Вы находитесь на странице: 1из 4

1.

Pengertian
Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu
rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan
pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ
tersebut (Griffith, 2010).
Hernia adalah : tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dincling
rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal
tertutup. (Adriana 2009)

2. Etiologi
a. Ketidak patensian rongga yang tidak sempurna.
b. Anomaly kongenital atau karena sebab yang didapat.
c. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
d. Peninggian tekanan didalam rongga abdomen
e. Kelemahan otot dinding abdomen

3. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang
air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah
otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja
akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang
tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal
dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia.

4. Manifestasi Klinis
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan.
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
4. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi
kandung kencing.

5. PEMERIKSAAN FISIK
SAMA LAGE ATA AWAI

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a)Foto thoraks: Menunjukan adanya massa tanpa udara jika omentum yang
masuk dan massa yang berisi udara jika lambung adalah usus yang masuk.
b) Laboratorium : Menunjukan adanya peningkatn pada hasil pemeriksaan
SGOT.
c)EKG : Biasanya dilakukan untuk persiapan operasi.

7. Penatalaksanaan
a. Secara konservatif (non operatif)
1) Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan.
2) Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset.
b. Secara operatif
1) Hernioplasty
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasty sering
dilakukan pada anak-anak
2) Hernioraphy
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan kantong diikat,
dan dilakukan basiny plasty atau tehnik yang lain untuk memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa.
3) Herniotomy
Seluruh herni a dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis.

8. PENGOBATAN
a. INJEKSI RANITIDINE 1 AMP / 8 JAM
b. INJEKSI CEFTRIAXONE AMP/ 12 JAM
c. INJEKSI KETOROLAC 1 AMP/ 8

9. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
1. Indentitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan / penyakit sekarang
c. Riwayat kesehatan / penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan / penyakit keluarga
e. Riwayat tumbuh kembang (usia 2 tahun)
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan tumbuh kembang
5. Pemeriksaan penunjang
b. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
akibat tindakan operasi.
b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.

c. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
akibat tindakan operasi.
TUJUAN INTERVENSI

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang


Kriteria Hasil : - klien mengungkapkan rasa 1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala
nyeri berkurang nyeri
-tanda-tanda vital normal 2. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
-pasien tampak tenang dan rileks. 3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.


NOC NIC

 Tujuan : tidak ada infeksi 1. Pantau tanda-tanda vital.


Kriteria hasil : 2. Lakukan perawatan luka dengan teknik
-tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. aseptik.
- luka bersih tidak lembab dan kotor. 3. Lakukan perawatan terhadap prosedur
- Tanda-tanda vital normal inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,
dll
. 4. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi
untuk pemeriksaan darah, seperti Hb
danleukosit.
5. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

D implmentasi sama

E evaluasi saamA
DAFTAR PUSTAKA
Andriana. 2009. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.
Graffit. 2010. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2. Jakarta: EGC
Malik , et.al. 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: EGC
Oswari E. 1993. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia.
Seymour I. Schwartz, et.All 2000. Principles of Surgery. Companion handbook.
Jakarta: EGC.
Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta: EGC
Tambayong, dr. Jan.2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Wong, 2004. Wong’s nursing care of infant and children. St. Louis.

Вам также может понравиться