Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Fajar, Arnie. 2005:
141).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran
PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan : (1) berpikir secara kritis,
rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu
kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab,
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
(3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya; dan (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi dan komunikasi.
2
untuk dapat memahami dan mengerti tujuan dari kurikulum yang berlaku saat ini.
Memiliki strategi pembelajaran yang baik, menguasai berbagai metode
pembelajaran, dan dapat menggunakan media pembelajaran dengan maksimal,
sehingga dalam pembelajaran PKn, siswa dapat menunjukkan aktivitas belajar
yang maksimal pula. Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut harus
didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih
dan menggunakan model pembelajaran.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesuai dengan hakikat dan
karakteristiknya memiliki keterkaitan dengan bidang studi lainnya, khususnya
dengan IPS. Sebelum menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang
menurut Kurikulum Tahun 1994 diberinama Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan adalah bagian dari mata pelajaran IPS.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, diperlukan adanya suatu
model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih
aktif, kreatif dan dapat mengaitkan dengan mata pelajaran lainnya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Model tersebut adalah model Pembelajaran
Terpadu Tipe Integrated.
Sesuai dengan amanat KTSP 2006 yang diatur dalam Permendiknas tahun
2006, bahwa model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Namun pada kenyataan pelaksanaannya masih belum
optimal.
Menurut John Dewey dalam Syaefuddin Sa’ud dkk. (2006: 4), istilah
pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau
“integrated curriculum approach” yang merupakan pendekatan untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan
interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba untuk memadukan
beberapa pokok bahasan (Beane dalam Syefuddin Sa’ud, 2006: 6). Dibutuhkan
suatu tema atau topik pemersatu dari beberapa pokok bahasan tersebut.
3
Pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk SD, karena pada jenjang
ini siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit
menghadapi pemilahan yang artificial (Richmond dalam Syaefuddin Sa’ud, 2006:
5).
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam
suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek
perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan
lingkungan sosial keluarga. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis
makalah yang berjudul “Gambaran Umum dan Karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan serta Mata Pelajaran IPS dan Mata Pelajaran Lainnya di SD”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menyimpulkan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan?;
2. Bagaimana Karakteristik Bidang Studi PKn ?
3. Bagaimana Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD?
4. Bagaimana PKn sebagai mata pelajaran SD dalam Kurikulum ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan;
2. Untuk mengetahui Karakteristik Bidang Studi PKn; dan
3. Untuk Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
4. Untuk mengetahui PKn sebagai mata pelajaran SD dalam Kurikulum
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, penulis merumuskannya
sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis, makalah ini bermanfaat sebagai penguat dan penjelas
terhadap teori yang sedang berkembang saat ini. Orang yang mengkaji teori
4
adakalanya mengalami kendala dalam memahami bahasa dari uraian teori
tersebut, tergantung dari perbendaharaan bahasa orang tersebut. Makalah ini
menggunakan bahasa yang sederhana dengan tujuan untuk memudahkan dan
memperjelas teori agar mudah dipahami.
2. Dari segi praktis, makalah ini bermanfaat sebagai acuan sederhana bagi guru
untuk melaksanakan praktik mengajar pada pendidikan dasar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme;
d. PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa,
Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga negara,
Konstitusi Negara, Kekuasan dan Politik, Pancasila dan Globalisasi;
e. PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and
character building) dan pemberdayaan warga Negara;
f. PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah
dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di
Indonesia;
g. PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence (kecerdasan dan
daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional
maupun sosial), Civic Responsibility (kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang bertanggung jawa dan Civic Participation
(kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik
secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari depan);
h. PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual (CTL) untuk
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter
warga negara Indonesia. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari; dan
i. PKn mengenal suatu model pembelajaran VCT (Value Clarification
Technique/Teknik Pengungkapan Nilai), yaitu suatu teknik belajar-mengajar
yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).
Dari karakteristik yang ada, terlihat bahwa PKn merupakan mata
pelajaran yang memiliki karakter berbeda dengan mata pelajaran lain. Walaupun
PKn termasuk kajian ilmu sosial namun dari sasaran / tujuan akhir pembentukan
hasil dari pelajaran ini mengharapkan agar siswa sebagai warga negara memiliki
kepribadian yang baik, bisa menjalankan hak dan kewajibannya dengan penuh
7
kesadaran karena wujud cinta atas tanah air dan bangsanya sendiri sehingga tujuan
NKRI bisa terwujud.
Setiap negara pasti memiliki tujuan, hanya warga negara yang baiklah
yang dapat mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu PKn memiliki peran yang
sangat besar untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang bisa
mengemban semua permasalahan negara dan mencapai tujuan negaranya.
Keberadaan PKn dengan karakteristik seperti ini mestinya menjadi
perhatian besar bagi masyarakat, komponen pendidik dan negara. Hal ini
disebabkan karena PKn banyak mengajarkan niai-nilai pada siswanya. Nilai-nilai
kebaikan, kebersamaan, pengorbanan, menghargai orang lain dan persatuan ini
jika di tanamkan dalam diri siswa bisa menjadi bekal yang sangat berharga dalam
kehidupan pribadi maupun berbangsa dan bernegara. Siswalah yang akan menjadi
cikal bakal penerus bangsa dan yang akan mempertahankan eksistensi negara
maka dari itu mereka sangat memerlukan pelajaran PKn dalam konteks seperti ini.
John J. Patrick dalam tulisan ‘Konsep inti PKn’ mengatakan PKn
memiliki kriteria dimana diartikan berkenaan dengan kepentingan warga negara.
Ada 4 kateori yaitu pengetahuan kewarganegaraan dan pemerintahan, keahlian
kognitif warga negara, keahlian partisipatori dan kebaikan pendidika
kewarganegaraan. Jika empat kategori ini hilang dari kurikulum PKn makan PKn
dapat dianggap cacat.
Walaupun pemerintah sudah memberi perhatian besar pada pelajaran
PKn, semua itu tidak akan cukup jika komponen pendidik, siswa, orang tua, dan
masyarakat tidak berpadu untuk bekerjasama menjalankan inti pelajaran PKn ini.
Berkaitan dengan kandungan nilai-nilai dalam PKn saja misalnya, banyak guru
yang luput mengajarkan nilai-nilai kehidupan pada saat mengajar karena terburu
dengan meteri sesuai kurikulum, siswa belajar hanya orientasi materi sehingga
civic intelligent saja yang terpenuhi. Meskipun materi PKn saat ini tidak banyak
mencantumkan secara konkret nilai-nilai kehidupan dalam silabus pengajaran,
semestinya guru mampu berperan memasukan nilai-nilai ini sebagai hiden
curicullum bagi siswa.
8
C. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
Warga negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yang
disebut cosmopolitan stance atau sikap mental/pendirian yang bersifat
cosmopolitan. Mereka adalah warga negara yang dapat menggunakan sumber-
sumber daya dunia dan mengakumulasikan kebijakan dan kearifan dalam
melahirkan tindakan bersama terhadap masalah bersama yang dihadapi setiap
orang. Warga negara dengan pandangan global memahami saling ketergantungan,
kemajemukan, nilai-nilai dan menemukannya bukan hanya dalam budaya
kelompok mereka sendiri sebagai suatu negara-bangsa, tetapi juga masyarakat
dunia secara keseluruhan. Sehubungan dengan penggambaran seperti
dikemukakan di atas mengarahkan kita pada landasan konsep yang mendasari
Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dan insan sosial politik yang terorganisasi dengan tujuan agar manusia
Indonesia tersebut memiliki kemauan dan kemampuan untuk:
9
3. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional (insan
pembangunan)
4. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme)
1. Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial
2. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggungjawab
3. Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual, sosisal, maupun sebagai pemimpin
hari depan
10
c) Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen
yang kritis logis dan rasional
d) Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum
e) Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus(demokrasi)
3. Kompetensi untuk mengusai karakter kewarganegaraan
a) Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis dan
bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam
berbagai aktifitas masyarakat, politik dan pemerintahan dalam semua
tingkat (daerah dan nasional).
b) Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak dan
tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat pada semua tingkatan (daerah dan nasional).
c) Memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti,
demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d) Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
kehidupan sehari-hari
11
yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.
Dengan demikian, secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas yang
memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan
kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang
tertib, adil dan berkeadaban. Dalam kerangka semua itu matapembelajaran PKn
harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab.
Tujuan Pkn
12
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945”, sedangkan tujuannya, digariskan dengan tegas agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
13
6. Mempersiapkan anak didik utuk menjadi warga negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai
bangsa dan negaranya.
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1)
Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna;
(2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan
informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-
nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain; (5) Meningkatkan minat dalam belajar; dan (6) Memilih
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu
proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik,
bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran
14
terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari
segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif
dan bijak di dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan
mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan
di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-
konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari
semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep
lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional.
Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan
masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri,
bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya
diperoleh siswa melalui eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan
pemberitahuan.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional
guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan
hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan
hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata
pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja
dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik
15
aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui
pengembangan tema tersebut.
Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan.
Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah
sebagaimana uraian berikut ini.
16
kewarganegaraan mengandung praktik-praktik yang diturunkan ilmu politik.
Sesuai dengan tujuan PKn yaitu menjadikan warganegara yang baik. Maka
kita harus memahami teori tentang demokrasi politik yang meliputi
konstitusi, parpol pemilu dan semuan hal itu merupakan adopsi dari ilmu
politik. Dengan memahami teori ilmu politik maka warga negara mempunyai
pengetahuan tentang kenegaraan melalui praktis dari pendidikan
kewarganegaraan maka warga negara dapat melaksanakan kewajibannya dan
mengetahui hak yang harus diterimanya sebagai warga negaa yang baik.
17
kewarganegaraan dipelajari. Kemudian dengan pada ilmu sejarah dapat
diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan menjadikan warga
negara yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi
diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui
kekurangan apa yang akan terdapat pada era dulu dan diperbaiki pada masa
sekarang sehingga terdapat perbaikan-perbaikan dari waktu ke
waktu. Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal positif yang dapat
dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau kedepannya
18
Selain itu, yang terpenting adalah nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya meliputi nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
serta keadilan yang menjadikannya sebagai identitas nasional bangsa
Indonesia.
b. Sebagai Pendidikan Politik
PKn sebagai pendidikan politik yaitu dengan belajar PKn kita dapat
memahami bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu sistem politik atau
Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem tersebut dan
bagaimana melaksanakan tujuannya. Dengan belajar PKn kita dituntut untuk
memahami suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya, dan juga mengerti kekuasaan
seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok sesuai dengan keinginan dan perilaku. Serta memberikan informasi
kepada kita bahwa Negara memiliki dasar dan pedoman untuk menjalankan
segala kegiatan pemerintahan. Dan akhirnya menjadikan kita sebagai insan
politik.
c. Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
beberapa hal yang terdapat dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
20
b. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang bertanggungjawab
c. Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara
atas dasar tanggungjawabnya, baik secara individual, sosisal,
maupun sebagai pemimpin hari depan
3. karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah sebagai berikut:
a. PKn termasuk dalam proses ilmu sosial (IPS);
b. PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program
sekolah dasar sampai perguruan tinggi;
c. PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela
negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan
perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme;
d. PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan
Kesatuan bangsa, Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi
manusia, Kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan
dan Politik, Pancasila dan Globalisasi;
e. PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu
mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak
bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga
Negara;
f. PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program
pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta
esensi pendidikan demokrasi di Indonesia;
g. PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence
(kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional maupun sosial), Civic Responsibility
(kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang
bertanggung jawa dan Civic Participation (kemampuan
berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik
secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari depan);
21
h. PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual
(CTL) untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, dan karakter warga negara Indonesia. Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari; dan
i. PKn mengenal suatu model pembelajaran VCT (Value
Clarification Technique/Teknik Pengungkapan Nilai), yaitu suatu
teknik belajar-mengajar yang membina sikap atau nilai moral
(aspek afektif).
tema yang over lapping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian
pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking skills, social skill, values
dan attitudes. Model Pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua mata
22
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung
historis dan akademik dengan studi sosial atau sekarang lebih dikenal
B. Saran
saran di antaranya:
dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Kebijakan ini diterapkan agar out-put
dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
23
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan
amanat Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu menurut hemat penulis
jenjang pendidikan.
disekolah.
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
kehidupan sehari-hari.
24
DAFTAR PUSTAKA
Nasional
Artikel
http://www.paklativi.com/2014/03/ruang-lingkup-kajian-dan-tujuan-
pembelajaran-pkn-di-sd-mi.html
http://www.andreanperdana.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-terpadu-
ciri.html
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/karakteristik-pembelajaran-terpadu.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1959081
41985031-JOHAR_PERMANA/Pembelajaran_Terpadu.pdf
http://rohimzoom.blogspot.com/2014/01/desain-model-pembelajaran-pkn-
sdmi.html
http://digilib.unila.ac.id/849/7/BAB%20I.pdf
https://boejankbta.wordpress.com/2010/10/24/model-pembelajaran-terpadu-pada-
pkn-di-sekolah-dasar/
https://prezi.com/k9d5j_nh6oe7/model-pembelajaran-pkn-di-sd-kelas-rendah/
25