Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Gambar 1. Implant
a. Efek samping utama :
Berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea. Aman dipakai pada masa laktasi
b. Cara kerja implan
Lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, mengurangi transportasi sperma, mene-
kan ovulasi
c. Keuntungan :
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (3
tahun untuk jadenal), pengembalian tingkat kesu-
buran yang cepat setelah pencabutan, tidak memer-
lukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh
estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama,
tidak mengganggu ASI (air susu ibu), klien hanya
perlu kembali ke klinik jika ada keluhan, dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah
haid, mengurangi/memperbaiki anemia, melindungi
terjadi-nya kanker endometrium, melindungi diri
dari beberapa penyebab penyakit radang panggul,
menurunkan angka kejadian endometriosis (Lauren
& Meredith, 2011).
5
d. Kekurangan implan :
Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan,
nyeri payudara, mual, pening/pusing kepala, peru-
bahan perasaan (mood) atau kegelisahan, mem-
butuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi
dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
(acquired immune deficiency syndrome), klien tidak
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan, efek-tivitasnya menurun
bila menggunakan obat tuber-colusis atau obat
epilepsi, terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih
tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun) (Lucky &
Titik, 2014).
b. AKDR ( alat kontrasepsi dalam rahim )
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsur tambahan untuk sinergi efektivitas) dengan
berbagai bentuk yang dipasangkan dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif. Bentuk AKDR (alat
kontrasepsi dalam rahim) yang beredar dipasaran
adalah spiral (lippes loop), huruf T
Gambar 2. AKDR
6
2) Indikasi :
Hati-hati jika ingin dipergunakan pada klien dengan:
riwayat infeksi panggul, risiko tinggi PMS (penyakit
menular seksual), riwayat tromboflebitis dalam,
diabetes melitus yang tidak terkontrol (Endang &
Elisabeth, 2015).
3) Kontraindikasi :
Sedang hamil atau diduga hamil, perdarahan
pervaginam yang belum jelas diketahui penyebab-
nya, sedang menderita infeksi genetalia, kanker alat
genetalia (Lauren & Meredith, 2011).
4) Efek samping :
Amenorea, kejang, perdarahan vagina yang hebat
dan tidak teratur, benang yang hilang, adanya penge-
luaran cairan dari vagina
5) Waktu penggunaan :
Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat
dipastikan pasien tidak hamil, hari pertama sampai
hari ke-7 silus haid, segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenorea laktasi, setelah abortus atau
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi, selama 1-5 hari setelah
senggama yang tidak dilindungi
6) Keuntungan :
Baik tembaga maupun hormonal memiliki
keuntungan nonkontrasepstif. Tekanan yang tercipta
dari AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) tembaga
dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) plastik
tanpa obat kemungkinan memberi perlindungan
terhadap kanker endometrium, AKDR (alat
7
Gambar 3. Suntik
Jenis KB suntik dibagi menjadi 2 jenis menurut
Mulyan (2014) yaitu :
1) KB Suntik 3 bulan adalah jenis suntikan yang
mengandung hormon Medroxyprogesteron
Acetate (hormon progestin) dengan volume 150
mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan
atau 12 minggu (6 minggu setelah melahirkan).
2) KB Suntik 1 bulan adalah jenis suntikan KB yang
diberikan 1 bulan sekali. Dengan pemberian
suntikan yang sama dengan suntik 3 bulan, yaitu
setelah 7 hari pertama periode menstruasi. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi (hormon
Estrogen).
8
3) Kelebihan :
Metode kontrasepsi hormonal efektif mencegah
kehamilan hingga 99 %, memberikan kenyaman
kepada suami istri karena dengan satu kali
suntikan tidak perlu memikirkan kontrasepsi
selama 1 sampai 3 bulan,kehamilan bisa
didapatkan kembali setelah meng-hentikan
penggunaan KB suntik, kb suntik 3 bulan tidak
mengganggu produksi ASI (air susu ibu)
4) Kekurangan
Siklus haid menjadi tidak teratur, terjadi
penambahan berat badan, ibu mengalami jerawat,
sakit kepala,nyeri payudara,perubahan suansana
hati, penggunaan KB 3 bulan memicu terjadinya
osteoporosis (Mulyan, 2014).
5) Indikasi dan kontraindikasi
Dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin adalah Usia reproduksi, Multipara dan
yang telah memiliki anak, Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi, Menyusui dan membutuhkan
kontrasepsi yang sesuai, Setelah melahirkan,
abortus, banyak anak. Perokok, tekanan darah <
180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah, Mengguna-kan obat Epilepsi,
Tuberkulosis, Sering lupa bila menggu-nakan pil,
Anemia defisiensi besi, Remaja (16 tahun)
sampai wanita usia 40 tahunan dari nuligravida
sampaigranda multipara (Lucky & Titik, 2014).
9
d. Pil KB
Pil kombinasi menurut Lauren & Meredith (2011).
Caranya dengan:
1) Ligasi tuba
Yaitu operasi sterilisasi dengan memotong dan
mengikat dengan cauterisasi dengan tuba
2) Histerektomi
Prosedur mengikat uterus. Indikasi Histerektomi
setelah kehamilan dengan rupture/inversion uteri,
tumor fibroid dan pendarahan tak terkontrol
b. Vasektomi (pada pria)
Vasektomi menurut Lauren & Meredith (2014) adalah
metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak
lagi. Metode ini membuat sperma (yang disalurkan
melalui vas deferens) tidak dapat mencapai vesikula
seminalis yang pada saat ejakulasi dikeluarkan
bersamaan dengan cairan semen. Untuk oklusi vas
deferens, diperlukan tindakan insisi (minor) pada
daerah rafe skrotalis. Penyesalan terhadap vasektomi,
tidak segera memulihkan fungsi reproduksi karena
memerlukan tindakan pembedahan ulang. Vasektomi
termasuk metode efektif dan tidak menimbulkan efek
samping jangka panjang
1) Manfaat :
Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka
panjang, tinggi tingkat rasio efesiensi biaya dan
lamanya penggunaan kontrasepsi
2) Keterbatasan vasektomi :
Permanen (non-reversible) dan timbul masalah
bila klien menikah lagi, bila tak siap ada
kemungkinan penyesalan di kemudian hari, perlu
pengosongan depot sperma di vesikula seminalis
sehingga perlu 20 kali ejakulasi, risiko dan efek
samping pembedahan kecil, adanya nyeri/rasa tak
15
2.1.3 Manfaat KB
2.1.3.1 Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka
sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin
hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda
kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan,
yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi
mereka.
2.1.3.2 Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko
memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin
menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama
kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki
masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan
rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu
dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak
16
2.1.4 Konseling KB
2.1.4.1 Definisi
Proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat
pemberian pelayanan
2.1.4.2 Tujuan
a. Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara
mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh
klien
b. Menjamin pilihan yg cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang
sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien
c. Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui
bagaimana menggunakan KB dengan benar dan
mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila
klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara
kerjanya dan mengatasi efeksampingya
2.1.4.3 Jenis Konseling KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan
yaitu :
a. Konseling Awal
1) Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
2) Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan
membantu klien untuk memilih jenis KB yang
cocok untuknya
18
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang
diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan
pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang)
b. Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan
berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan
klien.
SA :
1) Sapa dan salam
2) Sapa klien secara terbuka dan sopan
3) Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
4) Bangun percaya diri pasien
5) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
1) Tanyakan informasi tentang dirinya
2) Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan
reproduksi
3) Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan
1) Uraikan pada klien mengenai pilihannya
2) Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia
ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
1) Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya
2) Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
20
J : Jelaskan
1) Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya.
2) Jelaskan bagaimana penggunaannya
3) Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang
1) Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan
pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan.
2.1.4.5 Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci
dalam tahapan sebagai berikut :
KIE Motivasi Bimbingan Rujukan KIP. Kontrasepsi Tindak
lanjut
a. Kegiatan KIE
a. Sumber informasi pertama tentang jenis alat/
metode KB dari petugas lapangan KB
b. Pesan yang disampaikan :
Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan
kesejahteraan keluarga
Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang
kaitannya dengan cara kerja dan metode
kontrasepsi)
Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara
kerjanya serta lama pemakaian
b. Kegiatan Bimbingan
1) Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring
calon peserta KB
2) Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang
jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur
21
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Anamnesa
a. Identitas Klien : nama, umur, alamat, agama, pendidikan,
suku bangsa, no.medrec, status marital
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan, adanya nyeri
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan di luar
siklus haid, Kaji keluhan utama dengan PQRST
d. Riwayat obstetri
1) Kapan menstruasi, berapa lama menstruasi dan
siklus menstruasi
2) Sudah berapa lama berkeluarga
3) Berapa jumlah anak
4) Apakah ada masalah saat persalinan dan kehamilan
23
e. Riwayat kontrasepsi
1) Kaji pengetahuan tentang konsepsi (tentang macam-
macam metoda kontrasepsi, teknik penggunaan
metoda kontrasepsi)
2) Tanya kontrasepsi yang pernah digunakan atau saat
ini digunakan
3) Apakah ada masalah dengan kontrasepsi sebelumnya
4) Adakah keinginan ibu untuk menggunakan metode
kontrasepsi yang lain
5) Tanyakan pada ibu cara KB mana yang diminati ibu
f. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Apakah ibu memiliki riwayat penyakit tertentu
seperti penyakit jantung, hipertensi, TBC, kejang,
kanker payudara, hepatitis, tromboplebitis
(kontraindikasi kontrasepsi oral)
2) Apakah ibu memiliki riwayat alergi lateks (tidak
dianjurkan menggunakan kontrasepsi mekanik atau
diafrgama dan kap servik)
3) Apakah ibu memiliki varises
g. Riwayat pemakaian obat
1. Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi
oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
h. Perilaku kesehatan
1) Minum alkohol, merokok
i. Pola aktivitas sehari-hari
1) Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur dan
hygiene.
j. Riwayat hubungan sosial
1) Hubungan ibu dengan suami, keluarga
24
Thalamus
Korteks cerebri
Nyeri dipersepsikan
26
resiko infeksi
DS : klien mengeluh KB suntik berisi Gangguan integritas
timbul jerawat pada progresteron kulit
wajah
DO : wajah klien Efek peningkatan kadar
berjerawat, merah, lemak
bernanah
Wajah berkeringat
Merangsang timbulnya
jerawat
Terjadi
ketidakseimbangan
27
hormon
Endometrium mengalami
perubahan histologi
degenerasi
Atropi endometrium
Amenorhea
Tujuan Intervensi
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Atur posisi Posisi yang nyaman
rasa nyaman tindakan klien akan mengurangi
: nyeri b.d keperawatan, senyaman ketegangan klein
pemasangan gangguan rasa mungkin saat sehingga
AKDR nyaman teratasi pemasangan mengurangi nyeri.
Kriteria hasil : Membuat otot-otot
1. Klien tidak 2. Anjurkan menjadi rileks
mengeluh nyeri pada klien sehingga dapat
2. Ekspresi wajah untuk mengurangi nyeri.
28
rileks menarik
3. TTV dalam nafas dalam Meminimalkan
batas normal saat perlukaan yang
pemasangan dapat menyebabkan
AKDR bila nyeri
terasa sakit TTV dapat
3. Pasang memberikan
AKDR gambaran nyeri
dengan klien sehingga
prinsip yang dapat ditangani
benar dengan tepat.
4. Ukur TTV
sebelum dan
sesudah
pemasangan
AKDR
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Pasang alat Mencegah
infeksi b.d tindakan kontrasepsi : kontaminasi
adanya luka keperawatan, IUD, implant mikroorganisme
terbuka infeksi tidak dengan Mencegah
akibat insisi terjadi teknik steril berkembangnya
Kriteria hasil : 2. Lakukan mikroorganisme
1. Tidak ada perawatan Terapi medis untuk
tanda-tanda luka atau menghambat
infeksi area pertumbuhan
(bengkak, pemasangan mikroorganisme
kemerahan, dengan Peningkatan
demam, teknik leukosit
terdapat pus) aseptic mengidentifikasika
2. Luka bersih dan 3. Kolaborasi n bahwa adanya
kering pemberian infeksi
3. Leukosit antibiotic
normal sesuai
indikasi
29
4. Kolaborasi
pemeriksaan
darah :
leukosit
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Sebutkan Meningkatkan
integritas tindakan penyebab pengetahuan klien
kulit b.d keperawatan, terjadinya Makanan berlemak
peningkatan gangguan jerawat dapat memicu
kadar lemak integritas kulit 2. Anjurkan tumbuhnya jerawat
efek dari dapat diatasi klien untuk Meminimalkan
pengobatan Kriteria hasil : mengurangi faktor resiko yang
1) Jerawat, makanan memicu tumbuhnya
bisul, nanah tdk berlemak jerawat
ada 3. Anjurkan Kosmetik yang
2) Klien klien untuk tidak sesuai dapat
mengerti menjaga menyebabkan iritasi
penyebab kebersihan
3) Klien wajah
mengurangi 4. Anjurkan
makanan yang klien untuk
berlemak menghindar
i pemakaian
kosmetik
yang
merangsang
tumbuhnya
jerawat
4. Gangguan Setelah dilakukan 1. Jelaskan Meningkatkan
siklus haid tindakan penyebab pengetahuan klien,
b.d keperawatan, terjadinya dapat mengurangi
ketidakseim gangguan siklus gangguan kecemasan
bangan haid dapat diatasi haid Dapat digunakan
hormon efek kriteria hasil : sebagai indicator
dari 1. Klien dpt ketidakseimbangan
kontrasepsi beradaptasi dgn 2. Observasi hormon sehingga
perubahan tanda-tanda dapat diambil
hormon vital langkah yang tepat
2. Tidak ada Mengganti darah
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga berencana adalah salah satu cara untuk menunda perkawinan dan
mengurangi kelahiran bayi kedunia dengan tujuan membuat keluarga yang
sederhana dan tercukupi diantaranya dengan berbagai metode seperti pil KB,
IUD, KB suntik dan implant.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembacanya
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, Siwi W dan Endang P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. (2014). Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida, Bagus. Et all. (2010). Gawat Darurat Obstetri Ginekologo &
Obstetri Ginekologi Sosial Untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC.
MAKALAH MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA (KB)
DOSEN PENGAMPU :
YULIANI BUDIARTI, Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya
yang telah memberikan kami berbagai nikmat dalam menjalankan hidup ini,
sehingga kami merasa dimudahkan untuk menyelesaikan makalah kami ini.
Memang pada awalnya kami menemukan kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikan makalah ini, namun seiring berjalannya waktu, kami pun semakin
merasa bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan makalah ini dengan cepat
dan baik, mengingat waktu yang dijadwalkan untuk segera menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun,
ii
35
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
iii