Вы находитесь на странице: 1из 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.
Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat
tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi
kondisi tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia.
Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi
semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa
menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan
rusaknya moralitas masyarakat.

Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk


memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka
pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu
cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program
KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan pada masa
pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat
diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga
memiliki maksimal dua anak. Tidak tanggung-tanggung, KB diberlakukan
kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah hingga lapisan atas
dalam masyarakat. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui
seluk beluk mengenai penyelenggaraan KB di Indonesia, mulai dari sejarah,
proses pelaksanaan, kelebihan dan kekurangan dari KB, serta dampak positif
maupun dampak negatf dari pelaksanaan KB.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian keluarga berencana ?
1.2.2 Apa saja jenis kontrasepsi ?
1.2.3 Sebutkan manfaat KB ?
1.2.4 Jelaskan tentang konseling KB ?
1.2.5 Jelaskan tentang asuhan keperawatan KB ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam keluarga berencana
(KB).
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami pengertian keluarga berencana,
jenis kontrasepsi, manfaat KB, konseling KB dan asuhan keperawatan
KB.

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana keluarga berencana (KB).
pengertian keluarga berencana, asuhan keluarga berencana, jenis kontrasepsi,
manfaat KB, konseling KB. Selain itu dengan mempelajari dan asuhan
keperawatan KB ini dapat menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, dan cara
berpikir profesional pada setiap pemberian pelayanan kesehatan. Membantu
mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar
ataupun membandingkan antara teori dan praktik.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB)


2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun
1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Endang &
Elisabeth, 2015).

KB bisa diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya


kehamilan sedimikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut (Suratun
dkk, 2013).

2.1.2 Jenis kontrasepsi


Menurut Manuaba et al. (2010) jenis kontrasepsi meliputi
2.1.2.1 Jenis sederhana
a. Tanpa alat atau tanpa obat, misalnya sanggama terputus dan
pantang berkala.
b. Dengan alat atau dengan obat, misalnya kondom, diafragma
atau cup, cream, jelly/cairan berbusa, dan tablet berbusa
(vagina tablet).

3
4

2.1.2.2 Jenis efektif


a. Susuk KB/implant (AKBK)
Implan adalah kontrasepsi bawah kulit.

Gambar 1. Implant
a. Efek samping utama :
Berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea. Aman dipakai pada masa laktasi
b. Cara kerja implan
Lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi, mengurangi transportasi sperma, mene-
kan ovulasi
c. Keuntungan :
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (3
tahun untuk jadenal), pengembalian tingkat kesu-
buran yang cepat setelah pencabutan, tidak memer-
lukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh
estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama,
tidak mengganggu ASI (air susu ibu), klien hanya
perlu kembali ke klinik jika ada keluhan, dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah
haid, mengurangi/memperbaiki anemia, melindungi
terjadi-nya kanker endometrium, melindungi diri
dari beberapa penyebab penyakit radang panggul,
menurunkan angka kejadian endometriosis (Lauren
& Meredith, 2011).
5

d. Kekurangan implan :
Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan,
nyeri payudara, mual, pening/pusing kepala, peru-
bahan perasaan (mood) atau kegelisahan, mem-
butuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi
dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
(acquired immune deficiency syndrome), klien tidak
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan, efek-tivitasnya menurun
bila menggunakan obat tuber-colusis atau obat
epilepsi, terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih
tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun) (Lucky &
Titik, 2014).
b. AKDR ( alat kontrasepsi dalam rahim )
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsur tambahan untuk sinergi efektivitas) dengan
berbagai bentuk yang dipasangkan dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif. Bentuk AKDR (alat
kontrasepsi dalam rahim) yang beredar dipasaran
adalah spiral (lippes loop), huruf T

Gambar 2. AKDR
6

2) Indikasi :
Hati-hati jika ingin dipergunakan pada klien dengan:
riwayat infeksi panggul, risiko tinggi PMS (penyakit
menular seksual), riwayat tromboflebitis dalam,
diabetes melitus yang tidak terkontrol (Endang &
Elisabeth, 2015).
3) Kontraindikasi :
Sedang hamil atau diduga hamil, perdarahan
pervaginam yang belum jelas diketahui penyebab-
nya, sedang menderita infeksi genetalia, kanker alat
genetalia (Lauren & Meredith, 2011).
4) Efek samping :
Amenorea, kejang, perdarahan vagina yang hebat
dan tidak teratur, benang yang hilang, adanya penge-
luaran cairan dari vagina
5) Waktu penggunaan :
Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat
dipastikan pasien tidak hamil, hari pertama sampai
hari ke-7 silus haid, segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenorea laktasi, setelah abortus atau
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi, selama 1-5 hari setelah
senggama yang tidak dilindungi
6) Keuntungan :
Baik tembaga maupun hormonal memiliki
keuntungan nonkontrasepstif. Tekanan yang tercipta
dari AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) tembaga
dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) plastik
tanpa obat kemungkinan memberi perlindungan
terhadap kanker endometrium, AKDR (alat
7

kontrasepsi dalam rahim) hormonal (Lauren &


Meredith, 2011).
c. Suntikan KB
KB (keluarga berencana) suntik adalah salah satu
metode mencegah kehamilan yang saat ini banyak
digunakan di negara-negara berkembang. KB suntik
bekerja mengentalkan lendir rahim sehigga sulit untuk
ditembus oleh sperma untuk pembuahan.

Gambar 3. Suntik
Jenis KB suntik dibagi menjadi 2 jenis menurut
Mulyan (2014) yaitu :
1) KB Suntik 3 bulan adalah jenis suntikan yang
mengandung hormon Medroxyprogesteron
Acetate (hormon progestin) dengan volume 150
mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan
atau 12 minggu (6 minggu setelah melahirkan).
2) KB Suntik 1 bulan adalah jenis suntikan KB yang
diberikan 1 bulan sekali. Dengan pemberian
suntikan yang sama dengan suntik 3 bulan, yaitu
setelah 7 hari pertama periode menstruasi. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi (hormon
Estrogen).
8

3) Kelebihan :
Metode kontrasepsi hormonal efektif mencegah
kehamilan hingga 99 %, memberikan kenyaman
kepada suami istri karena dengan satu kali
suntikan tidak perlu memikirkan kontrasepsi
selama 1 sampai 3 bulan,kehamilan bisa
didapatkan kembali setelah meng-hentikan
penggunaan KB suntik, kb suntik 3 bulan tidak
mengganggu produksi ASI (air susu ibu)
4) Kekurangan
Siklus haid menjadi tidak teratur, terjadi
penambahan berat badan, ibu mengalami jerawat,
sakit kepala,nyeri payudara,perubahan suansana
hati, penggunaan KB 3 bulan memicu terjadinya
osteoporosis (Mulyan, 2014).
5) Indikasi dan kontraindikasi
Dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin adalah Usia reproduksi, Multipara dan
yang telah memiliki anak, Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi, Menyusui dan membutuhkan
kontrasepsi yang sesuai, Setelah melahirkan,
abortus, banyak anak. Perokok, tekanan darah <
180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah, Mengguna-kan obat Epilepsi,
Tuberkulosis, Sering lupa bila menggu-nakan pil,
Anemia defisiensi besi, Remaja (16 tahun)
sampai wanita usia 40 tahunan dari nuligravida
sampaigranda multipara (Lucky & Titik, 2014).
9

d. Pil KB
Pil kombinasi menurut Lauren & Meredith (2011).

Gambar 4. Pil kombinasi dan pil mini


1) Jenis pil kombinasi :
a) Monofasik yaitu pil yang tersedia dalam
kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
b) Bifasik yaitu pil yang tersedia dalam
kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c) Trifasik yaitu pil yang tersedia dalam
kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 3 dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
2) Cara kerja pil kombinasi :
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir
serviks mengental sehinggga sulit dilalui oleh
sperma, pergerakan tuba terganggu sehingga
transfortasi telur dengan sendirinya akan
terganggu pula.
3) Manfaat pil kombinasi :
Efektivitas yang tinggi (1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan),
risiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak
10

mengganggu hubungan seksual, siklus haid


menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid,
dapat digunakan jangka panjang selama
perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan, dapat digunakan sejak usia
remaja hingga menopause, mudah dihentikan
setiap saat, kesuburan segera kembali setelah
penggunaan pil dihentikan, membantu mencegah
kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang
panggul, kelainan jinak pada payudara,
dismenorea atau akne (Endang & Elisabeth,
2014).
4) Keterbatasan pil kombinasi :
Membosankan karena harus menggunakannya
setiap hari, mual terutama 3 bulan pertama,
perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama
3 bulan perta-ma, pusing, nyeri payudara, berat
badan naik sedikit, amenorea, tidak boleh
diberikan pada ibu menyusui, pada sebagian kecil
perempuan dapat menimbulkan depresi dan
perubahan suasana hati, berkurang nya libido,
meningkatnya tekanan darah dan retensi cairan,
sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan
darah pada vena dalam sedikit mening-kat pada
perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu
hati-hati, tidak mencegah IMS (infeksi menular
seksual), HIV (human immuno deficiency
virus)/AIDS (acquired immune deficiency
syndrome)
11

5) Menggunakan pil kombinasi :


Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun
yang belum memiliki anak, gemuk atau kurus,
meng-inginkan metode kontrasepsi dengan
efektivitas tinggi, setelah melahirkan dan tidak
menyusui, setelah melahirkan 6 bulan yang tidak
memberikan ASI ekslusif, sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu
tersebut, pasca keguguran, anemia karena haid
berlebihan, nyeri haid hebat, siklus haid tidak
teratur, riwayat kehamilan ektopik, kelainan
payudara jinak, kencing manis tanpa komplikasi
pada ginjal, pembeluh darah, mata, dan saraf,
penyakit tiroid, penyakit radang panggul,
endometriosis, atau tumor ovarium jinak,
menderita tubercolusis, varises venan (Lucky &
Titik, 2014).
6) Dilarang menggunakan pil kombinasi :
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui ekslusif,
perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, penyakit hati akut (hepatitis),
perokok dengan usia >35 tahun, riwayat penyakit
jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110
mmHg, riwayat gangguan faktor pembekuan
darah atau kencing manis >20 tahun, kangker
payudara (Endang & Elisabeth, 2014).
7) Waktu mulai menggunakan pil kombinasi :
Setiap selagi haid, hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid, boleh menggunakan pada hari ke-8,
tetapi perlu menggunakan kondom mulai hari ke-
8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai anda telah menghabis
12

paket pil tersebut, setelah melahirkan setelah 6


bulan pem-berian ASI ekslusif, setelah 3 bulan
dan tidan menyusui, pasca keguguran (setelah
atau sebelum 7 hari), bila berhenti menggunakan
kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan
tanpa perlu menunggu haid.

Pil mini menurut Lucky and Titik (2014) adalah pil


menyusui yang menganung hormon progesteron.
Efektivitas dari pil mini sangat efektif jika dikonsumsi
setiap hari dan pada jam yang sama.
1) Keuntungan dari pil kombinasi adalah:
1) Sangat efektif jika digunakan secara benar
2) Tidak mengganggu hubungan seksual
3) Tidak mengandung esterogen, sehingga
tidak memengaruhi ASI
4) Kesuburan cepat kembali
5) Nyaman dan mudah digunakan
6) Sedikit efek samping
7) Dapat dihentikan setiap saat
2) Cara kerja kontrasepsi mini pin adalah:
a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis
steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
b) Endometrium mengalami trasformasi lebih
awal sehingga implantasi lebih sulit
c) Mengentalkan lendir servik sehingga
menghambat penetrasi sperma
d) Mengubah motilitas tuba sehingga trasportasi
sperma tergangggu
13

3) Efek samping dari kontrasepsi mini pil adalah:


a) Amenorea (tidak menstruasi)
b) Perdarahan tidak teratur atau spoting
4) Indikasi kontrasepsi mini pila yaitu:
a) Usia reproduksi
b) Telah atau belum mempunyai anak
c) Menginginkan kontrasepsi efektif selama
menyusui
d) Pasca keguguran perokok segala usia
e) Hipertensi (180/110 mmHg atau dengan
masalah pembuluh darah)
5) Kontraindikasi mini pil yaitu:
a) Hamil atau diduga hamil
b) Perarahan pervaginam yang belum bisa
diketahui penyebabnya
c) Tidak menerima terjadinya gangguan haid
d) Kanker payudara/ riwayat kanker payudara
e) Sering lupa minum pil
f) Mioma uteri
g) Riwayat stroke
2.1.2.3 Jenis kontap (kontrasepsi mantap)
a. Tubektomi (pada wanita)
Kontrasepsi ini menurut Lucky and Titik (2014)
dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan
cara mengikat dan memotong saluran telur (tuba)
pada istri. Dengan demikian telur dari ovarium tidak
dapat mencapai rongga rahim, sehingga tidak tejadi
pembuahan. Indikasinya yaitu kelahiran cesarean
yang berulang, multi peritas, penyakit kehamilan
serius yang berulang, penyakit akut atau kronis dan
stressor ekonomi atau emosional.
14

Caranya dengan:
1) Ligasi tuba
Yaitu operasi sterilisasi dengan memotong dan
mengikat dengan cauterisasi dengan tuba
2) Histerektomi
Prosedur mengikat uterus. Indikasi Histerektomi
setelah kehamilan dengan rupture/inversion uteri,
tumor fibroid dan pendarahan tak terkontrol
b. Vasektomi (pada pria)
Vasektomi menurut Lauren & Meredith (2014) adalah
metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak
lagi. Metode ini membuat sperma (yang disalurkan
melalui vas deferens) tidak dapat mencapai vesikula
seminalis yang pada saat ejakulasi dikeluarkan
bersamaan dengan cairan semen. Untuk oklusi vas
deferens, diperlukan tindakan insisi (minor) pada
daerah rafe skrotalis. Penyesalan terhadap vasektomi,
tidak segera memulihkan fungsi reproduksi karena
memerlukan tindakan pembedahan ulang. Vasektomi
termasuk metode efektif dan tidak menimbulkan efek
samping jangka panjang
1) Manfaat :
Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka
panjang, tinggi tingkat rasio efesiensi biaya dan
lamanya penggunaan kontrasepsi
2) Keterbatasan vasektomi :
Permanen (non-reversible) dan timbul masalah
bila klien menikah lagi, bila tak siap ada
kemungkinan penyesalan di kemudian hari, perlu
pengosongan depot sperma di vesikula seminalis
sehingga perlu 20 kali ejakulasi, risiko dan efek
samping pembedahan kecil, adanya nyeri/rasa tak
15

nyaman pasca bedah, perlu tenaga pelaksana


terlatih, tidak melindungi klien terhadap PMS
(penyakit menular seksual) misalnya : HBV
(handel banken und versicherungen), HIV
(human immuno deficiency virus)/AIDS
(acquired immune deficiency syndrome) Efek
samping, risiko, dan komplikasi , tidak ada efek
samping jangka pendek dan jangka panjang.
Karena area pembedahan termasuk super-fisial,
jarang sekali menimbulkan risiko merugikan pada
klien. Walaupun jarang sekali, dapat terjadi nyeri
skrotal dan testikular berkepanjangan (bulanan
atau tahunan). Komplikasi segera dapat berupa
hematoma intraskrotal infeksi. Teknik vasektomi
tanpa pisau (VTP) sangat mengurangi kejadian
infeksi pasca bedah (Endang & Elisabet, 2015).

2.1.3 Manfaat KB
2.1.3.1 Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka
sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin
hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda
kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan,
yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi
mereka.
2.1.3.2 Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko
memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin
menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama
kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki
masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan
rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu
dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak
16

ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian


ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana
cakupan kontrasepsi rendah.
2.1.3.3 Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial,
mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka
menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil.
Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status
perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak
langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
2.1.3.4 Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode
kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan
progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan
endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap
kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi
implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi
risiko penyakit radang panggul.
2.1.3.5 Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak
diinginkan dan mengurangi aborsi.
2.1.3.6 Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga
memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain
dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan
mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara
luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita
sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih
matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan
demografis cenderung telah mengurangi beban emosional
dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga
sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk
mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran
anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa
orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya
yang diberikan per anak.
17

2.1.4 Konseling KB
2.1.4.1 Definisi
Proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat
pemberian pelayanan
2.1.4.2 Tujuan
a. Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara
mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh
klien
b. Menjamin pilihan yg cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang
sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien
c. Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui
bagaimana menggunakan KB dengan benar dan
mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila
klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara
kerjanya dan mengatasi efeksampingya
2.1.4.3 Jenis Konseling KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan
yaitu :
a. Konseling Awal
1) Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
2) Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan
membantu klien untuk memilih jenis KB yang
cocok untuknya
18

3) Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :


a) Menanyakan langkah yg disukai klien
b) Apa yang diketahui tentang cara kerjanya,
kelebihan dan kekurangannya
b. Konseling Khusus
1) Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara
KB dan membicarakan pengalamannya
2) Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg
diinginkannya
3) Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB
yang cocok dan mendapatkan penerangan lebih
jauh tentang penggunaannya
c. Konseling Tindak Lanjut
1) Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
2) Pemberi pelayanan harus dapat membedakan
masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan
masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat
2.1.4.4 Langkah Konseling
a. GATHER
G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah
keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi yang
dihadapi?
T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari
hasil tukar informasi dan carikan upaya
penyelesaiannya
H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
19

E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang
diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan
pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang)
b. Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan
berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan
klien.
SA :
1) Sapa dan salam
2) Sapa klien secara terbuka dan sopan
3) Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
4) Bangun percaya diri pasien
5) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
1) Tanyakan informasi tentang dirinya
2) Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan
reproduksi
3) Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan
1) Uraikan pada klien mengenai pilihannya
2) Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia
ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
1) Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya
2) Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
20

J : Jelaskan
1) Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya.
2) Jelaskan bagaimana penggunaannya
3) Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang
1) Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan
pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan.
2.1.4.5 Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci
dalam tahapan sebagai berikut :
KIE Motivasi Bimbingan Rujukan KIP. Kontrasepsi Tindak
lanjut
a. Kegiatan KIE
a. Sumber informasi pertama tentang jenis alat/
metode KB dari petugas lapangan KB
b. Pesan yang disampaikan :
Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan
kesejahteraan keluarga
Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang
kaitannya dengan cara kerja dan metode
kontrasepsi)
Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara
kerjanya serta lama pemakaian
b. Kegiatan Bimbingan
1) Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring
calon peserta KB
2) Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang
jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur
21

sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi


syarat
3) Bila iya rujuk ke KIP/K
c. Kegiatan Rujukan
1) Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan
pelayanan KB
2) Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti
komplikasi
d. Kegiatan KIPK/K
Tahapan dalam KIP/K
1) Menjajaki alasan pemilihan alat
2) Menjajaki klien sudah mengetahui/ paham tentang
alat kontrasepsi tersebut
3) Menjajaki klien tahu/tidak alat kontrasepsi lain
4) Bila belum, berikan informasi
5) Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan
pilihannya kembali
6) Bantu klien mengambil keputusan
7) Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan
diperiksa kesehatannya
8) Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar
konseling
e. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
1) Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
2) Bila tidak ada kontra indikasi à pelayanan
kontrasepsi dapat diberikan
3) Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform
consent
f. Kegiatan Tindak Lanjut
1) Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta
KB dan diserahkan kembali kepada PLKB
22

2.1.4.6 Informed Consent


a. Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga
atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap klien
b. Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan
tertulisi ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat

2.2 Asuhan keperawatan KB


Asuhan KB adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak
individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat
berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan
tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak
(2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin
mempunyai anak (Karwati, 2011).

2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Anamnesa
a. Identitas Klien : nama, umur, alamat, agama, pendidikan,
suku bangsa, no.medrec, status marital
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan, adanya nyeri
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan di luar
siklus haid, Kaji keluhan utama dengan PQRST
d. Riwayat obstetri
1) Kapan menstruasi, berapa lama menstruasi dan
siklus menstruasi
2) Sudah berapa lama berkeluarga
3) Berapa jumlah anak
4) Apakah ada masalah saat persalinan dan kehamilan
23

e. Riwayat kontrasepsi
1) Kaji pengetahuan tentang konsepsi (tentang macam-
macam metoda kontrasepsi, teknik penggunaan
metoda kontrasepsi)
2) Tanya kontrasepsi yang pernah digunakan atau saat
ini digunakan
3) Apakah ada masalah dengan kontrasepsi sebelumnya
4) Adakah keinginan ibu untuk menggunakan metode
kontrasepsi yang lain
5) Tanyakan pada ibu cara KB mana yang diminati ibu
f. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Apakah ibu memiliki riwayat penyakit tertentu
seperti penyakit jantung, hipertensi, TBC, kejang,
kanker payudara, hepatitis, tromboplebitis
(kontraindikasi kontrasepsi oral)
2) Apakah ibu memiliki riwayat alergi lateks (tidak
dianjurkan menggunakan kontrasepsi mekanik atau
diafrgama dan kap servik)
3) Apakah ibu memiliki varises
g. Riwayat pemakaian obat
1. Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi
oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
h. Perilaku kesehatan
1) Minum alkohol, merokok
i. Pola aktivitas sehari-hari
1) Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur dan
hygiene.
j. Riwayat hubungan sosial
1) Hubungan ibu dengan suami, keluarga
24

2.2.1.2 Pemeriksaan fisik


a. penampilan umum : kesadaran, TTV
b. antopometri : BB, TB
c. kepala : kebersihan, distribusi rambut, kerontokan,
terdapat benjolan atau luka
d. muka : lihat adanya edema pada dahi, jerawat atau bisul,
mata (konjungtiva dan sklera),
hidung : kesimetrisan, passage udara, secret, fungsi
penghidu, septum
telinga : kesimetrisan, kebersihan, fungsi pendengaran
mulut : mukosa bibir, kebersihan gigi, caries atau gigi
berlubang
e. leher : adanya peningkatan JVP, pembesaran kelenjar
tiroid dan KGB
f. dada :
payudara = kesimetrisan, hiperpigmentasi, puting susu,
palpasi adanya massa
jantung = bunyi jantung, frekuensi
paru = pergerakan, retraksi, bunyi paru, frekuensi
g. abdomen : pergerakan, adanya luka bekas operasi, bising
usus, palpasi ada pembesaran limpa dan organ lainnya
h. genitalia : adanya secret atau lendir di vagina (warna,
bau, konsistensi), adanya perlukaan atau lesi, prolaps
anus (hemoroid)
i. ekstremitas : varises, udem, tonus otot, ROM,
2.2.1.3 Pemeriksaan Laboatorium
Darah rutin :
a. Hb : perdarahan di luar haid yang berlebihan
dikhawatirkan akan menyebabkan Hb turun dan terjadi
anemia
b. Leukosit : mengetahui adanya/terjadinya infeksi
25

2.2.1.4 Pemeriksaan penunjang


a. Radiologi untuk memeriksa uterus
b. Ultrasonografi (USG) abdomen

2.2.2 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
DS : Pemasangan KB AKDR Gangguan rasa
1) klien mengeluh nyaman : nyeri
daerah bekas 1) Posisi tidak tepat
pemasangan KB 2) Ukuran tidak
terasa sakit sesuai dengan rahim
2) Klien 3) AKDR
mengeluh mules atau merangsang
nyeri saat menstruasi pembentukan
DO : prostaglandin saat
3) Klien meringis, haid
tampak kesakitan
4) Wajah tegang Respon peradangan
5) TTV
meningkat Merangsang pengeluaran
mediator kimia

Merangsang ujung saraf


bebas

Thalamus

Korteks cerebri

Nyeri dipersepsikan
26

DS : klien mengeluah Pemasangan Kb implant Resiko Infeksi


area luka bekas yang di tanam di bawah
pemasangan implant kulit
terasa sakit
DO : terdapat tanda adanya luka akibat insisi
kemerahan, bengkak
port d’entry
mikroorganisme

resiko infeksi
DS : klien mengeluh KB suntik berisi Gangguan integritas
timbul jerawat pada progresteron kulit
wajah
DO : wajah klien Efek peningkatan kadar
berjerawat, merah, lemak
bernanah
Wajah berkeringat

Merangsang timbulnya
jerawat

Gangguan integritas kulit


DS : klien mengeluh Kontrasepsi pil Gangguan siklus
siklus haid tidak haid
teratur 1) Berisi gabungan
DO : darah haid hormon sintetik
spotting progresteron
2) Berisi hormon
progresteron saja

Terjadi
ketidakseimbangan
27

hormon

Endometrium mengalami
perubahan histologi
degenerasi

Atropi endometrium

Amenorhea

Siklus haid terganggu

2.2.3 Diagnosa Keperawatan


2.2.3.1 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d pemasangan AKDR
2.2.3.2 Resiko infeksi b.d adanya luka terbuka akibat insisi
2.2.3.3 Gangguan integritas kulit b.d peningkatan kadar lemak efek
dari pengobatan
2.2.3.4 Gangguan siklus haid b.d ketidakseimbangan hormon efek
dari kontrasepsi

2.2.4 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Perencanaan Rasional

Tujuan Intervensi
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Atur posisi Posisi yang nyaman
rasa nyaman tindakan klien akan mengurangi
: nyeri b.d keperawatan, senyaman ketegangan klein
pemasangan gangguan rasa mungkin saat sehingga
AKDR nyaman teratasi pemasangan mengurangi nyeri.
Kriteria hasil : Membuat otot-otot
1. Klien tidak 2. Anjurkan menjadi rileks
mengeluh nyeri pada klien sehingga dapat
2. Ekspresi wajah untuk mengurangi nyeri.
28

rileks menarik
3. TTV dalam nafas dalam Meminimalkan
batas normal saat perlukaan yang
pemasangan dapat menyebabkan
AKDR bila nyeri
terasa sakit TTV dapat
3. Pasang memberikan
AKDR gambaran nyeri
dengan klien sehingga
prinsip yang dapat ditangani
benar dengan tepat.

4. Ukur TTV
sebelum dan
sesudah
pemasangan
AKDR
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Pasang alat Mencegah
infeksi b.d tindakan kontrasepsi : kontaminasi
adanya luka keperawatan, IUD, implant mikroorganisme
terbuka infeksi tidak dengan Mencegah
akibat insisi terjadi teknik steril berkembangnya
Kriteria hasil : 2. Lakukan mikroorganisme
1. Tidak ada perawatan Terapi medis untuk
tanda-tanda luka atau menghambat
infeksi area pertumbuhan
(bengkak, pemasangan mikroorganisme
kemerahan, dengan Peningkatan
demam, teknik leukosit
terdapat pus) aseptic mengidentifikasika
2. Luka bersih dan 3. Kolaborasi n bahwa adanya
kering pemberian infeksi
3. Leukosit antibiotic
normal sesuai
indikasi
29

4. Kolaborasi
pemeriksaan
darah :
leukosit
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Sebutkan Meningkatkan
integritas tindakan penyebab pengetahuan klien
kulit b.d keperawatan, terjadinya Makanan berlemak
peningkatan gangguan jerawat dapat memicu
kadar lemak integritas kulit 2. Anjurkan tumbuhnya jerawat
efek dari dapat diatasi klien untuk Meminimalkan
pengobatan Kriteria hasil : mengurangi faktor resiko yang
1) Jerawat, makanan memicu tumbuhnya
bisul, nanah tdk berlemak jerawat
ada 3. Anjurkan Kosmetik yang
2) Klien klien untuk tidak sesuai dapat
mengerti menjaga menyebabkan iritasi
penyebab kebersihan
3) Klien wajah
mengurangi 4. Anjurkan
makanan yang klien untuk
berlemak menghindar
i pemakaian
kosmetik
yang
merangsang
tumbuhnya
jerawat
4. Gangguan Setelah dilakukan 1. Jelaskan Meningkatkan
siklus haid tindakan penyebab pengetahuan klien,
b.d keperawatan, terjadinya dapat mengurangi
ketidakseim gangguan siklus gangguan kecemasan
bangan haid dapat diatasi haid Dapat digunakan
hormon efek kriteria hasil : sebagai indicator
dari 1. Klien dpt ketidakseimbangan
kontrasepsi beradaptasi dgn 2. Observasi hormon sehingga
perubahan tanda-tanda dapat diambil
hormon vital langkah yang tepat
2. Tidak ada Mengganti darah
30

perdarahan yang keluar


selama di luar 3. Kolaborasi berlebihan
masa haid pemberian Pengeluaran darah
3. Jml darah haid Fe yang berlebihan
DBN menyebabkan
4. Kolaborasi penurunan Hb
pemeriksaan
darah : Er,
Hb
31

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga berencana adalah salah satu cara untuk menunda perkawinan dan
mengurangi kelahiran bayi kedunia dengan tujuan membuat keluarga yang
sederhana dan tercukupi diantaranya dengan berbagai metode seperti pil KB,
IUD, KB suntik dan implant.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembacanya

31
32

DAFTAR PUSTAKA

Dutton, A. Lauren, Jessica E. Densmore dan Meredith B. Turner. (2011). Rujukan


Cepat Kebidanan. Jakarta: EGC.

Elizabeth, Siwi W dan Endang P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Karwati. (2011). Bidan komunitas : Trans info medika.

Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. (2014). Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida, Bagus. Et all. (2010). Gawat Darurat Obstetri Ginekologo &
Obstetri Ginekologi Sosial Untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Suratun, dkk. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan


Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
33

MAKALAH MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA (KB)

DOSEN PENGAMPU :
YULIANI BUDIARTI, Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

AHMAF FAUZAN HUSEIN


ANNISA MISDAYANI
APRILIA
HAIRATUNNISA
RAHMAWATI
RENGGA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2019
34

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya
yang telah memberikan kami berbagai nikmat dalam menjalankan hidup ini,
sehingga kami merasa dimudahkan untuk menyelesaikan makalah kami ini.
Memang pada awalnya kami menemukan kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikan makalah ini, namun seiring berjalannya waktu, kami pun semakin
merasa bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan makalah ini dengan cepat
dan baik, mengingat waktu yang dijadwalkan untuk segera menyelesaikan
makalah ini.

Dalam makalah kami yang membahas tentang Makalah Keluarga Berencana


(KB). Kami mengharapkaan hasilnya dapat dijadikan proses pembelajaran di
kelas, untuk menambah pengetahuan kita semua, khususnya untuk kelompok
kami dan umumnya untuk semua yang mempelajari tentang pembahasan ini,
supaya dapat kita terapkan di kehidupan kita, untuk hidup yang lebih baik lagi.

Kemudian, mengingat proses pembuatan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, maka dari itu kami mohon dimaklumi atas kesalahan yang
terdapat dalam makalah kami ini. Dan juga kami sangat bersyukur, karena pada
akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.

Banjarmasin, April 2019

Penyusun,

ii
35

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah . .................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat . .................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3


2.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB) . .............................. 3
2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana ................................. 3
2.1.2 Jenis Kontrasepsi ....................................................... 3
2.1.3 Manfaat KB ................................................................. 15
2.1.4 Konseling KB ............................................................ 17
2.2 Asuhan Keperawatan KB ....................................................... 22

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 31


3.1 Kesimpulan ............................................................................. 31
3.2 Saran . ....................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.

iii

Вам также может понравиться

  • Askep Seminar Acc
    Askep Seminar Acc
    Документ27 страниц
    Askep Seminar Acc
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Hearing Class
    Hearing Class
    Документ10 страниц
    Hearing Class
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Triage
    Triage
    Документ46 страниц
    Triage
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Pedoman Penanggulangan Bencana
    Pedoman Penanggulangan Bencana
    Документ28 страниц
    Pedoman Penanggulangan Bencana
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Change Agent
    Change Agent
    Документ126 страниц
    Change Agent
    Ahmad Fauzinor
    Оценок пока нет
  • Askep Bronchopneumonia
    Askep Bronchopneumonia
    Документ24 страницы
    Askep Bronchopneumonia
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • LP SH
    LP SH
    Документ18 страниц
    LP SH
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Opthalmologi PDF
    Opthalmologi PDF
    Документ128 страниц
    Opthalmologi PDF
    rejotangan
    Оценок пока нет
  • Standar Prosedur Operasional Kala Ii-Iv
    Standar Prosedur Operasional Kala Ii-Iv
    Документ9 страниц
    Standar Prosedur Operasional Kala Ii-Iv
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • KONSEP KELUARGA (Print) .
    KONSEP KELUARGA (Print) .
    Документ13 страниц
    KONSEP KELUARGA (Print) .
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Metoda Pemberian Asuhan
    Metoda Pemberian Asuhan
    Документ57 страниц
    Metoda Pemberian Asuhan
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 PAP Smear
    Kelompok 2 PAP Smear
    Документ35 страниц
    Kelompok 2 PAP Smear
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • KEBERUNTUNGAN
    KEBERUNTUNGAN
    Документ5 страниц
    KEBERUNTUNGAN
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Kegawatdaruratan
    Kegawatdaruratan
    Документ56 страниц
    Kegawatdaruratan
    Alin Erlina Rosyanti
    Оценок пока нет
  • Spi396 Slide Bab 8 - Faktor X
    Spi396 Slide Bab 8 - Faktor X
    Документ16 страниц
    Spi396 Slide Bab 8 - Faktor X
    puyengs
    Оценок пока нет
  • Bab I1
    Bab I1
    Документ21 страница
    Bab I1
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Документ27 страниц
    Glaukoma
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • CPR 102019
    CPR 102019
    Документ43 страницы
    CPR 102019
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Bab 01 Menjadi Wirausaha
    Bab 01 Menjadi Wirausaha
    Документ25 страниц
    Bab 01 Menjadi Wirausaha
    koem21
    Оценок пока нет
  • Bogor Jakarta
    Bogor Jakarta
    Документ6 страниц
    Bogor Jakarta
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • ASKEP TB PARU Ok Saem
    ASKEP TB PARU Ok Saem
    Документ27 страниц
    ASKEP TB PARU Ok Saem
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Bab 03 Berpikir Kreatif
    Bab 03 Berpikir Kreatif
    Документ19 страниц
    Bab 03 Berpikir Kreatif
    Handrianus Simarmata
    Оценок пока нет
  • Bahan Ajar d3 - PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
    Bahan Ajar d3 - PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
    Документ34 страницы
    Bahan Ajar d3 - PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Bab 02 Berpikir Perubahan
    Bab 02 Berpikir Perubahan
    Документ18 страниц
    Bab 02 Berpikir Perubahan
    Evi Dwi Indriyani
    Оценок пока нет
  • Bab 05 Pengambilan Risiko
    Bab 05 Pengambilan Risiko
    Документ17 страниц
    Bab 05 Pengambilan Risiko
    theintelligentgirl
    Оценок пока нет
  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Документ54 страницы
    Askep Keluarga
    Raudatus SLecha
    Оценок пока нет
  • Askep KX Kemo
    Askep KX Kemo
    Документ10 страниц
    Askep KX Kemo
    DewiYuliana
    Оценок пока нет
  • Bab 07 Etika Bisnis
    Bab 07 Etika Bisnis
    Документ13 страниц
    Bab 07 Etika Bisnis
    Indra Jhon Fischer
    Оценок пока нет
  • Bab 13 Rencana Bisnis
    Bab 13 Rencana Bisnis
    Документ21 страница
    Bab 13 Rencana Bisnis
    Tsabiet M
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan
    Asuhan Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan
    Документ13 страниц
    Asuhan Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan
    DewiYuliana
    Оценок пока нет