Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………… 1
BAB I DASAR-DASAR GEOMETRI ……………………………………………………………. 2
i
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
Capaian Pembelajaran:
1. Menguasai materi pelajaran Matematika secara luas dan mendalam meliputi
menganalisis kompetensi (capaian pembelajaran) sebagai dasar pemilihan materi dan
menerapkan serta mengevaluasi materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks).
2. Menguasai teori, aplikasi, pendekatan, teknik, atau metode keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan dengan pembelajaran matematika.
ii
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
PENDAHULUAN
BAB I
DASAR-DASAR GEOMETRI
m
A
Sinar garis merupakan bagian dari garis yang memanjang ke satu arah
dengan panjang tidak terhingga.
B
A
Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua buah titik di
ujung dan pangkalnya.
A B
Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak
mempunyai titik sekutu (titik potong).
g
k
h
m
(a) (b)
Aksioma Kesejajaran
Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang
sejajar dengan g.
h
C. Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk
unsur yang tidak didefinisikan.
D C
A B
D. Ruang
Ruang diartikan sebagai unsur geometri dalam konteks tiga dimensi.
E. Sudut
Sudut terbentuk oleh dua sinar garis yang berhimpit di titik pangkalnya.
Ukuran sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur besar
sudut, dapat menggunakan busur derajat.
A C
O B P D
(a) (b)
Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya dan
mempunyai besar sudut 900.
AOC COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB sudut
siku-siku.
BOC = AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan
BOC dan AOD , keduanya bertolak belakang.
A. Kurva
Kurva adalah bangun geometri yang merupakan kumpulan semua titik yang
digambar.
Terdapat dua jenis kurva, yaitu kurva tertutup dan kurva tidak tertutup. Kurva
tertutup dibagi menjadi kurva tertutup sederhana dan kurva tertutup tidak
sederhana. Salah satu contoh kurva tertutup sederhana yang dibentuk dari
beberapa segmen garis adalah segi banyak.
Beberapa contoh segi banyak antara lain, segi tiga dan segi empat (yang akan
dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
B. Segitiga
Segitiga adalah poligon (segi banyak) yang memiliki tiga sisi. Segi tiga
merupakan bangun geometri yang dibentuk oleh tiga buah ruas garis yang
berpotongan di tiga titik sudut.
A1
A2 A3
Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari segitiga tersebut. Tinggi segitiga
tegak lurus dengan alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan alas.
Segitiga dapat dikelompokkan menurut panjang sisi dan salah satu besar sudutnya.
Berikut ini pengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi nya
1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.
Segitiga sembarang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Panjang ketiga sisinya berlainan.
b. Besar ketiga sudutnya tidak sama.
c. Tidak memiliki simetri lipat
d. Tidak mempunyai simetri putar
2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
panjang,
Segitiga sama kaki memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dua buah sisinya sama panjang (panjang AB = panjang AC).
b. Mempunyai dua buah sudut sama besar (sudut B = sudut C).
c. Memiliki satu simetri lipat.
d. Tidak Memiliki simetri putar
3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.
Segitiga sama sisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ketiga sisinya sama panjang (panjang AB = panjang BC = panjang AC).
b. Sudut-sudutnya sama besar, yaitu masing-masing 60° (sudut A = sudut B =
sudut C).
c. Memiliki tiga simetri lipat.
d. Memiliki tiga simetri putar.
Besar seluruh sudut pada segitiga adalah 1800. Pembuktian besar seluruh sudut
pada suatu segitiga 1800, dapat dilakukan seperti gambar derikut ini:
Dalil Pythagoras:
b a
L
c B
Gambar tersebut adalah segitiga siku-siku ABC. Sisi AB dan AC adalah sisi siku-siku,
sedangkan sisi BC disebut hipotenusa atau sisi miring
C. Segi Empat
Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi. Segi empat dapat
dibentuk dari empat buah garis dan empat buah titik dengan tiga titik tidak
kolinier. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai macam-macam segi empat
dan karakteristiknya, perhatian diagram berikut ini:
1. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi sejajar.
Trapesium dapat dikelompokkan menjadi:
(1) trapesium sembarang, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dengan panjang tidak sama serta besar sudutnya tidak ada yang
900.
(2) trapesium sama kaki, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang
sisi sejajar dan sepasang sisi yang lain sama panjang.
(3) trapesium siku-siku, adalah trapesium yang tepat memiliki sepasang sisi
sejajar dengan dua sudut yang besarnya 900.
2. Jajar Genjang
Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar, serta
sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat dibentuk dari
gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran
dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.
Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun jajargenjang tetapi besar salah
satu sudutnya adalah 900, apakah bangun tersebut adalah sebuah
jajargenjang?coba analisislah!
3. Belah Ketupat
Belah ketupat merupakan segiempat yang khusus. Belah ketupat didefinisikan
sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar, keempat sisinya sama
panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Belah ketupat juga
merupakan jajargenjang yang semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu,
semua sifat yang berlaku pada jajargenjang berlaku pula pada belah ketupat.
Keistimewaan belah ketupat adalah dapat dibentuk dari gabungan segitiga
sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
Nah, bagaimana jika terdapat sebuah bangun belah ketupat tetapi besar
salah satu sudutnya adalah 900, apakah bangun tersebut adalah sebuah
belahketupat?coba analisislah!
4. Persegi panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang besar keempat sudutnya 900.
Persegi panjang adalah segiempat yang kedua pasang sisinya sejajar dan
keempat sudutnya 900.
Beberapa sifat persegi panjang:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
b. Setiap sudutnya sama besar, yaitu 900
c. Diagonal-diagonalnya sama panjang
d. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama
panjang.
5. Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.
Beberapa sifat persegi adalah:
a. Sisi-sisinya sama panjang
b. Diagonalnya sama panjang
c. Diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.
d. Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya.
e. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.
f. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.
6. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai sisi yang berdekatan
sama panjang dan kedua diagonalnya saling tegak lurus. Layang-layang juga
merupakan segiempat yang terdiri dari dua segitiga sama kaki yang alasnya
sama panjang dan saling berimpit.
A
B D
8. Lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah
titik (pusat lingkaran).
BAB III
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN
A. Kesebangunan
Perhatikan gambar tersebut. Dua persegi panjang tersebut merupakan conroh dua
persegi panjang yang sebangun. Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika
mempunyai syarat:
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama (sisi – sisi – sisi)
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar (sudut – sudut – sudut)
3. Dua sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama dan sudut
bersesuaian yang diapit sama besar (sisi – sudut – sisi)
Berdasarkan uraian tersebut, coba identifikasi pada bangun datar di bawah ini
ada berapakah segitiga yang sebangun?
B. Kekongruenan
BAB IV
KELILING DAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR
A. Keliling
B. Luas Daerah
Jika kita memiliki sebuah daun dan ingin menghitung berapa luas daun
tersebut, bagaimanakah cara kita menghitung daun tersebut?
Untuk memudahkan kita akan membimbing siswa membuat persegi
satuan, tetapi bagaimana siswa menentukan luas tersebut?
Untuk memudahkan memahami konsep luas, permasalahan yang
diberikan kepada siswa dapat menggunakan bangun yang beraturan.
Perhatikan gambar berikut ini:
Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun
datar tersebut.
2. Luas Persegi
Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi
tersebut.
Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut
sisi, maka rumus luas persegi adalah:
L = sisi sisi
Untuk membantu siswa menemukan rumus tersebut, salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai berikut:
Contoh:
Tentukan luas persegi jika panjang sisi persegi tersebut adalah (a + b)!
Jawab:
Untuk menentukan luas persegi tersebut, perhatikan gambar berikut ini:
a b Luas = Luas I + Luas II + Luas III + Luas IV
a I II (a+b)(a+b) = a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2
b III IV
3. Luas Segitiga
(1) (2)
Perhatikan ketiga bangun tersebut, segitiga (1) dan segitiga (2), dapat
diperleh dari setengah persegi panjang. Sehingga luas segitiga adalah
setengah dari luas persegi panjang.
1
LABD = 𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷
2
1
= 𝐴𝐵 𝑋 𝐴𝐷
2
1
= x alas x tinggi
2
1 1
= (𝐿𝐶 )(𝐿𝐵) − (𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2 2
1
= (𝐿𝐶 − 𝐿𝐴)(𝐿𝐵)
2
1
= x alas x tinggi
2
1
Luas segitiga = × alas × tinggi
2
1
= ×a×t
2
Coba buktikan untuk rumus luas segitiga sama sisi!
4. Luas Jajargenjang
Ljajargenjang = 2 L
= 2 12 a t
= at
Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas jajargenjang
juga dapat ditentukan sebagai:
Ljajargenjang = a × t.
Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka
berlaku:
L=a×t
6. Luas layang-layang
Luas layang-layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:
A
B P D LABCD = LACD + LABC
LABCD = 12 AC DP + 12 AC BP
LABCD = 12 AC ( DP + BP )
LABCD = 12 AC BD
1
LABCD = diagonal1 diagonal 2
2
C
7. Luas Trapesium
Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga
membagi daerah trapesium menjadi dua buah segitiga. Trapesium ABCD
terbagi manjadi dua bagian yaitu ABD dan BCD.
A a D
B b C
L trapesium ABCD = LABD + LBCD
= 12 a t + 12 b t
= 12 (a + b) t
1
= jumlah sisi sejajar tinggi
2
Pembuktian rumus luas di atas dicontohkan untuk trapesium siku-siku, sekarang
coba buktikan rumus luas trapesium sembarang?apakah sama?
8. Luas Lingkaran
Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
Misalkan, diketahui sebuah lingkaran yang dibagi menjadi 12 buah juring
yang sama bentuk dan ukurannya. Kemudian, salah satu juringnya dibagi
dua lagi sama besar. Potongan-potongan tersebut disusun sedemikian
sehingga membentuk persegipanjang.
= 𝜋𝑟 2
Jadi, luas daerah lingkaran tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
Luas Lingkaran = 𝜋𝑟 2
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan yang
dimaksud pada definisi tersebut adalah bidang atau sisi. Perpotongan dari dua
buah sisi adalah rusuk. Perpotongan tiga buah rusuk atau lebih adalah titik sudut.
Diagonal sisi atau diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang berhadapan pada sebuah sisi. Diagonal ruang adalah garis
yang menghubungkan dua buah titik sudut yang saling berhadapan pada sebuah
ruang.
Pada bangun ruang sisi datar, terdapat hubungan antara banyaknya sisi,
banyaknya titik sudut dan banyaknya rusuk. Hubungan tersebut dinamakan
Kaidah EULER. Kaidah Euler menyatakan bahwa
“ banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik sudut adalah sama
dengan banyaknya rusuk ditambah dengan 2 (S + T = R + 2)”
Untuk lebih jelasnya buatlah sebuah tabel untuk membuktikan kaidah euler!
A. PRISMA
Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran
genjang yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian
hingga membentuk permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat,
segilima, dan lain-lain.
B. Limas
Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang
disebut alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-
segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon.
Alas-alas dari suatu limas dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain
lain. Dan jika alas limas itu menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.
BAB VI
LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG
A. Luas Permukaan
Perhatikan gambar-gambar berikut ini:
Untuk menetukan luas permukaan kubus, ingat kembali rumus luas permukaan
balok yaitu: 2 x (pl + lt + pt), karena pada kubus p = l = t = rusuk (s), maka:
Luas permukaan kubus = 2 x (pl + lt + pt)
= 2 (s2 + s2 + s2)
= 6 s2
Jadi luas permukaan kubus = 6 s2
Untuk menentukan rumus luas prisma perhatikan kembali rumus luas balok:
luas permukaan balok = 2 x (p x l) + 2 x (l x t) + 2 x (p x t)
Seperti halnya pada prisma, luas permukaan limas adalah luas seluruh permukaan
(sisi) sebuah limas.
Luas permukaan limas ABCD
= Luas ABCD + (Luas ABE + Luas BCE + Luas CDE + Luas ADE)
= Luas alas + jumlah luas sisi tegak
Jadi Luas Permukaan Limas = Luas Alas + Jumlah Luas Sisi Tegak
B. VOLUME
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun ruang berongga. Untuk
menemukan volume bangun ruang kubus dan balok, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
Hubungan (panjang
Panjang Banyak Kotak
Bentuk Bangun rusuk dan banyak
rusuk Satuan
kotak)
2 8 2x2x2=8
3 x 3 x 3 = 27
3 27
4 64 4 x 4 x 4 = 64
S sxsxs
S
s
3 2 3 18 3 x 2 x 3 = 18
4 x 2 x 3 = 24
4 2 3 24
P l t Pxlxt
t
p l
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan volume balok
adalah V= panjang x lebar x tinggi
1
= ( 𝑝𝑙)𝑡
2
Setelah kita menemukan volume prisma, maka kita akan dapat menentukan
rumus volume tabung.
Karena Volume prisma = luas alas x tinggi, dimana alas tabung berbentuk
lingkaran, maka:
Volume prisma = luas alas x tinggi
= 𝜋𝑟 2 𝑡
Jadi, volume tabung = 𝝅𝒓𝟐 𝒕
Jika dicermati pada prisma ABCD.EFGH (semua sisi prisma kongruen) tersebut
terdapat 6 limas segiempat yang kongruen (limas T. ABCD, T.BCGH, T.DCGH,
T.ADHE, T.ABFE, T .EFGH) dengan alas limas kongruen dengan alas prisma dan
1
tinggi limas = tinggi prisma atau tinggi prisma = 2 tinggi limas.
2
Sehingga,
Volume prisma = 6 x volume limas
1
Volume limas = volume prisma
6
1
= luas alas x tinggi prisma
6
1
= luas alas x 2 x tinggi limas
6
1
= luas alas x tinggi
3
𝟏
Jadi, Volume limas = luas alas x tinggi
𝟑
Debit merupakan ukuran untuk mengukur volume zat cair yang mengalir
untuk setiap satuan waktu. Satuan yang biasa digunakan adalah volume persatuan
waktu (m3/detik, m3/jam, liter/menit, liter/detik ataupun liter/jam).
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh:
1. Sebuah drum dengan jari-jari 60cm dan tinggi 1m ingin diisi dengan air hingga
penuh. Jika waktu yang dibutuhkan untuk mengisi drum tersebut adalah
125menit, berapakah debit airnya?
Sebelum menentukan debit, sebelumnya tentukan lah dahulu volume drum.
Volume drum = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 3,14 x 0,6m x 1m
= 1,884 m3
= 1884 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
1884 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 =
125 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 = 15,072𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 52,5 m3
= 52.500 liter
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Waktu =
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
52.500
=
125
= 420 menit
Mulai diisi pukul 07.25 dan pada pukul 09.00 terhenti selama 45 menit jadi
akan penuh pada pukul 15.05 (mengapa?)
Berikut adalah beberapa tautan sumber pembelajaran penunjang yang dapat dipelajari guna
menambah pemahaman:
a. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_MATEMATIKA_II/PEND.MAT_II-
BBM_3_%28PEMB.BANGUN-BANGUN_DATAR_I.pdf
b. http://repository.ut.ac.id/4721/2/PEMA4216-M1.pdf
c. http://repository.ut.ac.id/4046/2/PDGK4206-M1.pdf
40
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
41
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
42
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
43
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
1. Keliling adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membatasi suatu bangun.
2. Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar
tersebut.
44
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI
Modul 3 – Kegiatan Pembelajaran 2 Matematika: GEOMETRI
DAFTAR PUSTAKA
Bennet, A., Burton, L., Nelson, L. (2011). Mathematics for Elementary Teachers. USA: Mc
Graw Hill
Musser, G., Burger, W., Peterson, B. (2011). Mathematics for Elementary Teachers: A
Contemporary Approach. USA: John Willey & Sons
Prabawanto, S, Tiurlina, Nuraeni, E. ( 2008). Pendidikan Matematika II. Bandung: UPI Press
Walle, John. (2007). Elementary and Middle School Mathematics. Pearson Prentice Hall
Windayana, H., Haki, O., Supriadi. (2008). Geometri dan Pengukuran. Bnadung: UPI Press
49
Pendidikan Profesi Guru 2018 – KEMENRISTEK DIKTI