Вы находитесь на странице: 1из 18

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

KELOMPOK 10
PEMBIAYAAN OPERASIONAL LUAR NEGERI

Dosen : Imam Hidayat S.E.,M.M

KONSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN

OLEH :

SUDARTO DANIEL ERIC (2015120151)


TERESIA NIA (2015120156)
VERGELIUS (2015120158)

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI


FAKULTAS EKONOMI
MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul ”PEMBIAYAAN OPERASIONAL LUAR NEGERI.”
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Internasional. Dan tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Imam Nurhidayat SE.,MM selaku Dosen mata kuliah Manajemen


Keuangan Internasional
2. Semua pihak yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya, baik dalam isi maupun penyusunannya. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

1
DAFAR ISI

KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
...............................................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
...............................................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
...............................................................................................................................
1
1.3. Tujuan
...............................................................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian pembiayaan perdagangan luar negeri
...............................................................................................................................
3
2.2. Mengapa terjadinya Perdagangan Internasional
...............................................................................................................................
3
2.3. Metode Pembiayaan perdagangan luar negeri
...............................................................................................................................
4
2.4. Dokumen Pertukaran
...............................................................................................................................
7
2.5. Konsinyasi (Consigment)
...............................................................................................................................
8

2
2.6. Penundan Pembayaran (Open Account)
...............................................................................................................................
9
2.7. Counter Trade (Imbal beli)
...............................................................................................................................
9
2.8. Faktor penghambat perdagangan internasional
...............................................................................................................................
10
2.9. Kebijakan perdagangan luar negeri
...............................................................................................................................
11
BAB. III PENUTUP
A. Kesimpulan
...............................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah dierencanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
pada transaksi perdagangan internasional mana pun.
Pembiayaan transaksi ekspor impor sangat penting peranannya dalam
pelaksanaan perdagangan inetrnasional. Transaksi perdagangan ekpor impor
dimulai dengan adanya sales kontrak, negosiasi dokumen dan akhirnya
dilakukannya penagihan pembayaran. Untuk menunjang kemudahan khususnya
transaksi ekspor impor diperlukan metode pembayaran yang sesuai dengan
kesepakatan antara eksportir dan importir. Ada bermacam-macam pembiayaan
dalam transaksi ekspor impor, antara lain: cash in advance, letter of credit (L/C),
draft, konsiyasi (consignment), pembayaran kemudian (open account), dan
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tata cara ekspor impor.
Kemampuan dan pengetahuan tentang pembiayaan ekspor impor mutlak
harus dikuasai bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam perdagangan
internasional seperti personel bank, perusahaan ekspor impor, perusahaan
pelayaran, perusahaan asuransi, instansi pemerintah yang berwenang dalam
bidang perdagangan internasional dan lain-lain.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan deskripsi diatas,maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian pembiayaan perdagangan luar negeri?


2. Mengapa terjadinya perdagangan internasional?
3. Apa saja faktor-faktor yang menghambat perdagangan internasional?

1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian pembiayaan perdagangan internasional
2. Menjelaskan mengapa terjadinya perdagangan internasional
3. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menghambat perdagangan
internasional.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri


Pengertian pembiayan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
pada transaksi perdagangan internasional mana pun. Umumnya tersedia kredit
yang di berikan baik oleh:
a. Pemasok (eksportir)
b. Pembeli (importir)
c. Satu atau bebrapa institusi keuangan.
d. Kombinasi dari pemberi kredit diatas.

Pemasok mungkin memiliki arus kas cukup besar untuk membiayai


seluruh siklus perdagangan, yang dimulai dengan produksi barang hingga
pembayaran diterima dari pembeli. Bentuk kredit ini disebut kredit pemasok.
Namun ada bebrapa kasus, ekportir mungkin membutuhkan pendanaan dari bank
untuk menambah arus kasnya. Sebaliknya pemasok mungkin tidak ingin
memberikan pembiayaan, sehingga pembeli harus membiayai transaksi sendiri,
baik secara internal maupun ekstrenal, melalui banknya. Karena bnak memiliki
peran secara menyeluruh dalam pembiayaan perdagangan pada dua sisi transaksi
ini.

2.2. Mengapa Terjadi Perdangan Internasional


Adam smith mengemukakan teori yang disebut Theory of Absolute
Adventage (tori keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu negara disebut
memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut
dapat memproduksi barang atau jasa yang dapat diproduksi negara lain.
Perdangan internasional terjadi karena:
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.

3
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu dasar baru untuk
menjual produk tersebut. Misalnya Jepang yang banyak memproduksi
mobil sehingga Jepang mengekspor juga ke Indonesia.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumebr daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. Contohnya,
Indonesia memproduksi gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber
gas alam, tetapi mampi memproduksi mobil. Dengan demikian,
terjadilah perdagangan antara Indonesia dan Jepang.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.

2.3. Metode Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri


1. Metode Pembayaran Terlebih Dahulu (Cash In Advance)
Metode pembayran terlebih dahulu adalah suatu sistem pembayaran,
dimana pihak eksportir (penjual) akan mengirimkan barang dangangannya setelah
eksportir (penjual) menerima pembayaran harga barang tersebut. Sistem
pembayaran seprti ini sangat menguntungkan dan sangat aman bagi pihak
eksportir (penjual) tetapi sangat tidak aman bagi pihak importir (pembeli).
Karena, setelah unag diterima oleh pihak eksportir, berbagai kemungkinan atas
barang objekjual beli dapat terjadi. Bisa jadi barang tersebut tidak sesuai dengan
pesanan, hilang ditengah jalan, atau karena sesuatu hal dan lain bahkan barang
tersebut tidak dikirim sama sekali oleh pihak eksortir. Karena itu, metode
pembayaran secara advance ini sangat jarang diikuti dalam praktek, kecuali dalam
hal-hal seperti:
a. Jika bonafiditas dan kejujuran pihak eksportir sudah dikenal dikalangan
pedangan secara luas.
b. Jika ada hubungan khusu antara eksportir dengan importir. Misalnya, ada
hubungan saudara, hubungan teman atau hubungan antara perusahaan
yang terafiliasi dalam satu grup usaha.
c. Jika transaksi tersebut terhadap order barang-barang yang harganya
relatif rendah. Misalnya pemesanan dengan surat atas pembelian buku,
atau benda-benda lainnya.

4
2. Letter Of Credit (L/C)

L/C merupakan instrumen yang diterbitkan oleh bank atas nama importir
(pembeli) yang berisi janji untuk membeyar eksportir (penerima manfaat) setelah
dokumen pengiriman bersamaan dengan perjanjian yang ditentukan diserahkan.
Dampaknya adalah bank membrikan kredit kepada pembeli. Metode ini
memberikan keuntungan tertentu pada kedua pihak. Eksportir mendapatkan
kepastian menerima pembayaran dari bank penerbit selama eksportir dapat
memberikan dokumen sesuai dengan l/c. Fitur penting pada L/C tanpa
mempertimbangkan kemampuan atau keinginan pembeli untuk membayar barang
hingga pengiriman dilakukan dan dokumen disajikan dengan lengkap. Namun,
importir tetap mengandalkan eksportir untuk untuk mengirim barang sesuai yang
dijelaskan dalam dokumen, karena L/C tidak menjamin bahwa barang yang dibeli
sesuai yang ada faktur dan barang yang dikirim.

 Keunggulan Letter of Credit


L/C memiliki beberapa keunggulan dari metode pembiayaan perdangan
internasional di bandingkan dengan yang lainnya, yaitu:
a. Mempermudah lalu lintas pembayaran.
b. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk melunasi kewajiban.
c. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.

 Keuntungan yang diperoleh eksportir dari L/C


a. Kepastian pembayaran dan menhindari resiko
b. Sekalipun eksportir tidak mengenal importir, tetapi dengan adanya L/C
sudah merupakan jaminan bagi eksportir bahwa tagihannya pasti dilunasi
bank sesuai ketentuan. Reputasi atau nama baik bank yang membuka L/C
merupakan jaminan pokok, dan jaminan pembayaran itu akan menjadi
ganda bila bank devisa yang bertindak sebagai Advising Bank juga
memberikan konfismasinya. Jadi resiko untuk tidak terbayar menjadi sangt
minim. Disini terlihat besarnya peranan bank dalam memperlancar
perdagangan internasional.

c. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan

5
d. Bila barang sudah dikapalkan, maka dengan adanya L/C shipping
documents dapat langsung di uangkan atau di
negosiasikan dengan Advising Bank dan tidak perlu lagi menunggu
pembayaran atau kiriman uang dari importir. Advising
Bank atau Negotiating Bank tidak ragu untuk melunasi dokumen
pengapalan itu karena pembayarannya sudah dijamin oleh Opening
Bank. Sebaliknya, bila tidak ada L/C maka eksportir tidak mungkin
menegosiasikan shipping documents sehingga harus menunggu
transfer atau kiriman uang lebih dahulu dari importir, atau dokumen
harus dikirimkan dulu untuk "Collection".
e. Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila
ada L/C
f. Terhindar dari risiko pembatasan transfer valuta
g. Di berbagai negara terdapat pembatasan transfer valuta asing dan
diperlukan izin impor sebelum dilakukan pembukaan L/C. Bank
devisa di negara importir sudah mengetahui ketentuan ini dan
mereka baru bersedia membuka L/C bila semua ketentuan
Pemerintah sudah dipenuhi oleh importir. Oleh karena itu, pada
setiap pembukaan L/C Opening Bank sudah menyediakan valuta
asing untuk setiap tagihan yang didasarkan pada L/C tersebut.
Dengan demikian eksportir terhindar dari risiko non-payment yang
mungkin terjadi bila transaksi dilakukan tanpa L/C.
h. Kemungkinan memperoleh uang muka atau kredit tanpa bunga
i. Bila importir bersedia membuka L/C dengan syarat "Red Clause",
maka eksportir dapat memperoleh uang muka dari L/C yang tersedia.
Ini berarti eksportir mendapat kredit tanpa bunga atau semacam uang
panjar yang biasanya diperlukan untuk memulai produksi barang
yang akan diekspor itu.
 Keuntungan L/C bagi importir:

6
a. Pembukaan L/C dapat diartikan bahwa Opening Bank meminjamkan nama
baik dan reputasinya kepada importir sehingga dapat dipercayai oleh
eksportir. Eksportir yakin bahwa barang yang akan dikirimkan pasti akan
dibayar.
b. L/C merupakan jaminan bagi importir, bahwa dokumen atas barang yang
dipesan akan diterimanya dalam keadaan lengkap dan utuh, karena akan
diteliti oleh bank yang sudah mempunyai keahlian dalam hal itu.
c. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamanan yang pasti
akan dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang dari L/C yang
tersedia.

2.4. Dokumen Pertukaran


Draft merupakan permintaan tanpa syarat yang dikeluarkan suatu
pihak (biasanya eksportir ) yang meminta pembeli untuk membayar jumlah
nominal yang tertera setelah draf diserahkan. Draf merupakan permintaan
formal dari eksportir untuk mendapatkan pembayaran dari pembeli. Daraf
tidak melindungi eksportir sejauh L/C karena bank tidak diwajibkan untuk
melakukan pembayaran atas nama pembeli.
Dalam terminologi perbankan, transaksi ini dikenal dengan documentary
collection ( pengumpulan dokumen ). Dalam transaksi semacam ini, bank-
bank dari kedua belah pihak bertindak sebagai perantara dalam
pemprosesan dokumen-dokumen pengiriman dan penagihan pembayaran.
Ada 2 proses berdasarkan cara pengiriman

a. Sight Draft
Yaitu eksportir akan dibayar setelah pengiriman dilakukan dan draf
diberikan pada pembeli untuk memperoleh pembayaran. Kondisi ini
disebut dokumen setelah pembayaran. Metode ini memberikan
perlindungan pada eksportir, karena bank hanya memberikan
dokumen pengiriman sesuai instruksi eksportir.
b. Time Draft

7
Yaitu eksportir memberikan instruksi kepada bank pembeli untuk
memberikan dokumen pengiriman sebelum draf ditandatangani.
Metode ini disebut dokumen sebelum pembayaran/akseptasi. Metode
ini memberikan keuntungan karena kedua belah pihak bertindak
sebagai agen penagih, selain itu ada resiko dimana draf merupakan
kewajiban keuangan yang mengikat pada kasus dimana eksportir
ingin menuntut piutang tak tertagih melalui pengadilan. Resiko
tambahannya yaitu jika pembeli tidak dapat membayar draft saat
jatuh tempo, bank tidak wajib menalangi pembayaran, eksportirlah
yang menanggung seluruh resiko dan karenanya harus mengevaluasi
pembeli.

2.5. Konsinyasi (Consignment)


Perjanjian konsinyasi yaitu dimana eksportir barang pada importir tetapi
mempertahankan kepemilikan barang. Importir memiliki akses terhadap barang
tetapi tidak perlu membayar hingga barang terjual kepihak ketiga. Eksportir
memercayai importir untuk mengirim pembayaran barang yang telah terjual. Jika
importir tidak dapat membayar, eksportir memiliki keterbatasan penagihan, karena
tidak ada draft sementara barang telah terjual. Karena resiko tinggi ini, konsinyasi
jarang digunakan kecuali antara perusahaan afiliasi atau anak perusahaan dengan
induk perusahaan. Beberapa pemasok peralatan mengizinkan importir untuk
mempertahankan beberapa perlengkapan di tempat penjualan sebagai model.
Setelah model terjual atau setelah periode tertentu, pembayaran untuk pemasok
dikirimkan.

2.6. Penundan Pembayaran (Open Account)


Kebalikan dari pembayaran di muka adalah transaksi utang di mana
eksportir mengirim barang dan mengharapkan pembeli mengirimkan pembayaran
sesuai perjanjian yang telah disepakati. Eksportir sepenuhnya mengandalkan
kelayakan keuangan, integritas, dan reputasi pembeli. Seperti yang diperkirakan,
metode ini digunakan jika pembeli dan penjual saling percaya dan telah sering
berhubungan. Meskipun berisiko, seperti adanya kemungkinan pembayaran yang

8
tidak sesuai dengan perjanjian, kurang atau terlambat pembayaran atau bahkan
karena ada sesuatu dan lain hal, harga tidak dibayar sama sekali. Transaksi open
account digunakan secara luas, biasanya dilakukan antara induk perusahaan
dengan anak perusahaan atau dengan perusahaan yang terafiliasi, umumnya antar
negara industri di Amerika dan Eropa. Salah satu sistem pembayaran secara open
account ini adalah jika barang dikirim secara rutin sedangkan pembayaran
dilakukan secara periodix, miasalnya dibayar tiap tiga bulan sekali.

2.7. Counter Trade (Imbal Beli)


Counter-trade adalah pola perdagangan luar negeri yang dilakukan
dengan mengekspor sejumlah barang tertentu dan sebagai imbalannya
memperoleh sejumlah barang tertentu pula.
 Kelemahan:
1. Kurang efisien dibandingkan pembayaran kontan atau kredit.
2. Perusahaan yang melakukan counter-trade kesulitan mendapatkan
uang tunai di pasar internasional.
 Bentuk-bentuk counter-trade:
1. Barter: Pertukaran secara langsung, barang dengan barang.
2. Counter-purchase atau barter paralel: Penjualan dan pembelian dari
barang yang tidak berhubungan.
3. Buyback: Membayar kembali barang yang dibeli dengan menjual
produk yang berhubungan.

 Alasan counter-trade:
1. Counter-trade memungkinkan anggota suatu kartel seperti OPEC
untuk menurunkan harga dari yang disepakati.
2. Counter-trade mengurangi risiko yang dihadapi suatu negara yang
melakukan kontrak baru fasilitas manufaktur.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam counter-trade:
4. Nilai jual kembali produk pertanian di futures market. Sepanjang
perusahaan telah memperhitungkan nilai jual kembali, maka tidak
masalah jika harus dipertukarkan antara dua barang yang tidak
sederajat dalam teknologi.
5. Tingkat keuntungan yang dipersyaratkan dalam counter-trade harus
benar-benar fair.

9
6. Dengan counter-trade, biaya broker dapat dihemat.
7. Counter-trade menjadi alternatif di saat cadangan devisa tidak memadai.

2.8. Faktor Penghambat Perdagangan Inetrnasional


Menurut Amir M.S pelaksanaan perdangan luar negeri lebih rumit dan
kompleks dibandingkan dengan pelaksana perdangan dalam negeri. Kerumitan
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan
kenegaraan.yang dapat menghabat perdangan, misalnya dengan adanya bea, tarif
atau quota barang impor.
Berikut adalah penghambat perdagangan internasional yaitu :
1. Tidak amannya sutau Negara.
2. Adanya perbedaan budaya, bahasa , amta uang, taksiran dan timbangan dan
hokum dalam perdagangan.
3. Kebijakan ekonomi internasional yang dilakukan oleh pemerintah misalnya
pembatasan impor, penmungutan biaya, perijinan yangberbeli-belit.
4. Tidak stabilnya kurs mata uang asing membuata para importer mengalami k
esulitan dala, menentukan haraga valuta asing yangberdampak pada haraga
penawaran maipun permintaan dalam perdagangan.

2.9. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri


 Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa
adanya hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun
hambatan kuota.
 Kebijakan proteksi
Alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme adalah :
 Melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan
asing yang tidak adil.
 Melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry).
Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur
biaya yang masih tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang
memiliki struktur biaya rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang
besar). Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang
berada dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan
kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien dan memberi
kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan.
Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri

10
domestik dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri
asing, maka proteksi akan dicabut.

Bentuk kebijakan proteksi sebagai berikut :

1. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan.
Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling
umum adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor.
Tujuan dari bea impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-
produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestic.
Semakin tinggi tingkat proteksi suatu Negara terhadap produk domestiknya
semakin tinggi pula tariff pajak yang dikenakan . perbedaan utama antara tariff
dan proteksi laiannya adalaha bahawa tariff memberikan pemasukan kepada
pemerintah sedngakan kuota tidak
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdangangkan. Terdapat
tiga macam kuota yaitu:
a. Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor.
b. Kuota produksi adalah pembtasn jumlah barang yang diproduksi bertujuan u
ntuk mengurangi jumlah ekspor.
c. Kuota ekspor adalh pembatasan jumlah barang yang diekspor dapat memper
oleh hargsa yang lebig tinggi.

Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri
dan serbuan serbuan luar negeri

1. Dumping
Praktik diskriminasi harga secra internasional disebut dumping yaitu
menjual barang diluar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam
luar negeri. Kebijakan dumping dapat meninhkatkan volume perdagangan
dan mengguntungkan Negara pengimpor terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, Negara pengimpor terkadang mempunyai
industry yang sejenis sehingga persainagndari luar negeri inin dapat
mendorong pemerintah Negara pengimpor memberlakuakan kebijakan anti
dumping atau sering dosebut counterveiling duties.
2. Subsidi

11
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya produksi
barang domestic, sehingga diharapkan harag jual produk dapat lebih
murah dan bersaing di pasar inetrnasional, tujuan dari subsdisi ekspor
adalah unruk mendorong jumlah ekspor karena eksportir dapat
menawarkan haraga yang lebih rendah. Harag jual dapat diturunkan
sebesar subsidi tadi, namun tindakan ini dianggap sebagai persainagan
tidaj jujur dan dapat menjurus kearah perang subsidoi. Hal ini kare4na
semua Negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan
subsidi.

3. Larangan impor
Kebijakan oinidimasudkan untuk melarang masuknya produk-produk
asing kedalam pasar domestic. Kebikan ini biasanya dilakukan karena
alasan polituk dan ekonomi.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagaimana materi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan
bahwa perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antar lintas
negara. Keuntungan dalam perdagangan internasional terhadap perekonomian
salah satunya adalah saling menguntungkan dan saling melengkapi satu sama lain
dimana dengan adanya perdagangan internasional maka perekonomian negara
akan semakin berkembang dan saling bersentuhan serta di setiap negara-negara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff (2001). Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta:


Erlangga.

Sartono, Agus (2001). Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta:


BPFE-Yogyakarta.

Вам также может понравиться