 pasal 29,
yaitu sebagai berikut:
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:
1) Pemberi Asuhan Keperawatan;
2) Penyuluh dan konselor bagi Klien;
3) Pengelola Pelayanan Keperawatan;
4) Peneliti Keperawatan;
5) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
6) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
b. Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama ataupun
sendiri-sendiri.
c. Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.

Selain itu, dalam UURI no. 30 tahun 2014 ini juga mengatur hak dan kewajiban perawat dalam
pasal 36 dan 37 yaitu sebagai berikut :
Pasal 36
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya.
c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan;
d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; dan
e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
Pasal 37
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:
a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar
Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan
Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga kesehatan lain
yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
d. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar;
e. memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti mengenai
tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya;
f. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai
dengan kompetensi Perawat; dan
g. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Skema 1. Prinsip Aspek Legal dalam Keperawatan

2. Aspek Etis
Prinsip etika adalah cara pandang yang mengarahkan atau mengatur tindakan.
Prinsip ini diterima secara luas dan secara umum berdasarkan pada aspek kemanusiaan
masyarakat. Keputusan etis adalah kebenaran dan merefleksikan apa yang terbaik bagi klien
dan masyarakat. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip etika, perawat menjadi lebih
sistematik dalam penyelesaian konflik etika. Prinsip etika dapat digunakan sebagai suatu
panduan dalam menganalisa dilema, dapat juga memberikan rasional untuk menyelesaikan
masalah etika. Prinsip etika bukan suatu yang mutlak, terdapat beberapa pengecualian pada
setiap prinsip pada beberapa situasi.
a. Autonomi
Prinsip autonomi adalah hak individu untuk memilih dan kemampuan untuk bertindak
sesuai pilihannya. Individualitas setiap individu dihargai jika autonomi dipertahankan.
Penghargaan pada kebebasan personal adalah dominan. perawat harus menghargai hak
klien untuk menentukan dan melindungi klien yang tidak dapat menentukan untuk
dirinya sendiri. Prinsip etika autonomi mereleksikan keyakinan bahwa setiap individu
yang kompeten memiliki hak untuk menentukan keinginannya untuk suatu tindakan.
Informed consent berdasarkan pada hak klien untuk memilih. Mempertahankan autonomi
berarti perawat menerima pilihan klien walaupun pilihan tersebut bukanlah yang terbaik
bagi klien.
b. Nonmaleficence
Nonmaleficence adalah kewajiban yang tidak menyebabkan bahaya untuk orang lain.
Bahaya dapat dibagi menjadi bahaya fisiologis, psikologis, social, dan spiritual.
Nonmaleficence meliputi bahaya actual dan resiko bahaya. Prinsip nonmaleficence
membantu mengarahkan keputusan untuk pendekatan pengobatan, dan pertanyaan
relevan seperti: ‘apakah pengobatan ini menyebabkan bahaya atau kebaikan untuk
klien?’. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah pengobatan memberikan
kemungkinan manfaat yang rasional dan tidak mengeluarkan banyak uang, tidak
menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan. Nonmaleficence memerlukan perawat
bertindak penuh pertimbangan dan berhati-hati, mengukur potensial bahaya dan manfaat
penelitian atau pengobatan. Kadang-kadang, mengukur bahaya lebih gampang daripada
manfaatnya. Untuk mempertahankan nonmaleficence, perawat bertindak sesuai dengan
standar perawatan professional dan legal.
c. Beneficence
Beneficence merupakan prinsip etika yang berarti kewajiban untuk mempromosikan
kebaikan dan untuk mencegah bahaya. Elemen utama beneficence adalah memberikan
manfaat dan mempertahankan manfaat dan bahaya. Hal yang tidak diinginkan dari
beneficence adalah paternalism. Paternalism merupakan suatu keadaan dimana petugas
kesehatan menentukan apa yang terbaik bagi klien dan berusaha untuk memberikan
penguatan untuk melawan keinginan klien sendiri. Petugas kesehatan yang bertindak
paternalistic memperlakukan klien dewasa yang kompeten seperti anak kecil yang
membutuhkan perlindungan. Paternalism bukan merupakan pendekatan yang etis, akan
tetapi pada beberapa keadaan paternalitik disarankan.
d. Justice
Prinsip justice berdasarkan konsep keadilan. Masalah kesehatan utama terkait justice
meliputi pengobatan yang adil bagi individu dan distribusi alokasi sumber. Keadilan
mempertimbangkan tindakan dari sudut pandang kelompok masyarakat yang paling tidak
beruntung. Hasil dari pengobatan yang sama dan seimbang, manfaat dan beban
didistribusikan secara seimbang. Prinsip etika keadilan membutuhkan semua orang
diperlakukan dengan sama kecuali untuk keadilan pada pengobatan yang tidak sama.
Konsep secara spesifik menyatakan sumber sebaiknya dialokasikan dengan:
 Seimbang
 Sesuai kebutuhan individu
 Sesuai kemampuan idividu
 Sesuai kontribusi individu pada masyarakat
e. Veracity
Veracity merupakan kebenaran yaitu tidak berbohong atau menipu orang lain. Penipuan
bisa dalam bentuk kebohongan yang tidak disengaja, tidak membuka informasi, informasi
yang setengah terbuka. Kebenaran seringnya sulit untuk dicapai. itu mungkin tidak sulit
untuk menyatakan kebenaran tetapi akan menjadi bagaimana kebenaran mempengaruhi
klien.
f. Fidelity
Fidelity merupakan fondasi etika hubungan perawat-klien yang berarti keyakinan dan
menenuhi janji. Klien memiliki hak etis untuk mengharapkan perawat untuk bertindak
yang terbaik. Prinsip etika ini dapat diaplikasikan pada peran perawat sebagai advokat
klien. Fidelity didemonstrasikan ketika perawat:
 Merepresentasikan pandangan klien kepada tim kesehatan lain
 Menghindari nilai personal mempengaruhi advokasi pada klien
 Mendukung keputusan klien walau itu tidak sesuai dengan pilihan perawat

3. Aspek Legal Dan Etis Keperawatan Keluarga


Sehingga dalam menjalankan praktik keperawatan keluarga, kita juga harus
memperhatikan peran kita sebagai perawat. Menurut Herni (2011), peran perawat komunitas
terdiri dari care provider, nurse educator and counselor, role model, client advocate, case
manager, collaborator, discharge planner, case finder, change agent and leader (dalam
Helvie, 1998). Berikut penjelasan peran perawat:
1. Care provider
Sebagai pemberi pelayanan dalam penanggulangan penyakit melalui penemuan kasus
dini dan memberikan asuhan keperawatan diawali dengan penemuan kasus dini di
masyarakat, memberikan asuhan perawatan baik dalam level individu, keluarga dan
komunitas serta melakukan tindakan pencegahan.
2. Nurse educator and conselor
Peran perawat sebagai pendidik pada klien dan keluarga adalah dengan memberikan
penyuluhan secara berkala pada masyarakat luas melalui tatap muka, ceramah dan media
yang tersedia diwilayahnya. Materi pendidikan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga dan masyarakat meliputi penularan dan pencegahan suatu penyakit. Dan bagi
yang sudah terkena suatu penyakit untuk berobat secara teratur sampai sembuh
Peran perawat sebagai konselor dengan membantu klien memilih solusi terbaik dari
masalah yang dialami. Konseling yang diberikan kepada klien dan keluarga dalam
pengobatan untuk menghindari terjadinya ketidakpatuhan klien dalam berobat.
Memotivasi keluarga untuk memberi dukungan kepada klien dalam menjalani pengobatan.
Konseling tidak berarti memberitahu klien apa yang harus dilakukan tetapi mendampingi
klien menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah yang dimiliki sehingga
dapat memutuskan tindakan yang terbaik. Perawat membantu klien untuk memilih solusi
yang terbaik dari masalah yang dialami oleh klien.
3. Client Advocate
Perawat memfasilitasi kebutuhan klien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang
maksimal dengan memberikan informasi yang luas melalui kemitraan yang dibangun
bersama masyarakat dan LSM.
4. Case manager
Perawat sebagai manager membantu dengan mengumpulkan masalah yang ada di
masyarakat terutama masalah yang berkaitan dengan penyakit klien, berusaha
menyelesaikan masalah, memilih jenis bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan
masalah, menjelaskan kepada klien tentang sumber biaya yang bisa diakses melalui
jaminan kesehatan.
5. Collaborator
Peran perawat sebagai kolaborator bagi klien adalah melakukan kerjasama dengan tim
kesehatan lain, LSM dan masyarakat dalam penemuan kasus dini dan penanggulangan
penyakit yang dialami masyarakat.
6. Discharge planner
Peran perawat dalam discharge planner pada klien adalah mengidentifikasi kebutuhan
klien dan membuat perencanaan untuk memenuhi kebutuhan klien supaya tetap menjalani
mengobatan sampai tuntas dan menhindari penularan kepada orang lain.
7. Case finder
sebagai penemu kasus di masyarakat bekerjasama dengan kader kesehatan dan
masyarakat untuk berusaha secara aktif menemukan kasus-kasus penyakit dengan
membentuk kelompok-kelompok peduli. Menganjurkan kepada masyarakat untuk segera
melaporkan kepada petugas kesehatan bila menemukan kasus atau penyakit-penyakit yang
berbahaya.
8. Change agent and leader
Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan mempunyai inisiatif
untuk melakukan perubahan secara terencana. Misalnya untuk merubah perilaku-perilaku
kesehatan yang kurang baik.
9. Community care provider and researher
Penelitian adalah bagian penting dari peran perawat komunitas, mengingat banyak
masalah yang bisa untuk diteliti di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Etika Keperawatan. http://staff.ui.ac.id


Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
Yusuf, A. 2018. Kompetensi dan Kewenangan Perawat dalam Menghadapi Masalah Legal Etik
Keperawatan. Researchgate. https://www.researchgate.net/publication/328159892

Вам также может понравиться