Вы находитесь на странице: 1из 49

Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………… i

CAPAIAN DAN SUBCAPAIAN PEMBELAJARAN ……………………………………….. ii

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………… 1
BAB I DASAR-DASAR GEOMETRI ……………………………………………………………. 2

BAB II SEGI BANYAK


A. Kurva ……………………………........................................................................... 7
B. Segitiga ………………………………..................................................................... 7
C. Segi Empat …………………………..................................................................... 10
BAB III KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN
A. Kesebangunan ……………………. …….............................................................. 16
B. Kekongruenan ………………........................................................................... 17
BAB IV KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR
A. Keliling ....................................................................................................... 18
B. Luas Daerah …............................................................................................ 19
BAB V BANGUN RUANG
A. Prisma ........................................................................................................ 28
B. Limas ......................................................................................................... 29
BAB VI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME
A. Luas Permukaan ……………………………………………………………………………………. 30
B. Volume ………………………………………………………………………………………………….. 34
TAUTAN SUMBER PENUNJANG PEMBELAJARAN ……………………………………………… 40
RANGKUMAN ………………………………………………………………………………………………….… 41
TUGAS PEMBELAJARAN ……………………………………………………………………………………. 45
EVALUASI PEMBELAJARAN ……………………………………………………………………………….. 46
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………….. 49

i
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Capaian Pembelajaran:
1. Menguasai materi pelajaran Matematika secara luas dan mendalam meliputi
menganalisis kompetensi (capaian pembelajaran) sebagai dasar pemilihan materi dan
menerapkan serta mengevaluasi materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks).
2. Menguasai teori, aplikasi, pendekatan, teknik, atau metode keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan dengan pembelajaran matematika.

Sub Capaian Pembelajaran:


1. Menganalisis unsur-unsur pada geometri.
2. Memahami konsep teoritis materi geometri (bangun datar dan bangun ruang
khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) secara mendalam.
3. Memahami pengetahuan konseptual dan prosedural pada materi geometri (bangun
datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas).
4. Melakukan pemecahan masalah matematis pada materi geometri (bangun datar dan
bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengembangkan pembelajaran geometri (bangun datar dan bangun ruang
khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) pada saat workshop penyusunan
perangkat pembelajaran.

ii
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar ini menyajikan bahasan mengenai Geometri. Secara rinci


kegiatan belajar ini menyajikan tentang:
1. Dasar-dasar geometri
2. Segi banyak (Kurva, segi tiga dan segi empat).
3. Kesebangunan dan kekongruenan
4. Keliling dan luas bangun datar (segi tiga dan segi empat)
5. Bangun ruang (prisma dan limas)
6. Luas permukaan dan volume (prisma dan limas) serta debit
Kegiatan belajar ini selain disajikan dalam modul berisi materi utama, juga
dilengkapi oleh materi penunjang yang dapat dipelajari untuk lebih memperkuat konsep
dan pemahaman mengenai pembelajarannya di Sekolah Dasar yang berupa video, ppt,
dan contoh pengembangan lembar kerja pada materi geometri di Sekolah Dasar. Selain
itu juga dilengkapi dengan link rujukan yang dapat dipelajari mengenai konsep geometri.
Setelah mempelajari modul pada materi utama serta materi penunjang, peserta
diharapkan mampu:
1. Menganalisis unsur-unsur pada geometri.
2. Memahami konsep teoritis materi geometri (bangun datar dan bangun ruang
khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) secara mendalam.
3. Memahami pengetahuan konseptual dan prosedural pada materi geometri
(bangun datar dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan
limas).
4. Melakukan pemecahan masalah matematis pada materi geometri (bangun datar
dan bangun ruang khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengembangkan pembelajaran geometri (bangun datar dan bangun ruang
khususnya segi tiga, segi empat, prisma dan limas) pada saat workshop
penyusunan perangkat pembelajaran.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 1


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB I
DASAR-DASAR GEOMETRI

Struktur geometri modern menyepakati istilah dalam geometri, yaitu:


1)unsur yang tidak didefinisikan, 2) unsur yang didefinisikan, 3) aksioma/postulat,
4) teorema/dalil/postulat. Unsur yang tidak didefinisikan merupakan konsep yang
mudah dipahami dan sulit yang dibuatkan definisinya, contoh titik, garis dan
bidang. Unsur yang didefinisikan merupakan konsep yang dikembangkan dari
unsur yang tidak dapat didefinisikan dan merupakan konsep yang memiliki
batasan, contoh sinar garis, ruas garis, segitiga. Aksioma/postulat merupakan
konsep yang disepakati benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya, contoh
postulat garis sejajar. Teorema/dalil/rumus adalah konsep yang harus dibuktikan
kebenarannya melalui serangkaian pembuktian deduktif, contoh Teorema
Phytagoras.
A. Titik
Titik merupakan salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan. Titik
merupakan konsep abstrak yang tidak berwujud atau tidak berbentuk,
tidak mempunyai ukuran dan berat. Titik disimbolkan dengan noktah.
. .
A P
B. Garis
Garis juga merupakan salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan. Garis
merupakan gagasan abstrak yang lurus, memanjang kedua arah, tidak
terbatas.

m
A

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 2


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Sinar garis merupakan bagian dari garis yang memanjang ke satu arah
dengan panjang tidak terhingga.
B

A
Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua buah titik di
ujung dan pangkalnya.
A B
Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak
mempunyai titik sekutu (titik potong).
g
k
h
m
(a) (b)
Aksioma Kesejajaran
Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang
sejajar dengan g.
h

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 3


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

C. Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk
unsur yang tidak didefinisikan.
D C

A B
D. Ruang
Ruang diartikan sebagai unsur geometri dalam konteks tiga dimensi.
E. Sudut

Sudut terbentuk oleh dua sinar garis yang berhimpit di titik pangkalnya.
Ukuran sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur besar
sudut, dapat menggunakan busur derajat.

Sudut Suplemen (Pelurus)


AOC suplemen COB, atau COB suplemen  AOC.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 4


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Dua Sudut Kongruen


AOB kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: APD  CPD).
Dua buah sudut dikatakan kongruen jika besar ukuran dua sudut sama.

A C

O B P D
(a) (b)

Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya dan
mempunyai besar sudut 900.
AOC  COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB sudut
siku-siku.

Sudut Bertolak Belakang


Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan,

Maka AOB = COD

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 5


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BOC = AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan
BOC dan AOD , keduanya bertolak belakang.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 6


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB II SEGI BANYAK

A. Kurva
Kurva adalah bangun geometri yang merupakan kumpulan semua titik yang
digambar.

Terdapat dua jenis kurva, yaitu kurva tertutup dan kurva tidak tertutup. Kurva
tertutup dibagi menjadi kurva tertutup sederhana dan kurva tertutup tidak
sederhana. Salah satu contoh kurva tertutup sederhana yang dibentuk dari
beberapa segmen garis adalah segi banyak.
Beberapa contoh segi banyak antara lain, segi tiga dan segi empat (yang akan
dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

B. Segitiga
Segitiga adalah poligon (segi banyak) yang memiliki tiga sisi. Segi tiga
merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh tiga buah ruas garis yang
berpotongan di tiga titik sudut.
A1

A2 A3

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 7


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari segitiga tersebut. Tinggi segitiga
tegak lurus dengan alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan alas.
Segitiga dapat dikelompokkan menurut panjang sisi dan salah satu besar sudutnya.
Berikut ini pengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi nya

1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
Segitiga sembarang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Panjang ketiga sisinya berlainan.
b. Besar ketiga sudutnya tidak sama.
c. Tidak memiliki simetri lipat
d. Tidak mempunyai simetri putar

2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
panjang,
Segitiga sama kaki memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah sisinya sama panjang (panjang AB = panjang AC).
b. Mempunyai dua buah sudut sama besar (sudut B = sudut C).
c. Memiliki satu simetri lipat.
d. Tidak Memiliki simetri putar

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 8


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
Segitiga sama sisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ketiga sisinya sama panjang (panjang AB = panjang BC = panjang AC).
b. Sudut-sudutnya sama besar, yaitu masing-masing 60° (sudut A = sudut B =
sudut C).
c. Memiliki tiga simetri lipat.
d. Memiliki tiga simetri putar.

Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudut-sudutnya


1) Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
2) Segitiga Siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
3) Segitiga Tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.

Besar seluruh sudut pada segitiga adalah 1800. Pembuktian besar seluruh sudut
pada suatu segitiga 1800, dapat dilakukan seperti gambar derikut ini:

Dalil Pythagoras:

b a

L
c B

Gambar tersebut adalah segitiga siku-siku ABC. Sisi AB dan AC adalah sisi siku-siku,
sedangkan sisi BC disebut hipotenusa atau sisi miring

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 9


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Dalil Pythagoras untuk segitiga ABC di atas dirumuskan menjadi:

(BC)2 = (AC)2 + (AB)2 ↔ BC = (AC) 2 + (AB) 2

C. Segi Empat
Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi. Segi empat dapat
dibentuk dari empat buah garis dan empat buah titik dengan tiga titik tidak
kolinier. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai macam-macam segi empat
dan karakteristiknya, perhatian diagram berikut ini:

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 10


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

1. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi sejajar.
Trapesium dapat dikelompokkan menjadi:
(1) trapesium sembarang, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dengan panjang tidak sama serta besar sudutnya tidak ada yang
900.
(2) trapesium sama kaki, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dan sepasang sisi yang lain sama panjang.
(3) trapesium siku-siku, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang sisi
sejajar dengan dua sudut yang besarnya 900.

Pada suatu trapesium, jumlah sudut yang berdekatan pada suatu


trapesium adalah 1800.

2. Jajar Genjang
Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar, serta
sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat dibentuk dari
gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran
dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.

Beberapa sifat jajargenjang, antara lain:


a. Pada setiap jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
b. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
c. Jumlah dua sudut yang berdekatan dalam jajargenjang adalah 1800.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 11


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun jajargenjang tetapi besar salah
satu sudutnya adalah 900, apakah bangun tersebut adalah sebuah
jajargenjang?coba analisislah!

3. Belah Ketupat
Belah ketupat merupakan segiempat yang khusus. Belah ketupat didefinisikan
sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar, keempat sisinya sama
panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Belah ketupat juga
merupakan jajargenjang yang semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu,
semua sifat yang berlaku pada jajargenjang berlaku pula pada belah ketupat.
Keistimewaan belah ketupat adalah dapat dibentuk dari gabungan segitiga
sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Berikut ini adalah sifat-sifat khusus belah ketupat:


a. Semua sisinya sama panjang
b. Diagonal-diagonal belah ketupat menjadi sumbu simetri
c. Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling
membagi dua sama panjang.
d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar
oleh diagonal-diagonalnya.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 12


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun belah ketupat tetapi besar
salah satu sudutnya adalah 900, apakah bangun tersebut adalah sebuah
belahketupat?coba analisislah!

4. Persegi panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang besar keempat sudutnya 900.
Persegi panjang adalah segiempat yang kedua pasang sisinya sejajar dan
keempat sudutnya 900.
Beberapa sifat persegi panjang:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
b. Setiap sudutnya sama besar, yaitu 900
c. Diagonal-diagonalnya sama panjang
d. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama
panjang.

5. Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.
Beberapa sifat persegi adalah:
a. Sisi-sisinya sama panjang
b. Diagonalnya sama panjang
c. Diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.
d. Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya.
e. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.
f. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 13


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

6. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai sisi yang berdekatan
sama panjang dan kedua diagonalnya saling tegak lurus. Layang-layang juga
merupakan segiempat yang terdiri dari dua segitiga sama kaki yang alasnya
sama panjang dan saling berimpit.
A

B D

Beberapa sifat layang-layang:


a. Pada setiap layang-layang sepasang sisinya sama panjang.
b. Pada setiap layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama
besar.
c. Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri.
d. Salah satu diagonal layang-layang membagi dua sama panjang dan tegak
lurus terhadap diagonal lainnya.

8. Lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah
titik (pusat lingkaran).

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 14


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 15


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB III
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

A. Kesebangunan

Perhatikan gambar tersebut. Dua persegi panjang tersebut merupakan conroh dua
persegi panjang yang sebangun. Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika
mempunyai syarat:
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama (sisi – sisi – sisi)
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar (sudut – sudut – sudut)
3. Dua sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama dan sudut
bersesuaian yang diapit sama besar (sisi – sudut – sisi)

Berdasarkan uraian tersebut, coba identifikasi pada bangun datar di bawah ini
ada berapakah segitiga yang sebangun?

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 16


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

B. Kekongruenan

Perhatikan gambar tersebut, persegi satuan yang terdapat pada gambar


memiliki besar yang sama besar.
Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun tersebut memiliki bentuk
dan ukuran yang sama serta sudut yang bersesuaian sama besar (sama dan
sebangun).
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi – sisi – sisi)
2. Dua sisi yang bersesuaian yang sama panjang dan sudut yang diapit sama
besar (sisi – sudut – sisi)
3. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian
sama panjang.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 17


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB IV
KELILING DAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR

A. Keliling

Perhatikan gambar tersebut! Bagaimanakah cara menghitung keliling bangun


tersebut?
Untuk mengilustrasikan kepada siswa, kita dapat gunakan cerita
berapakah jarak yang ditempuh untuk mengelilingi tanah atau taman yang
berbentuk seperti gambar tersebut.
Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal sampai ke lintasan akhir
(titik awal dan titik akhir adalah titik yang sama). Atau dengan kata lain Keliling
adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membatasi suatu bangun.
Kasus berbeda pada saat kita ingin menentukan keliling lingkaran. Langkah yang
dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:
Dari benda yang berbentuk lingkaran, siswa menentukan panjang diameter
(dengan menggunakan tali), dan diameter lingkaran. Setelah itu tentukalah
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 22
, hasil yang diharapakan adalah nilai phi(𝜋 = 3,14 … . = )
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 7
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
Karena 𝜋 = maka keliling = 𝜋 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝜋𝑑 = 2𝜋𝑟
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 18


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

B. Luas Daerah

Jika kita memiliki sebuah daun dan ingin menghitung berapa luas daun
tersebut, bagaimanakah cara kita menghitung daun tersebut?
Untuk memudahkan kita akan membimbing siswa membuat persegi
satuan, tetapi bagaimana siswa menentukan luas tersebut?
Untuk memudahkan memahami konsep luas, permasalahan yang
diberikan kepada siswa dapat menggunakan bangun yang beraturan.
Perhatikan gambar berikut ini:

Untuk menentukan luas dua bangun tersebut, kita dapat membimbing


siswa dengan bantuan persegi satuan seperti di bawah ini

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 19


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun
datar tersebut.

1. Luas Persegi panjang


Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi
panjang tersebut.

Rumus luas persegi panjang adalah:


L = panjang  lebar
Untuk membantu siswa menemukan rumus tersebut, salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai berikut:

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 20


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

2. Luas Persegi
Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi
tersebut.
Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut
sisi, maka rumus luas persegi adalah:
L = sisi  sisi
Untuk membantu siswa menemukan rumus tersebut, salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai berikut:

Contoh:
Tentukan luas persegi jika panjang sisi persegi tersebut adalah (a + b)!
Jawab:
Untuk menentukan luas persegi tersebut, perhatikan gambar berikut ini:
a b Luas = Luas I + Luas II + Luas III + Luas IV
a I II (a+b)(a+b) = a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2

b III IV

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 21


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

3. Luas Segitiga

(1) (2)
Perhatikan ketiga bangun tersebut, segitiga (1) dan segitiga (2), dapat
diperleh dari setengah persegi panjang. Sehingga luas segitiga adalah
setengah dari luas persegi panjang.
1
LABD = 𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷
2
1
= 𝐴𝐵 𝑋 𝐴𝐷
2
1
= x alas x tinggi
2

Untuk menentukan luas segitiga tersebut, dapat ditentukan dengan:


LABC = LABD + L CBD
1 1
= (𝐴𝐷)(𝐵𝐷) + (𝐶𝐷)(𝐵𝐷)
2 2
1
= (𝐴𝐷 + 𝐶𝐷)(𝐵𝐷 )
2
1
= x alas x tinggi
2

Untuk menentukan luas segitiga tersebut, dapat ditentukan dengan:


LABC = LLCB - L LAB

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 22


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

1 1
= (𝐿𝐶 )(𝐿𝐵) − (𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2 2
1
= (𝐿𝐶 − 𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2
1
= x alas x tinggi
2

Menentukan luas segitiga juga dapat dilakukan dengan langkah berikut


ini:

1
Luas segitiga = × alas × tinggi
2
1
= ×a×t
2
Coba buktikan untuk rumus luas segitiga sama sisi!

4. Luas Jajargenjang

Perhatikan dua bangun jajargenjang tersebut. Untuk menetukan luas


jajargenjang
Dalam menentukan luas jajargenjang dapat menggunakan konsep luas
segitiga.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 23


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Ljajargenjang = 2  L

= 2  12  a  t
= at
Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas jajargenjang
juga dapat ditentukan sebagai:
Ljajargenjang = a × t.
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka
berlaku:
L=a×t

5. Luas Belah Ketupat


Karena belah ketupat merupakan jajargenjang, maka tentu saja luas belah
ketupat pun memiliki rumus yang sama dengan rumus luas jajargenjang,
yaitu menggunakan konsep luas segitiga:

LABCD = LACD + LABC


LABCD = 12  AC  DP + 12  AC  BP
LABCD = 12  AC  ( DP + BP )
LABCD = 12  AC  BD
1
LABCD =  diagonal1  diagonal 2
2

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 24


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

6. Luas layang-layang
Luas layang-layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:
A
B P D LABCD = LACD + LABC
LABCD = 12  AC  DP + 12  AC  BP
LABCD = 12  AC  ( DP + BP )
LABCD = 12  AC  BD
1
LABCD =  diagonal1  diagonal 2
2

C
7. Luas Trapesium
Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga
membagi daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Trapesium ABCD
terbagi manjadi dua bagian yaitu  ABD dan  BCD.
A a D

B b C
L trapesium ABCD = LABD + LBCD

= 12  a  t + 12  b  t
= 12  (a + b)  t
1
=  jumlah sisi sejajar  tinggi
2
Pembuktian rumus luas di atas dicontohkan untuk trapesium siku-siku, sekarang
coba buktikan rumus luas trapesium sembarang?apakah sama?

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 25


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

8. Luas Lingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
Misalkan, diketahui sebuah lingkaran yang dibagi menjadi 12 buah juring
yang sama bentuk dan ukurannya. Kemudian, salah satu juringnya dibagi
dua lagi sama besar. Potongan-potongan tersebut disusun sedemikian
sehingga membentuk persegipanjang.

Susunan potongan-potongan juring tersebut menyerupai persegipanjang


dengan ukuran panjang mendekati setengah keliling lingkaran dan lebar
sebesar jari-jari, sehingga luas bangun tersebut adalah
Luas lingkaran = Luas persegi panjang =pxl
1
= 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑟
2
1
= 𝑥2𝜋𝑟 𝑥 𝑟
2

= 𝜋𝑟 2
Jadi, luas daerah lingkaran tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
Luas Lingkaran = 𝜋𝑟 2

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 26


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB V BANGUN RUANG

Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan yang
dimaksud pada definisi tersebut adalah bidang atau sisi. Perpotongan dari dua
buah sisi adalah rusuk. Perpotongan tiga buah rusuk atau lebih adalah titik sudut.

Diagonal sisi atau diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang berhadapan pada sebuah sisi. Diagonal ruang adalah garis
yang menghubungkan dua buah titik sudut yang saling berhadapan pada sebuah
ruang.
Pada bangun ruang sisi datar, terdapat hubungan antara banyaknya sisi,
banyaknya titik sudut dan banyaknya rusuk. Hubungan tersebut dinamakan
Kaidah EULER. Kaidah Euler menyatakan bahwa
“ banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik sudut adalah sama
dengan banyaknya rusuk ditambah dengan 2 (S + T = R + 2)”

Untuk lebih jelasnya buatlah sebuah tabel untuk membuktikan kaidah euler!

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 27


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

A. PRISMA

Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran
genjang yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian
hingga membentuk permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat,
segilima, dan lain-lain.

Bidang banyak yang keenam sisinya persegi yang kongruen disebut


kubus.Jika bidang banyak tersebut memili tiga pasang sisi yang kongruen maka
disebut balok. Dan jika dua polygon tersebut berbentuk menyerupai lingkaran
akan disebut tabung (silinder).

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 28


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

B. Limas
Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang
disebut alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-
segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon.

Alas-alas dari suatu limas dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain
lain. Dan jika alas limas itu menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 29


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB VI
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG

A. Luas Permukaan
Perhatikan gambar-gambar berikut ini:

Gambar tersebut merupakan prisma (balok) dan jaring-jaringnya. Untuk


menentukan luas permukaan sebuah bangun ruang, kita perlu menghitung jumlah
masing-masing luas sisi yang membatasinya.
Luas permukaan adalah jumlah seluruh luas sisi yang membatasi sebuah bangu
ruang.
Sehingga luas permukaan balok tersebut di atas
= 2 x (8 x 5) + 2 x (5 x 3) + 2 (8 x 3)
= 2 x (p x l) + 2 x (l x t) + 2 x (p x t)
= 2 x (pl + lt + pt)
Jadi, Luas permukaan Balok = 2 x (pl + lt + pt)

Perhatikan gambar kubus berikut ini:


Kubus merupakan sebuah balok yang panjang seluruh rusuknya sama.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 30


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Untuk menetukan luas permukaan kubus, ingat kembali rumus luas permukaan
balok yaitu: 2 x (pl + lt + pt), karena pada kubus p = l = t = rusuk (s), maka:
Luas permukaan kubus = 2 x (pl + lt + pt)
= 2 (s2 + s2 + s2)
= 6 s2
Jadi luas permukaan kubus = 6 s2

Untuk menentukan rumus luas prisma perhatikan kembali rumus luas balok:
luas permukaan balok = 2 x (p x l) + 2 x (l x t) + 2 x (p x t)

Luas alas Luas sisi tegak

Atau dapat disimpulkan:


Luas permukaan prisma = 2 (luas alas) + (jumlah luas sisi tegak)
Dimana luas sisi tegak = keliling alas x tinggi
(perhatikan gambar jaring jaring balok di atas)

Perhatikan gambar tabung dan jaring-jaringnya berikut ini!

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 31


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Luas permukaan tabung = 2(luas alas) + (luas selimut tabung)


= 2(luas alas) + (kel alas x tinggi)
= 2𝜋𝑟 2 + (2𝜋rt)
Jadi, Luas permukaan Tabung = 2𝝅𝒓𝟐 + (𝟐𝝅𝐫𝐭)

Perhatikan gambar limas dan jaring-jaringnya berikut ini:

Seperti halnya pada prisma, luas permukaan limas adalah luas seluruh permukaan
(sisi) sebuah limas.
Luas permukaan limas ABCD
= Luas ABCD + (Luas ABE + Luas BCE + Luas CDE + Luas ADE)
= Luas alas + jumlah luas sisi tegak

Jadi Luas Permukaan Limas = Luas Alas + Jumlah Luas Sisi Tegak

Perhatikan gambar kerucut dan jarig-jaringnya berikut ini:

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 32


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Jaring-jaring kerucut berbentuk lingkaran (sebagai alas kerucut) dan juring


dari lingkaran yang lain (sebagai selimut kerucut). Untuk menentukan luas selimut
sebuah kerucut perhatikan gambar berikut ini:

Perhatikan juring lingkaran sebagai selimut kerucut, diperoleh


perbandingan (antara juring dan lingkaran besar) sebagai berikut:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟
=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 2𝜋𝑟
=
𝜋𝑠 2 2𝜋𝑠
2𝜋𝑟 2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 𝜋𝑠
2𝜋𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 = 𝜋𝑟𝑠
Sehingga luas permukaan kerucut = luas lingkaran + luas selimut
= 𝜋𝑟 2 + 𝜋𝑟𝑠
= 𝜋𝑟(𝑟 + 𝑠)
Luas permukaan kerucut = 𝝅𝒓(𝒓 + 𝒔)

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 33


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

B. VOLUME
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun ruang berongga. Untuk
menemukan volume bangun ruang kubus dan balok, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:

Hubungan (panjang
Panjang Banyak Kotak
Bentuk Bangun rusuk dan banyak
rusuk Satuan
kotak)
2 8 2x2x2=8

3 x 3 x 3 = 27
3 27

4 64 4 x 4 x 4 = 64

S sxsxs

S
s

Sehingga dapat disimpulkan volume kubus = s x s x s,


dimana s = panjang rusuk kubus.

Untuk menentukan volume balok, perhatikan tabel berikut :

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 34


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Bentuk Bangun Panjang Lebar Tinggi (t) Banyak Hubungan p, l,


(p) (l) kubus t, dan kubus
satuan satuan
6 4 1 24 6 x 4 x 1 = 24

3 2 3 18 3 x 2 x 3 = 18

4 x 2 x 3 = 24
4 2 3 24

P l t Pxlxt
t

p l

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan volume balok
adalah V= panjang x lebar x tinggi

Untuk menentukan volume prisma, perhatikan gambar berikut ini:

Perhatikan volume prisma tegak segitiga tersebut. Prisma segitiga tersebut


diperoleh dari membelah sebuah balok dan membaginya pada salah satu bidang
diagonalnya, sehingga
1
Volume prisma tegak segitiga = 𝑉olume balok
2
1
= (𝑝𝑙)𝑡
2

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 35


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

1
= ( 𝑝𝑙)𝑡
2

= luas alas x tinggi


Jadi, dapat disimpulkan VOLUME PRISMA = LUAS ALAS X TINGGI

Setelah kita menemukan volume prisma, maka kita akan dapat menentukan
rumus volume tabung.

Karena Volume prisma = luas alas x tinggi, dimana alas tabung berbentuk
lingkaran, maka:
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 𝜋𝑟 2 𝑡
Jadi, volume tabung = 𝝅𝒓𝟐 𝒕

Perhatikan gambar prisma berikut ini!

Jika dicermati pada prisma ABCD.EFGH (semua sisi prisma kongruen) tersebut
terdapat 6 limas segiempat yang kongruen (limas T. ABCD, T.BCGH, T.DCGH,

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 36


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

T.ADHE, T.ABFE, T .EFGH) dengan alas limas kongruen dengan alas prisma dan
1
tinggi limas = tinggi prisma atau tinggi prisma = 2 tinggi limas.
2

Sehingga,
Volume prisma = 6 x volume limas
1
Volume limas = volume prisma
6
1
= luas alas x tinggi prisma
6
1
= luas alas x 2 x tinggi limas
6
1
= luas alas x tinggi
3
𝟏
Jadi, Volume limas = luas alas x tinggi
𝟑

Perhatikan gambar tabung dan kerucut berikut ini:

Untuk menentukan volume kerucut, siswa sapat melakukan praktik melalui


kegiatan berikut ini:
Siapkan sebuah tabung dan kerucut yang memiliki alas dan tinggi yang sama. Siswa
diminta untuk menakar jagung, beras, ataupun pasir. Dari hasil tersebut diperoleh
hasil bahwa untuk memenui tabung tersebut dibutuhkan 3 kerucut yang memiliki
alas dan tinggi yang sama. Sehingga siswa dapat menyimpulkan:
𝟏
VOLUME LIMAS = 𝑳𝑼𝑨𝑺 𝑨𝑳𝑨𝑺 𝑿 𝑻𝑰𝑵𝑮𝑮𝑰
𝟑
𝟏
= 𝝅𝒓𝟐 𝒕
𝟑

Permasalahan dalam kajian volume tidak hanya sekedar menghitung berapa


volume dari sebuah bangun ruang tetapi juga berhubungan juga dengan Debit.

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 37


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

Debit merupakan ukuran untuk mengukur volume zat cair yang mengalir
untuk setiap satuan waktu. Satuan yang biasa digunakan adalah volume persatuan
waktu (m3/detik, m3/jam, liter/menit, liter/detik ataupun liter/jam).
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh:
1. Sebuah drum dengan jari-jari 60cm dan tinggi 1m ingin diisi dengan air hingga
penuh. Jika waktu yang dibutuhkan untuk mengisi drum tersebut adalah
125menit, berapakah debit airnya?
Sebelum menentukan debit, sebelumnya tentukan lah dahulu volume drum.
Volume drum = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14 x 0,6m x 1m
= 1,884 m3
= 1884 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
1884 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
125 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 = 15,072𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2. Sebuah kolam renang memiliki kedalaman di tempat yang dangkal adalah 1m


dan kedalaman kolam di tempat yang paling dalam adalah 2,5m. Jarak antara
dinding kolam bagian dangkal dan dalam adalah 10 m, dan jarak antara
dinding yang kongruen adalah 3 m. Pada pukul 07.25 kolam tersebut diisi air
dengan menggunakan pompa dengan debit 125 liter per menit, dan pada
pukul 09.00 pompa tersebut sempat mati selama 45 menit. Pada pukul berapa
kolam renang tersebut penuh terrisi air?
Berdasarkan permasalahan tersebut, kolam renang tersebut berbentuk
prisma dengan alas trapesium (mengapa?coba gambarkan!)
Volume prisma = luas alas x tinggi
= ((1 + 2,5)/2 x 10) x 3

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 38


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

= 52,5 m3
= 52.500 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Waktu =
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
52.500
=
125

= 420 menit
Mulai diisi pukul 07.25 dan pada pukul 09.00 terhenti selama 45 menit jadi
akan penuh pada pukul 15.05 (mengapa?)

Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI 39


Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

TAUTAN SUMBER PENUNJANG PEMBELAJARAN

Berikut adalah beberapa tautan sumber pembelajaran penunjang yang dapat dipelajari guna
menambah pemahaman:

a. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_MATEMATIKA_II/PEND.MAT_II-
BBM_3_%28PEMB.BANGUN-BANGUN_DATAR_I.pdf
b. http://repository.ut.ac.id/4721/2/PEMA4216-M1.pdf
c. http://repository.ut.ac.id/4046/2/PDGK4206-M1.pdf

40
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2: GEOMETRI

BAB I DASAR – DASAR GEOMETRI


1. Pada geometri, terdapat beberapa istilah, yaitu: 1)unsur yang tidak didefinisikan, 2)
unsur yang didefinisikan, 3) aksioma/postulat, 4) teorema/dalil/postulat.
2. Unsur yang tidak didefinisikan merupakan konsep yang mudah dipahami dan sulit
yang dibuatkan definisinya, contoh titik, garis.
3. Unsur yang didefinisikan merupakan konsep yang dikembangkan dari unsur yang tidak
dapat didefinisikan dan merupakan konsep yang memiliki batasan, contoh sinar garis,
ruas garis, segitiga.
4. Aksioma/postulat merupakan konsep yang disepakati benar tanpa harus dibuktikan
kebenarannya, contoh postulat garis sejajar.
5. Teorema/dalil/rumus adalah konsep yang harus dibuktikan kebenarannya melalui
serangkaian pembuktian deduktif, contoh Teorema Phytagoras.
6. Titik merupakan salah satu unsur yang tidak dapat didefinisikan. Titik merupakan
konsep abstrak yang tidak berwujud atau tidak berbentuk, tidak mempunyai ukuran
dan berat. Titik disimbolkan dengan noktah.
7. Sinar garis merupakan bagian dari garis yang memanjang ke satu arah dengan panjang
tidak terhingga.
8. Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua buah titik di ujung dan
pangkalnya.
9. Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak mempunyai
titik sekutu (titik potong).
10. Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar dengan
g.
11. Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk unsur yang
tidak didefinisikan.
12. Ruang diartikan sebagai unsur geometri dalam konteks tiga dimensi.
13. Sudut merupakan gabungan dari sinar garis yang berhimpit di titik pangkalnya.

41
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB II SEGI BANYAK


1. Kurva adalah bangun geometri yang merupakan kumpulan semua titik yang digambar.
2. Terdapat dua jenis kurva, yaitu kurva tertutup dan kurva tidak tertutup.
3. Segitiga adalah poligon yang memiliki tiga sisi.
4. Segi tiga merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh tiga buah ruas garis yang
melalui tiga buah titik tidak kolinier (Segaris) yang berpotongan di tiga titik sudut.
5. Alas dan tinggi segitiga selau tegak lurus
6. Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
7. Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama panjang,
8. Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
9. Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
10. Segitiga Siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
11. Segitiga Tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.
12. Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi.
13. Trapesium adalah segiempat yang tepat memiliki sepasang sisi sejajar.
14. Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama ajar, serta
sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
15. Belah ketupat didefinisikan sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar,
keempat sisinya sama panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
16. Persegi panjang adalah jajar genjang yang besar keempat sudutnya 900.
17. Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.
18. Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai sisi yang berdekatan sama panjang
dan kedua diagonalnya saling tegak lurus.
19. Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik (pusat
lingkaran).

42
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB III KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN


1. Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika mempunyai syarat:
a. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandinagn yang sama.
b. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
2. Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah
satu syarat sebagai berikut:
a. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama (sisi – sisi – sisi)
b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar (sudut – sudut – sudut)
c. Dua sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama dan sudut
bersesuaian yang diapit sama besar (sisi – sudut – sisi)
3. Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun tersebut memiliki bentuk dan
ukuran yang sama serta sudut yang bersesuaian sama besar (sama dan sebangun).
4. Dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu syarat sebagai
berikut:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi – sisi – sisi)
b. Dua sisi yang bersesuaian yang sama panjang dan sudut yang diapit sama besar
(sisi – sudut – sisi)
c. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian sama
panjang.

43
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

BAB IV KELILING DAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR

1. Keliling adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membatasi suatu bangun.
2. Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar
tersebut.

BAB V BANGUN RUANG


1. Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang
terdapat pada seluruh permukaan bangun.
2. Permukaan bangun ruang berbentuk bangun datar biasa disebut dengna bidang atau
sisi.
3. Perpotongan dari dua buah sisi adalah rusuk.
4. Perpotongan tiga buah rusuk atau lebih adalah titik sudut.
5. Diagonal sisi atau diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua buah titik
sudut yang berhadapan pada sebuah sisi.
6. Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua buah titik sudut yang saling
berhadapan pada sebuah ruang.
7. Kaidah Euler menyatakan bahwa banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik
sudut adalah sama dengan banyaknya rusuk ditambah dengan 2 (S + T = R + 2)

BAB VI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG


1. Luas permukaan adalah jumlah seluruh sisi-sisi yang membatasi bangun ruang
tersebut.
2. Volume adalah isi yang emmenuhi bangun ruang berongga.
3. Debit merupakan ukuran untuk mengukur volume za cair yang mengalir untuk setiap
satuan waktu.

44
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Bennet, A., Burton, L., Nelson, L. (2011). Mathematics for Elementary Teachers. USA: Mc
Graw Hill

Musser, G., Burger, W., Peterson, B. (2011). Mathematics for Elementary Teachers: A
Contemporary Approach. USA: John Willey & Sons

Prabawanto, S, Tiurlina, Nuraeni, E. ( 2008). Pendidikan Matematika II. Bandung: UPI Press

Russeffendi. (2006). Pengantar kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam


pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sobel, Max., Maletsky, Evan . (1999). Teaching Mathematics: A Sourcebook of Aids,


Activities, And Strategies. Needham Heights: Viacom Company

Thomas, David. (2001). Modern Geometry. Pasific Grove: Brooks/Cole

Walle, John. (2007). Elementary and Middle School Mathematics. Pearson Prentice Hall

Windayana, H., Haki, O., Supriadi. (2008). Geometri dan Pengukuran. Bnadung: UPI Press

49
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI

Вам также может понравиться